Anda di halaman 1dari 3

PERWUJUDAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENANGGULANGAN HIV/AIDS MELALUI


WARGA PEDULI AIDS (WPA)
Dr. Tulus Budi
Kepala Puskesmas I Wangon

1. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala


penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh
2. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yg menyerang sistem
kekebalan tubuh, menyebabkan AIDS.
3. Orang yang terinfeksi HIV (HIV positif) belum tentu menunjukkan gejala
AIDS. Perlu waktu 5 10 tahun untuk menjadi AIDS. Bisa diketahui hanya
dengan tes darah (tes HIV). HIV positif akhirnya akan menjadi AIDS
4. Sekali HIV positif tidak akan berubah menjadi HIV negatif. Belum ada
vaksin pencegah, belum ada obat untuk menyembuhkan. Tetapi kondisi tubuh
bisa diperbaiki dengan terapi Antiretroviral teratur, hingga bisa berakivitas
normal di masyarakat.
5. Gejala AIDS:
- Gejala mayor : demam berkepanjangan selama 3 bulan, Diare kronis
berulang lebih dari 1 bulan, penurunan berat badan >10% dlm 3 bulan
- Gejala minor : TB Paru (batuk kronis >1 bulan), infeksi jamur di mulut
(Candidiasis), Herpes simpleks/zoster, pembesaran kelenjar getah
bening, hepatitis, dll. (Infeksi oportunistik)
6. Virus HIV terdapat di: Darah, Cairan Sperma, Cairan Vagina, ASI
7. Cara Penularan HIV :
- Hubungan Seks dengan penderita HIV (+),
- Melalui penggunaan jarum suntik bergantian (pecandu narkoba)
- Melalui Transfusi Darah
- Dari Ibu kepada bayinya
8. HIV Tidak Menular melalui:
- Jabat tangan, ngobrol, cium pipi (bersentuhan)
- Batuk, bersin, air mata, keringat
- Makanan minuman, alat makan: piring sendok gelas dll
- Gigitan serangga, nyamuk juga tidak menularkan
- Pakaian, Sprei, Bantal, Guling
- Tinggal serumah, pakai WC yang sama

9. Cara Pencegahan penularan HIV:


- Bersikap setia, hindari hubungan seks berganti-ganti pasangan (seks
bebas), Penggunaan kondom, Hindari Narkoba
10. Masyarakat berperan: identifikasi potensi risiko di wilayah, edukasi fasilitasi
periksa ke layanan kesehatan, jaga ketenangan (tidak ada diskriminasi)
Model WPA (Warga Peduli AIDS)
a. Identifikasi Potensi Risiko di Wilayah
1) Apakah ada indikasi anak2 muda terlibat penggunaan narkoba?
Apakah ada pekerja seks (perempuan, waria atau laki-laki) di
lingkungan? Apakah ada warga yg bekerja di industri hiburan malam?
2) Apakah ada warga berprofesi sebagai pelaut atau supir jarak jauh atau
profesi lainnya (yang sering pergi lama meninggalkan keluarga)
3) Apakah lingkungannya terdata banyak kasus penyakit kelamin
(termasuk keputihan) atau banyak kasus penangkapan Narkoba oleh
polisi?
b. Edukasi dan Fasilitasi ke Layanan
1) Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/toma) mengetahui informasi
dasar HIV & AIDS & mendidik warganya agar mengerti (melalui:
pertemuan desa, arisan, rumah ke rumah, dsb, edukasi dilakukan secara
kekeluargaan & tidak men-stigma)
2) Lurah & Ketua RT/RW mendorong & memfasilitasi warganya
(terutama yg dianggap berperilaku beresiko untuk mengakses layanan).
3) Kegiatan diatas dapat dilakukan dengan dana swadaya (urunan) atau
menggunakan ADD (alokasi dana desa), terutama untuk yang miskin.
c. Jaga Lingkungan Kondusif
1) Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/toma) perlu menjaga lingkungan
kondusif (tanpa stigma dan diskriminasi) baik kepada ODHA (orang
dgn HIV/AIDS), populasi kunci, jangan ada pengusiran
2) Tidak semua orang terinfeksi HIV atau berperilaku beresiko karena
penyebab tunggal, tetapi karena faktor pendidikan, ekonomi,
pembangunan yang tidak adil, dsb-nya.
3) Norma-norma adat & agama serta budaya lokal lainnya dikembangkan
untuk menciptakan kasih sayang kepada sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai