Anda di halaman 1dari 41

5.

1 Verifikasi Model

Executive

Gambar 4.x Executive


Blok ini berfungsi menentukan persiapan simulasi secara keseluruhan dengan
mengatur terminasi simulasi. Blok ini harus dikeluarkan dahulu sebelum model
dibuat, sebab blok ini ialah bagian terpentung dari model simulasi kejadian

diskrit dan diletakkan pada sisi kiri model.


Generator

Gambar 4.x Generator


Generator berfungsi untuk menghasilkan data kedatangan dengan distribusi
yang telah ditentukan pada skenario-skenario tertentu. Pada Bank Harapan
Sejahtera (BHS) Cabang Semarang, distribusi yang digunakan adalah distribusi

eksponensial.
Timer
D

sensor

Gambar 4.x Timer


Blok Timer digunakan untuk mencatat waktu yang terjadi di dalam sebuah

sistem yang bekerja.


Queue, FIFO

Gambar 4.x FIFO


Blok ini berfungsi untuk menampung antrian dan melakukan pencatatan panjang
antrian dan waktu tunggu entitas yang memasuki antrian dengan mengikuti

aturan First In First Out.


Activity Delay

Gambar 4.x Activity Delay


Activity delay berfungsi sebagai suatu server yang melakukan aktivitas
pelayanan untuk melihat hasil utilisasi dari server tersebut. Pada RS Delima, ada
beberapa proses pelayanan, seperti pada teller, customer service dan fronliner.

Set atribute

Gambar 4.x Set Atribute


Set attribute berfungsi untuk membuat atribut bagi suatu entitas. Pada RS
Delima, ada 3entitas yang berjalan di sistem, yaitu pelayan A, B dan C.

Get Atribut

Gambar 4.x Get Atribute


Get Atribut digunakan memanggil atribut yang telah diciptakan. Get attribute
berfungsi untuk mengambil atribut yang telah dibuat oleh blok set attribute.
Atribut ini nantinya akan diberikan pada entitas-entitas tertentu

Input Random Number

Input random

Gambar 4.x Input Random Number


number digunakan sebagai input yang menyatakan durasi

lamanya suatu kegiatan secara acak sesuai peluang-peluang yang ada. Data
random yang dimasukkan biasanya berupa empirical table dengan berbagai

peluang yang ada terhadap beberapa pilihan.


Select DE Input (5)

Gambar 4.x Select DE Input (5)


Blok ini digunakan untuk menyatakan pilihan beberapa tujuan dari sebuah

atribut yang sudah di set.


Combine (5)

Gambar 4.x Combine (5)


Blok ini dipergunakan untuk menggabungkan lebih dari 2 atau beberapa entitas
dari dua sumber yang berbeda menjadi sebuah aliran.

Combine

Gambar 4.x Combine


Blok ini dipergunakan untuk menggabungkan dua entitas dari dua sumber yang
berbeda menjadi sebuah aliran.

Exit (4)

Gambar 4.x Exit (4)


Exit digunakan untuk menyatakan tempat berakhirnya tujuan.

5.2 Validasi Model


5.2.1

Uji T
1. Rataan Waktu Tunggu Antrian
a. Fasilitas A
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for
Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variabl
e1
3.5E+0
8
8.67E+
16
30
0.3444
2

Variable 2
508.622666
7
100460.847
4
30

0
29
6.5153
3
1.96E07
1.6991
27
3.91E07
2.0452
3

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < -2,04523
6. Keputusan: Tolak H0 karena 6,51533 > 2,04523 dan 6,51533 > 2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

b. Fasilitas B

1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
365750898
2
3.12048E+
18
30
0.0223774
6

Variable 2
3596.250667
1298369.863
30

0
29
11.340566
14
1.76557E12
1.6991270
27
3.53113E12
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 11,34056614 > 2,04523 dan
11,34056614 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

c. Fasilitas C

1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
27521278
93
2.39021E
+18
30
0.2548915
27

Variable 2
230.9246
667
11573.23
694
30

0
29
9.7501423
36
5.84042E11
1.6991270
27
1.16808E10
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 9,750142336 > 2,04523 dan
9,750142336 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

2. Rataan Waktu Pelayanan Server


a. Teller 1

1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
277535920.
4
8.40522E+
14
30
0.04424209
4

Variable 2
268.7743
333
859.7292
116
30

0
29
52.4330151
5
1.37484E30
1.69912702
7
2.74967E30
2.04522964
2

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 52,43301515 > 2,04523 dan
52,43301515 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

b. Teller 2
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
281500359.
3
4.35969E+
14
30
0.29263785
8

Variable 2
263.793
629.2847
666
30

0
29
73.8433526
5
7.20084E35
1.69912702
7
1.44017E34
2.04522964
2

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 73,84335265 > 2,04523 dan
73,84335265 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki memiliki
rataan yang sama

c. Teller 3
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05

4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
257910424
.9
4.66762E+
15
30
0.1865223
24

Variable 2
270.185
563.3091
569
30

0
29
20.676706
53
3.325E-19
1.6991270
27
6.65001E19
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 20,67670653 > 2,04523 dan
20,67670653 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

d. Teller 4
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05

4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
265325982
.6
3.04702E+
15
30
0.1892686
55

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df

Variable 2
275.14
557.0241
586
30

0
29
26.327045
64
4.2587E-22
1.6991270
27
8.51741E22
2.0452296
42

t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan:

tolak

H0

karena

26,32704564

>

2,04523

dan26,32704564 > -2,04523


7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

e. Teller 5
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
243937257.
7
8.90376E+
15
30
0.24527667
5

Variable 2
268.0386
667
718.2978
671
30

0
29
14.1596141
2
7.3598E-15
1.69912702
7
1.47196E14
2.04522964
2

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail

dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523


6. Keputusan: tolak H0 karena 14,15961412 > 2,04523 dan
14,15961412 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

f. Frontliner 1
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
83368166
96
4.18427E
+18
30
0.1464226

Variable
2
895.8876
67
1067.358
15
30

0
29
22.322906
97
4.09475E20
1.6991270
27
8.1895E20
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 22,32290697

> 2,04523 dan

22,32290697 > -2,04523


7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

g. Frontliner 2
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05

4. Perhitungan:
FL 2
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1
7906494734

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

8.29738E+18
30
-0.185131053

Variable
2
905.889
850.3635
75
30

0
29
15.03398813
1.58426E-15
1.699127027
3.16851E-15
2.045229642

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 15,03398813 > 2,04523 dan
15,03398813 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

h. Cust Service
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1

Variable
2

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

43256122
28
3.16622E
+18
30
0.0532274
89

511.03
361.7626
76
30

0
29
13.314900
5
3.47971E14
1.6991270
27
6.95942E14
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 13,3149005 > 2,04523 dan
13,3149005 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

3. Utilitas Server
a. Teller 1
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean

Variable 1
0.983191

Variable 2
0.903

Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

0.0002575
81
30
0.0571439
45

0.0034148
28
30

0
29
7.3560212
29
2.09723E08
1.6991270
27
4.19446E08
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Tolak H0 karena 7,356021229 > 2,04523 dan
7,356021229 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

b. Teller 2
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
Mean
Variance
Observations

0.978538
0.0003162
59
30

Variable 2
0.9406666
67
0.0012754
02
30

Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

0.0925093
67
0
29
5.4025602
87
4.14478E06
1.6991270
27
8.28955E06
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Tolak H0 karena 5,402560287 > 2,04523 dan
5,402560287 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

c. Teller 3
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean

0.972626
0.0005403
93
30
0.1028763
88
0

Variable 2
0.9643333
33
0.0004736
78
30

Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

29
1.5057074
96
0.0714789
45
1.6991270
27
0.1429578
89
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: tolak H0 karena 1,505707496 > 2,04523 dan
1,505707496 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

d. Teller 4
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df

0.966216
0.0005687
54
30
0.1415424
48
0
29

Variable 2
0.9256666
67
0.0018943
68
30

4.7685506
76
2.41259E05
1.6991270
27
4.82518E05
2.0452296
42

t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Tolak H0 karena 4,768550676 > 2,04523 dan
4,768550676 < -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang
sama

e. Teller 5
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat

0.955692
0.0014312
46
30
0.1208728
31
0
29
0.1276216
79

Variable 2
0.9546666
67
0.0007567
82
30

P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

0.4496646
2
1.6991270
27
0.8993292
4
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,127621679 < 2,04523 dan
0,127621679 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

f. Frontliner 1
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail

Variable 1
0.962640
523
0.001575
771
30
0.045040
542
0
29
0.674816
648
0.252568
553
1.699127
027

