Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubunganya yang
erat dengan siklus transaksi lainya.Bagi perusahaan manufaktur,bahan baku memasuki siklus
persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran,sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia.Siklus persediaan dan pergudangan
diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.Audit terhadap
persediaan,terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun,sering kali merupakan bagian yang
paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit.Seperti di tunjukan oleh audit PharMor,menemukan salah saji dalam akun persediian dapat menjadi hal yang cukup menantang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
-Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.
-Persediian sering kali berada pada lokasi yang berbeda,yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit.
-Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda seperti
perhiasaan,bahan kimia,dan suku cadang elektronik.
-Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan hal yang
penting dan apabila biaya manufaktur harus di alokasikan ke persediaan .
-Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat di terima dan beberapa organisasi
mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai bagian persediaan
yang dapat di terima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang di terima umum.
A.FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sisitem yang
terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang secara fisik, dan yang kedua
adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan,harus ada pengendalian
yang cukkup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait. Pemeriksaan sekilas
terhadap enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan membantu
untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji
efektifitasnya.
Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang
menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sisitem pengendalian intern yang baik,
dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan memisahkannya dalam beberapa area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi biasanya dianggap bagian dari siklus penjualan
dan penerimaan kas.
dalam laporan keuangan. Siklus dasar persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5
bagian tesendiri.
Tabel 21-2 (hlman 315)
- MEMPEROLEH DAN MENCATAT BAHAN BAKU, BIAYA BURUH DAN
OVERHEAD
Bagian dari siklus persediaan dan pergudangan ini mengandung tiga fungsi pertama dalam
gambar 21-2 pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan
tersebut. Pengendalian intern untuk ketiga fungsi ini dipahami lebih dahulu untuk kemudian diuji
sebagai bagian dari pelaksanaan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus perolehaan dan pembayaran, auditor harus telah menyimpulkan bahwa
pembelian bahan baku dab biaya manufaktur telah disajikan secara wajar. Demikian pula jika
upah adalah bagian penting dari persediaan, pengujian atas siklus penggajian dan kepegawaian
memberikan verifikasi pencatatan akuntansi yang memadai.
disebut pengujian harga (price test). Disamping itu auditor harus memverifikasikan apakah hasil
perhitungan fisik telah diikhtisarkan denganbenar, jumlah persediaan dan harganya di catat, dan
dijumlahkan dengan benar.pengujian ini disebut pengujian kompilasi (compilation test).
Gambar 21-2 mengikhtisarkan lima bagian dari audit atas siklus persediaan dan pergudangan dan
pada siklus mana tiap bagian diaudit. Bagian pertama dan ketiga dari atas siklus persediaan dan
pergudangan telah di bahas dalam hubungan dengan audit siklus lainnya. Pentingnya pengujian
dari siklus lain ini harus selalu diingan dalam bab ini.
TABEL 21-3 (halaman 316)
Audit atas persediaan
Bagian audit
Siklus yang diuji
C.PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan juga pada siklus
siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur analitik yang umum di
pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari prosedur
analitik dibawah dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin kotor.
TABEL 21-1(halaman 321)
D.PENGUJIAN TERINCI,PENGAMATAN FISIK,DAN AUDIT AKUNTANSI BIAYA.
D.1 Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
Gambar 21-5 menunjukan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo persediaan
dan pergudangan.perhatikanlah bahwa metodologi ini pada dasarnya sama dengan yang di bahas
untuk piutang usaha,utang usaha,dan semua akun neraca lainya.
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman atas industri dan
bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area lainnya. Beberapa hal
pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah metode penilaian persediaan yang
dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan risiko tertukarnya barang konsinyasi
dengan persediaan milik sendiri. Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan
melakukan pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini harus dipimpin
oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai
perubahan dalam pengendalian internal dan proses lain sejak tahun sebelumnya. Oleh karena
kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek pengujian pengendalian untuk
perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga dan kompilasi.
(Tabel 21-5)halman 323.
Jumlah sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena auditor
harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah sampel dalam
pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis
persediaan yang dihitung.
Pemilihan sampel
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhati-hati
dalam :
Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis persediaan
tertentu.
Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan tertentu.
pencatatan yang lebih sederhana dibandingkan perusahaan besar yang menghasilkan bermacammacam produk.
Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait sejak bahan baku dipesan sampai barang selesai diproduksi dan
dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori :
Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
Pengendalian atas biaya terkait Untuk melindungi asset, banyak perusahaan secaraa fisik
memisahkan dan membatasi akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapaat menggunakan dokumen
bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjadi penyalahgunaan
asset. Salinan atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak
yang menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunng jawab atas pengawasannya.
Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk
dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan menyusun berkas
utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang mewakili wewenang atau akses
asset, dengan alasan sebagai berikut :
Mereka melakukan pencatatan atas persediaan yang ada, yang digunakan untuk memulai
produksi atau pembelian tambahan bahan baku. Mereka mencatat pemakaian bahan baku dan
penjualan barang jadi, yang dapat ditelaah untuk mengetahui tingkat keusangan barang yang
pergerakannya lambat. Mereka mencatat pertanggungjawaban atas pengamatan terhadap
perbedaaan antara perhitungan fisik dan jumlah yang tertera didaftar perpetual.
Pengujian atas Akuntansi Biaya
Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang akan
dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya, yaitu:
1. Pengendalian fisik atas persediaan
2. Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
3. Berkas utama persediaan perpetual
4. Pencatatan biaya per unit
Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci dan
ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat meminta pengawas persediaan untuk
menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas persediaan. Jika auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka
auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa
penghitungannya memadai.
Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang dicatat
benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal transaksi
dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian pengujian melalui
pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.
Berkas Induk Persediaan Perpetual
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau
mengubah saat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen untuk
verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan peningkatan
barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
Catatan Biaya Per Unit
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan
catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor harus
memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap
perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.
(Gambar 21-4 halaman 319)