Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah tersedianya
infrastruktur yang memadai. Tidak ada yang memungkiri betapa pentingnya peranan
infrastruktur dalam aktivitas ekonomi suatu daerah. Beberapa fakta empiris menyatakan
bahwa perkembangan kapasitas infrastruktur suatu daerah akan berjalan seiring dengan
pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut. Oleh karena itu, tiap daerah sekarang ini
seolah-olah berlomba untuk meningkatkan pembangunan daerahnya. Di Indonesia sendiri
pembangunan infrastruktur mendapat perhatian khusus, sehingga dalam RPJM tahun
2010-2014 pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan percepatan penyediaan
kuantitas dan kualitas infrastruktur yang dimilikinya. Sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan untuk menerapkan basius
akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
Negara. Namun karena berbagai keterbatasan pemerintah baru diwajibkan melaksanakan
akuntansi berbasis akrual pada Tahun Anggaran 2015.
Adapun dua elemen yang terdapat dalam akuntansi berbasis akrual adalah beban dan
belanja. Dengan adanya beban dan belanja maka pengakuan terhadap dua akun ini juga
dibedakan dimana beban diakui berdasarkan timbulnya kewajiban sedangkan belanja
diakui berdasarkan keluar atau tidaknya uang dari Kas Negara. Dampak perbedaan
pengakuan juga berakibat pada perbedaan pelaporan dimana beban dilaporkan dalam
Laporan Operasional (LO) sedangkan belanja dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA). Oleh karena itu diperlukan beberapa penyesuaian pemahaman terhadap
basis akuntansi akrual agar dapat memuluskan proses transisi basis akuntansi ini.
B. Perumusan Masalah
Berikut rumusan masalah dalam makalah akuntansi belanja dan beban ini :
1. Jelaskan definisi belanja dan beban ?
2. Jelaskan klasifikasi belanja dan beban?
3. Bagaimana bentuk pengakuan, pengukuran, penilaian dan penyajian beban dan
belanja?
4. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD?
5. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD?
6. Bagaimana pencatatan koreksi belanja dan beban?
7. Bagaimana laporan akhir belanja dan beban?
BAB II
PEMBAHASAN
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi Belanja lainlain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penangulangan bencana alam, bencana
sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat.
Ada beberapa perbedaan antara Beban dan Belanja, yaitu:
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006:
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan hibah
barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan kewenangan SKPD.
Alasan Pentingnya Klasifikasi Belanja :
4
2.
3.
Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, belanja diakui pada saat:
1. Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi
di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada
saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna
anggaran setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD. 3. Dalam hal badan layanan umum,
belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan yaitu:
1. Metode pendekatan Beban Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan atau konsumsi segera mungkin.
2. Metode pendekatan Aset Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud
untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga.
D. Pengukuran
5
Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan. Belanja
diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah dan atau
Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto.
E. Penilaian
Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan
disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item). Belanja
dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran berdasarkan
belanja langsung dan tidak langsung.
F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan
beban adalah:
1. Rincian beban per SKPD.
2. Penjelasan atas unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain:
1. Rincian belanja per skpd.
2. Penjelasan atas unsur-unsur belanja yang disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah.
4. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
Belanja dan beban diklasifikasikan menurut
1. Klasifikasi ekonomi (jenis belanja dan jenis beban), organisasi, dan fungsi.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja dan beban yang didasarkan
pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
2. Khusus untuk belanja, analisis mengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya
selisih antara anggaran dengan realisasinya sangat disarankan untuk diungkapkan
pada Catatan atas Laporan Keuangan
Dokumen
Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Bukti memorial/dokumen yang Dipersamakan
Bukti memorial/dokumen yang Dipersamakan
SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006:
Uraian
Dokumen
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Daftar Honor/SP2D
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Belanja modal
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
Uraian
Dokumen
BelanjaOperasi
Belanja Pegawai
BelanjaBarang
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Hibah(Uang, barangdanJasa)*)
NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Surat
Keputusan
Kepala
/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
BelanjaModal
Daerah
BelanjaTanah
Belanja PeralatandanMesin
BelanjaGedungdanBangunan
BelanjaJalan,Irigasi, danJaringan
BelanjaAset tetaplainnya
BelanjaAsetLainnya
3. Jurnal Standar
a.
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
Uraian
Debitt
XXX
XXX
XXX
RK-PPKD
Kredit
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor
Bukti
XXX
XXX
Kode
Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Nomor
Bukti
Tanggal
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Kas di Bendahara
Pengeluaran
RK PPKD
Beban Gaji Pokok
Kas
dibendahara
Debit
Kredit
XXX
XXX
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode
Rekening
Uraian
Debit
XX
XXXXX
XXX
XXX
XXX
Kredit
XXX
Beban dan Belanja pegawai (misalnya pembayaran lembur) yang pembayarannya melalui
mekanisme UP/GU/TU dimana pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran melakukan
pembayaran ke masing-masing PNS, maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Beban Uang
Lembur PNS
Debit
Kredit
XXX
Kas Bendahara
Pengeluaran
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
Belanja Uang
Lembur PNS
Perubahan SAL
XXX
Kredit
XXX
Pendekatan Beban akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa dimana Barang dan
jasa tersebut akan digunakan/dikonsumsi segera.
2. Pendekatan Aset
Pendekatan Aset akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa dimana Barang dan
Jasa tersebut akan digunakan/dikosumsi dalam jangka waktu lama atau untuk
berjaga jaga.
1. Pendekatan Beban
Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut akan langsung
digunakan segera pada kegiatan. Serta Pembelian tersebut belum dilakukan Pembayaran
dan Barang dan jasayang dibeli telah diterima dengan surat Berita Acara Serah Terima
Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode Rekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
XXX
Beban PersediaanATK
UtangBelanjaATK
XXX
Kredit
XXX
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Tanggal
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
XXX
Uraian
UtangBelanjaATK
RK PPKD
Debit
Kredit
XXX
XXX
Jurnal LRA
XXX
XXX
Uraian
BelanjaATK
Debit
Kredit
XXX
Perubahan SAL
XXX
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU maka jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
Uraian
Utang BelanjaATK
10
Debit
XXX
Kredit
XXX
XXX
XXX
Tanggal
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Kas di Bendahara
Pengeluaran
XXX
Jurnal LRA
Uraian
Belanja ATK
Perubahan SAL
Debit
Kredit
XXX
XXX
Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik (Stock Opname)
terhadap barang dan jasa yangdibelidanbelumdigunakan danberdasarkan hasil stock
opname maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Persediaan ATK
Beban ATK
Debit
Kredit
XXX
XXX
2. Pendekatan Aset
Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut tidak langsung akan
digunakan/dikonsumsi segera tapi sifatnya untuk digunakan dalam satu periode
atausifatnya berjaga-jaga. Serta pembelian tersebut belum dilakukan Pembayaran dan
Barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan Surat Berita Acara Serah Terima
Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
XXX
XXX
KodeRekening
XXX
XXX
Uraian
Persediaan ATK
Utang Belanja
ATK
Debit
Kredit
XXX
XXX
Nomor
Bukti
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Utang Belanja ATK
11
Debit
XXX
Kredit
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor
Bukti
XXX
XXX
Belanja ATK
Perubahan SAL
Debit
Kredit
XXX
XXX
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU maka jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor Bukti
XXX
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Utang BelanjaATK
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Debit
Kredit
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor Bukti
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Belanja ATK
Perubahan SAL
Debit
Kredit
XXX
XXX
Apabila perhitungan persediaan menggunakan metode perpetual maka pada akhir periode
akuntansi tidak perlu dilakukan jurnal penyesuaian. Selanjutnya apabila perhitungan
persediaan menggunakan metode periodik, maka fungsi akuntansi melakukan
Penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum
digunakan,dan berdasarkan hasil stock opname tersebut jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
c.
Uraian
Beban ATK
Persediaan ATK
Debit
Kredit
XXX
XXX
Beban hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk barang, pengakuannya pada saat penanda
tanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)/Surat Perjanjian Bantuan
Sosial/ dokumen yang dipersamakan atau dapat juga pada saat penyerahan kepada
12
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Kredit
XXX
Nomor
Bukti
KodeRekening
Uraian
Debit
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Debit
Kredit
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Belanja barang...
dihibahkan kepada
Masyarakat
PerubahanSAL
Kredit
XXX
XXX
Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik (Stock Opname)
terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan danberdasarkan hasil stock
opname maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
13
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Persediaan
Barang...yang akan
diserahkan kepada
pihakketiga
Beban Barang...yang
akan diserahkan kepada
pihak ketiga
Debit
Kredit
XXX
XXX
2. Pendekatan Aset
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan kepada
pihak ketiga dan Barangdan jasa tersebut telah diterima dari rekanan dengan Berita Acara
Serah Terima dariRekanan ke SKPD danakan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta
NPHD/Surat Perjanjian Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah ditanda
tangani akan tetapi barang tersebut belum diserahkan ke penerima hibah. Berdasarkan
kejadian tersebut,maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
KodeRekening
XXX
Uraian
Debit
XXX
XXX
Kredit
XXX
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Utang Belanja Brg ...
RKPPKD
Debit
Kredit
XXX
XXX
Jurnal LRA
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Belanja Hibah kpd
kelompok Masyarakat ...
14
Debit
XXX
Kredit
XXX
Perubahan SAL
XXX
Setelah itu barang yang akan diserahkan kepada Masyarakat oleh kepala SKPD melakukan
penyerahan barang kepada penerima hibah/bantuan social dimana berdasarkan NPHD/Surat
Perjanjian/Dokumen yang dipersamakanyang telah ditanda tangani maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Bukti
Tanggal
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Debit
Kredit
XXX
XXX
d.
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai aset tetap yang
dapat disusutkan (depreciableassets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Beban
penyusutan SKPD jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
e.
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Beban Penyusutan.
XXX
Debit
Kredit
XXX
Akm Penyusutan
XXX
Beban penyisihan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak dapat diterima
pembayarannya dimasa yang akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas
lain. Jurnal standar beban penyisihan piutang:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
Nomor
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
15
Kredit
XXX
Pihak Terkait
a. PPK PPKD
PPK PPKD bertugas untuk melakukan administrasi termasuk menerbitkan bukti
memorial dan pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang terjadi
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban yang terjadiserta
menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana untuk membayar beban yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran atas beban dari Kas
di Kas Daerah yang dikelolanya.
2.
Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansiuntuk pengakuan dan pencatatan beban yang dilakukan oleh
Bendahara Umum Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bendahara Umum Daerah (BUD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa
BUD) menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber
lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada PPK PPKD.
b. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber lainnya dari
BUD/Kuasa BUD.
c. Berdasarkan dokumen tersebut BUD/Kuasa BUD melakukan proses
penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur penatausahaan
keuangan, kemudian menyerahkan tembusan dokumen pembayaran tersebut
kepada PPK PPKD.
d. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan dokumen pembayaran dari BUD/Kuasa BUD.
e. PPK PPKD melakukan pencatatan akuntansi dalam buku jurnal berdasarkan
dokumen akuntansi.
f. PPK PPKD melakukan posting jurnal ke buku besar.
g. Berdasarkan saldo Buku Besar PPK PPKD menyusun Lapora Keuangan PPKD.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Dokumen Sumber
Surat Tagihan PihakKetiga
Bukti Pengeluaran Kas
Kuitansi/Bukti Pembayaran
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Dokumen Perjanjian Utang
SuratTagihan dari Penerima Subsidi g.Naskah Perjanjian Hibah Daerah
Bukti Memorial
Nota Debit
Bukti akuntansi lainnya
4. Langkah-Langkah Teknis
a) Beban Bunga
Berdasarkan Dokumen Perjanjian Utang, Fungsi Akuntansi PPKD membuat bukti memorial
terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD. Berdasarkan Bukti memorial untuk
pengakuan beban tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD melakukan pencatatan Beban Bunga di
debit dan Utang Bunga di kredit
dengan jurnal:
Beban Bunga
Utang Bunga
xxx
xxx
Utang Bunga
Kas di Kas Daerah
xxx
xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap belanja bunga, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat
Belanja Bunga di debit dan Estimasi Perubahan SAL di kredit dengan jurnal:
Belanja Bunga
Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx
b) Beban Subsidi
Berdasarkan tagihan dari penerima subsidi yang telah melaksanakan prestasi sesuai persyaratan
pemberian subsidi, Fungsi Akuntansi PPKD menyiapkan bukti memorial terkai
pengakuan beban subsidi. Setelah diotorisasi oleh PPKD, bukti memorial tersebut menjadi dasar
bagi Fungsi Akuntansi PPKD mencatat Beban Subsidi di debit dan Utang Belanja Subsidi
di kredit dengan jurnal:
Beban Subsidi
Utang Belanja Subsidi
xxx
xxx
Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban subsidi tersebut mulai
dari pengajuan SPP, pembuatan SPM hingga penerbitan SP2D. Berdasarkan SP2D pengeluaran
kas untuk pelunasan utang subsidi tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat Utang Belanja
Subsidi di debit Kas di Kas Daerah di kredit dengan jurnal:
Belanja Subsidi
Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx
c) Beban Hibah
PPKD dan Pemerintah/Pemerintah Daerah Lain/Perusahaan Daerah/Masyarakat/Ormas
bersama-sama melakukan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
Pengakuan beban hibah sesuai NPHD dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja
hibah, mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan berdasarkan NPHD karena
