Anda di halaman 1dari 16

2

Laporan Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase

Hari/jam

: Senin

Nama kita
Kelas

: 15.00 WIB

Asisten

: 1. Arini Putri
2. Irwansyah

PENGUKURAN DEBIT AIR DI SALURAN TERBUKA


Oleh
Khairunnsia
1305106010049

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM -BANDA ACEH

2016

I. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dalam era yang serba teknolpogi saat ini, kemajuan bidang pendidikan

sangatlah bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat
manusia, baik itu di bidang social, informasi, maupun bidang pendidikan. Salah
satunya dalam makalah ini akan dipaparkan elemen-elemen mekanika fluida yang
memungkinkan kita untuk memcahkan masalah-masalah yang kita temui seharihari yang relative sederhana seperti misalnya aliran melalui pipa, saluran dan
aliran di sekitar bola dan silinder. Aliran-aliran yang kompleks yang biasanya
disebabkan oleh geomtetri-geomtri, yang lebih kompleks tidak akan dipaparkan di
dalam makalah ini.
Aliran air yang memiliki permukaan bebas tanpa tertutup oleh objek
apapun disebut dengan aliran pada saluran terbuka. Saluran terbuka ini meliputi
semua jenis saluran terbuka yang bersifat alami ataupun buatan. Saluran yang
bersifat alami ini bisa merupakan anak sungai di pegunungan, sampai aliran air
bawah tanah yang memiliki permukaan bebas. Dan yang bersifat buatan adalah
saluran drainase bawah tanah, dan lain-lain.
Dalam menentukan bentuk dan dimensi saluran yang digunakan dalam
pembangunan saluran baru maupun dalam kegiatan perbaikan penampang saluran
yang sudah ada, salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah
ketersediaan lahan. Mungkin di daerah pedesaan membangun saluran dengan
kapasitas yang besar tidak menjadi masalah karena banyaknya lahan yang kosong,
namun di daerah perkotaan yang padat tentu saja bisa menjadi persoalan yang
berarti karena keterbatasan lahan.

Upaya yang dilakukan untuk memberikan pengairan yang cukup untuk


lahan pertanian merupakan Irigasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kini
sudah banyak berkembang model dan metode irigasi. Jika dibandingkan dengan
zaman dahulu persediaan air yang melimpah hanya jika dengan lahan berada
berdekatan dengan lokasi sungai, atau sumber mata air.
Bentuk penampang saluran terbuka pada muka tanah umumnya ada
beberapa macam yakni antara lain bentuk trapezium, empat persegi panjang,
segitiga, setengah lingkaran. Namun selain bentuk-bentuk yang tertera itu, masih
ada bentuk-bentuk penampang saluran terbuka lainnya, misalnya kombinasi antara
empat persegi panjang pada bagian atas yang berfungsi untuk mengalirkan debit
maksimum dan setengah lingkaran pada bagian bawah yang berfungsi untuk
mengalirkan debit minimum.
1.2.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur debit aliran

dalam suatu saluran terbuka.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam perumusan model, dari bentuk saluran di alam yang bersifat heterogen
diarahkan ke bentuk saluran yang lebih sederhana dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan secara teoritis dan menghilangkan semua variable
pengikat yang memberikan sedit pengaruh terhadap saluran. Kecepatan vertikal,
diabaikan sehinggat tidak memperhitungkan adanya loncatan hidrolik, gaya
sentrifugasi diabaikan sehingga tidak memperhitungkan adanya arus pusaran,

kemiringan saluran juga dianggap kecil sehingga arah aliran mendekati horizontal.
Sedangkan gaya-gaya fisika yang dihiraukan hanya gaya gravitasi dan gaya
geseran melawan arah arus, dan tekanan hidrostatik. (Soemarto,1999).
Saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir dengan
permukaan air bebas. Pada semua titik di sepanjangn saluran terbuka, tekanan air
selalu sama. Yang biasanya adalah tekanan atmosfer. Oleh karena itu, aliran di
saluran terbuka harus memiliki muka air bebas, maka aliran ini biasanya
berhubungan dengan zat cair dan umumnya adalah air (Sosrodarsono, 1993).
Analisis aliran melalui saluran terbuka adalah lebih sulit daripada aliran
melalui saluran pipa atau saluran tertutup. Di dalam pipa, tampang lintang aliran
melalui saluran pipa masih tergantung di saluran pipa. Variabel saluran terbuka
misalnya sungai, variable tersebut adalah tampang saluran, kekasaran, kemiringan
dasar, belokan, debit, debit, dan sebagianya. Ketidak teraturan tersebut
mengakibatkan analisis aliran menajdi sangat sulit untuk diselesaikan secara
analitis. Oleh karena itu, untuk menghitung parameter saluran terbuka sebaiknya

digunakan perhitungan empiris. Sampai saat ini, metode empiris masih menajdi
yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut (Hanafiah, 2007).
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran,yaitu aliran
saluran terbuka, dan aliran saluran tertutup. Dua macam aliran tersebut dalam
banyak hal memiliki kesamaan tapi berbeda dalam satu ketentuan penting.
Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas, aliran permukaan
tertutup tidak memiliki permukaan bebas, dikarenakan air yang mengisi seluruh
penampang saluran (Najiyati, 1991).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1.

