Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA

Kelembaban Relatif

Oleh

Kelompok

: III (Tiga)

Nama

:
Ishadi Dwi Cahyo
(A1E010003)
Weni Purnama Sari (A1E010004)
Deka Sanjaya

(A1E0100 )

Widita Sebayuri S

(A1E0100

)
Program Studi : Fisika
Dosen

: M.Sutarno M.Si

UNIVERSITAS BENGKULU
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
LABORATORIUM PENGAJARAN FISIKA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara dalam atmosfir sebetulnya campuran gas yang terdiri dari kira-kira
80% zat lemas, 18% zat asam dan selebihnya dari dioksida karbon, uap air dan
gas lain-lainnya.Massa uap air per satuan volum disebut lembab mutlak.
Tekanan total oleh atmosfir ialah jumlah tekanan-tekanan oleh gas-gas
komponennya. Tekanan-tekanan ini disebut tekanan partial dari komponen
dari sesuatu campuran gas itu hampir-hampir sama dengan tekanan
sesungguhnya yang disebabkan oleh komponen itu saja, bila hanya komponen
tersebut yang memenuhi volum campuran gas. Ini dikenal sebagai hukum
Dalton.Artinya, tiap-tiap gas yang menyusun campuran gas tingkahnya tidak
bergantung dari komponen lainnya.Umumnya tekanan partial dari uap air
dalam atmosfir itu hanya beberapa milimiter Hg saja.
Teranglah kiranya, bahwa tekanan partial dari uap air pada sembrang
suhu udara yang tertentu tidak mungkin melebihi tekanan uap dari air pada
suhu itu.Perbandingan antara tekanan partial dengan tekanan uap pada sesuatu
suhu, disebut kelembaban nisbi, (relative humidity) dan lazimnya dinyatakan
dengan persen.
Kelembaban

nisbi

tekanan parsial air


x 100
tekanan uap jenuh air

(%)

Kelembaban

relatif

Kelembaban nisbi sama dengan 100% jika uapnya jenuh dan sama
dengan nol jika tidak uap air sama sekali. Jika tekanan partialnya sama dengan
tekanan uap pada suhu udara pada saat itu. Jadi keadaan jenuh dapat dicapai
dengan menambah uap air yang dikandung atau dengan menurunkan suhu.
Cara yang lebih sederhana, tetapi kurang seksama untuk menentukan
kelembaban nisbi ialah dengan mempergunakan thermometer bola basahkering (wet-and-dry bulb thermometer). Dua thermometer ditempatkan
berdampinga, bola thermometer yang satu dijaga suapaya tetap basah, yaitu
dengan sumbu lampu yang tercelup air . Makin rendah kelembaban nisbinya,
makin cepatlah penguapan bola yang basah tadi dan makin lebih rendah
suhunya daripada suhu bola kering.
Penerapan dari percobaan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah dapat
menentukan kelembaban udara di suatu tempat.
1.2 Tujuan
Menentukan besarnya nilai kelembaban relatif dari udara dengan metode
pengukuran titik embun.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menentukan besarnya nilai kelembaban relatif dari
udara dengan metode pengukuran titik embun?
1.4 Hipotesis
Besarnya nilai daya kelembaban relatif dari udara dengan metode
pengukuran titik embun dapat ditentukan dengan :
tekanan parsial air

Kelembaban relatif = tekanan uap jenuh air x 100


BAB II
LANDASAN TEORI

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara.Angka konsentasi ini


dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembaban relatif.Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.Sebuah
humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah
bangunan (Suwardjo, 2008).
Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan
dan sangat erat hubungannya, sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting
dari iklim.Interaksi antara temperatur dengan kelembaban seperti pada kasus
interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak
setiap faktor.Sehingga temperatur memberikan efek lebih hebat terhadap
organisme apabila keadaan kelembabannya ekstrim, yakni apakah keadaan tadi
sangat tinggi atau sangat rendah, dari pada keadaan yang sedang-sedang
saja.Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih penting dalam
keadaan temperatur ekstrim (Odum, 1994).
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu
udara.Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 C (32 F)
(Suwardjo, 2008).
Air yang turun sebagai curah hujan di daratan maupun di lautan asalnya
dari hasil pemanasan oleh sinar matahari terhadap permukaan bumi, perairan dan
organisme terutama tumbuhan, yang menyebabkan terjadinya penguapan air. Uap
air akan masuk ke atmosfer lapisan atas dan mengalami pendinginan sehingga
akan melakukan kondensasi menjadi kristal air atau es dalam bentuk awan.

Dimana akumulasi kristal-kristal air atau es ini volumenya akan semakin banyak
dan berat, kemudian akan terbawa pergerakan angin dan pecah serta turun sebagai
curah hujan (Umar, 2013).
Keseimbangan

antara

curah

hujan

dan

potensi

evapotranspirasi

menentukan tersedianya air.Kecepatan evapotranspirasi tergantung dari daya


penguapan air yang ditentukan oleh suhu udara, angin, kelembaban dan radiasi
matahari (Umar, 2013).
Uap air adalah suatu gas yang tidak dapat di lihat secara visual, yang
merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau
butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat
permukaan tanah, lain halnya dengan awan yang melayang-layang di
angkasa.Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada
temperatur. Makin tinggi temperatur yang dihasilkan, makin banyak uap air yang
dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin
lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan
uap.Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air
sebagai bagian dari udara pada temperatur tertentu.Tekanan uap adalah bagian
dari tekanan udara, yang semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau
milibar.Jika udara pada suatu temperatur sudah penuh (jenuh) maka tekanan uap
pada temperatur tersebut mencapai maksimum.Angka maksimum tersebut disebut
tekanan uap maksimum sebaliknya jika mencapai titik minimum maka
temperature udara belum dapat diukur sepenuhnya (Zailani, 1986).

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan


keinginan.Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan
potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika
dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut
akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan
potensi air larutan. Demikian pula halnya jika suatu hidrat kristal garam-garam
(salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari
hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air
(Lakitan, 1994).
Selain kelembaban relatif, kelembaban juga ada yang disebut kelembaban
absolut.Kelembaban absolut dianalogikan jika semua air dalam satu m3
dikondensasikan ke dalam suatu wadah, wadah tersebut dapat menjadi timbangan
kelembaban absolut. Kelembaban absolut memiliki nilai yang berkisar dari 0
gram/m3 saat udara kering hingga 30 gram/m3 saat uap air menjadi jenuh pada
suhu 30C. Kelembaban relatif sangat penting dalam memperkirakan cuaca
(Lakitan,1994).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual
dengan kapasitas udara untuk menampung uap air.Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung
uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh. Sehingga kelembaban nisbi dapat
ditulis dengan persen ( Sutrisno, 1986 ).
Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer
basah dan kering, baik secara manual maupun dengan alat Sling Psychrometerdan
Hygrograf. Apabila pembacaan pada kedua termometer basah dan kering sama,

maka kelembaban nisbinya adalah 100%, tetapi apabila pembacaan termometer


basah di bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya kurang dari 100%.
Nilai sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling
Psychrometer dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya
(Umar, 2013).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung
pada beberapa faktor (Umar, 2013) yaitu:
a.

Suhu

b.

Tekanan udara

c.

Pergerakan angin

d.

Kuantitas dan kualitas penyinaran

e.

Vegetasi

f.

Ketersediaan air di suatu tempat


Suatu kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi pada malam hari dan

rendah pada siang hari dan sebaliknya.Kelembaban ini juga dapat disebabkan
karena perbedaan letak tempat baik secara horizontal maupun vertikal.Pengaruh
kelembaban udara sejalan dengan temperatur dan intensitas

udara serta sinar

matahari yang mempunyai peranan pemting dalam mengatur aktifitas organisme


dan dalam membatasi penyebarannya (Umar, 2013).
Pada ekosistem, faktor-faktor tidak bekerja sendiri-sendiri akan tetapi
bekerja bersama-sama. Temperatur dan kelembaban sangat berpengaruh pada
lingkungan darat. Efek pembatas dari temperatur bertambah hebat apabila
kelembaban dalam keadaan ekstrim, yaitu tinggi maupun rendah interaksi antara

temperatur dan kelembaban seperti interaksi pada faktor lain yaitu tergantung
kepada nilai nisbi dan nilai mutlak dari setiap faktor (Suryati, 2007).
Kalor sebagai salah satu bentuk energi yang dimiliki oleh suatu sistem
sangat berkaitan

dengan besaran-besaran fisis yang ada dalam sistem yang

bersangkutan. Pada suatu system tertutup bila seluruh harga besaran fisisnya tetap
dikatakan sistem dalam keadaan kesetimbangan termal. Sebagai contoh suatu
bejana tertutup yang diisi sebagian air, maka molekul air yang gerakannya paling
cepat akan menguap ke ruang di atasnya dan sebagian menumbuk permukaan
cairan lalu kembali menjadi cair, peristiwa ini disebut kondensasi. Jika jumlah
molekul pada uap yang kembali menjadi cair sama dengan jumlah molekul yang
meninggalkannya pada selang waktu yang sama, maka terjadilah kesetimbangan
dan ruang tersebut dikatakan jenuh. Tekanan uap ketika jenuh disebut tekanan
uap jenuh.
Tekanan uap jenuh tidak bergantung pada volume bejana (ruang), tetapi
bergantung pada temperatur. Pada temperatur yang lebih tinggi, lebih banyak
molekul yang mempunyai energi kinetic yang cukup untuk memasuki fase uap,
yang berarti kesetimbangan akan dicapai pada tekanan yang lebih tinggi. Tekanan
uap jenuh air pada beberapa temperatur diberikan pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1
Tekanan Uap Jenuh dari Air

No.
1.

Temperatur

Tekanan Uap

Temperatur

Tekanan Uap

(0C)

Jenuh (mmHg)

(0C)

Jenuh (mmHg)

7,0

21

18,6

2.
7
7,5
22
19,8
3.
8
8,0
23
21,1
4.
9
8,6
24
22,4
5.
10
9,2
25
23,8
6.
11
9,9
26
25,2
7.
12
10,6
27
26,6
8.
13
11,3
28
28,0
9.
14
12,0
29
29,8
10.
15
12,8
30
31,8
11.
16
13,6
31
33,8
12.
17
14,5
32
35,9
13.
18
15,4
33
38,0
14.
19
16,4
34
40,1
15.
20
17,5
35
42,4
Data pada tabel diperoleh berdasarkan interpolasi kurva tekanan uap jenuh
dari air terhadap temperatur (kurva terlampir).
Ketika membicarakan cuaca kering atau lembab, kita membicarakan
banyaknya uap air di udara. Diketahui udara merupakan campuran dari beberapa
jenis gas, yang memiliki tekanan total sebesar jumlah dari tekanan parsial setiap
gas yang ada. Tekanan parsial

yang dimaksud adalah tekanan yang akan

diberikan setiap gas jika ia sendiri mengisi volume tersebut secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat ditentukan besarnya kelembaban relatif, yaitu
perbandingan tekanan parsial air terhadap tekanan uap jenuh air pada
temperatur tertentu. Besaran ini biasanya dinyatakan sebagai persentase, yaitu :
tekanan parsial air

Kelembaban relatif = tekanan uap jenuh air x 100


Pada saat kelmbaban mendekati 100%, udara hamper berisi seluruh uap air
yang bisa dikandungnya.
Ketika udara yang berisi sejumlah uap air didinginkan, akan dicapai suatu
temperatur

dimana

tekanan

parsial

air

sama

dengan

tekanan

uap

jenuhnya.Keadaan ini disebut sebagai titik embun. Pengukuran titik embun


merupakan cara yang paling akurat untuk menentukan kelembaban relative dari

udara. Suatu metode yaitu dengan menggunakan permukaan logam yang


mengkilat yang kontak dengan udara, dan secara perlahan didinginkan.
Temperatur di mana cairan
mulai timbul di permukaan logam
merupakan titik embun, dan tekanan
parsial air adalah tekanan uap
jenuhnya, yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Pada percobaan ini kita
menggunakan logam stainless steel
atau aluminium berbentuk bejana
seperti kalorimeter.
Gambar 2.1Kalorimeter

Apabila temperatur di dalam calorimeter kita turunkan mencapai titik


embun dan temperatur ruang (di luar calorimeter) dapat pula kita ukur,
berdasarkan Tabel. 4.1 dapat diketahui tekanan parsial air Pp dan tekanan uap
jenuhnya Pj. Sehingga kelembaban relatif dari udara adalah :
P
Kr= p
Pj
Dari persamaan tersebut diperoleh hubungan antara
adalah linier, dengan membuat grafik antara
besarnya nilai

Kr .

Apabila nilai

Kr

Pp

dan

Pj

Pp

dan

Pj

dapat ditentukan

diinginkan dalam % maka harus

dikalikan dengan 100.


Udara atmosfir merupakan campuran tiga material penting yaituudara
kering (dry air), uap air (water vapour) dan polutan sepertiasap rokok, debu dan

gas-gas berbahaya lainnya. Setiap materialyang terkandung di dalam udara


atmosfir

mempunyai

kontribusilangsung

terhadap

permasalahan

proses

pengkondisian udara.
Udara kering itu sendiri merupakan campuran dari beberapa gas.Yang
paling penting adalah gas oksigen dan gas nitrogen.Selebihnya berupa gas
karbondioksida dan gas-gas ringan lain,yaitu argon, neon, helium dan krypton.
Carbon monoksida dapatmuncul ke atmosfir bila terjadi pembakaran karbon yang
tidaksempurna, misalnya dari tungku atau dapur api dan motor bakar.kandungan
gas ini di udara sebesar 1% saja sudah dapat berakibatfatal bagi kehidupan
manusia.

Hukum Dalton tentang Tekanan parsial gas


Hukum

Dalton

tentang

parsial

gas,

menyatakan

bahwa

dalam

suatucampuran gas dan uap secara mekanik tidak bercampur secarakimiawi,


misalnya udara kering dengan uap air, berlaku ketentuansebagi berikut,
(1) Total masa campuran merupakan penjumlahan masa dari setiap gas
mt = ma + mw
(2) Setiap gas mempunyai volume sama,
Vt = Va = Vw
(3) Suhu absolute setiap gas sama,
Tt = Ta = Tw
(4) Tekanan campuran, merupakan penjumlahan tekanan setiap gas,

Pt = Pa + Pw
(5) Panas total (entalpi) campuran merupakan penjumlahan dari entalpi setiap
gas,
Qt = Qa + Qw
Dalam hal ini
Pt = Tekanan absolut campuran gas, dalam lb/ft2
Pa = tekanan parsial udara kering, dalam lb/ft2
Pw = tekanan parsial uap air, dalam lb/ft2
Va = volume udara kering dalam ft2
Vw = volume uap air dalam ft2
ma = masa udara kering, dalam lb
mw = masa uap air, dalam lb

Suhu Saturasi
Suhu di mana suatu fluida atau zat cair merubah dari fasa cairmenjadi fasa
uap atau gas, atau kebalikannya, yaitu dari fasa gasberubah menjadi fasa cair,
disebut suhu saturasi. Ingat kembaliproses perubahan wujud dalam Bab 2,
Gambar 2.16. Liquid yangberada pada suhu saturasi disebut liquid saturasi dan
uap atau gasyang berada pada suhu saturasi disebut uap saturasi. Satu halpenting
yang perlu diketahui adalah, suhu saturasi untuk liquid(suhu di mana liquid akan
menguap) dan suhu saturasi uap (suhudi mana uap mulai mengembun) adalah
sama pada suatu tekanantertentu.
Pada suatu tekanan tertentu, suhu saturasi adalah suhu maksimumliquid
dan suhu minimum uap yang dapat dicapai. Adanya usahauntuk menaikkan suhu

suhu liquid di atas suhu saturasi hanya akanmenyebabkan menguapnya beberapa


bagian dari liquid. Halnya yang sama akan terjadi, bila adanya upaya untuk
menurunkan suhu uapdi bawah suhu saturasi uap, hanya akan menyebabkan
beberapabagian uap mengembun
Efek tekanan pada suhu saturasi
Suhu saturasi suatu fluida tergantung pada tekanan yang bekerjapada
fluida tersebut. Kenaikan tekanan pada fuida akanmenyebabkan naiknya suhu
saturasi.
Untuk mengilustrasikan efek tekanan pada suhu saturasi liquid,asumsikan
sebuah bejana berisi air seperti diperlihatkan dalamGambar 3.5.Meter tekanan
pada bejana mengukur tekanan air didalam bejana dan dua buah thermometer
untuk mengukur suhu airdan suhu uap didalam bejana.

Gambar 2.2Bejana airKatub


terbuka
penuhsehingga tekanan air
dibejana
sama
dengantekanan atmosfir 0
kPag.Suhu air dan suhu uap
didalam
bejana
sama
o
100 C.Berat
jenis
uap
0,5977kg/m3.

Gambar 2.3

Bejana airKatub tertutup


sebagiansehingga tekanan air
dibejana
naik
menjadi
97,2kPag atau 198,2 kPaa.
Padakondisi ini suhu air dan
suhuuap
naik
menjadi

120oC,dan berat jenis uap


naikmenjadi 1,122 km/m3.

Dalam gambar 3.5, laju penguapan tidak berpengaruh terhadapsuhu dan


tekanan saturasi karena uapnya langsung keluar ke udarabebas sehingga berat
jenis dan tekanan uap tidak naik atau turun.
Tetapi pada kasus gambar 3.6, karena katubnya tertutup sebagian,maka
uap tidak bebas keluar. Adanya kenaikan laju penguapan,akan menyebabkan
kenaikan berat jenis uap dan tekanan uap (naikmenjadi 97,2 kPag). Hal ini
mengakibatkan suhu saturasinya juganaik menjadi 120oC.Indek g pada kPag,
menyatakan bahwa angkatersebut diperoleh dari pengukuran meter tekanan
(gauge) danindek a pada kPaa menyatakan tekanan absolut.
Kemudian, bila katub dibuka penuh kembali, maka secaraberangsurangsur uap akan bebas keluar. Tekanan uap akan turunkembali ke 0 kPag
demikian juga berat jenis uap.
Suhu titik embun adalah suhu udara pada tekanan atmosfir di manauap air
di udara mulai mengembun merubah wujud menjadi titik titikembun.Penerapan
dari fenomena ini dapat ditemukan di lemari es.Dengan dipasangnya mullion
heater yaitu pemanas yangdiletakkan di sepanjang pintu almari es maka dinding
almari estidak menjadi basah akibat mengembunnya uap air yangterkandung di
udara sekitarnya.
Tabel 2.2
Suhu
(c)

Tekanan
parsial
(bar)

0,006108

Volume spesifik
m3kg
Liquid
Uap
0,0010002

206,3

Entalpi
KJ/kg
Liquid
0,04

Uap
2501,6

0,007055

0,0010001

179,0

8,39

2505,2

0,008129

0,0010000

157,3

16,8

2508,9

0,009345

0,0010000

137,8

25,21

2512,6

0,010720

0,0010001

121,0

33,6

2516,2

10

0,012270

0,0010003

106,4

41,99

2519,9

12

0,014014

0,0010004

93,84

50,38

2523,6

14

0,015973

0,0010007

82,90

58,75

2527,2

16

0,018168

0,0010010

73,38

67,13

2530,9

18

0,020620

0,0010013

65,09

75,5

2534,5

20

0,023370

0,0010017

57,84

83,86

2538,2

22

0,026420

0,0010022

51,49

92,23

2541,8

24

0,029820

0,0010026

45,93

100,59

2545,5

26

0,033600

0,0010032

41,03

108,95

2549,1

28

0,037780

0,0010037

36,73

117,31

2552,7

30

0,042410

0,0010043

32,93

125,66

2556,4

32

0,047530

0,0010049

29,57

134,02

2560,0

34

0,053180

0,0010056

26,6

142,38

2563,6

36

0,059400

0,0010063

23,97

150,74

2567,2

38

0,066240

0,0010070

21,63

159,09

2570,8

40

0,073750

0,0010078

19,55

167,45

2574,4

42

0,081980

0,0010086

17,69

175,81

2577,9

44

0,091000

0,0010094

16,04

184,17

2581,5

46

0,10086

0,0010103

14,56

192,53

2585,1

48

0,11162

0,0010112

13,23

200,89

2588,6

50

0,12335

0,0010121

12,05

209,26

2592,2

52

0,13613

0,0010131

10,98

217,62

2595,7

54

0,15002

0,0010140

10,02

225,98

2599,2

56

0,16511

0,0010150

9,159

234,35

2602,7

58

0,18147

0,0010161

8,381

242,72

2606,2

60

0,19920

0,0010171

7,679

251,9

2609,7

62

0,2184

0,0010182

7,004

259,46

2613,2

64

0,2391

0,0010193

6,469

267,84

2616,6

66

0,2615

0,0010205

5,948

276,21

2620,1

68

0,2856

0,0010217

5,475

284,59

2623,5

70

0,3116

0,0010228

5,046

292,97

2626,9

72

0,3396

0,0010241

4,656

301,35

2630,3

74

0,3696

0,0010253

4,300

309,74

2633,7

76

0,4019

0,0010266

3,976

318,13

2637,1

78

0,5365

0,0010279

3,680

326,52

2640,4

80

0,4736

0,0010292

3,409

334,92

2643,8

82

0,5133

0,0010305

3,162

343,31

2647,1

84

0,5557

0,0010319

2,935

351,71

2650,4

86

0,6011

0,0010333

2,727

360,12

2653,6

88

0,6495

0,0010347

2,536

368,53

2656,9

90

0,7011

0,0010361

2,361

2660,1

2660,1

92

0,7561

0,0010376

2,200

2663,4

2663,4

94

0,8146

0,0010391

2,052

2666,6

2666,6

96

0,8769

0,0010406

1,915

2669,7

2669,7

98

0,9430

0,0010421

1,789

2672,9

2672,9

100

1,0133

0,0010437

1,673

2676,0

2676,0

BAB III
METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN


a) Kalorimeter (bejana logam yang mengkilat) beserta tutup dan
pengaduknya.
b) Dua buah termometer.
c) Air dan bongkahan es.
d) Kertas tissue.

e) Kompor listrik sebagai pemanas system bagian luar, atau dapat


digunakan alat pemanas lainnya.
3.2 LANGKAH KERJA
a) Letakkan termometer satu pada bagian luar kalorimeter dan satu lagi
pada bagian dalam kalorimeter, yaitu dipasang pada penutupnya.
b) Lapisi sebagian permukaan kalorimeter dengan sehelai kertas tissue, lalu
isilah calorimeter tersebut dengan air bagian.
c) Masukkan 1 bongkah es ke dalam kalorimeter yang berisi air tadi, lalu
tutup dan aduklah secara perlahan sehingga temperaturnya menurun.
d) Perhatikan kertas tisu yang menempel pada permukaan kalorimeter,
apabila kertas tisu sudah mulai tampak basah menandakan sudah mulai
terjadi pengembuanan. Pada saat itulah kita catat temperaturnya baik
pada bagian dalam maupun pada bagian luar kalorimeter.
e) Berdasrkan Tabel 4.1 dari pengukuran masing-masing temperatur dapat
diketahui tekanan parsial dari air

Pp

dan tekanan uap jenuhnya

Pj .
f) Untuk temperatur pada bagian luar yang sama, ulangi percobaan c, d, e,
dan f, sampai lima kali.

3.3 GAMBAR PERCOBAAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
No

Suhu di luar

Suhu di dalam kalorimeter

kalorimeter

pada saat mencapai titik embun

( )

( )

1.

24

20

2.

28

24

3.

28

24

4.

29

24

5.
28
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh:
Tekanan Uap
No

Jenuh Air
Pj

(mmHg)

22

Tekanan Parsial dari Air


Pp

(mmHg)

1.

22.4

17.8

2.

28

22.7

3.

28

22.7

4.

29.8

22.7

5.

28

20.1

4.2 Analisis Data


Berdasarkan table 2.1 tekanan parsial untuk beberapa suhu :
1. Untuk suhu 20o C, Tekanan parsial = 0,023370 bar = 17.8 mmHg
2. Untuk suhu 24o C, Tekanan parsial = 0,029820 bar = 22.7 mmHg
3. Untuk suhu 24o C, Tekanan parsial = 0,029820 bar = 22.7 mmHg
4. Untuk suhu 24o C, Tekanan parsial = 0,029820 bar = 22.7 mmHg
5. Untuk suhu 22o C, Tekanan parsial = 0,026420 bar = 20.1 mmHg

Kelembaban relativf dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :


tekanan parsial air

Kelembaban relatif (Kr) = tekanan uap jenuh air x 100


1.

Kr=

17,8
x 100
22,4

Kr=0,7946 x 100

Kr=79,46

2.

Kr=

22,7
x 100
28

Kr=0,8107 x 100
Kr=81,07

3.

Kr=

22,7
x 100
28

Kr=0,8107 x 100

Kr=81,07

4.

Kr=

22,7
x 100
29,8

Kr=0,7617 x 100
Kr=76,17

5.

Kr=

20,1
x 100
28

Kr=0,7179 x 100

Kr=71,79

Tekanan Uap
Jenuh Air

No

Tekanan Parsial dari Air

Pj

Pp

Kelembaban Relatif

(mmHg)

(mmHg)
1.

22.4

17.8

79,46

2.

28

22.7

81,07

3.

28

22.7

81,07

4.

29.8

22.7

76,17

5.

28

20.1

71,79

Teori Ralat Kelembaban relatif


No

Data (x)

79,46

1,548

2,396304

81,07

3,158

9,972964

3
4

81,07

3,158

9,972964

-1,742

3,034564

-6,122

37.478884

76,17

71,79

Jumlah

62,85568

389,56
77.912

rata2

Ralat mutlak
x=

( xx ' )2 =
n(n1)

62,85568
= 3,142784= 1,772789892
20

Ralat nisbi
I=

x
1,772789892
x 100 =
x 100 =0,022753746 x 100 =2,2754
x
77.912

Keseksamaan
k =100 2,2754 =97,7246

4.3 Jawaban pertanyaan


a. Grafik antara tekanan parsial

P p dan tekanan uap jenuh

Pj

b. Berdasarkan dari grafik jawaban nomor a, harga kelembaban relatif

Kr

dengan menggunakan titik potong garis singgung:


1. Untuk titik potong pertama, data x adalah tekanan uap jenuh (Pj)
percobaan pertama dan y adalah tekanan parsial (Pp) percobaan
pertama. Sehingga kelembaban relatifnya:
Kr=

17,8
x 100
22,4

79,46

2. Untuk titik potong kedua, data x adalah tekanan uap jenuh (Pj)
percobaan pertama dan y adalah tekanan parsial (Pp) percobaan
pertama. Sehingga kelembaban relatifnya:
Kr=

22,7
x 100
28

81,07

3. Untuk titik potong ketiga, data x adalah tekanan uap jenuh (Pj)
percobaan pertama dan y adalah tekanan parsial (Pp) percobaan
pertama. Sehingga kelembaban relatifnya:
Kr=

22,7
x 100
28

81,07

4. Untuk titik potong keempat, data x adalah tekanan uap jenuh (Pj)
percobaan pertama dan y adalah tekanan parsial (Pp) percobaan
pertama. Sehingga kelembaban relatifnya:
Kr=

22,7
x 100
29,8

76,17

5. Untuk titik potong terakhir, data x adalah tekanan uap jenuh (Pj)
percobaan pertama dan y adalah tekanan parsial (Pp) percobaan
pertama. Sehingga kelembaban relatifnya:
Kr=

20,1
x 100 =
28

71,79

K r rata ratanya:
Kr + Kr 2 + Kr 3+ Kr 4 + Kr 5 79,46 +81,07 +81,07 +76,17 +71,79 389,56
Kr ratarata= 1
=
=
=77,
n
5
5
Kr
d. Harga kelembaban relatif
beserta ketidakpastiannya dengan
c. Harga

menggunakan metode Regresi Linier


(Terlampir)
d. Metode yang memberikan hasil merinci adalah dengan menggunakan
metode regresi linier sederhana, namun dengan menggunakan metode ralat
seperti biasa lebih mudah dipahami.

e. Sumber sumber kesalahan pada percobaan ini yang dapat mempengaruhi


hasil perhitungan:

Kesalahan dalam menggunakan alat ukur, misalkan membaca


termometer, mata tidak lurus terhadap skala termometer yang dibaca.

4.4 Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai kelembaban relatif


udara, dari percobaan yang telah kami lakukan, nilai kelembaban relatif yang
diperoleh untuk percobaan pertama adalah sebesar 79,46% dengan nilai
tekanan parsial (Pp) 17,8 mmHg dan nilai tekanan uap jenuhnya (Pj) sebesar
22,4 mmHg. Pada percobaan pertama ini kelembaban relatifnya menengah
jika dibandingkan dengan keempat percobaan yang lain. Nilai kelembaban
relatif yang diperoleh untuk percobaan kedua adalah sebesar 81,67% dengan
nilai tekanan parsial (Pp) 22,7 mmHg dan nilai tekanan uap jenuhnya (Pj)
sebesar 28 mmHg. Nilai kelembaban relatif untuk percobaan kedua ini adalah
yang paling tinggi jika dibandingkan dari percobaan pertama,keempat dan
kelima yang telah dilakukan. Untuk nilai kelembaban relatif yang diperoleh
pada percobaan ketiga sama dengan percobaan kedua yakni sebesar 81,67%
dengan nilai tekanan parsial (Pp) 22,7 mmHg dan nilai tekanan uap jenuhnya
(Pj) sebesar 28 mmHg. Untuk nilai kelembaban relatif yang diperoleh pada
percobaan keempat adalah sebesar 76,17% dengan nilai tekanan parsial (Pp)
22,7 mmHg dan nilai tekanan uap jenuhnya (Pj) sebesar 29,8 mmHg.
Sedangkan untuk percobaan terakhir diperoleh kelembaban relative yang
paling kecil yakni sebesar 71,79% dengan nilai tekanan parsial nilai tekanan
parsial (Pp) yang paling kecil 20,1 mmHg dan nilai tekanan uap jenuhnya (Pj)
sebesar 28 mmHg. Memang belum seperti yang diharapkan yakni
keseksamaan 97,0512% dikarenakan karena beberapa kemungkinan yang
terjadi :
1. Ruangan praktikum yang digunakan menghidupkan AC (Air Conditioning)
yang pastinya mempengaruhi besarnya suhu di luar calorimeter sehingga
juga mempengaruhi tekanan uap jenuh air di luar kalorimeter.
2. Kesalahan Bersistem

a. Kesalahan pada pengamat, yaitu kesalahan ketika membaca


skala, misalnya tidak tegak lurus terhadap skala yang ditunjukkan
pada alat.
b. Gesekan, yang selalu timbul antara bagian yang satu bergerak
terhadap yang lain.
2. Kesalahan acak yang berupa gerakan gerakan udara yang dapat
mempengaruhi termometer.

tekanan parsial air


x 100
tekanan uap jenuh air

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Besarnya nilai daya kelembaban relatif dari udara dengan metode
pengukuran titik embun dapat ditentukan dengan :
tekanan parsial air

Kelembaban relatif = tekanan uap jenuh air x 100

5.2 Saran
o Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan
memahami dahulu materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan

memahami buku panduan yang berkaitan dengan praktikum yang akan


dilakukan pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan
praktikum tidak kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar
praktikum berjalan dengan lancar.
o Perlu persiapan yang matang sebelum melakukan pratikum.
o Untuk selanjutnya, pratikum seharusnya dilakukan secara bertahap.
o Saat melakukan praktikum harus mengikuti prosedur yang ada.

Anda mungkin juga menyukai