mengingat masih perlu ditindaklanjuti dengan penerbitan dokumen pencairan. Untuk itu
atas pengakuan beban hibah, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat Beban Hibah di debit dan
Kas di Kas Daerah di kredit dengan jurnal:
Beban Hibah
Kas di Kas Daerah
xxx
xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap Belanja Hibah, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat
Belanja Hibah di debit dan Estimasi Perubahan SAL di kredit dengan jurnal:
Belanja Hibah
Estimasi Perubahan SAL
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
e) Beban Transfer
Pengakuan beban transfer bersamaan dengan penyaluran dana transfer dari RKUD berdasarkan
peraturan kepala daerah tentang penetapan belanja transfer yang terkait. Fungsi Akuntansi
PPKD membuat pengakuan beban transfer berdasarkan bukti penyaluran memorial tersebut.
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat Beban transfer di debit dan Kas di Kas Daerah di kredit
dengan jurnal:
Beban Transfer
Kas di Kas Daerah
xxx
xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap realisasi transfer tersebut, Fungsi Akuntansi
PPKD mencatat Transfer (sesuai rincian objek terkait) di debit dan Estimasi
Perubahan SAL di kredit dengan jurnal:
Transfer.
xxx
Estimasi Perubahan SAL
xxx
Beban Pegawai
Koreksi dan Pengembalian
Koreksi beban pegawai yang terjadi pada periode yang sama terjadinya beban
dimaksud dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi beban pegawai dibukukan dalam
pendapatan lain-lain (LO). Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban
dilakukan dengan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas
2.
Koreksi
dan
Pengembalian
Penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas yang telah
dibayarkan dan terjadi pada periode terjadinya beban dibukukan sebagai
pengurang beban yang bersangkutan pada periode yang sama. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan
dan perjalanan dinas tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain-lain.
Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan
pada akun ekuitasb. Beban Barang dan Jasa
1) Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan. Pencatatan beban
persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Beban persediaan
dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik, yaitu dengan cara menghitung
saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi
dengan saldo akhir persediaan berdasarkan hasil inventarisasi fisik yang untuk
selanjutnya nilainya dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode
penilaian yang digunakan.
2) Beban Jasa, Pemeliharaan, dan Perjalanan Dinas
Beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas dicatat sebesar nilai nominal
yang tertera dalam dokumen tagihan dari Pihak Ketiga sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan yang telah mendapatkan persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen.
Koreksi
dan
Pengembalian
Penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas yang telah
dibayarkan dan terjadi pada periode terjadinya beban dibukukan sebagai
pengurang beban yang bersangkutan pada periode yang sama. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan
dan perjalanan dinas tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain-lain.
Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan
pada akun ekuitas
2. Beban Bunga
Koreksi dan Pengembalian
Penerimaan kembali beban bunga yang telah dibayarkan pada periode beban
dibukukan sebagai pengurang beban bunga pada periode yang sama. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban bunga dibukukan dalam
pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.
3. Beban Hibah
Koreksi dan Pengembalian
Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban dibukukan
sebagai pengurang beban hibah pada periode yang sama. Apabila diterima pada
periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban hibah dibukukan dalam
pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.
4. Beban Bantuan Sosial
Koreksi Dan Pengembalian
Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban dibukukan
sebagai pengurang beban bantuan sosial pada periode yang sama. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban bantuan sosial dibukukan
dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan
dengan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.
5. Beban Lain-Lain
Koreksi Dan Pengembalian
Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban dibukukan
sebagai pengurang beban lain-lain pada periode yang sama. Apabila diterima pada
periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban lain-lain dibukukan dalam
pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.
6. Beban Murni Akrual
1) Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
8. Beban Transfer
Koreksi Dan Pengembalian
Penerimaan kembali dan koreksi beban transfer yang telah dibayarkan pada periode
beban dibukukan sebagai pengurang beban transfer pada periode yang sama. Apabila