Prinsp Utama Mendesain Antarmuka

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

PRINSP UTAMA MENDESAIN

ANTARMUKA (INTERFACE)

Disusun Oleh :
Wiratama Adi Wibawa [G.211.14.0055]

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
2016

PRINSP UTAMA MENDESAIN ANTARMUKA (INTERFACE)


1. User Compatibility
Dalam membuat atau mendesain antarmuka, desainer sebaiknya mencari dan
mengumpulkan berbagai karakteristik serta sifat dari calon user yang akan
menggunakan aplikasi yang dibuatnya. Hal itu dikarenakan antarmuka harus
disesuaikan dengan user yang jumlahnya bisa jadi lebih dari satu dan mempunyai
karakter yang berbeda, sehingga aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna atau
user dapat membuat user/pengguna lebih produktif. Hal tersebut harus terpikirkan
oleh desainer dan tidak dianjurkan merancang antarmuka dengan didasarkan pada
dirinya sendiri.

2. Product Compatibility
Seringkali sebuah aplikasi menghasilkan hasil yang berbeda dengan sistem
manual atau sistem yang ada. Hal tersebut sangat tidak diharapkan dari perusahaan
karena dengan adanya aplikasi software diharapkan dapat menjaga produk yang
dihasilkan dan dihasilkan produk yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, desainer
diharapkan selalu memperhatikan dan mempertahankan kompatibilitas antar produk
yang dibuatnya.

3. Task Compatibility
Desainer/perancang sistem harus merancang antarmuka(interface) sistem sesuai
dengan tugas dari user, jangan sampai user kesulitan atau berpikir dalam
menggunakan aplikasi karena hal ini mampu menyebabkan aplikasi yang dibuat tidak
akan terpakai dan akhirnya tidak dapat membantu pekerjaan / tugas user. Maka dari
itu sebisa mungkin user diberi kemudahan dalam menjalankan aplikasi yang
digunakan.

4. Work Flow Compatibility


Pada sebuah aplikasi, pasti di dalam sistem tersebut terdapat urutan kerja untuk
menyelesaikan perkerjaan, Disini seorang software engineer diharuskan mampu
membuat atau menyusun urutan kerja sistem yang akan diterapkan pada aplikasi
buatannya. Jangan membuat menu-menu yang terlalu banyak yang tidak sesuai
dengan urutan pekerjaan. Sebisa mungkin user tidak akan dibuat kesulitan/bingung
dengan urutan kerja aplikasi ketika dijalankan.

5. Consistency
Pada prinsip ini sudah jelas bahwa sistem harus konsisten terhadap
fungsionalitas / kegunaan dari sistem tersebut. Contoh sederhananya adalah
ketika user menekan tombol exit maka proses yang terjadi adalah keluar dari

aplikasi bukan proses lain yang terjadi. Oleh karena itu, software engineer perlu
memerhatikan hal yang sifatnya konsisten seperti warna,font yang digunakan,letak
menu,dll.

6. Familiarity
Antarmuka sebisa mungkin didesain sesuai dengan antarmuka pada umunya,
sehingga user mampu beradaptasi cepat dengan aplikasi yang akan dibuat. Misalnya
dari segi model,tata letak,dll.

7. Simplicity
Antarmuka yang baik tidak selalu memiliki menu yang banyak. Aplikasi yang
sederhana(maksudnya ringkas dan tidak ribet) dan memiliki kekuatan atau bobot
bahkan bisa menjadi lebih baik.

8. Direct Manipulation
Pada prinsip Direct manipulation, user berharap pada aplikasi yang digunakan
terdapat media yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan pada antarmuka.
Misalnya terkadang ketika user merasa bosan dengan warna tampilan, user bisa
mengubah warna tampilan sesuai keinginan user. Di sini desainer sebaiknya mampu
membuat media mampu melakukan hal itu.

9. Control
Software engineer harus merancang kondisi yang mampu mengatasi ketika user
melakukan kesalahan terhadap aplikasi yang dihadapinya sehingga mengakibatkan
terganggunya suatu proses. Misalnya kesalahan dalam menginputkan data sedangkan
data masih kosong maka seharusnya ada perintah ketika akan menginputkan data
yaitu Harap isi semua data!.

10.WYSIWYG
Merupakan singkatan dari what you see is what you get. Maksudnya informasi
yang dicari/diinginkan harus sesuai dengan usaha dari user pada saat mencari data dan
juga harus sesuai dengan data yang ada pada aplikasi sistem (software). Contohnya
adalah pada saat user membuat laporan menggunakan Microsoft Office lalu
mencetaknya (print out) laporan tersebut, maka hasil print out harus sama dengan
yang ada pada lembar kerja Microsoft Office. Jika sistem memiliki informasi lebih,
maka sebaiknya dibuat opsional saja.

11.Flexibility
Pada prinsip ini, software engineer mampu memberi berbagai solusi ketika user
dihadapkan satu permasalahan. Misalnya adanya menu,hotkey,atau model dialog
lainnya.

12.Responsiveness
Pada prinsip ini, setelah user memberikan inputan atau memasukkan data ke
aplikasi sistem melalui antarmuka, sebaiknya sistem langsung memberi
tanggapan/respon dari hasil data yang diinputkan.

13.Invisible Technology
Pada umumnya, user mempunyai keingintahuannya tentang kecanggihan aplikasi
yang digunakannya. Untuk itu aplikasi hendaknya memiliki kelebihan yang
tersembunyi. Bisa saja kelebihan itu ada hubungan dengan sistem atau bahkan tidak
ada hubungan sama sekali. Misalnya pada sebuah anti virus terdapat fitur untuk
encrypt file agar tidak terkena virus.

14.Robustness
Pada prinsip ini, sistem harus mampu mentolerir kesalahan manusia baik
disengaja maupun tidak disengaja dan yang umunya tidak dapat dihindari.
Menyediakan Recovery System merupakan hal yang baik untuk menerapkan prinsip
ini.

15.Protection
Prinsip ini berbeda dengan prinsip Robustness, karena pada prinsip ini sistem
seharusnya memproteksi kesalahan-kesalahan umum manusia. Proteksi disini lebih
menjaga kenyamanan user ketika menggunakan aplikasi sistem khususnya data-data
berupa file. Seperti pada saat user menutup lembar kerja adobe dreamweaver yang
belum user simpan sebelumnya, maka adobe dreamweaver akan secara otomatis
memberikan konfirmasi untuk menyimpannya atau tidak.

16.Easy of Learning and ease of use


Dalam membuat aplikasi, sebaiknya membuat aplikasi yang mudah dipelajari
oleh user novice. Sehingga setelah mempelajari aplikasi dengan mudah, tentunya user
mampu mengoperasikan dengan mudah, cepat dan baik. Tidak hanya untuk user
novice saja, aplikasi juga sebaiknya mudah digunakan oleh user expert. Sehingga
sistem tidak hanya digunakan oleh user novice saja.

Daum Pot Player


Analisis:
1. User compatibility
Pot player bisa digunakan untuk siapa saja. Dari anak-anak sampai
dewasa.
2. Product compatibility
Pot player kompatible dengan sistem operasi windows 32bit maupun 64
bit. Pot player juga mendukung berbagai format video.
3. Task compatibility
Pot player memberi kemudahan kepada user dalam mengoperasikannya.
User tanpa perlu berpikir dalam mengoperasikannya.
4. Work flow compatibility
Menu-menu yang ada pada pot player sudah sesuai dengan alur sistem
aplikasi tersebut.
5. Consistency
Pot player juga telah menerapkan prinsip ini. Ketika user menekan tombol
next, maka yang akan muncul merupakan video berikutnya yang ada di
dalam daftar playlist.
6. Familiarity
Pot player mendesain aplikasinya dengan desain yang umum digunakan
oleh video player yang lain, sehingga user mudah beradaptasi dengan
aplikasi ini.
7. Simplicity
Desain pada pot player terdapat menu-menu di luar yang simpel namun
berbobot. Hal ini membuat user lebih tertarik.
8. Direct manipulation
Pot player juga menyediakan menu yang ketika user bosan user bisa
mengubah warna tema dari pot player tersebut. Tema lain juga bisa
diunduh di website pihak ketiga.
9. Control

Ketika video korup akan di play oleh pot player, maka ada peringatan
bahwa file tersebut korup dan tidak dapat diputar.
10.WYSIWYG
Pot player sudah menerapkan prinsip ini, misalnya ketika user putar video
dengan judul Kimi wa Melody maka yang akan diputar adalah video
yang berjudul Kimi wa Melody.
11.Flexibility
Pada prinsip ini, pot player sudah membuat hotkey untuk mengatasi suatu
masalah. Misal ketika ingin video yang di play menjadi fullscreen maka
cukup menekan tombol enter, maka video akan menjadi fullscreen, dan
ketika ingin mengembalikannya lagi tekan enter lagi.
12.Responsiveness
Ketika user menekan tombol open file, dan memilih video yang akan di
play, maka otomatis pot player akan langsung membuka video tersebut
tanpa menunggu waktu yang lama.
13.Invisible technology
Pada prinsip ini, pot player menerapkan equalizer pada video, sehingga
user bisa menikmati video dengan suara lebih baik dan kualitas
pencahayaan video yang bagus. Ada juga fitur screenshot video, jadi
ketika video di play oleh user, si user bisa meng-capture video dalam
kecepatan ms/foto.
14.Robustness
Pot player mengimplementasikan default reset ketika user ingin
mengembalikan settingan seperti semula, jadi user tidak perlu khawatir
ketika terjadi kesalahan karena salah mengatur optimalisasi.
15.Protection
Pada prinsip ini, ketika user akan menghapus daftar playlist maka akan
ada peringatan.
16.Easy of learning and ease of use
Aplikasi ini cocok digunakan oleh user novice maupun user expert. Untuk
user expert bisa mengoptimalkan video yang diputar dengan banyak fitur
yang ada di Pot Player.
Kesimpulan: Pada interface Pot Player telah menerapkan semua prinsip dalam
mendesain anatarmuka/interface.

Bitdefender Total Security 2015


Analisis:
1. User compatibility
Aplikasi ini sangat cocok digunakan kalangan personal maupun
perusahaan. Aplikasi ini akan melindungi pc dari serangan virus.
2. Product compatibility
Aplikasi ini sangat bagus digunakan sebagai anti virus pada platform
windows.
3. Task compatibility
Pada aplikasi ini, user tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan
aplikasi ini karena user tidak perlu berpikir untuk mengatur lagi sistem
yang ada pada aplikasi ini.
4. Work flow compatibility
Menu yang ditampilkan sudah sesuai dengan urutan kerja pada aplikasi
ini. Sehingga user paham dengan urutan kerja aplikasi.
5. Consistency
Aplikasi ini sudah menerepkan prinsip ini. Misal ketika user klik update
maka otomatis sistem akan memperbarui database anti virus ini.
6. Familiarity
Tampilan antarmuka dibuat umum sebagaimana anti virus produk lainnya.
Sehingga user mampu mengenali menu dengan mudah.
7. Simplicity
Tampilan menu pada bitdefender dibuat sesimpel mungkin. Ini membuat
kenyamanan user sehingga membuat user tidak bingung.
8. Direct manipulation
Pada prinsip ini, bitdefender tidak memberi keleluasaan user untuk
mengubah tampilan menu,font,warna,dll.

9. Control
Pada prinsip ini, bitdefender akan memberi peringatan ketika sudah
beberapa hari aplikasi ini tidak di update. Hal ini adalah contoh kesalahan
pada user karena sangat berbahaya jika database virus tidak segera
diperbarui. Jika ada jenis virus baru, maka aplikasi ini tidak akan mampu
mendeteksi virus tersebut.
10.WYSIWYG
Ketika user meminta untuk scan drive D:/ maka semua file yang ada di
drive D:/ akan di scan apakah ada virus atau tidak. Jadi scan bisa sesuai
keinginan user.
11.Flexibility
Pada prinsip ini, bitdefender mampu memberi solusi ketika ada file
terdeteksi sebagai virus. Maka akan muncul dialog apakah file tersebut
akan dihapus permanen, dikarantina atau diabaikan.
12.Responsiveness
Ketika file terdeteksi sebagai virus, aplikasi ini langsung merespon.
Kemungkinan terbesar file tersebut masuk ke karantina.
13.Invisible technology
Selain bitdefender sebagai aplikasi anti virus, ada salah salah satu fitur
lain, yakni melindungi user dari web phising. Bitdefender akan memblokir
website yang mengandung unsur phising pada browser yang digunakan
oleh user.
14.Robustness
Aplikasi ini hanya bisa mentolerir kesalahan user jika ada file yang
terdeteksi sebagai virus, kemudian user mengeksekusi nya ke karantina,
maka file tersebut mampu dikembalikan lagi dan dapat dimasukkan ke
daftar pengecualian.
15.Protection
Ketika file terdeteksi sebagai virus, bitdefender akan menampilkan pilihan
akankah file tersebut dihapus permanen atau tidak dihapus.
16.Easy of learning and ease of use
Bitdefender cocok bagi user novice maupun expert. Bagi user expert, bisa
lebih mengatur file yang dikecualikan oleh apliksai ini. Sedangkan bagi
user novice, ada fitur auto pilot, hal ini menjadikan bitdefender secara
otomatis memproteksi komputer tanpa perlu pengaturan lebih dari user.
Kesimpulan: dari 16 prinsip mendesain antarmuka, bitdefender mampu
menerapkan 15 prinsip. Sedangkan 1 prinsip yaitu direct manipulation tidak
diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai