Anda di halaman 1dari 2

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Bahari di wilayah lautnya mencakup

tiga perempat luas wilayah Indonesia atau 5,8 juta km^2 dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, sedangkan luas daratannya hanya 1,9 juta km^2. Wilayah
laut yang sangat luas tersebut mengandung sumberdaya alam (perikanan) dan
jasa lingkungan yang sangat berlimpah yang belum dikembangkan secara
optimal. Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil periakanan
lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi.
Ikan memang sudah dikenal sejak waktu yang sangat lama, ribuan tahun yang
lalu. Jenis ini termasuk hewan vertebrata, artinya hewan yang memiliki tulang
belakang dan cirinya yang khas adalah hidupnya di air dan umumnya bernafas
dengan menggunakan insangnya. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan
sangat penting, karena banyak mengunakan komponen-komponen yang
diperlukan oleh tubuh. Baik di negara maju maupun di negara berkembang
seperti Indonesia (Dahuri, 2003).
Lautan merupakan daerah penagkapan ikan terluas dan terbanyak dibandingkan
dengan daerah-daerah penangkapan lainnya yang ada di darat seperti sungai,
rawa, telaga dan tempat-tempat pembudidayaaan ikan seperti kolam dan
tambak. Daerah-daerah dekat pantai pada umumnya merupakan daerah
penangkapan terbanyak yang dilakukan oleh para nelayan kecil sedangkan
daerah-daerah yang jauh dari pantai dan samudera, penangkapan ikan hanya
dilakukan oleh kapal-kapal besar dengan perlengkapan pengolahan atau pasca
tangkap untuk mempertahankan kesegaran ikan (Asikin,1977).
Dari segi fisik dan kimiawi, kelautan Indonesia ternyata merupakan wadah ideal
bagi kehidupan biota laut. Ini merupakan sumber kehidupan dibidang perikanan.
Sumberdaya laut (khususnya ikan) yang tersedia di wilayah kelautan Indonesia,
seolah-olah menantang bangsa Indonesia untuk menggali sumber kehidupan
dibidang kelautan. Secara perlahan-lahan namun pasti pemanfaatan
sumberdaya alam laut Indonesia terus berkembang terutama untuk memenuhi
kebutuhan akan pangan (khususnya sumber protein hewani) energi, bahan baku,
serta beberapa perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara
(Lestari dan Widiastuti, 2003).
Hasil perikanan laut pada umumnya digolongkan lagi berdasarkan jenisnya,
tempat atau daerah kehidupannya. Penggolongan tersebut adalah sebagai
berikut :
Golongan demersal, yaitu ikan yang dapat diperoleh dari lautan yang dalam.
Contohnya adalah ikan kod san ikan haddock.
Golongan pelagis kecil, yaitu jenis-jenis ikan yang hidupnya di daerah permukaan
laut, misalnya ikan parang-parang atau ikan haring.
Golongan pelagis besar, yaitu jenis ikan besar yang hidupnya dipermukaan laut,
seperti ikan sardin, ikan tuna, ikan tongkol.
Sumberdaya perikanan karang yaitu jenis makhluk hidup yang dihuni jenis ikan
dengan warna serta bentuk tubuh yang menarik.
Golongan anadromus, yaitu jenis hasil perikana yang awal hidupnya di laut
kemudian melakukan imigrasi ke air tawar dengan tujuan memijah. Sebagai
contohnya adalah ikan salmon.

Golongan katadromus, yaitu jenis hasil perikanan yang awal hidupnya di air
tawar kemudian melakukan imigrasi ke air laut dengan tujuan memijah. Misalnya
sidat (belut laut)
Hasil perikanan berkulit keras (krustaceae), yaitu hasil perikanan yang
mempunyai kulit keras, misalnya udang, lobster, kepiting dan rajungan.

Hasil perikanan berdaging lunak. Golongan ini sering dibagi lagi menjadi
beberapa golongan Echinodermata, misalnya tiram, dan golongan Anadonta
misalnya kerang.
Hasil perikanan yang tiak dapat diidentifikasi dengan jelas (micillaneous) adalah
hasil perikanan lain yang tidak dapat digolongkan dalam golongan di atas,
misalnya ubur-ubur.
Khususnya pada sumber daya perikanan laut, jenis ikan terdapat cukup banyak
diantaranya : ikan tuna, layur, Kembung, Tongkol, Tenggiri, Bawal Putih, Kuwe,
Lemuru, Pari, Sidat, Layang, Cakalang, Kakap, Bandeng, Sebelah, Pisang-pisang.
Ekor Kuning, Julung-julung, dan lain sebagainya yang kurang lebih terdapat 3000
jenis ika tersebar di seluruh lautan Indonesia. Dewasa ini Indonesia sedang
berusaha melakukan pembangunan di sektor kelautan dengan memanfaatkan
lebih banyak potensi laut melui pengolahan bahan baku hasil laut serta
meningkatkan kemampuan budidaya agar dapat memberdayakan potensi hasil
laut semaksimal mungkin (Nontji, 1987).
DAFTAR PUSTAKA http://tulisanzhi.blogspot.co.id/2010/06/laporan-praktikum.html

Arifin, M. 1977. Mengenal Ikan Baung. Jakarta : Erlangga


Asikin, M. 1985. Pengetahuan Umum Perikanan. Jakarta : Gramedia
Bahar, H. 2006. Sumberdaya Perikanan Indonesia. Jakarta : Galia Indonesia.
Djuhanda, F. 1981. Pengantar Ilmu Perikanan. Jakarta : Penebar Swadaya .
Karsono, Joko. 1996. Perikanan Laut. Bandung : Pakar Raya.
Martono, Widjaya. 1992. Nutrisi Penting Pada Ikan. Jakarta : Erlangga
Murtidjo, M. 2002. Morfologi Ikan. Jakarta. Geamedia.
Said, Adnan. 1997. Pengantar Ilmu Pangan. Jakarta. Penebar Swadaya.
Seanin, F. 1986. Pengantar Ilmu Perikanan. Bandung : Ganesha Exact.

Anda mungkin juga menyukai