Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR.2
DAFTAR ISI3
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang...........................................................................................4
II. Rumusan Masalah......................................................................................5
III. Tujuan Makalah.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori-Teori Regulasi yang Relevan dengan Akuntansi dan Audit.............6
1.Teori Efisiensi Pasar ..............................................................................6
2.Teori Keagenan.......................................................................................7
3.Teori tentang Regulasi............................................................................8
B. Penerapan Teori Regulasi pada Praktik Akuntansi dan Audit...................13
1.Penerapan Teori Kepentingan Publik.....................................................13
2.Penerapan Capture Theory.....................................................................14
3.Penerapan Teori Kepentingan Pribadi....................................................15
4.Penerapan standar sebagai Proses Politik..............................................15
C. Kerangka Regulasi Pelaporan Keuangan..................................................17
D.
1.Persyaratan Undang-Undang.................................................................17
2.Tata Pengelolaan Perusahaan.................................................................18
3.Auditor dan pengawasan........................................................................19
4.Badan Pelaksana Independen.................................................................19
Struktur Institusional untuk Menetapkan untuk Menetapkan Standar
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Akuntansi umumnya dianggap remeh dalam literature. Seperti yang dikatakan oleh
Henry Rand Hatfield : Baik dalam sejarah maupun cerita fiksi, pandangan masyarakat
umumnya diarahkan kepada seorang (pahlawan) yang berada diatas panggung kuda. Namun,
kadang kadang muncul seorang figure yang lebih biasa diatas panggung. Beberapa karya
besar memiliki tokoh utama yang terpelajar seperti Faust, seorang tukang kayu seperti Adam
Bede, seorang pekerja pabrik seperti Les Miserables, seorang pelaut seperti Robinson Crusoe,
wanita panggilan, pencuri. Bahkan seorang kuda dan seekor anjing telah menjadi pahlawan
3
dalam Black Beauty dan Rab and His Friends. Namun belum pernah, sejauh yang saya ingat,
seorang ahli pembukuan menjadi pahlawan dalam novel, drama , ataupun puisi. Ahli
pembukuan bahkan tidak pernah diberi kehormatan untuk menjadi seorang penjahat yang
penting
Hal diatas mungkin disebabkan karena ketidakpedulian dari peran yang dimainkan
oleh standar akuntansi dalam menciptakan sebuah aturan akuntansi dan selanjutnya aturan
social dan ekonomi.
Pembuatan dan penegakan standar adalah masalah penting bagi profesi akuntansi dan
para pengguna yang berkepentingan. Menentukan mekanisme terbaik yang diterapkan dalam
pembuatan standard akuntansi yang seragam dapat menjadi suatu hal yang sangat penting
bagi diterimanya dan bermanfaatnya standar akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Setiap akhir kuartal, semester, dan akhir tahun siklus keuangan, perusahaan sibuk
menyiapkan akun-akun mereka dan sibuk dalam rangka audit akhir tahun. Perusahaan
memberikan data akun kepada pemerintah dan perusahaan lain guna menyampaikan
informasi mengenai kondisi perusahaan terutama dalam hal keuangan dalam rangka bursa
saham. Bagaimana kegunaan teori akuntansi dapat membantu akuntan menjelaskan mengapa
kegiatan pelaporan tersebut muncul dan mengapa sektor privat dan pemerintah mengambil
peran yang cukup aktif dalam proses pembuatan laporan keuangan. Selanjutnya akan dibahas
mengenai teori-teorinya.
A. Teori-teori Regulasi yang Relevan dengan Akuntansi dan Auditing
Teori pasar modal menyarankan manager diberikan intensif yang cukup agar secara
sukarela menyediakan informasi akuntansi kepada pihak eksternal dan bersedia untuk
diaudit. Ada beberapa teori yang relevan dengan pemahaman atas peraturan
penyampaian laporan keuangan (seperti persiapan, audit dan penawaran informasi
akuntansitentang perusahaan), diantaranya:
1. Teori Pasar Efisien
Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsinya yang terbaik tanpa
campur tangan pemerintah. Meningkatnya pasar internasioal mempengaruhi
secara luas dalam arus informasi data dan modal. Akan tetapi, kemungkinan kecil
bahwa pemerintah akan lepas tangan terhadap pasar. Oleh karena itu para kritikus
berpendapat bahwa pendekatan pasar bebas tidak realistis. Mereka berpendapat
bahwa teori tersebut tidak akan berjalan karena mekanisme pasar tidak akan
5
mencapai harga ideal, hal tersbut dikarenakan karena informasi akuntansi tidak
bisa disamakan dengan produk lain,dimana informasi akuntansi merupakan
barang publik dimana ketika perusahaan menerbitkan informasi keuangannya
maka infrmasi tersebut tersedia bagia semua orang.
