Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN HASIL PRESENTASI

STUDI TENTANG Radio Straigh dan Heterodyne


Oleh:
Nama (NIM)

Meliana Kusuma Dewi (5301413040)

Prodi

Pendidikan Teknik Elektro

Disusun Guna Memenuhi Remidial Mata Kuliah Teknik Radio dan Televisi
Pengajar: Bpk Suryono

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO-FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2016

Berdasarkan system penerimanya, radio dibedakan menjadi dua macam yaitu:

A. Penerima radio Straight/langsung


Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu stasiun pemancar
dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima radio, mulai
berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang
selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio langsung
(straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat
ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih mempunyai
kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian penguat dan
penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala, demikian pula
sistem pendeteksiannya.
Diagram blok sederhana sistem penerima radio straigh

Bagian bagian Radio penerima


1.
Antena : mengubah sinyal gelombang elektromagnetis menjadi sinyal listrik
bermodulasi ( sinyal pembawa dan sinyal suara)
2.
Penala : memilih gelombang listrik bermodulasi yang diterima antena sesuai
dengan frekuensi resonansi menala (sesuai yang diinginkan).
3.
Detektor : mengambil gelombang listrik suara dari gelombang pembawa.
4.
Penguat audio : memperkuat gelombang listrik suara sesuai dengan
kebutuhasn daya listrik suara yang diinginkan.

5.

Loud speaker : mengubah gelombang listrik suara menjadi gelombang suara


agar dapat di dengarkan oleh telinga manusia.

B. Penerima radio Super heterodyne.


Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut:
a. Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada antena, diseleksi
oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur
(dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat
penerima sendiri.
b. Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu sinyal selisih dari
kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF).
c. Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF) umumnya 455 kHz.
d. Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian penala
divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar frekuensi menengah
tersebut. Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:
(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi karena IF
mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik, misalnya 455
kHz untuk setiap penerima radio AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator local.
Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi
bayangan. Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih dari RF dari osilator local,
namun jumlah kedua frekuensi pun muncul pula.
Perbedaan antara radio superheterodyne dengan radio straight adalah adanya:
Bagian Oscilator.
Komponen utama bagian oscilator adalah lilitan kawat email dan
kondensator. Fungsi bagian Oscilator pada penerima radio adalah untuk
membangkitkan frekuensi tinggi (RF=radio frekuensi).
Bagian Mixer
Komponen utamanya adalah transitor. Fungsi bagian mixer pada penerima radio
adalah untuk mencampur frekuensi dari antena (fa) dengan frekuensi yang
dihasilkan oleh oscillator(fo).
Bagian Penguat Frekuensi Menengah (IF= intermediate frekuensi).
Bagian penguat IF sering disebut juga penguat MF (medium frekuensi),
komponen utamanya adalah transistor dan transformator. Sedangkan fungsi
bagian penguat IF adalah untuk menguatkan frekuensi menengah sebesar 455
KHz
Diagram blok penerima super heterodyne
Berikut diagram blok dari radio penerima heterodyne:

Bagian bagian Radio penerima


1. Antena : berfungsi mengubah sinyal gelombang elektro magnetis menjadi sinyal
listrik bermodulasi (sinyal pembawa dan sinyal suara)
2. Penala : memilih gelombang listrik bermodulasi amplitudo yang diterima antena
sesuai dengan frekuensi resonansi menala (sesuai yang diinginkan).
3. Mixer : mencampur gelombang bermodulasi yang diterima penala dengan
gelombang listrik yang dibuat oleh osilator hingga dihasilkan gelombang listrik
bermodulasi yang berfrekuensi heterodine (455 KC).
4. Penguat IF 1,2 dan 3 : memperkuat dan menjaga gelombang listrik bermodulasi
pada frekuensi hetrodine.
5. Detektor : mengambil gelombang listrik suara dari gelombang pembawa.
6. AGC (Automatic Gain Conttrol) : menjaga besarnya penguatan gelombang listrik
bermodulasi agar didapat sensitifitas penerimaan yang optimal.
7. Penguat audio : memperkuat gelombang listrik suara sesuai dengan kebutuhasn
daya listrik suara yang diinginkan.
8. Loud speaker : mengubah gelombang listrik suara menjadi gelombang suara agar
dapat di dengarkan oleh telinga manusia.

Anda mungkin juga menyukai