Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aluminium
unsur kimia dengan lambangnya ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium
adalah logam paling berlimpah.
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, Namun, merupakan
elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi, dan paling berlimpah
ketiga. Alumunium ialah logam yang berwarna putih perak dan tergiling ringan
dengan massa 2,7 gram/cm 3 gram/cm. Alumunium dapat melimpah dalam
kulit bumi yaitu sekitar 7,6%. Dengan kelimpahan sebesar itu, alumunium
merupakan unsur ketiga terbanyak setelah Oksigen dan Silikon. Namun
alumunium tetap merupakan logam yang mahal karena pengolahannya sukar.
Mineral alumunium yang bernilai ekonomis ialah Bauksit yang merupakan satusatunya sumber alumunium. Kryolit digunakan untuk peleburan alumunium,
sedangkan tanah liat banyak yang digunakan untuk membuat batu bata dan
keramik.
Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered
aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil,
asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik,
dan kembang api.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu logam aluminium dan sejarahnya?
2. Bagaimana nama dan rumus kimia senyawaan yang menjadi sumber
3.
4.
5.
6.
aluminium di alam?
Bagaimana cara-cara ekstraksi aluminium dari sumbernya?
Bagaimana konfigurasi electron serta sifat-sifat dari logam aluminium?
Bagaimana cara-cara pembuatan aluminium di labor dan industri?
Apa saja senyawa dari aluminium dan cara pembuatan serta sifat
senyawanya?
7. Apa saja kegunaan dari aluminium dan senyawanya dalam kehidupan?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan aluminium?
1
9. Bagaimana
dampak
penggunaan
aluminium
dalam
kehidupan
serta
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu logam aluminium dan sejarahnya?
2. Untuk mengetahui bagaimana nama dan rumus kimia senyawaan yang
menjadi sumber aluminium di alam?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara ekstraksi aluminium dari sumbernya?
4. Untuk mengetahui bagaimana konfigurasi elektron serta sifat-sifat dari logam
aluminium?
5. Untuk mengetahui bagaimana cara-cara pembuatan aluminium di labor dan
industri?
6. Untuk mengetahui apa saja senyawa dari aluminium dan cara pembuatan serta
sifat senyawanya?
7. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari aluminium dan senyawanya dalam
kehidupan?
8. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan aluminium?
9. Untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam
kehidupan serta pengaruhnya pada lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Logam Aluminium dan Sejarahnya
Aluminium adalah unsur logam dengan lambang Al dan memiliki nomor
atom 13, Ar = 26,98. Konfigurasi elektronnya adalah 1s 22s22p63s23p1 atau [Ne] 3s2
3p1.. Aluminium adalah logam yang ringan, tidak mengalami korosi, dan sangat
kuat.diantara logam-logam golongan 13, aluminium adalah salah satu logam
terpenting yang terdapat dikerak bumi. Biji aluminium yang digunakan untuk
produksi aluminium adalah bauksit. Biji ini mengandung hidrat aluminium oksida,
AL2O3. H2O dan AL2O3.3H20 serta oksida besi, silicon, titanium, sedikit tanah liat
dan silikat. Kadar aluminium oksida ( alumina ) dapat mencapai 35-60%.
semua unsur di kerak. Karena afinitas yang kuat untuk oksigen , tidak ditemukan
dalam keadaan unsur tetapi hanya dalam bentuk kombinasi seperti oksida atau
silikat.
Unsur ini terletak pada golongan IIIA dan periode 3 sistem periodik.
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
natrium
klorida
aluminium,
bukan
aluminium
klorida,
Hall-Heroult,
telah
berhasil
bertahan
banyak
upaya
untuk
(Sumber : http://www.wikipedia.com)
Alum (nama dimana unsur alumunium diambil) telah diketahui sejak dulu.
POTT (1746) menunjukkan Al berasal dari Alumina bumi yang khas yang
diisolasi oleh Margref (1754) dari tanah liat (lempung).
Alumina tersebut adalah oksida logam yang diselidiki oleh Davy (1808)
yang diisolasi dari Alumunium, logam tak murninya.
