Jenis Organisme
Salah satu jenis ikan hias laut yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi adalah jenis kuda laut atau sering disebut dengan tangkur
kuda (Hippocampus sp.). Komoditas ini dimanfaatkan baik sebagai
ikan hias maupun sebagai bahan baku industri obat-obatan
tradisional.
Kuda laut dikenal dengan nama Hippocampus, yang berarti kuda
yang bergerigi dan sesuai dengan bentuk morfologinya yang unik
dan aneh. Tubuh bersegmen dan mempunyai satu sirip punggung,
insang membuka sangat kecil yang dilengkapi sepasang dada
(pectoralfin), satu sirip dubur (analfin) yang sangat kecil, sirip perut
dan sirip ekor tidak ada (NELSON 1976, WEBER & BEAUFORT 1922).
PROSES KEGIATAN
Pra Budidaya
a. Pemilihan Calon Induk.
Dalam pemilihan calon induk perlu memperhatikan beberapa faktor
seperti : jenis, ukuran, umur dan kesehatan. Dalam pemilihan jenis
kuda laut yang akan dibudidayakan perlu dipertimbangkan
beberapa hal diantaranya fekunditas tinggi, mudah beradaptasi
dengan lingkungan yang baru, ukuran besar, lebih tahan terhadap
penyakit. Salah satu jenis yang telah terbukti memenuhi kriteria
tersebut adalah H. kuda, H. comes tubuhnya lebih kecil sehingga
fekunditasnya lebih rendah, memerlukan adaptasi dengan
lingkungan baru lebih lama.
Calon induk yang dipilih, sebaiknya memiliki ukuran ynag sama
antara jantan dan betina. Apabila ukuran jantan lebih kecil maka
telur dari induk betina tidak dapat diserap seluruhnya ke dalam
kantung pengeraman induk jantan akibatnya sebagian telur akan
tercecer di dalam air media pemeliharaan. Ukuran calon induk yang
baik untuk persiapan pemijahan adalah berat lebih dari 7 gram,
dengan kisaran panjang antara 11 15 cm, untuk calon induk hasil
budidaya sebaiknya yang berumur lebih dari 8 bulan. Bila calon
c. Aklimatisasi
Calon induk hasil tangkapan dari alam harus dikarantina dan
diaklimatisasi terlebih dahulu. Karantina bertujuan untuk
membebaskan organisme pathogen yang mungkin terbawa dari
alam agar tidak menyebar ke induk yang sudah ada di pembenihan.
Disamping itu kegiatan aklimatisasi juga untuk menyesuaikan calon
induk dengan lingkungan yang baru serta pakan yang biasa
digunakan di pembenihan.
Budidaya
a. Penebaran
Setelah melewati masa karantina dan aklimatisasi induk ditebar di
bak pemeliharaan/pemijahan yang telah dilengkapi dengan tempat
bertengger. Kuda laut adakalanya berenang bolak balik melintasi
atau mengelilingi bak, oleh karena itu harus diciptakan kondisi yang
lapang. Di alam kuda laut tidak hidup berkelompok, oleh karena itu
agar tercipta kondisi alami di bak pemeliharaan induk, maka padat
tebar tidak terlalu tinggi yaitu berkisar antara 3040 ekor/m3.
Vincent (1995) menyarankan, kepadatan induk tidak lebih dari 4
ekor/100 liter media air.
Adapun perbandingan induk jantan dan betina yang dipelihara yaitu
3 : 2. Pemijahan kuda laut berlangsung secara monogami yaitu
seekor kuda laut jantan hanya dapat menerima telur dari satu ekor
betina dan tidak menerima telur dari betina yang lain sampai anakanaknya keluar dari kantung pengeramannya. Kuda laut betina
dapat memijah kembali dalam waktu 4 8 hari.
b. Penggelondongan
Penggelondongan dalam hal ini dimaksudkan untuk
mengintensifkan pemeliharaan terhadap benih-benih kuda laut
sampai ke tahap pembesaran dengan tingkat kelangsungan hidup
yang tinggi dan kualitas yang baik. Penggelondongan kuda laut
dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode pemeliharaan di
bak, di keramba jaring apung atau dikurungan tancap. Benih yang
digunakan untuk penggelondongan dapat berasal dari hasil
tangkapan di alam ataupun berasal dari hasil pembenihan dengan
ukuran 3 3,5 cm/ekor.
Hal yang perlu diperhatikan saat penebaran adalah apabila terdapat
perbedaan yang menyolok antara media pemeliharaan dengan dan
media asal benih (khususnya salinitas dan suhu). Keadaan ini
biasanya terjadi bila lokasi penggelondongan terpisah dengan
sumber benih, sehingga perlu diadaptasikan terlebih dahulu
sebelum ditebar. Padat tebar untuk penggelondongan selama 2
bulan pemeliharaan adalah berkisar antara 300 400 ekor/ton.
c. Pembesaran
Isi kandungan:
100ml
Harga Pasaran: RM 19.90
Harga Tawaran: RM 15.00
(tidak termasuk pos)
Foto : Ist
Keunikan lain dari hewan ini adalah karena pemeliharaan telur dan
anak-anaknya diserahkan kepada individu jantan (paternal). Proses
pemijahan dimulai dengan percumbuan yang tak kalah unik karena
dapat berlangsung selama berhari-hari dengan tarian-tarian dan
perubahan warna yang mengesankan, dan akan diakhiri dengan
perubahan warna individu betina yang menjadi cerah, menandakan
siap memijah. Telur-telur yang dihasilkan oleh si betina akan
disalurkan ke kantung eram (brood pouch) yang dimiliki oleh
individu jantan, dibuahi di dalam kantung tersebut, dan selanjutnya
dipelihara hingga menetas. Selama lebih kurang sepuluh hari kuda
laut jantan akan tampak seperti sedang bunting dan selanjutnya
melahirkan sejumlah kuda laut mungil. Dari 1000 butir telur yang
dihasilkan setiap kali pemijahan, jumlah anakan yang mampu lulushidup hanya sekitar 250-600 ekor saja. Masa pemijahan kuda laut
dapat berlangsung sepanjang tahun, tergantung pada kondisi air,
terutama temperatur. Dalam kondisi yang optimal, pemijahan dapat
terjadi hingga empat kali dalam setahun.
Kuda laut termasuk hewan monogami, yaitu hanya memiliki satu
pasangan saja seumur hidupnya. Apabila pasangannya mati,.
tertangkap, atau hilang, maka pasangan yang tertinggal akan lebih
memilih hidup sendiri, atau apabila memutuskan untuk memiliki
pasangan baru akan menunggu setelah jangka waktu yang sangat
lama. Hal ini menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan
populasi kuda laut di alam, di samping faktor predasi, mortalitas
yang tinggi akibat infeksi ektoparasit, dan perubahan lingkungan
habitatnya. Penangkapan besar-besaran (eksploitasi) oleh manusia
semakin memperburuk kondisi ini.
Selama berabad-abad kuda laut telah dipercaya berkhasiat sebagai
obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebagai
salah satu material dalam TCM (Traditional Chinese Medicine),
pengobatan dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan
kuda laut didasari oleh keseimbangan antara yin dan yang.
Berdasarkan kitab pengobatan pada masa Dinasti Ming (13681644), kuda laut berkhasiat untuk memperkuat yang, sehingga
tidak dianjurkan kepada mereka yang mengalami defisiensi ying.
Beberapa penyakit yang konon dapat disembuhkan oleh kuda laut
antara lain: pernyakit kulit, peradangan, gangguan pencernaan,
gangguan pernafasan, gangguan jantung dan sistem peredaran
darah, penyakit syaraf dan gangguan fungsi otak, gangguan hati
dan ginjal, penurunan sistem imun, dan masih banyak lagi.
yang dewasa atau yang masih anakan. Secara umum populasi kuda
laut menurun 25-50 % selama kurun waktu 2-5 tahun.
Hal ini berdasarkan penelitian survey yang dilakukan oleh TRAFFIC,
lembaga yang bertugas memantau perdagangan fauna dan flora di
seluruh dunia. Lembaga nirlaba ini dibentuk oleh WCU (World
Convention Union) yang kini dikenal sebagai IUCN (International
Union for the Conservation Nature) dan WWF (World Widelife
Foundation). Untuk itu, IUCN yang berpusat di Gland, Swiss, ini
mengeluarkan Red Data Book yang berisi daftar fauna dan flora
yang dilindungi, dikenal sebagai Red List. Daftar ini menyatakan
bahwa kuda laut merupakan hewan yang dilindungi dari ancaman
kepunahan, dan dimasukkan ke dalam kategori VU atau
Vulnerable. CITES (The Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) telah
mendeklarasikan peraturan perihal penangkapan kuda laut sejak
November 2002 dengan toleransi 18 bulan untuk memberi waktu
kepada 165 negara terkait, termasuk Indonesia di dalamnya, untuk
menyebarluaskan kebijakan ini. Para nelayan harus diberi
pengarahan dan pendidikan tentang cara menangkap kuda laut
yang baik, demikian juga kaum pedagang dan masyarakat
pengguna harus diberi pengertian untuk tidak sekedar mengejar
keuntungan dan kepentingan pribadi semata tanpa memperhatikan
kelestarian hewan ini di masa depan.
Selain penangkapan yang berlebihan tersebut, kerusakan dan
musnahnya habitat kuda laut juga merupakan salah satu faktor
penyebab turunnya populasi hewan ini secara global. Penggunaan
jaring trawl, dinamit, dan tuba untuk menangkap ikan, pengambilan
terumbu karang, perusakan hutan bakau, perusakan padang lamun,
pencemaran air laut, dan aktivitas reklamasi pantai merupakan
beberapa aktivitas yang secara tidak sengaja berdampak buruk
terhadap populasi kuda laut di alam. Beberapa negara di Asia,
seperti RRC, Vietnam, dan Indonesia sendiri telah memulai usaha
budidaya pembenihan kuda laut untuk mengurangi ketergantungan
akan kebutuhan kuda laut dari alam. Usaha ini tentu saja dapa
berperan ganda karena di samping untuk menyelamatkan kuda laut
dari ancaman kepunahan sekaligus juga dapat menambah lapangan
kerja baru, dan mengembangkan pasar yang menguntungkan.
Namun demikian, seperti diketahui bersama bahwa kuda laut
sangat rentan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan di