Anda di halaman 1dari 12

1.

2.

3.

4.

5.

1.
2.
3.

A.

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk
dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu
adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima /
panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat
memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat
indera masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian,
yaitu :
Indera Penglihatan / Penglihat (Mata)
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk
gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat.
Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang
tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dan lain-lain
untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
Indera Penciuman / Pencium (Hidung)
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk
dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di
dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
Indera Pengecap / Perasa (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda
yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti
rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman
karena adanya indera pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa
asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk
merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
Indera Pendengaran / Pendengar (Telinga / Kuping)
Telinga adalah alat indera yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut
tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
Indera Peraba (Kulit)
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan,
rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan
percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung
lidah, dahi, dan lain-lain.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup
kelompok, yakni :
Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera
pembau (idung) dan indera pengecap (lidah).
Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (kuping).
Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera
penglihatan atau mata.
Alat indera merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat
indera agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Pembahasan
MATA
Mata merupakan suatu struktur sferif berisi cairan yang mempunyai fungsi sebagai indera
penglihat. Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur yaitu

kelopak mata/palpebra, alis mata. Konjungtiva, dan alat-alat lakrimal(Aparatus lakrimalis).organ


ini sering digambarkan berbentuk seperti bola, namun pada kenyatannya mata berbentuk
lonjong.
a.
Struktur & Fungsi
Mata memiliki struktur sebagai berikut:
1.
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif
kuat.
2.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
3.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil
dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
5.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan
lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran
pupil.
6.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan
dan mengandung sel batang dan sel kerucut, yang merupakan receptor penglihatan dan 4 jenis
neuron:sel bipolar, sel ganglion, sel horizontal dan sel amakrin.
8.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
9.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor aqueus memiliki peranan
penting, yaitu sebagai nutrisi dan juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolismenya,
selain itu berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata dan mempertahankan TIO agar tetap
berada dalam batas normal (1024 mmHg).
10. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi
segmen posterior mata).
b.
Otot, Saraf dan Pembuluh Darah

Otot
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak. Saraf
lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Saraf lainnya
menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Pembuluh Darah
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan
darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan
keluar melalui mata bagian belakang.
c.
Struktur pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan- bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga
cahaya masih bisa masuk.
1.
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
2.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks
segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat
terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan
mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata.Tanpa
kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian
dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan
mata.

3.
4.

d.

e.

f.

B.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di
ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air
mata yang encer. Lapisan air mata, yang membasahi mata padaa umumnya berstruktur
kompleks yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
Lapisan terluar adalah lapisan berminyak yang diproduksi sebagian besar oleh kelenjar meibomi
sebasea kelopak mata. Kelenjar Meibom menghasilkan substansi pelumas berminyak untuk
menghambat penguapan dan kelenjar ini bermuara pada tepi palpebra.
Lapisan tengah, merupakan lapisan air dan terbanyak. Di produksi oleh kelenjar lakrimalis
utama dan kelenjar lakrimalis tambahan.
Lapisan paling dalam adalah lapisan musin yang diproduksi oleh sel golet yang tersebar
diseluruh konjungtiva.
Lapisan air mata barfungsi :
Melapisi permukaan kornea sehingga menjadi rata dan merupakan media refraksi yang baik.
Mencegah kerusakan epitel kornea dan konjungtiva.
Mencegah tumbuhnya mikroorganisme.
Mencegah dehidrasi kornea.
Proses Keluarnya Air Mata
Pegeluaran air mata dapat pula dibantu dengan adanya kedipan kelopak mata secara
spontan yang berulang-ulang. Air mata mengalir ke medial ke dalam lubang-lubang pungta tepi
kelopak
dan mengalir melalui kanalikuli ke dalam kantong lakrimalis dan kemudian melalui duktus
nasolakrimalis menuju ke hidung.
Mekanisme Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang di bentuk untuk menerima rangsangan berkasberkas cahaya dari retina, yang diperantarai oleh serabut-serabut N. Opticus. Nervus ini akan
mengaktifkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk di tafsirkan.
Akomodasi
Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat
difokuskan di retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga lensa
berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini
berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang
mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis
(bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin
bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan.
KULIT
Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari
lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari
berat badan secara keseluruhan.
Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis
terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang
kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri dari
serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari
sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening

a.

1.
-

2.

3.
-

Fungsi kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsifungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu
juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan
serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya
sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar
pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, selsel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan
baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel
Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang
bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
Fungsi Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E,
dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa
obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit
dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau
melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui muara kelenjar.
Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid
yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili
berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke
permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan
elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi
keratin.
Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara
menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak
lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein
yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat
merokrin.
Kelenjar keringat apokrin

4.

5.

6.

b.

c.

Terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan
sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari
sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi
dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin)
Terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien
organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar
keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit
serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan
panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan
oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis
berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis.
Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi,
tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
Fungsi Pembentukan Vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan
bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam
mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi
kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
Keratinisasi Kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang
membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan
berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami
apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan
meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk
kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu
untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada
abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan
ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).
Pembentukan Warna Pada Kulit
Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi
kapiler yang ada di lapisan dermis. Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu
karoten dan melanin.
Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak
terdapat di stratum korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan
dermis dan subkutis. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang
berkulit pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat dikonversi
menjadi vitamin A yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis fotoreseptor di mata.

d.
-

e.

1.

2.

Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit.
Melanosit sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya.
Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan
Golgi melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu
mengemasnya menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui
juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.
Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang
berbeda adalah aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer
melanosom hanya sebatas stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom
dapat dihantarkan hingga ke stratum granulosum.
Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam
menentukan warna kulit. Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah bersifat
pigmen. Ketika berikatan dengan oksigen, hemoglobin akan berwarna merah terang sehingga
memberikan pewarnaan merah pada pembuluh kapiler. Ketika pembuluh-pembuluh tersebut
mengalami dilatasi, maka warna merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya jika saat suhu
tubuh sedang tinggi, maka pembuluh darah akan melebar untuk melepaskan panas dan pada
saat yang sama akan menimbulkan citra merah pada kulit tersebut. Sebaliknya ketika suplai
darah berkurang (misalnya pada gagal jantung) maka kulit akan berubah relatif pucat akibat
penyempitan pembuluh kapiler.
Efek Penuaan Pada Kulit
Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahanperubahan tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.
Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah
dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam
bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya,
menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran celah yang
disebut sebagai kerut.
Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga
menurunkan aktifitas imun pada kulit.
Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum
akan berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena
mantel asam tidak efektif).
Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban)
dan pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran
dan menghasilkan ruam-ruam pigmen.
Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.
Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan
apabila ada cedera juga menjadi lama.
Proses Perbaikan Pada Kulit Yang Cedera
Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki jaringan
yang rusak. Terdapat dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk cedera yang
tidak terlalu dalam dan (2) penyembuhan mendalam, yaitu apabila cedera tidak hanya merusak
jaringan epidermis saja, tapi juga ikut merusak jaringan dermis dan subkutan.
Penyembuhan epidermis
Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel
basal yang dipisahkan oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang
mengalami cedera. Mekanisme pengisian daerah cedera ini diperantarai oleh EGF (epidermal
growth factor) yang akan menyebabkan sel basal berproliferasi dan menyebabkan penebalan
epidermis yang rusak.
Penyembuhan mendalam
Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan
subkutis. Karena cederanya lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka proses
penyembuhannya lebih kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu, terbentuknya
jaringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan fungsi fisiologisnya.
Penyembuhan mendalam ini meliputi empat fase

f.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
-

Empat fase tersebut adalah :


Fase inflamatorik
Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang meliputi
antara lain vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel-sel
fagosit untuk mengeliminasi agen penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase inflamatorik juga
terjadi penggumpalan darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat cedera.
Fase migratorik
Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga akan
terbentuk keropeng di daerah cedera.
Fase proliferatif
Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi fibroblas
yang semakin banyak dan pembentukan kapiler-kapiler baru.
Fase maturasi
Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan
sehat dan kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas
berkurang, dan kapiler darah telah normal kembali.
Hubungan Fisiologi Kulit Dengan Organ-Organ Lain
Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi, kimia
lingkungan, dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh yang
lain oleh jaringan subkutan namun tetap terhubung dengan sistem tubuh yang lain dengan
sistem sirkulasi, limfatik serta sistem saraf. Hasilnya, aktifitas fisiologis kulit selalu terintegrasi
dengan sistem-sistem tubuh yang lain.
Sistem Skeletal
Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor
di saluran cerna. Kalsium dan fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara tulang.
Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.
Sistem Muskular
Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang
berguna untuk kontraksi otot.
Kontraksi otot di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.
Sistem saraf
Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.
Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi.
Sistem saraf menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili untuk menegakkan rambut.
Sistem endokrin
Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah hormon
yang mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan, distribusi
lemak subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis dan membantu memobilisasi lemak di
adiposit.
Sistem Kardiovaskular
Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) akan menyebabkan perubahan vaskular (melebar
atau menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.
Sistem kardiovaskular menyediakan oksigen dan nutrien, menghantarkan hormon dan sel-sel
imun.
Pembuluh darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, dan toksin.
Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk mengatur suhu kulit.
Sistem Limfatik Dan Imunologi
Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret
kimia untuk menghalau penetrasi mikroba.
Sel-sel Langerhans pada epidermis berperan dalam imunologi dengan cara pengenalan
antigen terhadap agen asing.
Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.

Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan


memobilisasi limfosit.
7.
Sistem Pernapasan
Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.
Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.
Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi karbondioksida.
8.
Sistem Pencernaan
Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor
di saluran cerna.
Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.
9.
Sistem Saluran Kemih
Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitriol
Ekskresi sampah metabolisme melalui kelenjar keringat turut berperan dalam menentukan
jumlah ekskresi melalui tubulus ginjal.
10. Sistem reproduksi
Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi
terhadap kepuasan seksual.
Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan
menyebabkan keluarnya ASI.
Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.
Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan
kelenjar payudara.

g.

Raba, Tekan dan Suhu


Terdapat 4 perasaan kulit : raba, tekan, suhu, nyeri. Mengandung serabut-serabut saraf
sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang : syaraf telanjang tak
bermielin, pelebaran ujung saraf terminal (markel dan ujung ruffini), ujung yang terselubung

C.

1.

a.

b.
c.
2.
a.

(paccini, meisner dan krause).


HIDUNG
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk
dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di
dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Anatomi dan fisiologi
penafasan bagian atas yaitu:
Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa
rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport
oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang
berlapis.
Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing rongga
hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral.
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular
yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang
melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang
berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal
oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior.
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas
ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkanudara yang
dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu
karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga
proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh
membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula
serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke
Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada
ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban
dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yangdilapisi oleh mukosa.
Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan
sensasi bau.
Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonansi.
Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan
nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas:
Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah,
yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian

b.

c.
3.

a.
b.
c.
4.

5.

6.
7.
D.

1.

posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior
lidah.
Oropharynx, merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks
menelanberawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk
kesaluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah
makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.
Laringopharynx, merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem
respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus
dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah
Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan
membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago
thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea,
terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan.
Glotis
: ostium antara pita suara dalam laring.
Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea.
Bagian-Bagian Hidung Manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan
Nostri l. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.
Rongga hidung di lapisi dengan rambut danmembran yang mensekresi lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan
menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan.
Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate.
Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini
membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Cara Kerja Alat Penciuman (Hidung) Manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap
rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul- molekul bau,
karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya
sangat banyak ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di
kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu
harumnyabau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
Peranan Penciuman
Menimbulkan sekresi saliva dan getah lambung; respon bau menyenangkan, bau busuk.
Memantau kebersihan; keringat, kotoran
Membentuk info sosial; penciuman keluarga dan orang luar
Mempengaruhi tingkah laku seksual
Mempengaruhi emosi; gembira, lesu
Kelainan Penciuman
Anosmia: tak ada indera penciuman
Hiposmia: sensitifitas penciuman yang berkurang
Disosmia: indera penciuman yang berubah
TELINGA
Telinga luar terdiri : aurikula (pinna) , meatus akustikus eksternus. Telinga tengah terdiri
membrana timpani, ossicles (malleus, incus, stapes) , meatus akustikus. Telinga dalam terdiri:
terdiri dua buah organ , organ pendengaran (cochlea) dan organ keseimbangan (aparatus
vestibularis).
Proses Mendengar

2.

3.
a.
b.
c.
d.
E.

Pendengaran indera mekanoreseptor memberikan respon terhadap getaran mekanik


gelombang suara yang terdapat diudara.Getaran suara diterima membrana timpani maleus
inkus stapes labirin membranosa pada lubang foramen ovale gelombang suara
dihantarkan ke telinga dalam (koklea). Koklea (tabung bergelung) terbagi menjadi tiga
ruangan (scalae) skala vestibuli, skala timpani dan skala media.Skala vestibuli, skala timpani
berisi perilimfe, skala media berisi endolimfe Skala vestibuli, skala timpani saling berhubungan
melalui lubang kecil di apek koklea yang disebut helicotremaSkala vestibuli dan skala media
dipisahkan oleh membrana vestibularis (membran Reissner)Antara skala media dan skala timpani
dipisahkan oleh membrana basilaris. Skala media berisi organ korti yang terletak di membrana
basilaris reseptor getaran suara.Getaran suara masuk skala vestibuli dari permukaan lebar
stapes pada foramen ovale, perlekatan ini dihubungkan oleh ligamen anulare yang relatif longgar
sehingga dapat bergerak keluar dan kedalam gerakan kedalam menyebabkan cairan bergerak
kedalam skala vestibuli, skala media dan skala timpani dan menyebabkan foramen rontundum
menonjol keluar dan menimbulkan getaran sesuai dengan frekuensinya.
Jaras Saraf
Organ corti (reseptor) n. koklearis nukleus koklearis (medulla oblongata) nukleus
olivaris superior kolikulus inferior (pusat refleks pendengaran) nukleus genikulatum mediale
(didalam thalamus) cortex cerebri (radiatio auditoria) yang terletak di girus superior lobus
temporalis.
Ketulian
Sumbatan mae oleh serumen atau benda asing
Kerusakan ossicula auditus
Penebalan membrana timpani setelah infeksi telinga tengah ( otitis media)
Kekakuan perlekatan antara stapes dan foramen ovale
LIDAH
Impuls pengecap dihantarkan oleh saraf kranial 7, 9, 10 ke medula oblongata dan pons.
Impuls yang timbul juga akan bersinapsis dengan serabut motorik yang mempersarafi kelenjar
ludah. Reseptor kecap merupakan khemoreseptor, yang akan terangsang jika ada zat dalam
keadaan terlarut diadaptasi dengan cepat.
Ada 4 rasa utama : asin, asam, manis dan pahit
Manis & asin : ujung lidah
Asam : lateral lidah
Pahit : pangkal lidah
Impuls yang timbul dari berbagai senyawa tidak hanya disampaikan ke korteks otak, tetapi
akan bersinapsis dg serabut motorik yang mempersarafi kelenjar ludah. Makanan tertentu
merangsang pengeluaran ludah yang encer, sedangkan lainnya merangsang ludah yang kentala.
Lidah mempunyai 2 kelompok otot :
Otot intrinsik : gerakan halus
Otot ekstrinsik : menghubungkan lidah pada bagian disekitarnya
Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar dari
pangkal lidah.

Anda mungkin juga menyukai