Variable 2
0.956
0.00146620
7
30

P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

0.505137
106
2.045229
642

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,674816648 < 2,04523 dan
0,674816648 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

g. Frontliner 2
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
0.975321
005
0.000916
833
30
0.165889
79
0
29
0.053146
788
0.478989
69
1.699127
027
0.957979
38
2.045229

Variable 2
0.97566666
7
0.00059781
6
30

642

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523
6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -0,053146788 < 2,04523 dan
-0,053146788 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

h. Cust Service
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
0.551469
767
0.008228
601
30
0.028687
958

Variable 2
0.53733333
3
0.00801333
3
30

0
29
0.616455
395
0.271201
671
1.699127
027
0.542403
342
2.045229
642

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail

dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,616455395 < 2,04523 dan
0,616455395 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

4. Banyaknya Nasabah Dilayani


a. Fasilitas A
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
48.933333
33
491.78850
57
30
0.0870760
03

Variable 2
500.3333
333
523.8160
92
30

0
29
81.195552
31
4.6511E36
1.6991270
27
9.3022E36
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail

dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -81,19555231 < 2,04523 dan
-81,19555231 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

b. Fasilitas B
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Variable 1
25.733333
33
74.409195
4
30
0.0546582
44
0
29
21.474477
17
1.18384E19
1.6991270
27
2.36769E19
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

Variable 2
60.8
8.303448
276
30

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -21,47447717 < 2,04523 dan


-21,47447717 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

c. Fasilitas C
1. H0:

1=2

2. H1:

1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean
Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

2.9
0.7827586
21
30
0.1048286
91
0
29
28.554302
2
4.39813E23
1.6991270
27
8.79627E23
2.0452296
42

5. Daerah kritis:
t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail
t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

Variable 2
30.13333
333
25.56781
609
30

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -28,5543022 < 2,04523 dan


-28,5543022 > -2,04523
7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

5.2.1

Uji F
1. Rataan Waktu Tunggu Antrian
a. Fasilitas A
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
350268946
.3
8.67062E+
16
30
29
8.63084E+
11
3.3348E166
1.8608114
35

Variable 2
508.62266
67
100460.84
74
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 8,63084E+11 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Fasilitas B
2
2
1. H0: 1 = 2

2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
36575089
82
3.12048E
+18
30
29
2.40338E
+12
1.1855E172
1.860811
435

Variable 2
3596.250667
1298369.863
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 2,40338E+12 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama
c. Fasilitas C
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances


Variable 1
Mean
Variance
Observations
df

2752127893
2.39021E+18
30
29

Variable 2
230.92466
67
11573.236
94
30
29

F
P(F<=f) one-tail
F Critical one-tail

2.06529E+14
1.0681E-200
1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 2,06529E+14 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

2. Rataan Waktu Pelayanan Server


a. Teller 1
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
27753592
0.4
8.40522E
+14
30
29
9.77659E
+11
5.4717E167
1.8608114
35

Variable 2
268.7743
333
859.7292
116
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 9,77659E+11 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Teller 2

2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
28150035
9.3
4.35969E
+14
30
29
6.928E+1
1
8.0728E165
1.8608114
35

Variable 2
263.793
629.2847
666
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan tolak H0 6,928E+11 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

c. Teller 3
2

1. H0: 1 = 2

2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean

Variable 1
25791042

Variable 2
270.185

Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

4.9
4.66762E
+15
30
29
8.28607E
+12
1.9045E180
1.8608114
35

563.3091
569
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 8,28607E+12 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

d. Teller 4
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
26532598
2.6
3.04702E
+15
30
29
5.47018E
+12
7.849E178
1.8608114
35

Variable 2
275.14
557.0241
586
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 5,47018E+12 < 1,861


7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

e. Teller 5
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05

4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
24393725
7.7
8.90376E
+15
30
29
1.23956E
+13
5.5391E183
1.8608114
35

Variable 2
268.0386
667
718.2978
671
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 1,23956E+13 < 1,860811
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

f. Frontliner 1
2
2
1. H0: 1 = 2

2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable
1
8336816
696
4.1843E+
18
30
29
4.9206E+
15
1.152E220
1.860811
44

Variable
2
905.889
850.3635
75
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