Perusahaan memiliki kemampuan untuk memonopoli informasi penawaran
yang kemudian perusahaan akan cenderung untk tidak memproduksi sesuai
penawaran sehingga dapat menjual dengan harga lebih tinggi. Bahkan jika pasar
bebas menyediakan informasi akuntansi, peran pemerintah tetap dibutuhkan
karena para pengguna dan para akuntan tidak bisa bersepakat mengenai apa yang
pengguna inginkan dari informasi akuntansi tersebut.
Bagaimanapun juga pemerintah juga harus turut campur dalam pasar, campur
tangan yang paling baik adalah dengan tujuannya adalah untuk mengembangkan
dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan dan transparasi pasar
sangat vital dalam memberikan daya tarik bagi investor. Para pendukung teori ini
berpendapat akuntansi sebagai permintaan informasi akuntansi oleh para
pengguna, dan penawaran beberapa informasi dalam bentuk laporan keuangan.
2. Teori Perwakilan ( Keagenan )
Permintaan
atas
informasi
keuangan
dapat
dikategorikan
untuk
pada
kondisi
ketidakseimbangan
informasi
Assymmetrical
information ) karena agen berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih
banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka
6
dengan
informsi
assimetri
yang
dimilikinya
akan
mendorong
agen
( accountability ),
( responsibility ).
Transparansi ( transparency)
Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan menyangkut keadaan keuangan,
pengelolaan
perusahaan, kepemilikan perusahaan dan kinerja, serta mudah diakses oleh pemangku
kepentingan sesuai dengan haknya.
Akuntabilitas ( accountability)
Kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
Responsibilitas ( responsibility)
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai
cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.
Independensi (Independency)
Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Keadilan ( fairness)
Perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
3. Teori Regulasi atau Peraturan
1) Public Interest Theory
Alasan ekonomi sentral sebagai awal kemunculan
intervensi
perspektif
berbagi
yang
saling
menguntungkan,
sehingga
relative
dari
kelompok
berkepentingan.
Politisi
berusaha
dimana
kelompok
tersebut
dapat
memperoleh
dan
mementingkan
kepentingannya
sendiri.
Mereka
berusaha
3. Private Interest
Private interest memberikan pendekatan lain untuk memahami perilaku suatu
pihak dengan insentif untuk mempengaruhi regulasi laporan keuangan. Gabungan
dari penerapan teori kepentingan pribadi dari Stigler, Posner dan Peltzman ke
pembentukan ASRB menegaskan bahwa peninjauan secara sistematis terhadap
organisasi dan fungsi dewan menunjukkan bahwa Dewan tergantung pada dan
rentan terhadap pengaruh dari beberapa kelompok kepentingan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh profesi akuntansi pada persiapan dan
13
peninjauan standar, dan juga pihak lain menjamin peran penting yang
memungkinkan mereka untuk terus meneliti dan mempengaruhi kegiatan dewan.
Partai-partai ini termasuk Dewan Menteri yang memiliki kewenangan
dasar, Dewan harus beroperasi dengan gagasan bahwa semua standar akuntansi
yang disetujui yang harus mendapat persetujuan politik. Ini tersirat bahwa
konsekuensi dari minimal politik standar.
Keterbatasan dari teori regulasi ini adalah bahwa mereka tidak saling
eksklusif, yaitu peristiwa dijelaskan oleh satu teori dapat dijelaskan sama baiknya
dengan teori lain. Tidak jelas bahwa penjelasan tunggal dapat dipertahankan.
Contoh :
Sarbox yang muncul karena tindakan pemerintah Amerika mengikuti
bangkrutnya enron yang dimaksudkan untuk menjamin tingkat penguasaan
perusahaan dalam supervise dan audit laporan keuangan. Teori menjadi seimbang
ketika diobservasi dengan suatu kejadian. Dalam hal ini sangat sesuai jika dilihat
dari segi pandang proses politik.
