Anda di halaman 1dari 49

METODE OBSERVASI DAN

PENEDEKATAN PADA
MASYARAKAT

ARDIYANTO

JENIS JENIS OBSERVASI


1.
2.
3.
4.
5.
6.

OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI

NON PARTISIPAN
PARTISIPAN
SISTIMATIK
NON SISTIMATIK
NON SISTIMATIK
EKSPERIMENTAL

METODE OBSERVASI

KEUNGGULAN OBSERVASI

1. Gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang hanya dapat diselidiki


dengan melakukan observasi.
2. Banyak obyek yang dalam memberikan bantuan data hanya bersedia
diobservasi
3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak
pula dengan memperbanyak observer.
4. Observasi tidak tergantung pada self report (kesediaan obyek untuk
memberikan informasi tentang dirinya), sehingga data yang diperoleh
tidak dipengaruhi oleh penafsiran dan kejujuran obyek yang diselidiki.
5. Banyak kejadian-kejadian yang mungkin dipandang kecil yg tdk
dapat diungkapkan dengan mempergunakan alat pengumpulan data
yg lain, ternyata sangat menentukan hasil penelitian dan hanya
mungkin diungkapkan melalui observasi..

METODE OBSERVASI

METODE OBSERVASI

HAL HAL YG PERLU DIPERHATIKAN DALAM OBSERVASI

Observer harus meyakini bahwa penglihatan dan


pendengarannya berfungsi secara baik, agar tidak
satu pun data yang lepas dari pengamatannya.
Setiap observer sangat memerlukan alat
pencatatan data yang efisien, untuk menghindari
kelupaan bilamana hanya mempergunakan mata
dan telinga.
Observer harus menyadari bahwa tidak semua
alat sama baiknya untuk melakukan pencatatan.
Observer yang berada dalam kondisi fisik letih,
sakit, mengantuk, sedih, marah dan lain-lain sulit
untuk melakukan pengamatan yang cermat.

CIRI CIRI MASYARAKAT DESA

Sederhana
Mudah curiga
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
Mempunyai sifat kekeluargaan
Lugas atau berbicara apa adanya
Tertutup dalam hal keuangan mereka
Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
Menghargai orang lain
Demokratis dan religius
Jika berjanji, akan selalu diingat

METODE OBSERVASI

CIRI CIRI MASYARAKAT KOTA

Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan


kehidupan keagamaan di desa
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain. Manusia individual (perorangan).
Di kota kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan ,
sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan
sebagainya .
Jalan pikiran rasional, menyebabkan interaksi interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

KESIMPULANYA CIRI CIRI MASYARAKAT PEDESAAN ADALAH:

Homogenitas Sosial
Hubungan Primer
Kontrol Sosial yang Ketat
Gotong Royong
Ikatan Sosial
Magis Religius
Pola Kehidupan

METODE OBSERVASI

TUJUAN PENDEKATAN PADA MASYARAKAT

Untuk mengetahui adat istiadat


masyarakat desa
Agar dapat beradaptasi dengan
masyarakat.
Untuk mengetahui norma norma yang ada
pada masyarakat desa
Mengembangkan kemampuan masyarakat
untuk dapat memecahkan masalahnya
sendiri secara swadaya dan gotong royong
Memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi oleh masyarakat.

1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat


desa.Tujuanya untuk memperoleh suatu dukungan dari
tokoh masyarakat.
Pendekatan pada tokoh masyarakat dapat berupa:
Nonformal.
Formal dengan surat resmi
Tatap muka antara provider dan tokoh masyarakat
Kunjungan rumah untuk menjelaskann maksud dan tujuan
KKN.
Pertemuan antara provider dan tokoh masyarakat untuk
menetapkan suatu kebijakan altenatif pemecahan masalah
dalam rangka perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri
upacara agama ,perkawinan,kematian dsb.

JENIS JENIS PENDEKATAN PADA


MASYARAKAT
Specifict Content Approach

Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang


merasakan masalah melalui proposal program kepada
instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD

General Content objektive approach

Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai


upaya dalam berbagai bidang dalam wadah tertentu .

Proses Objective approach

Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses


yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa
kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader

METODE OBSERVASI

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA


PERUBAHAN

a. Penyebab dari dalam


1. Bertambah/berkurangnya jumlah penduduk dalam jumlah banyak
dan dalam waktu singkat.Perubahan ini menyebabkan perubahan
dalam struktur dan lembaga kemasyarakatan, seperti: pembagian
kerja, stratifikasi sosial dll.
2. Penemuan-penemuan baru (innovation), proses ini meliputi suatu
penemuan baru, adanya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain
bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan diterima,
dipelajari dan akhirnya dipakai oleh masyarakat.
Penemuan baru ini dibedakan menjadi:
- discovery : penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa alat atau gagasan yang diciptakan seorang/beberapa individu.
- Invention : suatu proses di mana masyarakat telah mengakui,
menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut.
3. Pertentangan ( konflik ) di kalangan masy`rakat, pertentangan
bisa terjadi antara individu kelompok atau kelompok dengan kelompok.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MASYARAKAT


DALAM PEMBANGUNAN DESA

Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang


dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka

Mengembangkan kemampuan dan prakarsa


masyarakat untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri .
Menghasilkan lebih banyak tenaga tenaga
masyarakat setempat yang mampu, terampil serta
mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
desa.
Menurunkan angka kekurangan gizi pada anak balita.

Masyarakat perlu dikembangkan keadarannya akan


potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus
dikembangkan dan dibina kemampuan dan
keberaniannya, untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka

Faktor-faktor yang mempengaruhi


jalannya proses perubahan

a. Kontak dengan kebudayaan lain.


b. Pendidikan formal yang maju.
c. Menghargai inovasi.
d. Toleransi terhadap penyimpangan.
e. Sistem pelapisan sosial yang terbuka.
f. Penduduk yang heterogen.
g. Orientasi ke masa depan.
h. Selalu berusaha yang pantang menyerah
guna meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih
baik.
i. Tidak cepat puas terhadap keberhasilan

. Faktor yang menghambat Perubahan


Sosial

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.


b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
c. Sikap masyarakat yang tradisional.
d. Komposisi penduduk yang homogen.
e. Takut terjadi goncangan integrasi sosial.
f. Prasangka buruk terhadap hal baru/asing.
g. Sistem sosial tertutup.
. h. Kebiasaan/ adat istiadat yang sudah tertanam
kuat dalam diri masyarakat tersebut ( kebudayaan
yang sudah mendarah daging).

Menurut Redfield sentiment komunitas


mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
1. Seperasaan, yaitu karena seseorang berusaha
mengidentifikasi dirinya dengan sebanyak
mungkin orang dalam kelompok tersebut
sehingga kesemuannya dapat menyebutkan
dirinya sebagai kelompok kami (warga).
2. Sepenanggungan, yaitu setiap individu sadar akan
peranannya dalam kelompok yanag dijalankan.
3. Saling butuh, yaitu individu yang tergantung
dalam masyarakat setempat merasakan dirinya
tergantung pada komunitasnya meliputi fisik
maupun psikologinya.

Bentuk- bentuk solidaritas sosial yang


kebanyakan dilakukan oleh masyarakat desa,
diantaraanya adalah :

1.Kegiatan Soyo, yang biasanya di terapkan saat ada salah satu

warganya yang sedang membangun rumahnya. Biasanya para


warga berdatangan tanpa diundang.
2. Kegiatan Tahlilan kematian, hal ini dilakukan apabila ada salah
satu anggota keluarga warga yang meninggal dunia, para warga
berdatangan untuk menyumbangkan doa.
3. Kegiatan bersih desa yang dilakakan sebagai ucapan syukur
para warga karena telah mendapatkan hasil panen yang
memuaskan, dan berharap agar hasil panen tersebut melimpah
ruah.
4. Kegiatan Baksos (Bakti Sosial) dilakukan untuk membantu para
warga yang tidak mampu dan benar-benar membutuhkan.
5. Kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), untuk para warga
masyarakat yang mempunyai balita agar anak- anak mereka
mendapatkan asupan gizi yang seimbang.
6. Balai pengobatan gratis dikhususkan untuk para warga yang
belum mampu berobat di tempat yang belum bisa mereka jangkau
loginya.

KEGIATAN BAKSOS

Pelaksanaan Pengembangan M asyarakat dapat


dilakukan melalui penetapan sebuah program
pembangunan. Secara garis besar, yaitu

1.Perumusan masalah. PM dilaksanakan berdasarkan masalah atau


kebutuhan
masyarakat setempat.
2.Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan
disepakati sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka
dirumuskanlah program penanganan masalah tersebut.
3.Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik
dan keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari
program yang telah ditetapkan.
4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah
orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang
telah ditetapkan.

5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala


sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, daya
manusia.

6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau


metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.

Partisipatoris
Pendekatan pembangunan partisipatoris harus dimulai dari
orang-orang yang paling mengetahui sistem kehidupan
mereka sendiri
Partisipasi transformasional (bukan partisipasi instrumental):
partisipasi dipandang sebagai tujuan, dan sebagai sarana
mencapai tujuan yang lebih tinggi (swadaya dan
berkelanjutan)
Partisipasi yang dikonstruksikan dalam kerangka good
governance system

Pengembangan Kapital Sosial

Membangun dan menciptakan trust

Mengembangkan jejaring sosial (networking )

Berbasiskan norma-norma masyarakat (norms )

Adapun pendekatan yang gunakan dalam


pengabdian kepada masyarakat (KKN) adalah

rangka

1.

Community Development, yaitu pendekatan yang berorientasi kepada


upaya-upaya pengembangan pemberdayaan masyarakat dengan menjadikan
masyarakat sebagai subyek dan sekaligus obyek pembangunan dan melibatkan
mereka secara langsung dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat
sebagai upaya meningkatkan peran serta mereka dalam pembangunan demi
kepentingan mereka sendiri.

Pesuasif, yaitu pendekatan yang bersifat seruan dan ajakan dengan hikmah
dan bijaksana tanpa dilandasi unsur paksaan dalam bentuk apapun, agar
masyarakat termotivasi untuk berusaha meningkatkan kualitas mereka, baik
dalam hal keberagamaan, ekonomi maupun pembangunan secara umum.
3. Edukatif, yaitu pendekatan yang dalam program maupun pelaksanaan
pengabdian mengandung unsur pendidikan yang dapat mendinamisasikan
masyarakat menuju kemajuan yang dicita-citakan.
4. Partisipatif, yaitu pendekatan yang berorientasi kepada upaya peningkatan
peran serta masyarakat secara langsung dalam berbagai proses dan
pelaksanaan pengabdian
5. Normatif, yaitu pendekatan yang didasarkan kepada norma, nilai, hukum dan
peraturan perundangan yang berlaku.

Faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

BENTUK BENTUK PARTISIPASI


MASYARAKAT DESA
1. PERAN SERTA KARENA TERPAKSA
( HANYA ANCAMAN ATAU SAKSI)
2. PERAN SERTA KARENA IMBALAN ( BAIK
DALAM BENTUK MATERI MAUPUN JASA
3.PERAN SERTA KARENA KESADARAN
( TANPA ADA PAKSAAN

Berdasarkan asumsi-asumsi : (1) Karakteristik


komunitas; (2) Relasi kekuasaan; dan (3) Sikap
dan sistem nilai klien, maka strategi
pengembangan masyarakat (Chin & Benne, 1961)
:
1. Rational-empirical
2. Normative-reeducative
3. Power-coercive

