Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat
menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
Jenis-jenis
akhlak,
dan
sistem
penilaiannya serta baik buruk menurut ajaran islam. Makalah yang kami susun
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah AKHLAK TASAWUF. Informasi atau
materi yang kami paparkan diperoleh dari berbagai sumber-sumber yakni dari
berbagai buku dan ditambah berbagai redaksi dari internet. Kami menyadari,
makalah yang kami susun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami
berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun, kami tidak
luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini. Pada
kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami haturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya
kepada
Ibu Yeni
Anggraini,
M.A yang
telah
memberikan
tanggung jawab kepada kami untuk membuat suatu karya ilmiah sehingga dapat
terselesaikan dengan maksimal. Untuk menyempurnakan makalah ini, kami
dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak. Sehingga dikemudian hari kami dapat menyempurnakan
makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami
lakukan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................................
.............................1
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................
............................2
BAB
(Pendahuluan) .........................................................................................................
............3
1.1 Latar Belakang
Masalah........................................................................................3
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................................................3
1.3
Tujuan............................................................................................................
...............4
BAB
II
(Pembahasan) .........................................................................................................
..........5
2.1
Jenis-Jenis
Akhlak............................................................................
2.2 Sistem
Penilaian
Akhlak..................................................................
2.3 Baik
Buruk
Akhlak
dalam
Islam..........................................
BAB III (Penutup) ...............................................................................
2
Ajaran
3.1
Kesimpulan.......................................................................................
3.2
Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT. AlQuran yang dalam penjabarannya yang dilakukan hadits Muhammad saw.
Masalah akhlak dalam ajaran Islam sangat mendapatkan perhatian yang
begitu besar sebagaimana telah diuarikan pada bagian terdahulu.
Menurut ajaran Islam penentu baik dan buruk harus didasarkan pada
petunjuk al-quran dan al-hadits. Jika kita perhatikan al-Quran maupun
hadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada yang baik, dan
adapula istilah yang mengacu kepada yang baik, misalnya: al-Hasanah,
Thayyibah, Khairah, karimah, Mahmudah, Azizah dan Al-Birra.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas,
dapat
dirumuskan
suatu
1.3
1.
2.
3.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu :
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Jenis Akhlak
Akhlak atau sistem perilaku merupakan tolok ukur perbuatan
manusia yang terdapat acuan untuk menilai perbuatan tersebut baik atau
buruk berdasarkan ajaran dari Allah. Akhlak tewujud melalui proses
aplikasi sistem nilai atau norma yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis
yang bersifat mengarahkan, membimbing dan membangun peradaban
manusia. Akhlak dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, di
antaranya yaitu :
5
1.
Akhlak Mahmudah
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia dan terpuji artinya
menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah
digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan
tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik,
melakukannya dan mencintainya.
ingatlah,
ketika
Tuhanmu
memaklumkan:
menjaga
meninggalkannya.
segala
Dalam
perintah
Firman-Nya
Allah,
Hai
supaya
orang-orang
tidak
yang
Tawadhu
Tawadhu artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau
takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih
hebat dari orang orang lain, sementara orang sombong menghargai
dirinya secara berlebihan. Rendah hati berbeda dengan rendah diri,
Shidiq
Artinya benar atau jujur, lawan kata dari dusta atau bohong.
Seorang muslim dituntut untuk selalu berada dalam keadaan benar
lahir batin, benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan.
e.
Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan
orang lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah itu meminta
maaf kepada dirinya. Menurut Quraish shihab, tidak ditemukan satu
ayatpun yang menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada
adalah perintah untuk memberi maaf.
maafkanlah mereka dan berlapang dadalah, sesungguhnya Allah
senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap yang
melakukan kesalahan kepadanya) (QS. Al Maidah 5: 13).
2.
Akhlak madzmumah
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak madzmumah atau akhlak tercela
ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia
yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang
bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
Adapun yang termasuk akhlak madzmumah antara lain :
a. Al-Naniah
petir
pergaulan,
di
siang
sering
hari.
Sifat
menuduh
kikir ini
dapat
Khianat
yaitu tidak menempati janji. Khianat ini lawan dari amanat,
apabila amanat dapat melapangkan rezeki, maka khianat akan
dapat menimbulkan kefakiran. Sifat khianat ini seringkali tidak
nampak, sehingga kadang-kadang ada orang yang membela orang
yang khianat karena ia tidak mengetahuinya. Allah berfirman dalam
surat al-Nisa ayat 107 yang artinya, Dan janganlah engkau
membela
orang-orang
yang
khianat
kepada
dirinya
sendiri,
Al-Gibah
sebenarnya
keburukan
itu
ada
pada
orang
yang
digunjingnya. Bila tidak ada, hal itu merupakan fitnah. Firman Allah
dalam surat al-Hujurat ayat 12 yang artinya, Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sebagian
kecurigaan itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang,
dan janganlah mempergunjingkan orang satu sama lain.
Masih banyak lagi akhlak tercela yang terdapat dalam alQuran dan hadits, misalnya: al-bagyu, yaitu lacut; al-gadab, yaitu
pemarah; al-gurur,
yaitu
memperdayakan;al-hikdu,
yaitu
dia
sadar
bahwa
hidup
ini
fana
dan
sementara.
Naluri
asunnah
bermakna
segala
sesuatu
yang
dinukil
dari
Nabi
Muhammad SAW. Aljamaah ini banyak sekali yang memberi makna, antara
lain golongan yang mayoritas umat Islam yang setia kepada pemimpin
umat Islam. Dan adapula yang mengartikan Aljamaah sebagai golongan
para sahabat Nabi. Jadi arti dari ahlu sunnah walajamah adalah
golongan yang berpegang teguh pada Al-Quran , sunnah Rasulullah SAW,
dan kesepakatan para mujtahid.
Sebelumnya ahli sunnah waljamaah ini dipelopori oleh Abu AlHusan Al-Asyari (260-320H/873-935M) dan Abu Mansyur Al-Maturidi
(332H/943M). mereka membagi kajian ilmunya dengan cara menggali dari
Al-Quran, Al-Hadits, Ijma dan Qiyas.
Segala awamir yang
dimarufkan
Allah
SWT
adalah
baik
dan
segala nawahi yang dimunkarkan Allah SWT adalah buruk. Tidak ada
kebaikan atau keburukan secara absolute, tetapi semuanya itu menurut
instruksi dari Allah SWT. adapun yang bersifat absolute adalah kekuasaan
dan keadilan Allah yang terletak pada iradat-Nya. Namun keadilan tidak
wajib bagi Allah, karena apabila wajib maka kekuasaan-Nya tidak mutlak
lagi. Ittulah sebabnya para ahli kalam membedakan antara sifat sifat
yang wajib bagi Allah menurut akal dan juga dalil akal yang jumlahnya 13
atau 20 dengan asmaul husna yang jumlahnya 99.
b. Sistem Mutazilah
Secara
bahasa
dari
berarti
10
bersikap lunak dalam menyikapi pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan
lawan lawannya, terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair.
Golongan kedua (Mutazilah II) muncul sebagai respon persoalan teologis
yang
berkembang
dikalangan
Khawarij
dan
Murjiah
akibat
peristiwa tahkim. Menurut Ahmad tafsir ada mutazilah yang lahir karena
menghindari bentrokan politis dan ada yang lahir karena bentrokan
pemikiran fanatik.
Ajaran pokok ini mempunyai tujuh bagian:
1. Tentang sifat sifat Allah.
2. Kedudukan Al-Quran
3. Melihat Allah di akhirat
4. Perbuatan manusia
5. Antropomorisme
6. Dosa besar
7. Keadilan Allah
Pancasila Mutazilah
Ajaran Mutazilah dikenal dengan al-ushul al-khamsah, yang oleh
Harun Nasution diistilahkan sebagai Pancasila Mutazilah.
1.
Al-Tauhid
Yang berarti pengesaan Tuhan, merupakan prinsip yang
paling uatama dan sekaligus merupakan intisari dari ajaran
Mutazilah. Sebenarnya setiap madzhab teologis dalam Islam
memegang doktrin al-tauhid ini. Namun bagi aliran Mutazilah
tauhid memiliki arti yang spesifik. Tuhan harus disucikan dari apa
pun yang dapat mengurangi kemahaesaan-Nya. Hanya Tuhanlah
satu satunya yang Esa dan unik dan tak ada satupun yang
menyamai-Nya.
Oleh
karena
itu
hanya
Dial
ah
yang qadim (terdahulu). Bila ada yangqadim lebih dari satu, maka
11
telah
terjadi taaddud
al-qudama (berbilangnya
dzat
yang
tak
berpermulaan.
2.
antara lain :
a.Perbuatan manusia
Menurut
Mutazilah
manusia
melakukan
dan
Tuhanlah
untuk
berbuat
baik,
bahkan
akan
menimbulkan
kesan
Tuhan
penjahat
dan
c.
Mengutus Rasul
Mengutus Rasul kepada manusia merupakan kewajiban
Tuhan karena alasan alasan sebagai berikut :
1.
Al-Waad wa al-Waid
12
Ajaran ini berarti janji dan ancaman. Tuhan yang Maha adil dan Maha
bijaksana tidak akan melanggar janji-Nya. Perbuatan Tuhan terikat dan
dibatasi oleh janji-Nya sendiri, yaitu memberi pahala surga bagi yang
berbuat baik (al-muthi) dan mengancam dengan siksa neraka bagi yang
durhaka (al-ashl). Begitu pula janji Tuhan untuk memberi ampunan bagi yang
melakukan taubat nashuha pasti benar adanya.
4.
5.
seseorang.
Pengakuan
keimanan
harus
dibuktikan
dengan
perbuatan yang baik, diantaranya dengan menyuruh orang berbuat baik dan
mencegahnya dari kejahatan. Ajaran ini sangat berpotensi menimbulkan
kekerasan, kekacauan, dan kedzaliman. Sejarah mencatat kekerasan yang
pernah dilakukan Mutazilah ketika menyiarkan ajarannya, seperti tentang
kemakhlukan Al_quran yang mengorbankan banyak ulama.
Ajaran ini bukan monopoi konsep Mutazilah. Fase tersebut sering
digunakan di dalam Al-Quran. Arti asal maruf adalah apa yang telah diakui
dan diterima oleh masyarakat karena mengandung kebaikan dan kebenaran.
Lebih spesifik lagi, al-marufadalah apa yang diterima dan diakui Allah.
Sedangkan al-munkar adalah sebaliknya. Frase tersebut bararti seruan untuk
berbuat seseuatu sesuai dengan keyakinan sebenar benarnya
serta
Sistem Jabariyah
Landasan
pemikiran
madzhab
ini
adalah
bahwa
pada
hakekatnya
di
kota
Syam.
Dia
melontarkan
kritik
Mengapa
kalian
apakah mau taat atau durhaka. Jika Allah memaksa makhluk-Nya supaya
taat kepada-Nya, maka mereka tentu tidak akan mendapat pahala. Dan,
andaikata mereka dipaksa untuk berbuat maksiat, maka mereka pasti tidak
akan disikasa. Semua orang tidak dipaksa oleh kehendak Allah. Untuk itu,
jika mereka taat kepada Allah, maka Dia pasti akan menebarkan Rahmat.
Pendapat ini sebenarnya sudah mulai muncul pada masa para sahabat,
akan tetapi npada awalnya hanya diucapkan kam musyrik sebagaimana
dijelaskan oleh Al-Quran. Orang Islam ang pertama kali menyebarkan paham
ini adalah Al-Jad bin Dirham. Dia menerima faham ini dari orang Yahudi di
Syria. Kemudian disebarkan ke Bashrah, terutama kepada Al-Jahm bin
Shafaran. Dalam kitab Syarah Al-Uyun, Al-Jahm bin Shafwan menerima
suatu ajaran dari Al-Jad bin Dirham yang kemudian dinamakan ajaran aljahmiyah.sementara itu Al-Jad bin Dirham menerima ajaran tersebut dari
Ibnu Saman, sedangkan Saman menerimanya dari Thalut bin Ashim alYahudi.
Ajaran Al-Jahm bin Shafwan bukan merupakan aliran Jabariyah, akan
tetapi mempunyai ajaran lain di antaranya:
a. Al-Jahm beranggapan, tidak ada sesuatu apaun yang bersifat kekal.
b. Keimanan itu merupakan marifat sedangkan kekufuran merupakan
kebodohan.