Tempat dan
Waktu
Praktikum Evapotranspirasi Potensial ini dilakukan di Laboratorium

Teknik Tanah dan Air Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, pada hari Senintanggal 28 Maret 2016
pada pukul 15.00 WIB.
3.2.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Current

meter, Roll meter, danStopwatch.


3.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Cara Kerja
Dipilih saluran terbuka yang alirannya cukup baik.
Ditentukan bentuk saluran.
Diukur parameter-parameter saluran.
Ditentukan jumlah vertical/segmen/bagian.
Ditentukan metode pengukuran yang digunakan.
Diukur kecepatan rata-rata aliran pada setiap segmen/bagian
Dihitung debit total aliran dalam saluran tersebut.

8. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.

Data Hasil Pengamatan

9.
25.
A

16.
1
26.
0,

35.
N

36.
0,

45.
N

46.
0,

10. Kecepatan aliran pada saluran titik pengukuran


12. Titik 3
13. Titik 1
14. Titik 2
17.
18.
19.
20.
22.
23.
2
3
1
2
21. 3
1
2
27.
30.
31. 0
32.
33.
0,
28.
29.
0,
,
0,
0,
0,3
0,5
6
37.
40.
41. 0
42.
43.
0,
38.
39.
0,
,
0,
0,
0,2
0,5
5
47.
50.
51. 0
52.
53.
0,
48.
49.
0,
,
0,
0,
0,4
0,6
6

55.
4.2.

Analisa Data

56. Luas segitiga = x a x t


57.
= x 1,55 x 0,6
58.
= 0,465 m2
59. Luas persegi panjang = p x l
60.
= 1,9 x 0,6
61.
= 1,14 m2
62. Luas keseluruhan
= luas segitiga + luas persegi panjang
63.
= 0,465 m2 +1,14 m2
64.
=1,605 m2
65.
66. Luas persegi panjang dan luas segitiga = 1,14 m2 + 0,465 m2 + 0,465 m2
67.
= 2,07 m2
68. Perkalian luas persegi panjang dengan kecepatan rata-rata dititik satu :
69. Q1 = A x v1
Q 2 = A x v2
Q 3 = A x v3
2
2
70. = 1,14 m x 0,5 m/s
= 1,14 m x 0,5 m/s
=1,14 m2 x 0,6 m/s
3
3
71. = 0,57 m /s
= 0,57 m /s
= 0,684
m3/s
72. Qrerata = (0,57 m3/s + 0,57 m3/s + 0,684 m3/s) / 3 = 1,824 m3/s
73.
74. Perkalian luas segitiga dengan kecepatan rata-rata dititik kedua :
75. Q1 = A x v1
Q 2 = A x v2
Q 3 = A x v3

24.
3
34.
0,
44.
0,
54.
0,

= 0,465 m2 x 0,5 m/s

76.

= 0,465 m2 x 0,5 m/s

=0,465 m2 x

0,5 m/s
77.
= 0,232 m3/s
= 0,232 m3/s
= 0,232 m3/s
3
78. Qrerata = 0,232 m /s
79.
80. Perkalian luas segitiga dengan kecepatan rata-rata dititik tiga :
81. Q1 = A x v1
Q 2 = A x v2
Q 3 = A x v3
82.
= 0,465 m2 x 0,2 m/s
= 0,465 m2 x 0,3 m/s
=0,465 m2 x
0,3 m/s
83.
= 0,093 m3/s
= 0,14 m3/s
= 0,14 m3/s
84. Qrerata = (0,093 m3/s + 0,14 m3/s + 0,14 m3/s) / 3 = 0,124 m3/s
85.
86. Debit rata-rata penampang saluran trapesium
87.
tiga)/3
88.

= (Qrata-rata titik satu + Qrata-rata titik dua + Qrata-rata titik


= (1,824 m3/s + 0,232 m3/s + 0,124 m3/s)/3
= 0,726 m3/s

89.
90.

91. Kecepatan aliran rata-rata penampang saluran trapesium


92.

= (Vrata-rata titik satu + Vrata-rata titik dua + Vrata-rata titik

tiga)/3
93.
94.

= 0,433 m/s

95.
96.
97.
4.3.

= (0,533 m/s + 0,5 m/s + 0,266 m/s)/3

Pembahasan

98.

36cm

60 cm

1,52

max 0,33
min 0,2
avg 0,26

max 0,56
min 0,46
avg 0,53

max 0,56
min 0,43
avg 0,5

190 cm
372 cm

99.

Gambar 1. Saluran Irigasi Terbuka Trapesium


Praktikum mengenai Pengukuran Debit Air di

Saluran Terbuka ini dilakukan di saluran irigasi berbentuk trapesium.