Strategi Pengembangan Masyarakat


dalam Kerangka Paradigm Shift
Meningkatkan kemampuan dan potensialitas warga
dalam rangka membangun semangat berpartisipasi
mereka dalam proses pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang berpengaruh terhadap
kehidupannya dan mengimplementasikan keputusan
tersebut
Mengembangkan pemberdayaan masyarakat BUKAN
mempertahankan hubungan ketergantungan antara
komunitas dengan stakeholder lainnya (pemerintah,
LSM, dan swasta)

Asumsi-Asumsi Dasar
Strategi
Pengembangan
Masyarakat
PRODUCTION CENTERED
PEOPLE CENTERED
ASUMSI

Asumsi tentang
Masyarakat
(Komunitas)

DEVELOPMENT

(Pembangunan
Konvensional)
Berangkat dari pandangan bahwa
komunitas terbelakang, pengetahuannya
rendah, tradisional, dan bodoh
Untuk memajukan mereka diperlukan
pengetahuan dari luar

DEVELOPMENT

(Pembangunan Alternatif)

Komunitas dibangun bukan karena


mereka bodoh dan tidakmampu. Akan
tetapi kemampuan yang tersedia perlu
dioptimalkan agar mereka berkembang
sesuai dengn pengetahuan mereka
Pengetahuan lokal (local knowledge)
dan teknologi tepat guna sebagai basis
pengembangan mereka.

ASUMSI
Konsekuensi
Perencanaan

PRODUCTION CENTERED
DEVELOPMENT

PEOPLE CENTERED
DEVELOPMENT

(Pembangunan Konvensional)
Perencanaan bersifat top-down dan
sentralistis
Direncanakan oleh tenaga ahli atau
akademisi tanpa mempertimbangkan apa
yang dimiliki masyarakat
Lebih mengutamakan perencanaan untuk
pertumbuhan ekonomi. Hal ini didasarkan
pada keyakinan bahwa kemajuan
masyarakat diukur menurut kemajuan
ekonomi semata

(Pembangunan Alternatif)

Lebih menekankan pada aspek


lokalitas
Perencanaan dilakukan secara
otonomi, berdasarkan potensi
lokalitas dengan menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perencanaan
Pemikiran otonomi lebih
ditekankan pada perencanaan
kegiatan berdasarkan kebutuhan
masing-masing

ASUMSI

PRODUCTION CENTERED
DEVELOPMENT

PEOPLE CENTERED
DEVELOPMENT

(Pembangunan Konvensional)

(Pembangunan Alternatif)

Konsekuensi
Perlakuan
terhadap
Masyarakat

Menempatkan birokrat ataupun tenaga ahli


dari luar sebagai pihak yang dilayani
masyarakat karena mereka dianggap telah
berbuat banyak untuk kepentingan komunitas

Menempatkan birokrat ataupun


tenaga ahli dari luar sebagai
pengatur kepentingan masyarakat
dan sebagai aktor yang melakukan
fungsi pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat

Implikasi bagi
Kehidupan
Sosial

Menjadikan masyarakat sangat bergantung


pada pemerintah
Memendam konflik semu yang setiap saat bisa
menjadi ledakan konflik kepentingan

Sejak awal mengakomodasi daya


kritis masyarakat
Masyarakat mampu menolak jika
terjadi tekanan atau eksploitasi dari
luar yang tidak menguntungkan
mereka

Beragam Pendekatan Pengembangan Masyarakat


dapat Diklasifikasikan sebagai 3 basic models
(Rothman, 1970) :
(1) Pembangunan Lokalitas
(Locality Development)
(2) Perencanaan Sosial (Social
Planning)
(3) Aksi Sosial (Social Action

Three Approaches of
Community Development
(Christenson & Robinson, 1989)

1. The Self-Help Approach


2. The Technical Assistance Approach
3. The Conflict Approach

Approaches

Self-Help

Roles of
Change
Agent

Task/Process
Orientation

Facilitator, Process
educator

Typical
Clientele

Middleclass

Speed of
Change

Slow

Sustainability
of Change

Excellent

Technical
Advisor,
Task
Assistance consultant

Leaders, Moderate Good


administra
-tors

Conflict

Poor,
Fast
minorities

Organizer, Process and


advocate task

Weakt

Enam Pendekatan Untuk


Pengembangan Masyarakat
(Long et al., 1973)

