Job 1 - Pipa Kasar - Kel.4
Job 1 - Pipa Kasar - Kel.4
FRICTION FRITCY
(PIPA KASAR)
A. DASAR TEORI
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 :
25). Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa
lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Sistem perpipaan berfungsi untuk
mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat yang lain.
Jaringan pipa adalah pipa-pipa yang saling berhubungan yang menjadi laluan
aliran ke suatu lubang keluar tertentu yang dapat datang dari beberapa rangkaian. Sistem
perpipaan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: pipa hubungan seri, pipa
hubungan parallel, dan pipa bercabang.
Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa, saluran terbuka atau
bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradient kecepatan pada seluruh medan
aliran Karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan energy selama pengaliran.
Kehilangan energy disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa.
Kehilangan energy oleh gesekan disebabkan karena cairan atau fluida mempunyai
kekentalan, dan dinding pipa tidak licin sempurna. Adapun persamaan Darcy Weisbach
yang digunakan dalam aliran fluida secara umum adalah sebagai berikut :
2
L V
hf f
x
D 2 xg
Dimana :
= Koefisien gesek
Panjang
(m)
1
2
3
4
5
1
1
1
1
1
H (mm)
H1
H2
320
232
353
217
385
200
422
179
475
148
E. ANALISA PERHITUNGAN
1. Perhitungan Debit (Q)
H1Volume
H2
(liter)
(mm)
88
3
136
3
185
3
243
3
327
3
T1
33,89
24,90
22,46
19,95
16,56
T
T2
34,49
26,01
23,20
20,12
16,56
T ratarata
T3
34,67
27,36
21,12
20,21
16,58
34,35
26,09
22,26
20,09
16,65
Rumus :
V
Q=
t
Dimana :
Q = Debit air di dalam pipa(liter/detik)
V = Volume air dalam pipa(liter)
t = Waktu (detik)
Tabel 3.2 Analisa Perhitungan Debit
NO
Volume
Waktu (detik)
.
(m3)
1
0.003
34,35
2
0.003
26,09
3
0.003
22,26
4
0.003
20,09
5
0.003
16,65
Sumber : Perhitungan Debit
Q (m3/detik)
0.000087
0.000115
0.000135
0.000149
0.000180
Q
A
Volume
Waktu (detik)
Q (m/detik)
Kecepatan (V)
(m)
(m/detik)
1
0.003
34,35
0.003
2
26,09
0.003
3
22,26
0.003
4
20,09
0.003
5
16,65
Sumber : Perhitungan Kecepatan Aliran
0.000087
0.000115
0.000135
0.000149
0.000180
0.481112
0.633430
0.742417
0.822472
0.992564
V D
v
= Angka Reynold
= kecepatan aliran dalam pipa(m/s)
= diameter pipa(m)
= Viskositas kinematika (m/s)
Angka
Reynold
Keterangan
9141.126
12035.174
14105.916
15626.959
18858.720
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
=> f = hf .
hf =f
L V2
D 2g
dimana:
f = koefisien gesek
hf = tinggi kehilangan (m)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = Percepatan grafitasi (m/s)
0.0152
2 x 9.81
f =0,088 x
1.00
0.4811122
f = 0,1134 m
Tabel 3.5 Analisa Koefisien Gesek
N Diameter
Kekentalan
Kecepatan (V)
Angka
Koefisien
O
Pipa (m) Kinematika (m/s)
1
0.0152
0.0000008
2
0.0152
0.0000008
3
0.0152
0.0000008
4
0.0152
0.0000008
5
0.0152
0.0000008
Sumber : Perhitungan Koefisien Gesek
(m/detik)
0.481112
0.633430
0.742417
0.822472
0.992564
Reynold
Gesek (f)
9141.126
12035.174
14105.916
15626.959
18858.720
0.1134
0.1011
0.1001
0.1071
0.0990
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :
-
Pada percobaan pertama sampai ke lima terjadi aliran turbulen karena nilai Re >
4000.
Koefisien gesek (f) rata-rata dari percobaan pertama sampai ke lima yang terjadi
G. GAMBAR ALAT
H. DOKUMENTASI