Pengukuran debit air di saluran terbuka ini menggunakan alat current
meter. Pengukuran debit air ini dilakukan meliputi dua kegiatan utama
yaitu pengukuran luas penampang, dan perhitungan kecepatan aliran
berdasarkan tiga bagian dari saluran trapesium. Perhitungan debit
merupakan hasil perkalian antara luas penampang dan kecepatan aliran.
Karena saluran irigasi memiliki kedalaman 60 cm, oleh karenanya
perhitungan kecepatan aliran dengan menggunakan metode satu titik yaitu
0.6 dikali dengan nilai kedalaman dari saluran, yaitu menggunakan rumus

volume dikalikan 0.2 dijumlahkan dengan volume dikalikan 0.8 yang


dibagikan dengan dua.
100. Pada praktikum yang dilakukan didapatkan data kecepatan
rata-rata pada saluran irigasi terbuka yaitu 0,435 m/s. Tingkat kecepatan
aliran rata-rata ini didapatkan dari nilai maks, nilai min, dan nilai average.
Kemudian data yang diperlukan untuk mencari debit aliran tersebut adalah
yaitu seperti dimensi saluran irigasi dan juga kecepatan aliran air. Maka
didapatkan debit pada titik satu 1,824 m3/s, titik dua 0,232 m3/s, dan titik
tiga 0,124 m3/s. Setelah itu didapatkanlah rata-rata debit pada saluran
tersebut, yaitu sebesar 0,726 m3/s.
101.
Nilai average ini didapat kan dari rata-rata nilai
maks dan nilai min, dan ketiga data ini bisa langsung didapatkan dari alat
current meter. Data didapatkan setelah memasukkan bagian bawah current
meter ke dalam saluran irigasi yang dilakukan pengamatan setiap 10 detik,
di setiap titik bagian saluran irigasi.
102.Bentuk penampang saluran irigasi terbuka ini bermacammacam. Yaitu trapesium, empat persegi panjang, setengah lingkaran, dan
segitiga. Namun, pada praktikum, digunakan penampang berbentuk
trapesium. Menurut mekanika fluida, penampang berbentuk trapesium ini
memiliki kelebihan untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan dengan debit yang besar, sifat alirannya bersifat terus menerus
dengan fluktuasi (ketidak tetapan/ guncangan) yang relative kecil, dan
digunakan di daerah yang cukup untuk lahan.
103.Aliran melalui saluran terbuka disebut seragam, apabila
berbagai variable aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan, dan

debit di setiap penampang di sepanjang aliran adalah konstan. Pada aliran


seragam, garis energy, garis muka air dan dasara saluran adalah sejajar
sehingga kemiringan dari ketiga garis tersebut adalah sama. Kedalaman air
pada aliran seragam disebut dengan kedalaman normal. Untuk debit aliran
dan luas tampang lintang saluran tertentu, kedalaman normal adalah
konstan di seluruh sepanjang saluran.
104.Air yang mengalir, gas yang mengalir, begitu juga dengan
substansi lain yang biasa disebut fluida, dapat terjadi akibat dari adanya
perbedaan tekanan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai fluida
yang mengalirDalam aliran fluida semacam itu terdapat fenomena yang
bisa dipelajari. Ada hal-hal yang berpengaruh satu sama lain. Jenis zat,
kekentalan (viskositas), kecepatan alir menjadi dasar tema pembicaraan.
105.
106.
107.

108. V. PENUTUP
109.5.1. Kesimpulan

110.

Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari hasil praktikum ini

ialah sebagai berikut :


1. Nilai debit rata-rata pada saluran irigasi trapesium 0,726 m3/s.
2. Nilai kecapatan aliran rata-rata pada saluran irigasi trapesium 0,433 m/s.
3. Average nilai rata-rata yang didapat dari nilai maks dan nilai min
berdasarkan current meter.
4. Kecepatan aliran air akan berbeda-beda akibat adanya benda yang ikut
terbawa arus aliran.
5. Penampang berbentuk

trapesium

ini

memiliki

kelebihan

untuk

menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar,
sifat alirannya bersifat terus menerus dengan fluktuasi (ketidak tetapan/
guncangan) yang relative kecil, dan digunakan di daerah yang cukup untuk
5.2.

lahan.
Saran

111.

Sebaiknya praktikum dilakukan dengan kondisi yang rileks

agar materi yang disampaikan mudah diterima.

10

112.
113.

DAFTAR PUSTAKA

Priyantini, N.Y. 2010. Sistem Pengukuran Kecepatan Arus Air Sungai


Berbasis Mikrokontroler AT89S8252.Universitas Islam Negeri. Malang.

114.

Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Penerbit

Nova. Bandung.
115.
116.

Soemarto. 1987. Hidrologi Jilid 1. Penerbit Nova. Bandung.

Sosrodarsono dan C. Suyono. 1985. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya


Paramita. Jakarta.

117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.

11

126.

LAMPIRAN
127.

128.
129.
130.
131.

Titik 2
Titik 3

Titik 1
Max = 0,6
Min = 0,4
A vg = 0,5

36

Max = 0,566
Min = 0,4
Avg = 0,5

0.2 m

Max = Min = Avg = -

0.6 m

1.9 m
3.72 m
5m

TAMPAK DEPAN
Skala 1 : 100

132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.

11

142.

143.

Gambar 2. Kondisi Pengukuran Debit Lapangan di Saluran


Terbuka

11

Anda mungkin juga menyukai