8. Keputusan: Jangan tolak H0 karena, 4,9206E+15 < 1,860811
6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

g. Frontliner 2
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance

Variable
1
7906494
734
8.2974E+
18

Variable
2
905.889
850.3635
75

Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

30
29
9.7574E+
15
5.629E225
1.860811
44

30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 9,76E+15 < 1,860811
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulas memiliki variansi yang sama

h. Cust Service
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for


Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
432561222
8
3.16622E+
18
30
29
8.75219E+
15
2.7236E224
1.8608114
35

Variable
2
511.03
361.7626
76
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


8. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 8,75219E+15 < 1,860811

6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

3. Utilitas Server
a. Teller 1
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observation
s
df
F
P(F<=f)
one-tail
F Critical
one-tail

Variabl
e1
0.9831
91
0.0002
58

Variabl
e2

30
29
0.0754
3
2.92E10

30
29

0.903
0.0034
15

0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,07543 < 0,5374
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Teller 2
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05

4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observation
s
df
F
P(F<=f)
one-tail
F Critical
one-tail

Variabl
e1
0.9785
38
0.0003
16

Variabl
e2
0.9406
67
0.0012
75

30
29
0.2479
68
0.0001
67

30
29

0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,217968 < 0,5374
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

c. Teller 3
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observation
s
df

Variabl
e1
0.9726
26
0.0005
4

Variabl
e2
0.9643
33
0.0004
74

30
29

30
29

F
P(F<=f)
one-tail
F Critical
one-tail

1.1408
43
0.3625
6
1.8608
11

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,140843 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

d. Teller 4
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observation
s
df
F
P(F<=f)
one-tail
F Critical
one-tail

Variabl
e1
0.9662
16
0.0005
69

Variabl
e2
0.9256
67
0.0018
94

30
29
0.3002
34
0.0008
95

30
29

0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,300234 < 0,5374
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

e. Teller 5
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observation
s
df
F
P(F<=f)
one-tail
F Critical
one-tail

Variabl
e1
0.9556
92
0.0014
31

Variabl
e2
0.9546
67
0.0007
57

30
29
1.8912
27
0.0457
91
1.8608
11

30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: tolak H0 karena 1,891227 > 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi yang
sama
f. Frontliner 1
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
0.9626405
23
0.0015757
71
30
29
1.0747259
73
0.4237312
87
1.8608114
35

Variable 2
0.956
0.0014662
07
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,074725973 < 1,860811
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

g. Frontliner 2
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for


Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
0.9753210
05
0.0009168
33
30
29
1.5336377
65
0.1277036
32
1.8608114
35

Variable 2
0.9756666
67
0.0005978
16
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,533637765 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

h. Cust Service
2
2
1. H0: 1 = 2
2
2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for
Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variable 1
0.5514697
67
0.0082286
01
30
29
1.0268636
27
0.4717926
17
1.8608114
35

Variable 2
0.5373333
33
0.0080133
33
30
29

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,026863627 < 1,861
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

4. Banyaknya Nasabah Dilayani


a. Fasilitas A
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2

3. : 0,05
4. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

Variabl
e1
47.481
48
435.64
39
27
26
0.8316
73
0.3191
49
0.5242
73

Variabl
e2
500.33
33
523.81
61
30
29

5. Keputusan: Tolak H0 karena 0,831673 > 0,524273


6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi yang
sama

b. Fasilitas B
2
2
2. H0: 1 = 2
2
2
3. H1: 1 2

4. : 0,05
5. Perhitungan:
F-Test Two-Sample for Variances

Mean
Variance
Observations
df

Variabl
e1
25.733
33
74.409
2
30
29

Variabl
e2
60.8
8.3034
48
30
29

F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

8.9612
4
3.5E-08
1.8608
11

6. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


7. Keputusan: tolak H0 karena 8,96124 > 1,861
8. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi
yang sama

c. Fasilitas C
2

1. H0: 1 = 2
2. H1: 1 2
3. : 0,05
4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances


Variabl
e1
Mean
Variance
Observations
df
F
P(F<=f) onetail
F Critical onetail

2.9
0.7827
59
30
29
0.0306
15

Variabl
e2
30.133
33
25.567
82
30
29

2E-15
0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail


6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,030615 < 0,5374
7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

Anda mungkin juga menyukai