Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN I

FRICTION FRITCY
(PIPA KASAR)
A. DASAR TEORI
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 :
25). Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa
lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Sistem perpipaan berfungsi untuk
mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat yang lain.
Jaringan pipa adalah pipa-pipa yang saling berhubungan yang menjadi laluan
aliran ke suatu lubang keluar tertentu yang dapat datang dari beberapa rangkaian. Sistem
perpipaan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: pipa hubungan seri, pipa
hubungan parallel, dan pipa bercabang.
Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa, saluran terbuka atau
bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradient kecepatan pada seluruh medan
aliran Karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan energy selama pengaliran.
Kehilangan energy disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa.
Kehilangan energy oleh gesekan disebabkan karena cairan atau fluida mempunyai
kekentalan, dan dinding pipa tidak licin sempurna. Adapun persamaan Darcy Weisbach
yang digunakan dalam aliran fluida secara umum adalah sebagai berikut :
2

L V
hf f
x
D 2 xg

Dimana :

hf = Kehilangan energy atau tekanan (mayor atau utama) (m)


Q = Debit air dalam pipa (m/dtk)
f

= Koefisien gesek

L = Panjang pipa (m)


D = Diameter pipa (m)
g

= Percepatan gravitasi (m/dtk2)

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pompa air
2. Bak penampungan
3. Bak pembuangan
4. Stop watch
C. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Menjalankan mesin pompa air dan membuka kran air pipa kasar secara perlahan
lahan hingga air mengalir ke bak penampungan.
2. Setelah aliran penuh, air akan mengalir ke sistem jaringan melalui pipa inlet dan
sebagai over flow dialirkan kembali ke reservoir.
3. Semua katup pengatur (kran) yang ada pada jaringan dalam keadaan terbuka,
termasuk katup untuk piezometer.
4. Setelah tidak ada gelembung udara yang nampak pada tabung pziometer, kran
keluar dibuka. Setelah aliran konstan, maka tinggi tekanan air pada masing-masing
titik yang ditinjau dapat dibaca (h1 dan h2) kemudian hasilnya dicatat.
5. Kemudian debit (Q) dihitung dengan menentukan volume sebanyak 3 liter,
kemudian waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai volume yang sudah
ditentukan dengan menggunakan stopwatch, kemudian hasilnya dicatat.
6. Setelah diukur volumenya, air dialirkan masuk ke sistem jaringan, dengan terlebih
dahulu mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang ada di dalam pipa dengan
cara membuka kran masuk dan menutup kran keluar.
7. Kemudian langkah no.4 hingga no.6 diulangi kembali sampai melakukan 5 kali
percobaan.
D. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan (Pipa diameter 15,2)
NO
.

Panjang
(m)

1
2
3
4
5

1
1
1
1
1

H (mm)
H1
H2
320
232
353
217
385
200
422
179
475
148

E. ANALISA PERHITUNGAN
1. Perhitungan Debit (Q)

H1Volume
H2
(liter)
(mm)
88
3
136
3
185
3
243
3
327
3

T1
33,89
24,90
22,46
19,95
16,56

T
T2
34,49
26,01
23,20
20,12
16,56

T ratarata
T3
34,67
27,36
21,12
20,21
16,58

34,35
26,09
22,26
20,09
16,65

Rumus :
V
Q=
t
Dimana :
Q = Debit air di dalam pipa(liter/detik)
V = Volume air dalam pipa(liter)
t = Waktu (detik)
Tabel 3.2 Analisa Perhitungan Debit
NO
Volume
Waktu (detik)
.
(m3)
1
0.003
34,35
2
0.003
26,09
3
0.003
22,26
4
0.003
20,09
5
0.003
16,65
Sumber : Perhitungan Debit

Q (m3/detik)
0.000087
0.000115
0.000135
0.000149
0.000180

2. Perhitungan Kecepatan Aliran (V)


V=
Dimana:
V
Q
A

Q
A

= Kecepatan aliran (m/detik)


= debit aliran (liter/detik)
= luas penampang pipa (m)

Luas Penampang Pipa :


1
d
A=
4
1 22
0,0152
=
4 7
= 0.00018153 m

Tabel 3.3 Analisa Perhitungan Kecepatan Aliran


NO

Volume

Waktu (detik)

Q (m/detik)

Kecepatan (V)

(m)

(m/detik)

1
0.003
34,35
0.003
2
26,09
0.003
3
22,26
0.003
4
20,09
0.003
5
16,65
Sumber : Perhitungan Kecepatan Aliran

0.000087
0.000115
0.000135
0.000149
0.000180

0.481112
0.633430
0.742417
0.822472
0.992564

3. Perhitungan Angka Reynold


Re =
Dimana :
Re
V
D
v

V D
v

= Angka Reynold
= kecepatan aliran dalam pipa(m/s)
= diameter pipa(m)
= Viskositas kinematika (m/s)

Tabel 3. 4 Analisa Perhitungan Angka Reynold


N Diameter
Kekentalan
Kecepatan (V)
O
Pipa (m) Kinematika (m/s)
(m/detik)
1
0.0152
0.0000008
0.481112
2
0.0152
0.0000008
0.633430
3
0.0152
0.0000008
0.742417
4
0.0152
0.0000008
0.822472
5
0.0152
0.0000008
0.992564
Sumber : Perhitungan angka Reynold

Angka
Reynold

Keterangan

9141.126
12035.174
14105.916
15626.959
18858.720

Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen

4. Perhitungan Koefisien Gesek menggunakan Rumus Kehilangan Energi


D 2. g
L V2

=> f = hf .
hf =f
L V2
D 2g
dimana:
f = koefisien gesek
hf = tinggi kehilangan (m)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = Percepatan grafitasi (m/s)
0.0152
2 x 9.81
f =0,088 x

1.00
0.4811122
f = 0,1134 m
Tabel 3.5 Analisa Koefisien Gesek
N Diameter
Kekentalan

Kecepatan (V)

Angka

Koefisien

O
Pipa (m) Kinematika (m/s)
1
0.0152
0.0000008
2
0.0152
0.0000008
3
0.0152
0.0000008
4
0.0152
0.0000008
5
0.0152
0.0000008
Sumber : Perhitungan Koefisien Gesek

(m/detik)
0.481112
0.633430
0.742417
0.822472
0.992564

Reynold

Gesek (f)

9141.126
12035.174
14105.916
15626.959
18858.720

0.1134
0.1011
0.1001
0.1071
0.0990

5. Perhitungan Kekasaran Mutlak Pipa (e)


e
= 0.05]
D
e = D x 0.05
= 0.0152 x 0.05
= 0.00076 m

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :
-

Pada percobaan pertama sampai ke lima terjadi aliran turbulen karena nilai Re >

4000.
Koefisien gesek (f) rata-rata dari percobaan pertama sampai ke lima yang terjadi

pada pipa adalah 0,1041.


Nilai kekasaran Mutlak Pipa (e) 0.00076 m atau 0.76 mm

G. GAMBAR ALAT

H. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai