Sekitar 4 bulan yang lalu, pasien mulai sering sulit untuk Buang Air
Besar (BAB). Pasien mengatakan biasanya setiap pagi hari pasien selalu BAB
secara teratur. Menurut keluarga, pasien dibawa ke dokter dan oleh dokter diberi obat
pencahar oral dandiberitahu kalau pasien kurang konsumsi serat, buah dan air putih. Dengan
obat pencahar oral tersebut pasien mengaku saat itu kembali bisa BAB tetapi harus
dikonsumsi setiap hari. Pasien juga saat itu mulai sudah tidak bekerja lagi di toko
dan hanya di rumah saja. Pasien mengatakan di rumah hanya melakukan beres-beres
meja, menyiram tanaman dan lebih sering menonton televisi, mendengar ceramah
agama di radio, dan istirahat karenahanya ditemani pembantu sedangkan anak
dan menantu bekerja. Menurut keluarga, pasien tidak diizinkan lagi untuk
bekerja karena pasien sering mengeluh nyeri pada kakinya bila untuk berjalan. Sejak
2 bulan yang lalu, menurut keluarga, pasien saat itu merasa penyakitnya itu makin
parah karena obat yang diberikan sebagai pencahar sudah tidak bisa
membuat pasien BAB. Sehingga pasien menjadi sering ke dokter setidaknya 3
minggu sekali. Pasien mengaku kadang pasien diberikan obat pencahar lewat anus
dan bahkan pernah sampai feces pasien dikeluarkan secara manual. Dan tiap pagi
hari pasien sering bolak- balik ke toilet tiap kali ada rasa ingin BAB tetapi setelah
ke toilet dan menunggu beberapa lama tidak juga bisa BAB. Menurut keluarga,
pasien saat itu menjadi sering sulit tidur dan sering bangun di malam hari. Pasien bila di
rumah sudah sering mengeluh pusing dan cepat lelah padahal hanya melakukan
sedikit pekerjaan rumah ditambah kaki pasien sering sakit bila digunakan untuk
berjalan sehingga di rumah lebih sering berbaring dan menonton televisi saja.
Pasien makan menjadi sedikit karena takut terlalu banyak kotoran yang akan
menumpuk diperutnya tetapi tidak tahu kotorannya kemana. Pasien mengaku
kuatir tentang penyakit yang dideritanya disebabkan pasien tidak mau sampai
kotorannya dikeluarkan secara manual lagi karena pasien merasa malu. Menurut
keluarga, pasien saat itu sering mengeluh kuatir kalau dirinya menderita kanker
usus. Lalu oleh keluarga pasien dibawa ke rumah sakit tetapi oleh dokter
diyakinkan pasien tidak menderita kanker usus dan hanya diberikan obat saja.
Tetapi pasien tetap merasa ada sesuatu yang tidak benar di dalam perutnya. Pasien juga
mengatakan kalau dirinya ingin dibuat diare saja karena takut sulit BAB yang
lama telah dideritanya lama-lama kotoran akan menumpuk dan takut akan menjadi
kanker.
AKSIS V
Saat ini ditentukan
GAF Scale 60-51
(gejala sedang, disabilitas sedang)