Logam murninya diperoleh Oersted (1824)
dengan
pemanasan
Ornalgame, dari kalsium dan alumunium klorida. Logam murni diperoleh oleh
Wohler (1827) dengan oksi kalium pada AlCl3. Busen (1854) menyediakannya
dengan elektrolisis, tetapi penyediaannya pertama kali secara skala industry
dengan 2 metode yaitu :
1) Deville (1854) dengan jalan reduksi dari Natrium Ammonium Klorida (NaICl4).
2) Pada tahun 1886 produksi Al dengan elektrolisis dari Alumina yang dilarutkan
dalam leburan kryolit yang dimulai secara serempak oleh Heroult (Prancis) dan
Charles Martin Hall (Amerika).
hanya memanaskan / mereaksikan AlCl3 dengan Kalium. Sedangkan HallHeroult menggunakan proses elektrolisis dalam memurnikan Al2O3 dan
menemukan metode yang bisa menurunkan titik leleh Al2O3 sehingga hemat
energi, yaitu dengan cara melarutkan oksida tersebut ke dalam kriyolit cair.
2.2 Sumber Senyawa Aluminium
Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara
mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh
Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di
Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak
lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya
adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan
kalsium fluorida.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineralmineral lainnya.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineralmineral lainnya. Bijih aluminium yang digunakan untuk produksi aluminium
adalah bauksit. Bauksit mengandung hidrat aluminium oksida, Al2O3.H2O, dan
Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon, titanium, sedikit tanah liat dan silikat.
Kadar Aluminium Oksida (Alumina) dapat mencapai 35% 60%.
Sumber mineral aluminium adalah kriolit : Na3AlF6 dan bauksit :
Al2O3.2H2O Kriolit adalah sejenis campuran aluminium, natrium, dan kalsium
fluorida: (Na3AlF6). Bauksit adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida.
Aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi setelah
oksigen dan silikon. Aluminium juga merupakan logam terpenting dari golongan
IIIA. Namun demikian aluminium tergolong logam yang relatif mahal karena
mineral yang dapat dijadikan sebagai sumber Aluminium sangat terbatas dan
senyawa aluminium sukar direduksi. Di alam aluminium terutama terdapat dalam
bentuk senyawa aluminosilikat (Al2Si2O5)(OH)4, yaitu suatu mineral yang
8
mengandung aluminium, silikon dan oksigen. Mineral itu tidak mempunyai nilai
komersial karena sukar diolah. Adapun mineral yang merupakan sumber
aluminium hanyalah bauksit (Al2O3nH2O). Mineral lainnya yang cukup bernilai
yaitu kriolit (Na3AlF6) dan veldspath/spat padang (KAlSi3O8). Di Indonesia bijih
aluminium (bauksit) terdapat di pulau bintan Riau dan Kalimantan Barat
(Zirkonium, https://nicechemistry.wordpress.com/2011/06/12/21/, 2011).
Secara ekonomi, bijih tambang yang terpenting dari alumunium adalah
bauksit (Alumunium Oksida Hidrat) dengan rumus molekul Al2O3.nH2O (padat).
Bijih alumunium juga terdapat secara luas sebagai alumunium silikat (terkandung
dalam tanah lempung), kriolit (Na3AIF6), dan bijih mika (Ahmad, http://uhibbuilaiki.blogspot.co.id/, 2013).
(Rasid,
http://rasidunimed.blogspot.co.id/2010/12/ekstraksi.html, 2010).
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
1. Proses Bayer
Merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina).
Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zatzat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat
yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor
utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2,
Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan
natrium hidroksida (NaOH),
2. Proses Hall-Heroult
Merupakan tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana
baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya
elektrolisis dilakukan pada suhu 950 C. Sebagai anode digunakan batang
grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah
elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2
10
dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur
Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 C), campuran tersebut akan
melebur pada suhu antara 850-950 C. Anode dan katodenya terbuat dari
grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e
Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan
di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium
secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan
campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada
mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineralmineral lainnya.
Aluminium adalah salah satu logam terpenting yang tedapat dalam
kerak bumi. Bijih aluminium yang digunakan untuk produksi aluminium
adalah bauksit. Bauksit mengandung hidrat aluminium oksida, Al 2O3.H2O, dan
Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon, titanium, sedikit tanah liat dan silikat.
Kadar Aluminium Oksida (Alumina) dapat mencapai 35% 60%.
Pada tahun 1825 oersted memperoleh Al murni dengan cara mereduksi
AlCl3 dengan amalgama K-Hg
AlCl3(s) + 3 K(Hg)x(l) 3 KCl(s) + Al(Hg)3x(l)
Disaring, lalu didistilasi sehingga Hg akan menguap dan logam Al akan
diperoleh. Bijih bauksit di alam tidak murni karena mengandung zat-zat lain,
misalnya senyawa Fe2O3(s) dan SiO2(s). Sifat amfoter dari Al2O3, merupakan
suatu bagian yang sangat penting bagi proses pemurnian Al2O3dari bijih
bauksit. Jika bijih bauksit dilarutkan dengan NaOH (aq) pekat, maka SiO2 dan
Al2O3 akan larut, sedangkan Fe2O3(s) dan zat-zat lain tidak larut. Reaksinya
sebagai berikut :
Al2O3(s) + 2OH-(aq) 2AlO2-(aq) + H2O(l)
SiO2(s) + 2OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
Kemudian larutan AlO2- atau [Al(OH)4]- dan larutan SiO32-, dipisahkan
dari Fe2O3dan zat-zat padat lainnya dengan cara penyaringan. Larutan
AlO2- yang bercampur dengan larutan SiO32- direaksikan dengan gas
CO2sehingga terentuk endapan Al(OH)3, sementara SiO32- tetap sebagai filtrat.
Reaksinya sebagai berikut :
2AlO2-(aq) + CO2(g) + 3H2O(l) 2Al(OH)3(s) + CO32-(aq)
Kemudian pada pemanasan Al(OH)3 akan diperoleh Al2O3 (alumina)
padat dan murni.
12
13
disebut dengan safir (batu nilam biru). Batu nilam hijau mengandung kobalt
dan batu nilam kuning mengandung antara nikel dan magnesium.
Reaksi ion Al3+(aq):
Jika garam alumunium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ segera tertarik
pada ujung negatif molekul air yang polar membentuk ion heksa
aquaalumunium (III),[Al(H2O)6]3+. Ion ini biasanya dinyatakan dengan Al 3+
3+
yang kecil dan bermuatan besar menarik elektron dalam ikatan O(aq) . ion Al
H dari air, sehingga berperan sebagai donor proton.
Dalam larutan air, molekul air dapat bersifat sebagai basa yaitu
menerima proton.
[Al(H2O)6]3+ (aq) + H2O
[Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+
Dengan basa yang lebih kuat dari air seperti S 2- atau CO32- akan
terbentuk endapan hidroksida.
2 [Al(H2O)6]3+ (aq) + 3S2-(aq)
2 [Al(OH)3(H2O)3](s) + 3H2S(g)
[Al(OH)3(H2O)3](s) + 3H2O
1.
Sifat Fisika
Keterangan
Nomor atom
Nomor massa
Konfigurasi electron
Ar
Kerapatan
Titik leleh
Titik didih
Volume atom
Keelektronegatifan
Energi ionisasi pertama
Energi ionisasi kedua
Energi ionisasi ketiga
Entalpi penguapan
13
27
[Ne]3s23p1
26,98
2,69 gr/cm3
932 K
2730 K
10
1.45
577 Kj/mol
1820 Kj/mol
2740 Kj/mol
284 Kj/mol
15
14
15
16
17
18
19
-4680 Kj/mol
314 Kj/mol
+3
143 pm
50 pm
-1,60
20
21
Struktur atom
Wujud
Kristal logam
Padat
(Sumber : http://www.academiaedu.com)
2.
2Al +N2
2AlN
4Al + 6S
2Al2O3
3.
16
dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.
Kekuatan Tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika
dilakukan pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai
tertinggi dari tegangan pada kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan
biasanya terjadi ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah
ukuran kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, namun dapat
dijadikan sebagai suatu acuan terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan
umumnya sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk
penggunaan yang memerlukan kekuatan tensil yang tinggi, aluminium
perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan
berbagai perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan
tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).
Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu
bahan yang mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut
ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh
elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan
sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode.
Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar
65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah
bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan,
aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan
termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan
quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
17
a.
Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan
kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 Mpa
pada aluminium paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika
konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan
meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
b.
Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur
logam paduan yang cukup drastis, dari 6600C hingga 4500C. Namun, hal ini
tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas
dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 0C. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.
c.
Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan
kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak
20
Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat
dilakukanpengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga
didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak
terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur
paduan aluminium.
e.
Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling
terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang.
Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya,
Aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580
MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil
sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
f.
Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan
massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar
4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis
paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%.
Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas
lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
g.
Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang
terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di
21
Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai
suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan
tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam
jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar
2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah
skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal
Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
i.
22
Felspar :
1. Felspar Orthoclase = Orthoclase K (AlSi3O8), Selsion
Ba(Al2Sc2O8)
2. Felspar Plangioklas = Albite Na (AlSi3O8), Anorthite Ca (Al2Sc2O8)
Mika :
1. Muschovite = mika putih CaI2(OH)2(AlSi3O10)
2. Biotite
3. Margarite
= CaAl2(OH)2(AlSi3O10)
4. Phlogopite = KMg3(OH)2(AlSi3O10)
Turmalin
1. Augit AlSiO3
2. Ambligonit Li(AlF)PO4
3. Epidot Ca2(AlFe)2(AlOH)(SiO4)3
4. Hauyin (Na, Ca)4SO4(AlSiO4)3
5. Nosean Na4SO4(AlSiO4)3
6. Klorit (Mg, Fe)5Al(OH)8Si3O10
7. Agalmatolit Al2(OH)8Si3O10
Senyawa kedua dari alumunium adalah Tanah Liat (lempung, zeolit).
Tanah liat dapat terbentuk dari felspar (merupakan komponen utama batu
seperti granit) dengan pemecahannya dengan kombinasi / oksi dari uap air
dan CO2 di Atmosphere.
2KAlSi3O8 + 2H2O + CO2
Kaolin Al4(OH)8Si4O10
3.
Natroline Na2(Al2Si3O10).2H2O
4.
Heulandites Ca(Al2Si7O18).6H2O
23
5.
Kabazite Ca(Al2Si4O12).6H2O
6.
Analsite Na(AlSi2O6)H2O
7.
Ultramarine Nag(AlSiO4)6S2
8.
Sodalit Nag(AlSiO4)6Cl2
9.
Moseon Nag(AlSIO4)6SO4
10.
11.
Oksida
: Lorondum
24
2Al+ 3/2 O2
Al2O3
H= -1670 Kj/mol
Fe2O3
2Al + Fe2O3
25
26
3NaCl + Al(OH)3
AlCl3 + 3NH4OH
3NH4Cl + Al(OH)3
Endapan berupa gelatin.
AlCl3 + 3H2O
AlCl3 dapat terhidrolisis oleh air karena Al(OH)3 adalah basa lemah.
Al(OH)3 dapat larut (bereaksi) dengan larutan alkalis dari (NaOH dan KOH)
menghasilkan Alumina
Al(OH)3 + NaOH
Na[Al(OH)4]
Natrium alumina
(Latin =
NaAlO2 + 2H2O
27
[Al(OH)4]-
NaOH +Al(OH)2
Jika larutan ini ditambah butiran Al2O3 dan CO2 dalam larutan Alkalis
dan atom terbentuk Al2O3 (dilihat proses Bayer pada produksi Al).
4. Aluminium carbide (Al4C3)
Al4C3 dibuat dengan memanaskan Alumina carbide atau Al 2O3 dengan
Karbon dalam tungku listrik.
2Al2O3 + 9 C
Al4C3 + 6CO2
Padatan kuning
Al(OH)3 + 3CH4
AlH3 + 3LiCl
LiAlH4 + 3LiCl
CH3CH2-CH2OH
Asam propanoat
CH3.CH=CH-CHO
CH3-CH=CH-CH2OH
Buta-2-enal
2 buten-1-ol
2Al(OH)3 + 3H2S
2AlF3
2Na3AlF6 + NH4NO3
3CaF2 + Na3AlO3
dibawah kondisi tak berair (kering), gelas atau tabung dari soda kapur
digunakan untuk mengimpor atau mengilangkan kelembaban. Hal yang sama
juga untuk menyerp kelebihan Clor.
2Al + 3Cl2
Al2Cl6
2Al + 6HCl
Al2Cl6 + 3H2
10000C
Al2O3 + 3C + 3Cl2
Al2Cl6 + 3CO
2AlCl3 + 3CO
8 AlCl3 + 6SO2
Cl
Cl
Al
Al
Cl
Cl
Cl
Al
Cl
Cl
Al2Cl6 + 12H2O
2[R2O
Eter
AlCl3]
2[RCO+..AlCl4-]
pasangan ion
RCO+ + C6H6
[RCOC6H6]+
Ion karbonium
RCOC6H6 + H+
keton aromatic
4AlCl3 + 3CI4
Al(NO3)3.9H2O
air
membentuk
Aluminium
hidroksida,
karena
secara
2Al(C2H5)3
C2H5
Al
Al
C2H5
C2H5
C2H5
C2H5
tawas
adalah
[M(H2O)6][Al(H2O)6](SO4)2
atau
M2SO4M2III(SO4)3.24H2O
MI logam monovalen (Na+, K+,NH4+), MIIIlogam trivalent (Al3+, Cr3+,
Fe3+ tetapi tak termasuk Tc3+, V3+,Mn3+,Co3+,Ln3+,Rh3+,Ir3+ dan Ba3+)
Tidak semua garam rangkap adalah alum. Misalnya: garam Mohr
(NH4)2SO4FeSO4.6H2O garam rangkap, tapi bukan tawas. Yang membedakan
garam rangkap bukan tawas dengan garam rangkap yang termasuk tawas
yaitu bisa dilihat dari rumus umumnya. (NH 4)2SO4FeSO4.6H2O adalah garam
rangkap, tapi bukan tawas karena M 111 bukan Fe3+ tapi Fe2+. Tawas
33
17. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral
dengan susunan terutama dari oksida alumunium, yaitu berupa mineral
bauhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). secara umum bauksit
mengandung (Al2O3) sebanyak 45-65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-25%, TiO2>
3%, dan H2O 14-36%.
34
35
Sedangkan
pada
daur
ulang,
Alumunium
hanya
2Al(s) + 3H2O
Contoh-contoh
alumunium
anodizing
yang
digunakan
dalam
Bingkai
Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedangkan anode (+)
adalah grafit. Campuran AL2O3 dengan kryolit dan AlF3 dipanaskan sehingga
mencair pada suhu 9500C, kemudian dielektrolisis. Al yang terbentuk berupa zat
cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodic ke dalam
cetakan untuk mendapatkan alumunium batangan. Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke
waktu.
Untuk
mendapatkan
alumunium
kembali,
dengan
cara
peleburan
Alumunium lebih boros energi dari pada daur ulang. Karena harus mengolah
logam alumunium dalam kandungan bauksit yaitu masih harus memisahkan
alumunium dari logam-logam lain yang terdapat dalam senyawa bauksit /
Aluminasilikat. Sedangkan pada daur ulang, Alumunium hanya membutuhkan
energy sedikit karena hanya alumunium bebas yang diolahnya.
Anodizing
Sebenarnya alumunium merupakan logam yang aktif dari pada besi,
alumunium berkarat dengan cepat membentuk oksida alumunium (Al2O3).
Walaupun alumunium mudah bereaksi dengan oksigen, namun permukaan Al
akan segera dilapisi oleh alumunium oksida yang sangat tipis sekitar 10-10 dari
sifat Al2O ini sangat lama, stabil dan tidak berpori sehingga dapat melindungi Al
di bawahnya dari oksidasi lebih lanjut.
2Al(s) + 3H2O Al2O3(s) + 6H+ + 6ePerlindungan terhadap logam Al dapat diperbesar dengan cara mempertabal
lapisan oksidanya melalui proses yang disebut anodasi (Anodising). Alumunium
37
hasil anodising tahan terhadap korosi dan goresan, lapisan ini tidak menghantar
listrik dan transparan. Pada proses ini alumunium yang dianodasi bertindak
sebagai anoda dalam proses elektrolisis larutan asam sulfat encer. Dan sebagai
katoda dapat digunakan baja, timbale dan alumunium.
Lapisan oksida hasil anodasi dapat mencapai ketebalan sekitar 10-5 m.
lapisan ini mengandung sedikit ion sulfat dan mempunyai pori-pori yang jaraknya
teratur. Pori-pori ini dapat menyerap zat warna, sehinga alumunium dapat diberi
zat warna.
Untuk mencegah pengotoran, pori-pori hasil anodasi alumunium ini perlu
ditutup dengan cara memasukkannya dalam air mendidih selama beberapa menit.
Pada pemanasan ini sebagai oksida mengalami hidraksi kemudian mengembang
dan menutupi pori-pori.
Contoh-contoh alumunium anodizing yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu;
Bingkai
Al + 3KCl
Sekarang Alumunium diproduksi secara industri dengan metode HallHerdult. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit
Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al 2O3).
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni .Pada proses ini dapat
dilakukan melalui dua tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina)
2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis
38
( s ) + 2 NaOH (aq)
+
Al 203
3 H 2 O(l)
2 NaAl ( OH ) 4(aq)
CO 2(g)
2 Al ( OH ) 3(s )
Na2 CO 3(aq)
H 2 O(l )
Endapan
aluminium
hidroksida
disaring,
dikeringkan,,
lalu
Materi-meteri
AL 2O 3(s)
pengotor
yang
3 H 2 O( g)
tidak
larut
dipisahkan
dengan
2Al(OH)3(s) + 2Na+CO32-
Al(OH)3
Al2O3 + H2O
2. Elektrolisis
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi
melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult.
Sel elektrolisis terbuat dari Baja. Sebagai anode digunakan batang
grafit, sedangkan katodenya adalah wadah sel yag terbuat dari Baja yag
berlapis grafit. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan
dalam lelehan kriolit (Na3AlF6).
Na3[AlF6] + 6H2O
Sel elektrolisis berjalan terus menerus dan berjalan pada intervalinterval. Alumunium cair (6600c) dihasilkan pada dasar sel dan kemudian
Bauksit ditambah lagi. Fungsi kriyolit di sini adalah untuk menambah
konduktifitas elektrolit dan menurunkan titik lebur Al2O3.
Secara sederhana reaksinya adalah :
2Al3+ (l)+ 3O2-(l)
Al2O3(l)
Katoda =
2Al3+ + 6e
Anoda =
3O2-
3/2O2 + 6e
Al2O3
2Al + 3/2O2
2Al
40
4Al + 3CO2
S2-
akan terbentuk
endapan hidroksida.
[Al(H2O)6]3+ + 3CO32-
2[Al(OH)3(H2O)3] + 3H2CO3+
Reaksi yang sama juga terjadi jika ditambah NaOH (basa lebih kuat).
[Al(OH)6]3+ + 3OH-
[Al(OH)3(H2O)3] + 3H2O
Jika NaOH berlebih, maka NaOH akan larut. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
Al(H2O)2(OH)4 + NaOH
Na+[Al(H2O)2(OH)4] + H2O
41
H = -119 kkal
Gambar 2.8 Bauksit, sepanjang 4 cm dan ditambang di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat.
(Sumber :http://lib.znate.ru/docs/index-106476.html)
27
Al, dengan
persentase sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah
yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif dengan waktuparuh sebesar
720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium
42
dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop 27Al merupakan
isotop yang paling stabil.
Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat
lambat pada temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom
tetap ada, jadi dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang
menghasilkan perubahan sifat-sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya
waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada
temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu
terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakan penuaan buatan.
Gambar
2.9
Struktur
mikro
alumina,
bahan
baku
aluminium.
(Sumber
:http://lib.znate.ru/docs/index-106476.html)
43
4Al2O3 + 9Mn
2Al + Cr2O3
Al2O3 + 2Cr
2. Ringan, tahan korosi, dan tidak beracun, maka digunakan untuk alat-alat
rumah tangga, seperti panci, wajan, dan lain-lain.
Minim perawatan.
Mudah tergores.
46
2. Senyawa Aluminium
a. Alumunium Oksida (Alumina) Al2O3 beracun melalui pernapasan dalam
bentuk debu
b. Alumunium Klorida Al(ClO3)3 menyebabkan iritasi pada jaringan,
beracun bila tertelan
47
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambangnya ialah Al, dan nomor
atomnya 13 dan termasuk logam yang paling berlimpah.
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti
51