Kemantapan Lereng
Kemantapan Lereng
: DEDE WIRANATA
NIM : 1031311013
KEMANTAPAN LERENG
Gaya penahan
Gaya penggerak
Apabila nilai FK untuk suatu lereng > 1,0 ; yang artinya gaya
penahan > gaya penggerak, maka lereng tersebut dikategorikan mantap.
Tetapi apabila nilai FK < 1,0 dimana gaya penahan < gaya penggerak,
maka lereng tersebut pada kondisi tidak mantap dan mungkin terjadi
longsoran pada lereng yang bersangkutan. Bila FK = 1,0 atau besarnya
gaya penahan sama dengan besarnya gaya penggerak, maka lereng
tersebut dalam keadaan seimbang dengan kata lain berada dalam
keadaan kritis.
2.1. Faktor-faktor pembentuk gaya-gaya penahan
1) Jenis batuan
Batuan beku umumnya terdiri dari mineral-mineral kristalin yang tersusun
sedemikian rupa sehingga batuan tersebut kuat dan kompak karena
kristal-kristalnya terikat satu sama lainnya sangat baik. Kuat tekan
maupun kuat tarik batuan ini umumnya sangat tinggi. Batuan sedimen
yang homogen juga mempunyai kekuatan yang tinggi (kuarsit, marmer).
Sedangkan batuan metamorf kekuatannya dipengaruhi oleh orientasi
kristal.
2) Kekuatan batuan
Kekuatan batuan dinyatakan oleh sifat-sifat mekaniknya yang berupa
parameter kuat tekan (K), kohesi (C) dan sudut geser dalam (). Dalam
analisis
kemantapan
parameter-parameter
yanglangsung
dalam
perhitungan FK adalah harga-harga C dan .
Ci+ tan
1
Ti=
F
Ket.
Ti
= gaya geser
Ni
= gaya normal
Ci
= gaya kohesi ((Ci=C.Si) C adalah kohesi dan Si adalah luas
permukaan yang dhitung)
=
=
=
=
V
W cos U sin tan
c . L
F=
4) Lereng dengan perkuatan
Kita menterjemahkan secara umum kontribusi dari suatu perkuatan
kepada kuat geser dari suatu kekar dengan suatu penambahan gaya
kohesi yang diberikan dengan persamaan :
Cb = R cos (
+ ) [ tan + R ( + )]
Ket.
R
'
c 1 R+ ( P 1 ) R tan
F=
Dimana :
sin tan /F
+
M a =cos
3) Metode spencer
Metode ini juga mengasumsikan bahwa hubungan yang konstan antara
besaran dari gaya geser dan gaya normal antara irisan :
X X
tan = 1 = r
X 1 Er
Gaya normal dapat ditentukan dari persamaan:
'
C 1 sin u 1 tan
W ( ER E L ) tan
+
/ ma
F
F
P=
Gaya antar irisan
(E1E r )
'
c 1 cos + ( P 1 ) tan ' cos
F f =
4) Metode janbu sederhana
Gaya normal ditentukan oleh penjumlahan
mengabaikan gaya geser antar irisan :
'
'
c 1 sin 1 tan sin
P=(W
+
)/ma
F
F
gaya
vertikal,
[ ( C +( p+t u ) ta n ) X ] /n
FK=
'
Dimana :
FK
= Faktor keamanan
C
= kohesi
= lebar irisan
dengan
Q
= tekanan air dalam celah
Dan didapat dari :
tan tan tan
1+
F
()
=cos
Dimana :
t
= X/X
p
= w/X
A
= 1/n [ C + (p + t - u) tan ] X
B
= ( p + t ) tan X
5) Metode janbu perbaikan
Metode ini mengasumsikan bahwa titik dimana gaya antar irisan dapat
didefinisikan oleh suatu garis arah. Gaya normal ditentukan dari :
'
'
C 1 sin u1 tan sin
P= W =( X R X L )
+
/ ma
F
F
'
C b+W ( 1r u ) tan m a
1
F=
W sin
Dimana :
ma
= sec / (1 + tan tan / F)
ru
= u / H = w / h
3.3. Ketentuan menyangkut faktor keamanan lereng
Beberapa hal yang menyangkut tentang ketentuan megenai nilai faktor
kemanan adalah sebagai berikut :
Faktor keamanan
Lereng tunggal
1,2-1,3
Heave/lereng keseluruhan
1,5
Analisis basik
Longsoran besar
1,1