LAPORAN
disusun untuk memenuhi tugas semester dua pada kegiatan tutorial agama Islam
Tutor :
Fanny Azzahra
oleh :
Kelompok 23
Pendidikan Biologi 2015
Desty Nugraheni
Dewi Kusuma Ningtyas
Wilda Robiatul
A. Judul
Kajian Surah Al-Hujurat Ayat 10 13
B. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya laporan kajian surah Al-Hujurat ayat 10-13 ini, yaitu
memahami dan meneladani isi kandungan QS Al-Hujurat Ayat 10 sampai 13.
C. Pembahasan
Q.S. Al-Hujurat ayat 10 :
dari persaudaraan (akidah) Islam. Hal ini tampak, misalnya, dalam hal waris. Tidak
ada hak waris antara Mukmin dan kafir dan sebaliknya. Jika seorang Muslim
meninggal dan ia hanya memiliki saudara yang kafir, saudaranya yang kafir itu tidak
boleh mewarisi hartanya, namun harta itu menjadi milik kaum Muslim. Sebaliknya,
jika saudaranya yang kafir itu meninggal, ia tidak boleh mewarisi harta saudaranya
itu.
Kemudian Allah Swt. berfirman: fa ashlih bayna akhawaykum (Karena
itu, damaikanlah kedua saudara kalian). Karena bersaudara, normal dan alaminya
kehidupan mereka diliputi kecintaan, perdamaian, dan persatuan. Jika terjadi
sengketa dan peperangan di antara mereka, itu adalah penyimpangan, yang harus
dikembalikan lagi ke keadaan normal dengan meng-ishlh-kan mereka yang
bersengketa, yakni mengajak mereka untuk mencari solusinya pada hukum Allah dan
Rasul-Nya. Kata akhawaykum (kedua saudara kalian) menunjukkan jumlah paling
sedikit terjadinya persengketaan. Jika dua orang saja yang bersengketa sudah wajib
didamaikan, apalagi jika lebih dari dua orang. Digunakannya kata akhaway (dua
orang saudara) memberikan makna, bahwa sengketa atau pertikaian di antara mereka
tidak mengeluarkan mereka dari tubuh kaum Muslim. Mereka tetap disebut saudara.
Ayat sebelumnya pun menyebut dua kelompok yang saling berperang sebagai
Mukmin. Adapun di-mudhf-kannya kata akhaway dengan kum (kalian, pihak yang
diperintah) lebih menegaskan kewajiban ishlh (mendamaikan) itu sekaligus
menunjukkan takhshsh (pengkhususan) atasnya. Artinya, segala sengketa di antara
sesama Mukmin adalah persoalan internal umat Islam, dan harus mereka selesaikan
sendiri.Perintah dalam ayat ini merupakan penyempurna perintah ayat sebelumnya.
Ayat sebelumnya mengatakan: wa in thifatni min al-Muminna [i]qtatal (jika
ada dua golongan dari kaum Mukmin berperang). Kata thifatni (dua golongan)
dapat membuka celah kesalahan persepsi, seolah ishlh hanya diperintahkan jika dua
kelompok berperang, sedangkan jika dua orang bertikai, apalagi tidak sampai perang
([i]qtatal) seperti hanya saling mencaci dan memaki, dan tidak menimbulkan
kerusakan umum, tidak harus di-ishlh. Karena itu, firman Allah Swt. bayna
akhawaykum itu menutup celah salah persepsi itu. Jadi, meski yang bersengketa
hanya dua orang Muslim dan masih dalam taraf yang paling ringan, ishlh harus
segera dilaksanakan.
Selanjutnya
Allah
Swt.
berfirman:
wa
[i]ttaq
Allh
laallakum
turhamn (dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat).
Takwa harus dijadikan panduan dalam melakukan ishlh dan semua perkara. Dalam
melakukan ishlh itu, kaum Mukmin harus terikat dengan kebenaran dan keadilan;
tidak berbuat zalim dan tidak condong pada salah satu pihak. Sebab, mereka semua
adalah saudara yang disejajarkan oleh Islam. Artinya, sengketa itu harus diselesaikan
sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah, yakni ber-tahkm pada syariat. Dengan
begitu, mereka akan mendapat rahmat Allah Swt.
Allah SWT menegaskan dalam ayat sepuluh tersebut bahwa sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orangorang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal.
Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits
riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, Orang muslim itu
adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka
aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bagian
rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan
mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari periuknya kecuali jika ia
memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak, lalu
dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya kecuali jika mereka
diberi buah-buahan itu. Kemudian Nabi saw bersabda, Peliharalah (norma-norma
pergaulan) tetapi (sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya. Dalam
hadits shahih lain yang dinyatakan, Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya
yang ghaib, maka malaikat berkata Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti
itu.
lainnya,
janganlah
suka
gelaran
yang
(panggilan)
boleh
mencela
jadi
dirimu
mengandung
yang
buruk
yang
direndahkan
sendiri,
ejekan.
sesudah
dan
itu
lebih
baik.
dan
jangan
memanggil
dengan
seburuk-buruk
panggilan
adalah
imandan
barangsiapa
yang
tidak
QS Al-Hujurat Ayat 12 :
QS Al-Hujurat Ayat 13 :
1. Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lakilaki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al-Hujurat [49]: 13).
2. Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 13
a. Manusia diciptakan dengan berjenis, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa;
b. Perintah agar kita saling bersilaturahmi agar saling mengenal;
c. Semua manusia sama derajatnya dihadapan Allah, kecuali orang-orang yang
bertaqwa.
Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan
untuk saling menjatuhkan, tetapi saling mengenal dan menolong dalam kehidupan
bermasyarakat.
Allah
tidak
menyukai
orang-orang
yang
memperlihatkan
kesombongan dengan kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi allah
hanyalah orang yang bertakwa kepada-Nya.
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 13
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu ada sangkut pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu
adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah. Mengapa manusia saling menolokolok sesama saudara hanya karena Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan
berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar
manusia saling mengenal dan saling tolong menolong dan kemaslahatan-maslahatan
mereka yang bermacam-macam. Namun tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas
yang lain, kecuali dengan taqwa dan keshalihan, disamping kesempurnaan jiwa bukan
dengan
hal-hal
yang
bersifat
keduniaan
yang
tidak
pernah
abadi.
D. Kesimpulan
Berdasarkan diskusi pembahasan mengenai surah Al-Hujurat ayat 10-13 di atas, dapat
kita tarik kesimpulan sebagai berikut.
1. QS Al-Hujurat ayat 10 menjelaskan bahwa setiap muslim itu bersaudara
dengan muslim lainnya. Persaudaraan itu diibaratkan dengan satu tubuh
apabila salah satu tubuh sakit maka yang lain juga merasakanya. Bahkan
apabila perselisihan tida terelakan, maka kita tidak diperbolehkan berselisih
dengan sesama muslim lebih 3 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aswati, AT. (2014). Nilai-nilai pendidikan etika sosial dalam alquran : kajian qs. al hujurat
ayat 11-13. [Skripsi]. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Dien, Hisyam. (2011). Persaudaraan Islam yang Hakiki (Tafsir QS al-Hujurat [49]: 10).
[Online]. Diakses dari http://www.globalmuslim.web.id/2011/06/persaudaraanislam-yang-hakiki-tafsir.html
Kamin, Nur. (2011). Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-Quran (kajian tafsir tahlili
surat al-Hujurat ayat 11 dan 12). [Skripsi]. IAIN Walisongo
Ramadhan, M. (2012). Tafsir Surah Al-Hujurat Ayat 11-12. [Online]. Diakses dari
http://stai-kuliahku.blogspot.co.id/2012/03/tafsir-surah-al-hujurat-ayat-11-12.html
10