I.
TUJUAN PERCOBAAN
a. Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda
(double pipe HE)
b. Untuk mengetahui karasteristik alat pengukur panas dengan menghitung:
LMTD pada aliran searah ataupun aliran berlawanan arah
Koefisien perpindahan panas keseluruhan
II.
III.
DASAR TEORI
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan
massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai
fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak,
baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya
bercampur langsung (direct contact).
A. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
1.
2.
3.
4.
dQ U T t a" dL
(1)
dQ WCdT wcdt
(2)
3. Cross flow Heat exchanger
Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain.
Biasa dipakai untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya
sistem kondensor uap (tube and shell heat exchanger), di mana uap
memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam tube dan menyerap
panas dari uap sehingga uap menjadi cair.
benda
yang
panas
bergetar
lebih
cepat
gelombang
elektromagnetik
dimana
tenaga
2. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchange )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelatpelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara
terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida
yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya
karena ada sekat.
pindah ke sisi lain dari penukar panas akan dirilis. Dua contoh ini
adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan benang
halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas
cairan.
4. Pillow plate heat exchanger
Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam
industri susu untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung
ekspansi tank massal stainless steel. Pelat bantal memungkinkan
untuk pendinginan di hampir daerah seluruh permukaan tangki,
tanpa sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar tangki.
Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot
dilas ke permukaan selembar tebal dari logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan
pola
serpentin
garis
las. Setelah
pengelasan ruang
tertutup
heat
exchanger". Ini
terutama
digunakan
untuk
uap
distilasi
kembali
ke
dalam
7. Penukar panas cangkang dan buluh (shell and tube heat exchanger)
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel
pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam
sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam
bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada
arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa
tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat
penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini
bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah
waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja
pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus
diatur.
Susunan pipa dalam shell dapat berbentuk in-line (a) dan staggered
(b)
Q
A. Tm
Tm = FT . Tlm
Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
= (M.Cp.T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin
Efisiensi kalor yang dipertukarkan :
( M .Cp . T ) 2
=
x 100
( M .Cp . T ) 1
Q
A
U
Tlm
T lm =
T 1 T 2
T1
ln
T2
T2 = Thi Tci
Harga FT dapat diperoleh dari kurva dibawah :
Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris
Untuk pipa sepanjang L
U=
1
1
X
1
+
+
hi. Ai K . Ar hoAo
U=
1
ro
ln ( )
1
ri
1
+
+
hi.2 . ri . L K .2 . L ho .2 . ro . L
Harga (ri,ro) dan L dapat diukur dari alat, harga K bahan SS204 dapat diperoleh dari buku referensi dan hi dan ho dihitung
dari persamaan empiris.
Persamaan untuk menghitung hi
Untuk aliran laminer Nre < 2100
N NU =
h i. D
D 1/ 3 b 0,14
=1,86[ N . N Pr . ] [
]
K
L
w
0,14
hi. D
b
0,8
N NU =
=0,027[ N ] [N Pr ] 3 [
]
K
w
N Nu =C .
Harga m dan C dapat diperoleh dari tabel dibawah:
4. Ae
Q UATmean
(3)
Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana membuat
persamaan tersebut menjadi benar. Kita harus dapat menghitung nilai
dari T yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena terlihat pada
grafik mengenai kecenderungan perubahan temperatur fluida akan
lebih cepat sejalan dengan posisinya (grafik bisa dilihat dari
lampiran). Selain itu pada counterflow dan pararel flow, perhitungan
tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu perlu dicari suatu persamaan
yang dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan menurunkan rumus
awal sebagai berikut :
(5)
Ta Tb
ln( Ta / Tb
Tmean LMTD
(6)
(7)
(8)
3. Fouling Resistance
Jika sebuah pipa baru saja digunakan, maka keadaannya masih
normal dan bersih sehingga tidak mengganggu proses perpindahan
kalor. Namun pada suatu saat fluida yang terus menerus mengalir
dalam pipa akan membentuk seperti sebuah lapisan yang akan
mengganggu aliran kalor. Hal inilah yang disebut dengan fouling
resistance. Untuk menghitung fouling resistance dapat digunakan
rumus berikut ini :
Rd
1
1
U D UC
1 ri ln( r0 / rp )
hi
k insulator
1
r j ln( rp / ri )
k pipe
ri
Rd
r0 h0
(9)
Untuk U<<10000 W/m2 C fouling mungkin tidak begitu penting,
karena hanya menghasilkan resistan yang kecil. Namun pada water
to water heat exchanger dimana nilai U disekitar 2000 maka fouling
factor akan menjadi penting. Pada finned tube heat exchanger
dimana gas panas mengalir di dalam tube dan gas yang dingin
mengalir melewatinya, nilai U mungkin sekitar 200, fouling factor
Gambar 4. Kekotoran
C h Thin Tho u t
C c Tco u t Tcin
(10)
NTU
UA
C min
(13)
(15-16)
Atau
(17)
Nilai LMTD yang diperoleh ini harus dikoreksi dengan faktor F T yang
dicari dari grafik yang sesuai. Caranya yaitu dengan menggunakan
parameter R dan S:
(18-19)
Dan harga tm =FT.LMTD
(20)