Mico Nazo Le
Mico Nazo Le
1-(2,4-dikloro-beta-(2,4-diklorobenzil)oksi)-fenetil)imidazole
mononitrat
FARMAKOLOGI :
Inhibisi biosintesis ergosterol, merusak membran dinding sel jamur
yang selanjutnya akan meningkatkan permeabilitas, sehingga
menyebabkan hilangnya nutrisi sel.
antifungal azol derivatif imidazol
Biasanya fungistatic dalam tindakan; bisa fungisida pada
konsentrasi tinggi atau terhadap organisme sangat rentan
(misalnya, Candida).
Agaknya diberikannya aktivitas antijamur dengan mengubah
membran
sel,
sehingga
terjadi
peningkatan
permeability
membrane. Mengganggu biosynthesis ergosterol.
Spektrum aktivitas antijamur mencakup banyak jamur, termasuk
ragi dan dermatophytes.a Juga memiliki aktivitas in vitro terhadap
beberapa bakteri gram positif
Candida: Aktif terhadap Candida albicans, a, b C. guilliermondii, dan
C. tropicalis.
Dermatophytes dan jamur lain: Aktif terhadap Epidermophyton
floccosum, Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, dan T.
rubrum.
Bakteri: Aktif terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Resistensi Silang dapat terjadi antara antijamur azol.
INDIKASI
Dermatophytoses
Pengobatan tinea corporis (kurap tubuh) dan tinea cruris (gatal
atlet)
yang
disebabkan
oleh
Epidermophyton
floccosum,
Trichophyton mentagrophytes, atau T. rubrum.
Pengobatan tinea pedis (kaki atlet) yang disebabkan oleh
Epidermophyton floccosum, Trichophyton mentagrophytes, atau T.
rubrum.
BENTUK SEDIAAN :
Krim 2%
Salep 2%
CARA PENGGUNAAN :
Penggunaan topikal pada kulit atau di dalam vagina dengan
formulasi yang tepat.
Sediaan kulit topikal untuk pemakaian luar dan tidak boleh
digunakan secara oral, dalam vagina, atau dekat atau dalam mata
atau membrane mukosa,
Sediaan intravaginal adalah untuk administrasi intravaginal saja dan
tidak boleh digunakan secara oral, topikal pada kulit, atau dekat
atau dalam mata.
PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu kamar atau kurang dari 30oC
PEMUSNAHAN :
Pembuangan dalam bentuk tanpa diolah (tidak dimobilisasi) ke
tempat penimbunan sampah tiap harinya tidak boleh melebihi 1%
dari jumlah limbah rumah tangga.
MORFIN
BENTUK SEDIAAN :
- Morfin sediaan Kapsul
- Morfin sediaan Infusion
- Morfin sediaan Injeksi, larutan
- Morfin sediaan Injeksi, solut
- Morfin sediaan Larutan oral
- Morfin sediaan Supositoria
- Morfin sediaan Tablet
CARA PENGGUNAAN :
Penggunaan obat ini dapat dilakukan sesudah maupun sebelum
makan. Jika resep dokter memberikan Tablet morfin, maka dapat
langsung
diminum
dengan
air
dan
diharap
tidak
menghancurkannya. Jika resep dokter memberikan Kapsul morfin,
maka pasien dapat langsung meminumnya dengan air atau dapat
mencampur isi kapsul pada makanan.
PENYIMPANAN :
Narkotika yang ada di apotek harus disimpan sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (Pasal 16 Undang-undang No. 9
tahun 1976).
Sebagai pelaksanaan pasal tersebut telah diterbitkan PERMENKES RI
No. 28/MENKES/PER/I/1978 tentang
Tata Cara Penyimpanan
Narkotika, yaitu pada pasal 5 yang menyebutkan bahwa apotek
harus mempunyai tempat khusus untuk penyimpanan narkotika
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2) Harus mempunyai kunci yang kuat.
3) Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan,
bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin,
dan garam-garamnya, serta persediaan narkotika; bagian kedua