Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB IV
ISOMETRI
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen pengampu Bapak Iwan Junaedi
Oleh
Kelompok 3
Rombel 1
1. Janatun
4101406018
2. Nur Fadlilaturrahmah
4101406019
3. Rifatun Nimah
4101406020
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
BAB IV
ISOMETRI
Suatu pencerminan atau refleksi pada sebuah garis g adalah suatu transformasi yang
mengawetkan jarak atau juga dinamakan suatu isometri.
Selain mengawetkan jarak antara dua titik, suatu isometri memiliki sifat-sifat berikut :
Teorema 4.1 : sebuah isometri bersifat :
a. memetakan garis menjadi garis
b. mengawetkan besarnya sudut antara dua garis
c. mengawetkan kesejajaran dua garis
Bukti :
a. Andaikan g sebuah garis dan T suatu isometri.
Kita akan membuktikan bahwa T(g)=h adalah suatu garis juga.
B
g
Gambar 4.1
Ambil A
g dan B
g. Maka A = T(A)
h, B=T(B)
h ; melalui A dan B
Ambil X
h . oleh karena bidang kita adalah bidang Euclides, kita
andaikan (AXB), artinya AX + XB = AB. Oleh karena T suatu isometri,
jadi suatu transformasi maka ada X sehingga T(X) = X dan oleh karena T suatu
isometri maka AX= AX. Jadi pula AX + XB = AB. Ini berarti bahwa A, X, B
segaris pada g.
Ini berarti lagi bahwa X = T(X)
h.
Sehingga h
h sebab bukti serupa berlaku untuk posisi X dengan
(AXB) atau (ABX).
(ii) Bukti h
Ambil lagi Y
h.
Maka ada Y
g sehingga T(Y) = Y dengan Y misalnya (A Y B), artinya Y
g dan AY + YB = AB. Oleh karena T sebuah isometri maka AY= AY,
YB=YB , AB= AB
Sehingga AY + YB = AB. Ini berarti bahwa A, Y, B segaris, yaitu garis
yang melalui A dan B.
Oleh karena h satu-satunya garis yang melalui A dan B maka Y
haruslah h
h.
h . Jadi,
(a)
(b)
ABC dan
BC maka
BC .
ABC !
ABC
ABC. Jadi,
ABC =
ABC.
Sehingga suatu isometri mengawetkan besarnya sudut.
c.
Gambar 4.3
Kita harus memperlihatkan a // b
Andaikan a memotong b di sebuah titik P jadi P
a dan P
b. Ini
Akibat : salah satu akibat dari sifat (b) Teorema 1.3 ialah bahwa apabila a
maka T(a)
Bukti:
Dipunyai a
Andaikan T(a)
T(b)
T(b) maka terapat sudut antara T(a) dengan T(b) yang tidak
sama dengan 90o. Karena isometri mengawetkan besarnya sudut antara dua
garis maka sudut yang dibentuk oleh a dan b tidak sama dengan 90 o. Hal ini
kontradiksi dengan a
Artinya T(a)
T(b).
Jadi apabila a
b maka T(a)
{ (x,y) | y = 2x
3}.
Apabila Mg adalah refleksi pada garis g tentukanlah persamaan garis h= Mg(h).
Jawab :
Oleh karena Mg sebuah refleksi pada g jadi suatu isometri, maka menurut
teorema 4.1, h adalah sebuah garis.
Y
h
g
h
O
Q
P
R
P
Garis h akan melalui titik potong antara h dan g misalnya R, sebab Mg(R) = R.
g : y = -x, h : y = 2x 3, misalkan R(x,y). Dengan mensubsitusikan g ke dalam
h diperoleh:
y 2x - 3
- x 2x 3
3 x 3
x 1
Karena y = -x, jadi y = -x. Jelas bahwa R = (1,-1); h akan pula melalui Q =
(0,-3/2). Persamaan garis h adalah
y y1
x x1
y (1) x 1
3
y 2 y1 x 2 x1
0 1
(1)
2
y 1 x 1
1
1
2
1
y 1 x 1
2
1
3
y x 0
2
2
2y x 3 0
x 2y 3 0
4.1
Isometri
langsung
dan isometri
Dengan demikian
persamaan
h adalah lawan
: h = { (x,y) | x-2y-3 = 0 }
Perhatikan gambar 4.9 a ini. Anda melihat suatu transformasi T yang
memetakan segitiga ABC pada segitiga A1 B1 C1 misalnya sebuah
pencerminan pada garis g.
C
C
B
A
g
Gambar 4.9b
Gambar 4.9aA
C adalah berlawanan dengan putaran jarum jam maka pada petanya, yaitu
segitiga A1 B1 C1, urutan kelilingnya A1
B1
putaran jarum jam. Pada gambar 4.9b Anda lihat juga suatu isometri, yaitu
suatu rotasi (putaran)mengelilingi sebuah titik O.
B2
transformasi
dinamakan
langsung
apabila
transformasi
itu
apabila transfomasi itu mengubah orientasi. Salah satu sifat penting dalam
geometri transformasi kita adalah:
Teorema 4.2 : Setiap refleksi pada garis adalah isometri lawan.
Teorema ini tanpa bukti.
Tidak setiap isometri adalah isometri lawan. Anda dapat melihat pada gambar
4.9b. di situ isometri kita (yaitu rotasi pada titik O) adalah sebuah isometri
langsung. Oleh karena itu dapat kita kemukakan teorema berikut, tanpa bukti
yaitu :
Teorema 4.3 : Setiap isometri adalah sebuah isometri langsung atau sebuah
isometri lawan.
Soal Halaman 42
1. Diketahui garis g dan h seperti dapat dilihat pada ganbar. Dengan menggunakan jangka
dan penggaris lukislah garis g=Mh(g) dengan Mh sebuah pencerminan pada garis h.
Jawab:
2. Diketahui garis-garis s, t, u dan titik A,B seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
s, lukislah t=T(t).
Jawab:
t
T(t)=t , At.
Karena B=T(A) maka Bt.
Karena t s dan T isometri, maka
T(t) T(s)tu.
Jadi, untuk melukis t buat garis t melalui B yang tegak lurus u.
s
A
B
3. Diketahui garis t, lingkaran l dengan pusat D dan segitiga ABC seperti pada gambar.
a)Lukislah Mt(
b) hubungan apakah antara
dan Mt(
c) lukislah Mt(l)
Jawab:
a)
B
C
4. Diketahui garis t.
a) Lukislah sebuah ABCsehingga Mt(ABC)= ABC (artinya: oleh Mt, ABC dan
hasil refleksi pada t berimpit)
b) Lukislah sebuah lingkaran yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
c) Lukislah sebuah segi empat yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
Jawab:
a) b)
c)
Jawab:
g
C
B(0, )
A(-3,0)
A(1,0)
X
g
h:x = -1
Jadi C g dan C h.
Karena C h maka Mh(C) = C
Jadi g akan melalui titik C, dan g akan melalui A = Mh(A)
Koordinat titik C
g x + 2y = 1 x + 2y 1 = 0,
h x = -1
substitusikan x = -1 ke persamaan garis g x + 2y = 1, diperoleh:
-1 + 2y 1 = 0 2y =2 y = 1
Jadi C(-1,1)
Kordinat A = Mh(A)
Titik D(-1,0) adalah titik potong h dengan sumbu X.
AD = xA xD = 1- (-1) = 2
Karena isometri maka D A = AD = 2
Jadi, AA = AD + DA = 2 + 2 = 4
Misal titik A(x,y)
Absis titik A adalah 1 - 4 = -3
Diperoleh x = -3 dan y = y = 0
Jadi, A(-3,0)
Jadi, g melalui titik C(-1,1) dan A(-3,0)
y y1
x x1
y 1
x (1)
0 1 3 (1)
Persamaan garis g: y 2 y1 x 2 x1
y 1 x 1
1 = 2
x 1
y 1= 2
1
1
x 1
y= 2
2
Y1
y= 2
x g
3
2
A(0,4)
x 2y 3 0
Jadi, g = {(x,y) | x - 2y + 3 = 0}
h
X
Jawab:
Koordinat titik C
g 3x - y + 4= 0, h y = 2
substitusikan y = 2 ke persamaan garis g 3x - y + 4= 0, diperoleh:
3x 2 + 4= 0 3x = -2 x =
2
3
2
Jadi C( 3 ,2)
Koordinat A = Mh(A)
Titik D(0,2) adalah titik potong h dengan sumbu Y.