Iman
adalah
d.
Al-Jahm membantah bahwa Allah Swt bisa dilihat kelak dihari kiamat
Para ulama salaf dan kholaf telah membantah ajaran tersebut,
seperti yang dilakukan hasan Al-Bashri dan sebelumnya Ibnu Abbas. Perlu
diketahui ajaran Jabariyah banyak di ingkari oleh banyak kelompok ulam
kalam, ahli fiqih, dan ahli hadist.
Allah Swt berfirman, aku akan memalingkan orang-orang yang
menyombangkan dirinya dimuka bumi tanpa alasan yang benar dari
15
mereka
mendustakan
ayat-ayat
Kami
dan
selalu
lalai
Sistem Qodariyah
Aliran ini dipelopori oleh Ghoilan Ad-Dimasyqi dan Mabad Al-Juhani.
Qodiriyah
berasal
kemampuan
dari
kata
qodara
( ) yang
mengandung
arti
e.
Sistem Shufiyah
Paham sufiyah yang dilansir para sufi berpendapat bahwa pendidikan
akhlaq tersusun atas tiga fase:
1.
merupakan ibadat qolbi. Maka hiasilah diri nkita dengan taqwa, hati yang
bersih, dan sifat siddiq.
3.
Fase Tajalli, adalah pengalaman Puncak yang dicari para pecinta Allah.
[[7]] dimana fase ini telah jelaslah Allah dalam kehidupan jiwa, fase ini hasil
usaha
cenderung berbuat kejahatan, namun usaha yang pertama dan yang utama
adalah menjauhkan diri dari larangan Allah. Meninggalkan larangan-Nya
lebih berat dari pada mengerjakan perintah-Nya. Hal ini terjadi karena
pengaruh lingkungan. Untuk itu bagi orang tua agar mendidik anaknya
dengan baik mulai sedini mungkin.
17
kemenangan.
Sedangkan
yang
termasuk
al-sayyiah
misalnya
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak atau sistem
perilaku merupakan tolok ukur perbuatan manusia yang terdapat acuan
untuk menilai perbuatan tersebut baik atau buruk berdasarkan ajaran dari
Allah. Akhlak secara umum terbagi 2 yaitu Akhlak Mahmudah (akhlak terpuji)
dan Akhlak Madzmumah (akhlak tercela). Sistem penilaian akhlak antara
lain : sistem ahli sunnah, sistem mutazilah, sistem jabariyah, sistem
qodariyah, dan sistem shufiyah. Menurut ajaran Islam penentu baik dan
buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-Quran dan Al-Hadits.
3.2 Saran
Demikianlah pembahasan terhadap kajian akhlak. Semoga dari apa yang
disajikan bisa membawa manfaat bagi penulis dan lebih-lebih kepada para
pembaca. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah dengan segala kelebihan
dan kekurangannya, untuk itu apabila di dalam penyajian karya ilmiah mata
kuliah Akhlak Tasawuf ini terdapat sesuatu yang lebih, maka semata-mata
itu hanyalah berasal dari Allah SWT dan apabila terdapat sesuatu yang
mengganjal hati para pembaca, maka itu adalah sebuah kesalahan pribadi
dari kami. Untuk itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan
yang
ada
dan
berharap
kepada
pembaca dan
dosen
bersangkutan untuk menegur kami bila ada kesalahan agar bisa kami
perbaiki di kemudian hari. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita
semua.
19
DAFTAR PUSTAKA
Elmubarok dkk, Zaim. 2011.Islam Rahmatan lilalamin. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press.
Al-Ghazali,Imam.1989.Pedoman Amaliah Ibadat.Semarang : CV.Wicaksana.
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga.2004.Pengantar Studi Akhlak.Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Asmaran. 2002.Pengantar Studi Akhlak.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yatimin,Abdullah.2007.Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Quran.Jakarta: Sinar
Grafika Offest.
Al-Asfahani, Al-Rhaqib. Mujam Mufrodat Al-fadz al-Quran, Beirut : Dr. Al-Firk, tth.
M.Dkk,
S.M.
Imamudin.1994.Aliran
Aliran
20
Teologi
Islam dan
Ensiklopedia