Tugas Fisika Dasar I Termo Idanii

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Ari Irfandy / 6209096

Bennyto /6210118
Fahrizal Faza / 6210132

TUGAS FISIKA DASAR I


KERANGKA KULIAH : TERMODINAMIKA I dan II

Hukum I Termodinamika berbunyi Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,


melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja. Berdasarkan uraian tersebut terbukti bahwa
kalor (Q) yg diserap sistem tidak hilang. Oleh sistem, kalor ini akan diubah menjadi usaha
luar (W) dan atau penambahan energi dalam. Q = W + U.
Hukum II Termodinamika: Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya; hukum II
termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor. Tidak mungkin membuat suatu mesin
kalor yg bekerja dalam suatu siklus yg semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar; hukum II termodinamika dalam pernyataan
entropi: Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah
Q
S=
ketika proses ireversibel terjadi.
T
Contoh aplikasi dari Hukum I dan II Termodinamika ialah dinamika dalam suatu siklus
refrigerasi sebagai berikut :

Siklus refrigerasi kompresi-uap ideal merupakan kebalikan siklus Carnot, di mana


fluida kerja (disebut juga refrigeran) harus menguap seluruhnya sebelum dikompresi pada
kompresor, sehingga turbin digantikan peranannya oleh katup ekspansi (bisa berupa
katup throttle atau pun pipa kapiler). Seperti terlihat pada skema dan diagram T-s di atas, ada
empat proses yang terjadi, yaitu proses 1-2 kompresi isentropik pada kompresor, proses 2-3
pelepasan kalor pada tekanan konstan di kondensor, proses 3-4 ekspansi isentropik pada
katup ekspansi, dan proses 4-1 penyerapan kalor pada tekanan konstan di evaporator.

Ari Irfandy / 6209096


Bennyto /6210118
Fahrizal Faza / 6210132

Dari gambar di atas, alur refrigeran dimulai pada kondisi 1 saat masuk kompresor
sebagai uap jenuh kemudian dikompresi secara isentropik sampai tekanan kondensor.
Temperatur refrigeran naik selama proses kompresi ini di atas temperatur lingkungan.
Refrigeran kemudian masuk ke kondensor sebagai uap superheat pada tingkat keadaan 2 dan
keluar sebagai cairan jenuh pada tingkat keadaan 3 sehingga terjadi pelepasan kalor ke
lingkungan. Refrigeran pada tingkat keadaan 3 ini diekspansi sampai tekanan evaporator
melalui katup ekspansi atau pun pipa kapiler. Temperatur refrigeran menjadi turun di bawah
temperatur ruangan yang dikondisikan selama proses ini. Refrigeran masuk ke evaporator
pada tingkat keadaan 4 (diidealisasi sebagai ekspansi isentropik pada tingkat keadaan 4)
sebagai campuran saturasi dua-fasa (cair-uap) dengan kualitas rendah, kemudian refrigeran
menguap seluruhnya dengan menyerap kalor dari ruangan yang dikondisikan tersebut.
Refrigeran keluar dari evaporator sebagai uap jenuh dan masuk kembali ke kompresor pada
tingkat keadaan 1. Seluruh proses siklus di atas bersifat reversibel secara internal, kecuali
untuk proses ekspansi yang irreversibel (karena trotel tidak mungkin isentropik sehingga
perlu diidealisasi atau berperan sebagai turbin untuk memudahkan analisis).
Efisiensi siklus refrigerasi ini dinyatakan dalam koefisien unjuk kerja (COP), di mana
tergantung dari efek refrigerasi (Load/QL) dan kerja netto (Wnet,in). Secara teoritis COP
maksimum ini tergantung dari temperatur dua sisi (Tcool dan Thigh), di mana COP akan naik
bila beda temperatur keduanya semakin kecil, dengan kata lain Tcool naik atau Thigh turun
Efisiensi
mesin
kalor
merupakan
perbandingan
R
usaha yang dilakukan sistem
(output)
dengan
kalor
inputnya:
W
e=
QH
Menggunakan kekekalan
energi:

Refrigerator performance
Coefficient of performance (COP):
COP=

QL
QL
=
W QH Q L

COPi deal =

TL
T H T L

Anda mungkin juga menyukai