Anda di halaman 1dari 3

NAMA: AHMAD KURNIAWAN

NIM

:5112413014

PENGERTIAN MARIFATULLAH
MA'RIFATULLAH adalah pengarah yang akan meluruskan orientasi hidup
seorang muslim. Dari sinilah dia menyadari bahwa hidupnya bukan untuk siapa pun
kecuali hanya untuk ALLAH.
"Jika seorang hidup dengan menegakkan prinsip-prinsip ma'rifatullah ini, maka Insya
Allah, alam semesta ini akan ALLAH tundukkan untuk melayaninya".
Dengan fasilitas itulah, dia kemudian akan memperoleh kemudahan dalam setiap urusan
yang dihadapinya.
Untuk itu pelajaran MA'RIFAT perlu didahulukan, apabila kita telah mengenal
ALLAH kita benar-benar merasakan menerima agama islam itu dari pada-NYA,
sehingga kita tidak terlalu terikat dengan pendapat guru, ustad dan lain-lain, setiap gerak
dan perbuatan kita hanya karena ALLAH. Dan hanya ALLAH-lah yang dapat
memberikan keselamatan pada seluruh makhluk baik di dunia maupun akhirat kelak.
Ma'rifat (Arab) berarti mengenal/mengetahui.Jadi ma'rifatullah adalah
mengenal atau mengetahui Allah.
Marifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini
tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana
mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu
yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah
membuatnya menjadi segelas susu.
Menurut Ibnu Al Qayyim :
Marifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul marifah (orang-orang yang mengenali
Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban
bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya.
Marifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun mariaftullah
dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan

Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan
diri kepada Allah.
Sedangkan, mengenal Allah secara pribadi adalah memindahkan kesadaran diri,
dari kesadaran jasmani menuju pada kesadaran Rohani (makanya pelajaran agama
sering disebut sebagai pelajaran rohani).Janganlah membayangkan Tuhan seperti
membayangkan sosok/wujud layaknya manusia.
Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh Nya. Demikianlah,
bahwa MarifatuLlah (mengenal Allah Swt.) adalah sebuah ilmu yang wajib difahami
oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari)
dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik di dunia
maupun di akhirat kelak.

CIRI-CIRI DALAM MARIFATULLAH


Seseorang dianggap marifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali:
- asma (nama) Allah
- sifat Allah dan
- afal (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan
alam ini.
Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :
- sikap shidq (benar) dalam ber -muamalah (bekerja) dengan Allah,
- ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
- pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang
membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT
- sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
- berdawah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
- membersihkan dawahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas
siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah
SAW.
Figur teladan dalam marifatullah ini adalah Rasulullah SAW. Dialah orang yang
paling utama dalam mengenali Allah SWT. Sabda Nabi : Sayalah orang yang paling
mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya. HR Al Bukahriy dan Muslim.

Hadits ini Nabi ucapkan sebagai jawaban dari pernyataan tiga orang yang ingin
mendekatkan diri kepada Allah dengan keinginan dan perasaannya sendiri.
Tingkatan berikutnya, setelah Nabi adalah ulama amilun ( ulama yang
mengamalkan ilmunya). Firman Allah : Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (QS. 35:28).
Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai
dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang
yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, pengajar,
mujahid, pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada
Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan waktu larangan Allah kecuali ia
menjauhinya.
Ada sebagian ulama yang mengatakan : Duduk di sisi orang yang mengenali
Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu : dari
ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari
cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu (randah hati), dari
buruk hati menjadi nasehat.

Anda mungkin juga menyukai