Anda di halaman 1dari 3

Nama

Kelas
NIM

: Nur Huda Muttaqin


:B
: K3312057

TUGAS MANDIRI
SPEKTROFOTOMETRI
1. Seorang peneliti bermaksut untuk mengurangi konsentrasi logam X di sungai dengan cara
adsorpsi. Sehingga, ia akan membandingkan konsetrasi logam X pada kondisi awal dan akhir
(setelah logam diadsorpsi). Sebelum mengukur konsentrasi logam X, maka terlebih dahulu dibuat
kurva kalibrasi. Berikut adalah data dan kurva kalibrasi dari logam X:

kurva kalibrasi

absorbansi
0.078
0.093
0.199
0.249
0.333
0.421
0.479
0.568
0.678
0.759

absorbansi

Kons
(ppm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0.80

y = 0.0779x - 0.0425
R = 0.9911

0.60
0.40

Series1

0.20

Linear (Series1)

0.00

5
15
konsentrasi

10

Sebelum dan setelah adsorpsi, maka diukur konsentrasi logam X untuk mengetahui apakah
konsentrasi logam X berkurang dengan adanya proses adsorpsi tersebut. Konsentrasi sampel mulamula yang digunakan adalah 5 dan 25 ppm. Karena pada konsentrasi 25 ppm larutan terlalu pekat,
sehingga dilakukan pengenceran 50 kali. Data hasil pengukuran logam X dengan AAS adalah sebagai
berikut:
KONS.
FAKTOR
TERUKUR
PENGENCERAN
KONDISI ABSORBANSI
awal
0.353
?
1
5 ppm
akhir
0.135
?
1
awal
0.027
?
50
25 ppm
akhir
0.01
?
50
Hitunglah berapa selisih konsentrasi dari masing-masing sampel!
SAMPEL

SELISIH
KONSENTRASI
?
?

Jawab

Dari grafik kurva kalibrasi diperoleh persamaan: y = 0,0779x - 0,0425 dan R 2 = 0,9911. Dari
persamaan tersebut kemudian diubah bentuk persamaannya untuk menghitung konsentrasi yang
teradsorpsi dari masing-masing konsentrasi logam X yang diuji. Persamaan dari Grafik Hubungan
antara Konsentrasi versus Absorbansi ialah:
y = 0,0779x - 0,0425

[1]

Persamaan diatas dapat diubah bentuk menjadi:


0,0779x = y + 0,0425

[2]

sehingga diperoleh suatu persamaan akhir:

x=

y + 0,0425
0,0779

[3]

Keterangan:
y = Absorbansi (Abs.)
x = Konsentrasi yang teradsorpsi dari masing-masing konsentrasi larutan yang diuji (ppm)
a. Konsentrasi Larutan Sampel 5 ppm kondisi awal
y = 0,353
y + 0,0425
0,353+ 0,0425
x=
=
= 5,0770 ppm
0,0779
0,0779
b. Konsentrasi Larutan Sampel 5 ppm kondisi akhir
y = 0,135
y + 0,0425
0,135+ 0,0425
x=
=
= 2,2786 ppm
0,0779
0,0779
c. Konsentrasi Larutan Sampel 25 ppm kondisi awal
y = 0,027
y + 0,0425
0,027+0,0425
x=
=
= 0,8858 ppm
0,0779
0,0779
d. Konsentrasi Larutan Sampel 25 ppm kondisi akhir
y = 0,01
y + 0,0425
0,01+ 0,0425
x=
=
= 0,6675 ppm
0,0779
0,0779

SAMPEL

5 ppm
25 ppm

KONDISI

ABSORBANSI

awal
akhir
awal
akhir

0,353
0,135
0,027
0,01

KONS.
TERUKUR

5,0770
2,2786
0,8858
0,6675

Faktor
Pengenceran

Konsentrasi
Terukur
Sebelum
PengencerAN

1
1
50
50

5,0770
2,2786
44,29
33,375

Selisih
Konsentrasi
2,7984
10,915

2. Membaca buku tentang materi XRD.


Bagaimana prinsip kerja XRD dalam analisis zat padat kristalin?
Spektroskopi difraksi sinar-X (X-ray difraction/XRD) merupakan salah satu
metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan hingga
sekarang. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material
dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran
partikel.
Prinsip dari alat XRD (X-ray powder diffraction) adalah sinar X yang dihasilkan
dari suatu logam tertentu memiliki panjang gelombang tertentu, sehingga dengan
memfariasi besar sudut pantulan sehingga terjadi pantulan elastis yang dapat dideteksi.
Maka menurut Hukum Bragg jarak antar bidang atom dapat dihitung dengan data
difraksi yang dihasilkan pada besar sudut sudut tertentu. Prinsip ini di gambarkan
dengan diagram dibawah ini.

Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom
dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut
memberikan interferensi yang konstruktif.
Tahap tahapnya yaitu:
1. Sampel Kristal besar digerus menjadi serbuk halus (200 300 mesh)
2. Mikrokristal dibuat random agar banyak partikel memenuhi kondisi Bragg
(memiliki pola difraksi)
3. Pola difraksi direkam dengan kamera serbuk (Debye Scherrer), bagian yang tak
terdifraksi akan diserap, sinar yang terdifraksi akan keluar dari sampel.

Anda mungkin juga menyukai