Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan hidayahNya
kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan.Shalawat serta
salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia
menemani hingga akhir zaman.
Tugas karya tulis yang diberi judul Kenakalan Remaja ini ialah suatu karya tulis yang
terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyelesain karya tulis ini , penulis banyak mengalami kesulitan , terutama disebabkan
oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena hanya mengandalkan pengamatan
dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun karya tulis.Pada akhirnya karya tulis ini dapat
diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nama guru
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada
kita semua , amin.
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena
itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa
mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................................. i


Halaman Judul. .... ii
Kata Pengantar .........iii
Daftar Isi . iv
BAB I. Pendahuluan 1
1.1 LatarBelakang.................... 1
1.2 Tujuan Penulis .......................... 1
1.3 Rumusan Masalah......................... 2
1.4 Sumber Data ......................... 2
BAB II. Pembahasan dan Isi 3
2.1. PengertianKenakalanRemaja ... ................ 3
2.2. Penyebab terjadinya kenakalan remaja ......................... 4
2.3. Gejala-gajala atau tanda yang dapat memperlihatkan hal-hal yang
mengarah kepada kenakalan remaja. ............................................. 7
2.4. Perilaku yang merupakan kenakalan remaja ........................................................ 7
2.5. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja......................... 8
BAB III. Penutup .. 12
a. Simpulan ............... 12
b. Saran . ...... ............ 12
Daftar Pustaka .

13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak
lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan
inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang samasama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin aktif
mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula arus
kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita,
yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar
sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang
berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan
lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak,
Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius
dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya
untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

1.2Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas
yang diberikan oleh guru pengampu sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian mata
pelajaran Bahasa Indonasia.
Selain itu tugas ini juga ditujukan untuk :
1.
Memahami pengertian kenakalan remaja
2.
Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat
memperlihatkan hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk
memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.

1.3Rumusan Masalah
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana gejala-gejala yang muncul pada remaja yang terlibat kenakalan?
4. Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
5. Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja ?

1.4Sumber Data
1.4.1 Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui web internet
1.4.2 Pengamatan di Lingkungan sekitar

BAB II
Pembahasan
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan
memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang
paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran
bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar.
Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja
sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para
remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan
semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai
dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui
metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan
orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.

2.1. PengertianKenakalanRemaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang
ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

1. Paul Moedikdo

Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.

Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan


keonaran dalam masyarakat.

Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.


2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalanremajamerupakankumpulandariberbagaiperilakuremaja yang tidakdapat di
terimasecarasocialhinggaterjaditindakan criminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
5. Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka
akan mendapat sangsi hukum.

2.2 Penyebab kenakalan remaja


Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya
hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas :
C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:

1.

Faktor Intern

a)

Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai
suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak
untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena
belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya
kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
b)

Faktor Kondisi Fisik


Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak
disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat
melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi
tubuhnya.
c)

Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat


Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku,
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada
saat kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana yang diberikan oleh
masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.

2.
a.

Faktor Ekstern

Kondisi Lingkungan Keluarga


Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan
dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya
perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada
keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b.

Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan
penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi
tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda
dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan
perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di
kalangan anak muda.
c.

Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam


Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya
tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya
bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d.

Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik


Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan
tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya
konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara)
dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan
menyimpang.
e.

Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)


Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi
dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi
pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang
menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku

2.3 Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja


1. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.

5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.


6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau dirumah.

2.4

Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja

Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan


tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b)
perkelahian
antar
siswa
termasuk
juga
tawuran
antar
pelajar;
c)
mengganggu
teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat
pada
orang
tua
dan
saudara;
e)
Merokok;
f)
menonton
video
atau
media
cetak
yang
tidak
layak
g) Corat-coret tembok sekolah
h) Membolos dan
i) Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
j) Selalu melanggar tata tertib
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan
masyarakat itu sendiri.

2.5 Upaya mengatasi kenakalan remaja


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu
adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang
tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di
kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling
menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru
dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan
dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:

1.

Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

2.
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitankesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk
kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:


1.
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
2.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan
melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
3.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan
pribadi yang wajar.
4.

Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

5.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
6.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di
mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk
pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri
dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata
jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan
bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan
oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi
semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha
pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga
keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang
sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung
jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap
kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru
pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik
harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan
mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai
perbaikan remaja, di antaranya melakukan program monitoring pembinaan remaja melalui
kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan
penyelenggaraan
berbagai
kegiatan
positif
bagi
remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
1.
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu
sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
2.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau
kelompok kecil tersebut:

2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas
pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut jera dan tidak
berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui
pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga.
Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran
tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten.
Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban
anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman
terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan
wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai
pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis
kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru
atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya
tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu
mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan
diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus
maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orangorang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.

Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3.
Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga,
melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan
mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala
usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa
yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai
anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

BAB III

3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan
kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari
orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar
dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa
dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja.

Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:


Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja
Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi.

3.2 Saran
a. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam
keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta
tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul.
Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat
menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
b. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi
yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta
dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep
diri siswa.
c. Pihak Pemerintah

Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di


Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila
melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke
penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
e.

Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan
Negara dan bangsa yang sukses.

Anda mungkin juga menyukai