AD = yA yD = 4-2 = 2
Karena isometri maka D A = AD = 2
Jadi, AA = AD + DA = 2 + 2 = 4
Misal titik A(x,y)
Ordinat titik A adalah 4 - 4 = 0
Diperoleh y = 0 dan x = x = 0
Jadi, A(0,0)
2
Jadi, g melalui titik C( 3 ,2) dan A(0,0)
2
x ( )
3
y y1
x x1
y2
2
0 ( )
02
3
Persamaan garis g: y 2 y1 x 2 x1
x
y2
2 =
2
3
2
3
3
( x 1)
y 2 = -2 2
y = -3x -2 +2
y = -3x
3x y 0
Jadi, g = {(x,y) | 3 x y 0 }
7. Diketahui garis-garis g = {(x,y) | y = 0}, h = {(x,y) |y = x}, dan k = {(x,y) |x = 2}.
Tulislah persaman garis-garis berikut;
a). Mg(h)
b). Mh(g)
c). Mg(k)
d). Mh(k)
jawab:
a).
Y
h: y=x
A
X
A
h: y=-x
A(x,y) A(x,-y)
, g = {(x,y) | y = 0}
Mg
y 2 y1 x 2 x1
1 0 1 0 y x
Jadi, h = {(x,y) | y = -x}.
b).
Y
h: y=x
C(0,1)
C(1,0)
X g:y=0
C(x,y) C(y,x)
Mg
y 2 y1 x 2 x1
1 0 0 0 x 0
Jadi, g = {(x,y) | x = 0}.
c).
k: y=2
B(2,)
X:g
P(2,0)
1
B(0,2)
A(2,2)
Jadi, garis k melalui
titik P(2,0)
dan B(2,- 2 )
Jadi, k = k = {(x,y) | x = 2}. B(2,0)
d).
y 2 y1 x 2 x1
22 20 y 2
Jadi, g = {(x,y) | y=2}.
8. Jika g = {(x,y) | y = x} dan h = {(x,y) |y = 3 2x}, tentukan persamaan garis Mg(h).
Jawab:
B(0,3)
C(0,)
A
C(,0)
g: y=x
B(3,0)
3
x3
y 2 y1 x 2 x1
0
03
2
3 y
3
9
x
2
2
6 y 3 x 9
3x 6 y 9 0
Jadi, h = {(x,y) | 3 x 6 y 9 0 }.
9. Jika g = {(x,y) | y = -x} dan h = {(x,y) |3y = x + 3}, selidikilah apakah A(-2,-4) terletak
pada garis h = Mg(h).
Jawab:
B(0,3)
D
B(-3,0)
h: 3y=x+3
C(0,1)
X
g: y=-x
Persamaan garis h:
y y1
x x1
y 0 x (1)
y 2 y1 x 2 x1
3 0 0 (1) y ( x 1)3 y 3 x 3
Jadi, h = {(x,y) | y 3 x 3 }
Akan diselidiki apakah A(-2,-4) terletak pada garis h = Mg(h)
Substitusikan A(-2,-4) pada h: y = 3x + 3
Maka h : -4 = 3(-2) + 3
-4 = -3 ( pernyataan yang salah)
Diperoleh A(-2,-4) tidak memenuhi persamaan h: y = 3x + 3, artinya A(-2,-4) tidak
terletak pada garis h = Mg(h)
10.
Diketahui lingkaran l= x, y : x 2 y 3 4
2
T sebuah isometri yang memetakan titik A(2,3) pada A(1,-7). Tentukan persamaan
himpunan T(l). Apakah peta l juga lingkaran?
Jawab:
l = x, y : x 2 y 3 4
2
Sehingga T(l)=l= x, y : x 1 y 7 4
2
11.
Diketahui lima garis g, g, h, h, dan k sehingga g=M k(g), dan h=Mk(h). Apabila
g//h buktikan bahwa g//h.
Jawab:
Dipunyai g//h.
Adt g//h
Andaikan g
g.
g
a. Benar
h
g
h
b. Benar
c. Benar
A
h
h'
g
13.
g maka Mh(P)=P?