4. Pengaturan Standar sebagai Proses Politik
Pengaturan standar dipandang sebagai proses politik karena memiliki
potensi untuk secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok
kepentingan. Oleh karena itu kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi
pengenalan regulasi. Model perilaku politik adalah ringkasan dari pilihan publik
atas teori regulasi. Hal ini digunakan oleh Watts dan Zimmerman yang
berpendapat bahwa proses politik hanyalah sarana mengejar kelompok dengan
perbedaan kepentingan. Individu atau kelompok dipengaruhi secara berbeda oleh
peraturan akuntansi. Sebagai contoh, sebuah pengakuan melarang standar beban
piutang tak tertagih mungkin disambut oleh perusahaan yang meminjam dan dekat
dengan kesepakatan pinjaman yang memengaruhi mereka. Di sisi lain, bank-bank
besar dengan profil publik yang tinggi mungkin menolak untuk standar ini karena
menyebabkan keuntungan mereka meningkat, understated resiko mereka, dan
meningkatkan eksploitasi yang jelas terhadap pelanggan mereka.
Dihadapan kepentingan yang beragam dan seringkali bertentangan,
sebuah badan pembuat keputusan kelompok peraturan harus menjaga
keseimbangan antara mereka dengan dengan membuat pilihan politik. Bagi
mereka keputusan yang mereka buat harus diterima oleh orang-orang yang terkena
14
dampak, badan pengawas perlu mandat untuk melakukan pilihan sosial; yaitu
perlu legitimasi politik.
Contoh :
Beberapa masalah/ kasus yang akuntansi yang terkait dengan hal ini
( lobby secara politik )
1. Finansial instrument / instrumen keuangan menyangkut yang IAS
39 Instrument Keuangan pengakuan dan pengakuan, pada awal
tahun 2002 dimana eropa akan mengadopsi IAS, banyak sekali
perhatian berfokus pada standard yang ada IAS. Perusahaan yang
tercatat pada bursa di eropa sebelumnya yang menggunakan
standar nasional mereka sekarang mensyaratkan penggunaan IAS
untuk laporan keuangan konsolidasi. Pada era instrument keuangan
terjadi perubahan dramatis yang potensial. Secara umum
perusahaan
menggunakan
historical
cost
untuk
instrument
pada
Sedangkan
paa
laporan
IAS
39
keuangan
diatur
hanya
bahwa
pada
disadari.
perusahaan
harus
2. Intangible Asset
Pada saat Australia mengadopsi IAS, dimana di dalamnya terdapat
IAS 38: intangible asset, disana berbeda dengan standar yang
diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di Australia.
Contoh: intangible asset tidak dapat diakui oleh internal dan
intangible asset tidak dapat di revaluasi tanpa adanya pasar yang
aktif. Perusahaan-perusahaan di Australia bersama federasi akuntan
mereka dan pemerintah mencoba meminta keringanan dari standar
ini namun ditolak oleh IAS.
C. KERANGKA REGULASI PELAPORAN KEUANGAN YANG BERKENAAN
DENGAN PERATURAN
15
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada berbagai pihak dalam suatu
lingkungan pelaporan keuangan. Termasuk didalam nya adalah pihak yang
menyiapkan laporan keuangan (direksi perusahaan beserta para eksekutif dan
manajernya) dan auditor eksternal serta para pembuat kebijakan seperti
pemerintah, grup perusahaan sector privat, dan bursa efek. Aktifitas pihal pihak ini
akan dipengaruhi lingkungan terjadinya laporan keuangan yang mencakup aspek
hukum atau legal,ekonomi,politik dan sosial. Suatu karakteristik spesifik yang
berhubungan dengan lingkungan akan membentuk suatu kerangka yang disebut
regulatory framework of financial reporting atau kerangka pelaporan keuangan
yang berkenaan dengan peraturan. Meskipun kerangka ini bervariasi untuk setiap
negara, namun ada kesamaan elemen yang dimiliki oleh kerangka kerangka
tersebut. Elemen kerangka yang dimaksut akan dibahas selanjutnya, sekaligus akan
ditunjukkan bagaimana elemen tersebut mempengaruhi output dari proses
pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan.
1.
sistem tata kelola perusahaannya. Sebagian tata kelola ini diturunkan dari hukum
yang mengaharuskan direksi untuk melakukan hal tertentu dalam hal manajemen
perusahaan mereka. Misalnya keharusan untuk menyelenggarakan RUPS dan
pengungkapan hal hal penting seperti remunerasi direksi adalah tata kelola dasar
yang tercakup dalam undang undang tata kelola perusahaan. Namun begitu tidak
menutup kemungkinan adanya tambahan panduan dan aturan yang muncul baik
dari rekomendasi sukarela perusahaan maupun aturan listing bursa saham. Panduan
tata kelola perusahaan bisa muncul dalam bentuk best practice yang mendorong
direksi mengadopsi mekanisme terbaik yang sesuai keadaan perusahan mereka.
The International Federation of Accountants (IFAC) adalah contoh badan di Inggris
yang mengeluarkan rekomendasi tata kelola perusahaan ini. Persyaratan
pemerintah berkaitan dengan pelaporan keuangan dapat dipaksakan melalui
peraturan listing bursa saham seperti yang terjadi di Inggris dan Australia.
3.
auditor. Pada masa lalu peran pengawasan ini secara serius dilakukan oleh suatu
badan profesional yang mencurahkan sumber daya cukup besar dalam menciptakan
standar baik pada level nasional maupun internasional, sedangkan pada saat ini
banyak badan yang mewakili auditor di berbagai negara mengadopsi standar
internasional (ISA) untuk menunjukkan komitmen akan kualitas layanan audit
yang baik.
Meskipun profesi audit mengembangkan sendiri aturan aturan mereka,
terdapat beberapa contoh utama di masa lalu ketika tanggung jawab pengaturan
berada di tangan otomatis negara. Sebagai contoh di Perancis dan Italia tanggung
jawab tersebut ada di badan penegak aturan independen (pengatur pasar modal),
dengan di Prancis khususnya badan ini bekerja sama dengan badan yang mewakili
auditor dalam proses pengawasan aktifitas auditor. Tanggung jawab yang
diletakkan pada badan pemerintah akan memberikan pengaturan yang lebih
independen (paling tidak secara teori). Pilihan ini juga mencerminkan perbedaan
ekonomi atau politik dalam pendekatan pengelolaan pasar modal. Dalam beberapa
tahun terakhir, banyak negara telah memperkenalkan badan hukum yang
bertanggung jawab atas pengawasan auditor.
4.
18
demikian, badan badan tersebut bisa sangat aktif dalam menegakkan persyaratan
pelaporan keuangan yang terkandung dalam hukum dan akuntansi.
Di beberapa negara, bursa saham mengambil peran sebagai regulator pasar.
Sebagai contoh, bursa saham terlibat (atau telah terlibat) dalam pemantauan
pelaporan keuangan di Swiss, Swedia dan Norwegia. Bentuk lain badan pengakuan
independen adalah review panel, seperti Financial Reporting Review Panel (FRRP)
yang dimiliki Inggris. FRRP dibentuk pada tahun 1991 dengan kuasa untuk
menyelidiki hal hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang perlu
mendapat perhatian. Pendekatan lain diambil oleh Jerman setelah mereka
mengadopsi IFRS. Mereka membuat sebuah sistem penegakan dua lapis, yang
terdiri dari panel review (the Financial Reporting Enforcement Panel or FREP),
yang bertanggung jawab kepada departmen pemerintah (The Federal Institute for
The Oversight of Financial Service). Bentuk lain dari kerangka pengaturan yang
timbul karena adopsi IFRS adalah munculnya sistem untuk mengkoordinasikan
penegakan hukum. Sebuah organisasi supranasional, international Organization of
Seurities Commision (OSCO) membuat suatu sistem untuk anggota mereka dan
organisasi penegak independen lain untuk berbagai informasi dan berkonsultasi
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konvergensi. Setiap regulator nasional
mempertahankan kemampuan untuk menangani masalah mereka sendiri,
sedangkan sistem bertujuan untuk memfasilitasi konsistensi dan memberikan titik
acuan untuk keputusan peraturan di masa depan.
D. STRUKTUR LEMBAGA PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI DAN AUDIT
Dalam diskusi mengenai kerangka pengaturan mengenai akuntansi keuangan,
penyusunan laporan keuangan biasanya berasal dari peraturan perundangan-undangan dan
standar akuntansi yang berlaku. Di bagian ini akan dijelaskan mengenai proses
terbentuknya badan-badan pengaturan standar internasional dan proses pengaturan
akuntansi internasional dan standar akuntansi.
1.
Latar Belakang
Perkembangan standar akuntansi internasional diawali secara resmi dengan
berdirinya International Accounting Standard Comitte atau IASC pada tahun 1973 di
London. Komite ini terdiri atas perwakilan dari badan-badan akuntansi professional di
Sembilan Negara (Austalia, Canada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, UK, dan
19
Irlandia serta US dan Jerman Barat). Tujuan dari di bentuknya komite ini adalah untuk
membangun sebuah standar akuntansi untuk sector private yang dapat digunakan
secara global.
Sebelum tahun 2005 terdapat International Accounting Standard (IAS) yang sangat
berpengaruh dan diadopsi oleh Negara-negara yang belum memiliki badan standar
akuntansi nasional seperti Indonesia dan Papua Nugini hingga Negara yang sudah
memiliki
standar
nasional
seperti
Singapura
dan
Hongkong.
Perusahaan
menggunakan IAS untuk menyediakan informasi tambahan dengan format yang lebih
transparan dan dapat dibandingkan (comparable) bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pasar modal.
Penggunaan IASC terus mengalami peningkatan namun memiliki batasan karena
posisi IASC bukan sebagai badan penyusun standar yang independen. IASC
kemudian mengalami restrukturisasi kualitas akuntansi dan pemeriksaan yang bagus
lebih mungkin terdapat pada perusahaan di Negara yang menerapkan perlindungan
yang kuat bagi investor. Pada tahun 2001 mulailah pembentukan badan independen
yang bernama International Accounting Standard Boards (IASB). Badan IASB terdiri
atas 14 orang anggota tetap ( full time members) yang dipilih karena keahlian dan
pengalamannya dalam akuntansi dan penyusunan standar. Dewan tersebut di dukung
oleh staf teknik yang berkedudukan di London. The IASC foundation kemudian
menjadi badan pengawas bagi IASB dan dibentuk juga komite interprestasi
( interprestation committe). Tugas dari IASB adalah melakukan pemukhtahiran IAS
yang masih berlaku dan menyusun International Financial Reporting Standards
(IFRS).
Kedudukan IASB menjadi semakin penting seiring dengan keputusan komisi Eropa
(European Cimmission) pada tahun 2002 untuk menerapkan standar IASB pada tahun
2005. Komisi Eropa mengumumkan bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai
Negara anggota Uni Eropa harus menyiapakan akun konsolidasian berdasarkan
standar IASB. Perubahan yang mendasar ini merupakan langkah yang penting dalam
mendorong penyusunan informasi keuangan yang lebih transparan dan dapat di
bandingkan oleh perusahaan-perusaahan Eropa yang terdafatar. Hal ini terdorong oleh
keinginan untuk mengembangkan sebuah pasar modal yang termodifikasi di Eropa.
2. The IASB and FASB Convergence Program
20
Pada tahun 2002 dilakukan program konvergensi IASB dan FASB yang dikenal
dengan nama Norwalk Agreement. Konvergensi menuntut IASB dan FASB untuk
mengidentifikasikan perbedaan antara standar yang mereka miliki untuk meninjau
kembali solusi yang tersedia dan untuk memilih langkah yang lebih baik. Beberapa
perbedaan timbul karena perbedaan pokok di anatara dua jenis standar tersebut. US
GAAP didesksripsikan sebagai standar berbasis peraturan sementara IAS disusun
dengan tujuan berbasis prinsip akuntansi.
Keterlibatan Amerika Serikat yang lebih besar menjadi proses penyusunan standar
international di dominasi oleh IASB dan FASB. Proses konvergensi hanya bisa
dilakukan dalam bentuk dialog dua arah antara IASB dan FASB karena kerumitan
konvergensi akan bertambah seiring dengan bertambanya pihak yang terlibat. Terkait
pihak yang terlibat IASB memiliki kebijakan yang memperbolehkan penyusun
standar nasional untuk berkontribusi dalam proses penyusunan standar. Badan standar
nasional ini berpartisipasi dalam pekerjaan IASB melalui proyek penelitian kelompok
kerja serta kelompok kerja sama. IASB masih bergantung pada kontribusi penyusun
standar nasional meskipun belum ada kepastian mengenai batasan sejauh mana
kontribusi tersebut mempengaruhi keputusan akhir IASB. Sejak tahun 2005 badan
dari Uni Eropa seperti badan penyusun standar nasional dan EFRAG lebih aktif dalam
proses pengembangan standar akuntansi. Dengan mempertimbangkan dampak yang
bisa ditimbulkan oleh standar terhadap perekonomian, perdebatan yang kuat pun
terjadi membahas mengenai isi dari standar IASB dan arah dari penyusunan standar.
3. Accounting Standards for The Public Sector
Akuntansi sector public memiliki perbedaan dengan akuntansi sector swasta
dalam hal tujuan dan para pemilik kepentingan (stockholder). Namun perkembangan
standar akuntansi sector public tidak bisa dipisahkan dari sector swasta karena pada
mulanya berpedoman pada IASB dengan perubahan yang disesuaikan dengan
kebutuhan public terkait dengan standar akuntansi sector public ini, Australia dan
New Zealand berusaha menyusun sebuah standar yang dapat diterapkan baik di sector
swasta maupun public. Standar tersebut dikenal dengan istilah standar sector netral
(Sector Neutral Standars).
4. International Auditing Standards
Secara historis auditing merupakan bidang ilmu yang bersifat self-regulator
atau tidak diatur oleh pemerintah dan berkembang secara independen. Sekumpulan
21
justifikasi bagi
22
dan mereflesikan kepentingan umum, dengan input dari public dan regulator, dan
untuk memfasilitasi regulasi pemeriksaan.
Pemerintah mempercayai bahwa standar akuntansi dan standar pemeriksaan
merupakan hal yang penting, dimana hal ini didukung oleh bebebrapa hasil penelitian
para ahli. Salah satunya adalah Prancis, Khurana, dan Pereira yang mengumpulkan
bukti mengenai kualitas pemeriksaan, kekuatan dari pelaksanaan pemeriksaan, dan
kualitas dari standar akuntansi.
akuntan.
Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Melalu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang ditetapkan
pada Kongres Luar Biasa (KLB) IAI tanggal 27 Juni 2012 sesuai Keputusan Sidang
Pleno Tetap KLB IAI Tahun 2012 Nomor: 05/Kongres Luar Biasa/IAI/VI/2012 maka
Maksud, Tujuan, dan Fungsi IAI adalah sebagai berikut :
a. IAI bermaksud menghimpun potensi akuntan Indonesia untuk menjadi
penggerak pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b. IAI bertujuan mengembangkan dan mendayagunakan potensi akuntan
Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya akuntan Indonesia untuk
didarmabaktikan bagi kepentingan bangsa dan negara.
c. IAI berfungsi sebagai wadah komunikasi yang menjembatani berbagai latar
belakang tugas dan bidang pengabdiannya untuk menjalin kerjasama yang
bersifat sinergi secara serasi, seimbang, dan selaras.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia, dirumuskan dan disahkan dalam Kongres.
Sedangkan, Standar Profesi Akuntan Indonesia dirumuskan oleh komite yang
23
dibentuk khusus untuk itu dan disahkan oleh Dewan Pengurus Nasional. Dewan
Pengurus Nasional merupakan lembaga eksekutif tertinggi dalam organisasi IAI.
Standar Profesi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori-teori regulasi yang relevan dengan akuntansi dan auditing adalah sebagai
berikut:
Teori efisiensi pasar : Dalam teori ini, pasar akan efisien ketika tidak ada
campur tangan dari pemerintah. Karena dengan adanya permintaan dari
konsumen dan adanya penawaran dari produsen maka operasional pasar tetap
-
berjalan.
Teori keagenan
orang atau lebih mempekerjakan orang lain untuk memberikan jasa dan
kemudian mendelegasikan wewenang untuk kepentingan pengambilan
-
keputusan.
Teori tentang regulasi :
Teori
regulasi
berpendapat
bahwa
peraturan
24
26