Kelas
NIM
TUGAS MANDIRI
SPEKTROFOTOMETRI
1. Seorang peneliti bermaksut untuk mengurangi konsentrasi logam X di sungai dengan cara
adsorpsi. Sehingga, ia akan membandingkan konsetrasi logam X pada kondisi awal dan akhir
(setelah logam diadsorpsi). Sebelum mengukur konsentrasi logam X, maka terlebih dahulu dibuat
kurva kalibrasi. Berikut adalah data dan kurva kalibrasi dari logam X:
kurva kalibrasi
absorbansi
0.078
0.093
0.199
0.249
0.333
0.421
0.479
0.568
0.678
0.759
absorbansi
Kons
(ppm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.80
y = 0.0779x - 0.0425
R = 0.9911
0.60
0.40
Series1
0.20
Linear (Series1)
0.00
5
15
konsentrasi
10
Sebelum dan setelah adsorpsi, maka diukur konsentrasi logam X untuk mengetahui apakah
konsentrasi logam X berkurang dengan adanya proses adsorpsi tersebut. Konsentrasi sampel mulamula yang digunakan adalah 5 dan 25 ppm. Karena pada konsentrasi 25 ppm larutan terlalu pekat,
sehingga dilakukan pengenceran 50 kali. Data hasil pengukuran logam X dengan AAS adalah sebagai
berikut:
KONS.
FAKTOR
TERUKUR
PENGENCERAN
KONDISI ABSORBANSI
awal
0.353
?
1
5 ppm
akhir
0.135
?
1
awal
0.027
?
50
25 ppm
akhir
0.01
?
50
Hitunglah berapa selisih konsentrasi dari masing-masing sampel!
SAMPEL
SELISIH
KONSENTRASI
?
?
Jawab
Dari grafik kurva kalibrasi diperoleh persamaan: y = 0,0779x - 0,0425 dan R 2 = 0,9911. Dari
persamaan tersebut kemudian diubah bentuk persamaannya untuk menghitung konsentrasi yang
teradsorpsi dari masing-masing konsentrasi logam X yang diuji. Persamaan dari Grafik Hubungan
antara Konsentrasi versus Absorbansi ialah:
y = 0,0779x - 0,0425
[1]
[2]
x=
y + 0,0425
0,0779
[3]
Keterangan:
y = Absorbansi (Abs.)
x = Konsentrasi yang teradsorpsi dari masing-masing konsentrasi larutan yang diuji (ppm)
a. Konsentrasi Larutan Sampel 5 ppm kondisi awal
y = 0,353
y + 0,0425
0,353+ 0,0425
x=
=
= 5,0770 ppm
0,0779
0,0779
b. Konsentrasi Larutan Sampel 5 ppm kondisi akhir
y = 0,135
y + 0,0425
0,135+ 0,0425
x=
=
= 2,2786 ppm
0,0779
0,0779
c. Konsentrasi Larutan Sampel 25 ppm kondisi awal
y = 0,027
y + 0,0425
0,027+0,0425
x=
=
= 0,8858 ppm
0,0779
0,0779
d. Konsentrasi Larutan Sampel 25 ppm kondisi akhir
y = 0,01
y + 0,0425
0,01+ 0,0425
x=
=
= 0,6675 ppm
0,0779
0,0779
SAMPEL
5 ppm
25 ppm
KONDISI
ABSORBANSI
awal
akhir
awal
akhir
0,353
0,135
0,027
0,01
KONS.
TERUKUR
5,0770
2,2786
0,8858
0,6675
Faktor
Pengenceran
Konsentrasi
Terukur
Sebelum
PengencerAN
1
1
50
50
5,0770
2,2786
44,29
33,375
Selisih
Konsentrasi
2,7984
10,915
Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom
dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut
memberikan interferensi yang konstruktif.
Tahap tahapnya yaitu:
1. Sampel Kristal besar digerus menjadi serbuk halus (200 300 mesh)
2. Mikrokristal dibuat random agar banyak partikel memenuhi kondisi Bragg
(memiliki pola difraksi)
3. Pola difraksi direkam dengan kamera serbuk (Debye Scherrer), bagian yang tak
terdifraksi akan diserap, sinar yang terdifraksi akan keluar dari sampel.