Jawab:
Dipunyai g
Adt Mh(g)=g.
h.
Karena Mh mengawetkan besarnya dua sudut yaitu sudut antara g dan h sebesar 90 o,
maka sudut antara g dan h juga 90o. Sehingga g merupakan pelurus g. Jadi, g
berimpit dengan g sehingga Mh(g)=g.
Kasus I. P
g, P
P P
h maka Mh(P)=P.
Kasus II. P
g, P
P
P g
h. Karena Mh isometri maka OP=OP.
Diperoleh P=P.Jadi, Mh(P) P.
h
15.
Y
h
E
g
h
D(0,3)
B(0,1)
C,1)
A(,0)
5
Diperoleh h memotong sumbu X di titik F(- 2 ,0)
h memotong sumbu Y di titik E(0,5)
Persamaan garis h melalui F dan E sehingga persamaan g:
5
x ( )
2
y y1
x x1
y0
5
5
5
y 5( x )
0
)
y 2 y1 x 2 x1
50
2
2 5 y 10 x 25
2
y 2x 5 0
Jadi, h = {(x,y) | y 2 x 5 0 }
16.
c. Apabila D(e,f)
AB selidiki apakah D
AB dengan D=T(D).
AB
y y1
y 2 y1
x x1
x2 x1
y ( 1)
x 1
3 (1)
0 1
y 1
x 1
4
1
y 1
4x 4
y 4x 3 0
A' B '
y y1
y 2 y1
x x1
x 2 x1
y (2)
x2
6 ( 2)
1 2
y2
x2
8
1
y 2
8 x 16
y 8 x 14 0
b.
C(c,d)
c. AB
Akan diselidiki C=T(C)
A' B'
d.
D(e,f)
e. AB diselidiki apakah D
f. AB dengan D=T(D).
Karena A' B' merupakan peta AB maka jika D
AB pasti D
AB .
g.
b. 2 refleksi
c. 4 refleksi
Tugas :
1.
Pada gambar 4.10, ada tiga titik tidak segaris, yaitu P, Q, R; T dan S adalah
P
Q
P
Jawab :
R
Q
P
Jadi :
A
C
X
Z
3.
4.
Diketahui sebuah titik A dan dua transformasi T dan S yang didefinisikan sebagai
berikut: T(A)=A, S(A)=A. Jika P A, T(P)=P dan S(P)=P. P adalah titik tengah
ruas garis AP sedangkan A titik tengah PP' ' . Termasuk golongan manakah masingmasing trnsformasi S dan T itu?
Jawab:
T(A)=A, S(A), jika P A T(P)=P,S(P)=P
Ilustrasi:
P
Agar maka,
Jadi, agar maka P(9/4,0)
B
A
x A
6-x
6.
Sebuah sinar mamancar dari titik A(6,4) dan diarahkan ke titik P(2,2) pada
sebuah cermin yang digambar sebagai garis g = {(x,y) |y = x}. Ada sebuah garis h =
{(x,y) |x = -1}. Sinar yang dipantulkan memotong garis h pada sebuah titik Z.
Tentukan koordinat- koordinat titik Z.
Jawab:
Koordinat A(4,6)
Persamaan sinar AP
Jika x = -1 maka 2y + 4 +4 =0
Jadi, y = -4
Jadi, koordinat Z(-1,-4)
g; y=x
A
A(6,4)
P(2,2)
Z
h: x=-1
8. Diketahui bahwa T dan S adalah padanan- padanan sehingga untuk semua titik P
berlaku T(P) = P dan S(P) = P.
W adalah sebuah fungsi yang didefinisikan untuk semua P sebagai W(P) = P.
Apakah W suatu transformasi?.
Jawab:
W suatu fungsi sehingga titik P P S W(P) = P.
Ditunjukkan W surjektif
A(x,y) A(x,y)
Jadi, titik A A S W(P) = P.
Jadi, W surjektif.
Ditunjukkan W injektif
Jelas B B = W(B)
W
10. Diketahui sebuah garis g dan titik A, A dan B sehingga M g(A) = A dan garis AB //
g. Dengan menggunakan suatu penggaris saja tentukan titik B = Mg(B)
Jawab:
A
B
g