1. The Community Approach


2. The Information Self-Help Approach
3. The Special-Purpose, Problem-Solving Approach
4. The Demonstration Approach
5. The Experimental Approach
6. The Power-Conflict Approach

The Community Approach


(CA)
CA berlandaskan kepada partisipasi penduduk
lokalitas
CA menekankan kepada partisipasi anggota
komunitas dalam penetapan & pemecahan masalah
melalui prosedur demokratis & kepemimpinan lokal
Fokus CA adalah kepada unit-loyalty, collective
identity, dan place

The Information Self-Help


Approach (ISHA)
Dalam ISHA beragam informasi dimanfaatkan oleh
partisipan yang berpengetahuan dalam kehidupan
komunitas yang dapat menciptakan perbedaan arahan
& kualitas hidup
Komunitas dikonseptualisasikan sebagai systemic
stream
ISHA menekankan kepada pemahaman yang baik dari
anggota komunitas tentang proses-proses & isu CD

The Special-Purpose,
Problem-Solving Approach
Pendekatan SPPS berlandaskan kepada
(SPPS)

pertimbangan rasional bersama untuk pemecahan


masalah
CD dipandang sebagai suatu expertise yang
mengimplementasikan metode pemecahan
masalah terhadap masalah & kebutuhan spesifik
agar terjadi perubahan yang cepat atas komunitas
tersebut

The Demonstration Approach


(DA)
Dalam DA, CD merupakan proses pengkajian & pengambilan
keputusan kelompok untuk mencapai kesejahteraan sosial,
ekonomi, dan budaya dalam komunitas;
DA menggunakan metode-metode display untuk
menunjukkan prosedur kerja tertentu yang mungkin
menghasilkan sesuatu perubahan; dan
Aplikasi penting dari DA adalah dalam adaptasi model untuk
tujuan-tujuan anggota komunitas

The Experimental Approach


(EA)

EA berlandaskan kepada suatu prinsip bahwa


pengembangan teori tidak dapat dipisahkan dari proses
pengembangan di lapangan;
EA secara metodologis didisain compatible dengan
pendekatan lain dalam CD;
EA menghasilkan suatu framework yang dapat
memverifikasi & menetapkan prosedur CD yang
kemudian dicoba di lapangan

Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut, adalah


a) Cakupan. Semua orang atau semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu

keputusan atau proses proyek pembangunan.


b) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap orang mempunyai
keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa
tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog
c) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuh kembangkan komunikasi dan iklim
berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
d) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai pihak yang terlibat
harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari
terjadinya dominasi.
e) Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak mempunyai
tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan
(sharing power).
f) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, setiap proses kegiatan, terjadi suatu
proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
g) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling
berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan
dengan kemampuan sumber daya manusia

Unsur-unsur dasar partisipasi sosial adalah

Kepercayaan diri masyarakat;

2. Solidaritas dan integritas sosial masyarakat;


3. Tanggungjawab sosial dan komitmen masyarakat;

The Power-Conflict Approach


(PCA)
PCA adalah suatu pendekatan yang didisain untuk

membantu mengembangkan suatu framework yang akan


mensintesis beberapa komponen yang mempengaruhi
intervensi komunitas sehingga mampu menciptakan suatu
unit yang komprehensif & managable;
Dalam PCA kekuasaan dipahami sebagai titik pusat
perubahan komunitas; dan
PCA memandang CD sebagai suatu bentuk intervensi
sosial & memiliki suatu organisasi komunitas yang
menekankan kepada aksi & sumberdaya lokal

Contoh-Contoh Implementasi
Pengembangan Masyarakat
1. Pengembangan Masyarakat Berbasis Gerakan
Keagamaan
2. Pengembangan Masyarakat Berbasis Gerakan
Perempuan
3. Pengembangan Masyarakat Berbasis Penerapan
Teknologi Tepat Guna

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai