PENEDEKATAN PADA
MASYARAKAT
ARDIYANTO
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
OBSERVASI
NON PARTISIPAN
PARTISIPAN
SISTIMATIK
NON SISTIMATIK
NON SISTIMATIK
EKSPERIMENTAL
METODE OBSERVASI
KEUNGGULAN OBSERVASI
METODE OBSERVASI
METODE OBSERVASI
Sederhana
Mudah curiga
Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
Mempunyai sifat kekeluargaan
Lugas atau berbicara apa adanya
Tertutup dalam hal keuangan mereka
Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
Menghargai orang lain
Demokratis dan religius
Jika berjanji, akan selalu diingat
METODE OBSERVASI
Homogenitas Sosial
Hubungan Primer
Kontrol Sosial yang Ketat
Gotong Royong
Ikatan Sosial
Magis Religius
Pola Kehidupan
METODE OBSERVASI
METODE OBSERVASI
KEGIATAN BAKSOS
Partisipatoris
Pendekatan pembangunan partisipatoris harus dimulai dari
orang-orang yang paling mengetahui sistem kehidupan
mereka sendiri
Partisipasi transformasional (bukan partisipasi instrumental):
partisipasi dipandang sebagai tujuan, dan sebagai sarana
mencapai tujuan yang lebih tinggi (swadaya dan
berkelanjutan)
Partisipasi yang dikonstruksikan dalam kerangka good
governance system
rangka
1.
Pesuasif, yaitu pendekatan yang bersifat seruan dan ajakan dengan hikmah
dan bijaksana tanpa dilandasi unsur paksaan dalam bentuk apapun, agar
masyarakat termotivasi untuk berusaha meningkatkan kualitas mereka, baik
dalam hal keberagamaan, ekonomi maupun pembangunan secara umum.
3. Edukatif, yaitu pendekatan yang dalam program maupun pelaksanaan
pengabdian mengandung unsur pendidikan yang dapat mendinamisasikan
masyarakat menuju kemajuan yang dicita-citakan.
4. Partisipatif, yaitu pendekatan yang berorientasi kepada upaya peningkatan
peran serta masyarakat secara langsung dalam berbagai proses dan
pelaksanaan pengabdian
5. Normatif, yaitu pendekatan yang didasarkan kepada norma, nilai, hukum dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Asumsi-Asumsi Dasar
Strategi
Pengembangan
Masyarakat
PRODUCTION CENTERED
PEOPLE CENTERED
ASUMSI
Asumsi tentang
Masyarakat
(Komunitas)
DEVELOPMENT
(Pembangunan
Konvensional)
Berangkat dari pandangan bahwa
komunitas terbelakang, pengetahuannya
rendah, tradisional, dan bodoh
Untuk memajukan mereka diperlukan
pengetahuan dari luar
DEVELOPMENT
(Pembangunan Alternatif)
ASUMSI
Konsekuensi
Perencanaan
PRODUCTION CENTERED
DEVELOPMENT
PEOPLE CENTERED
DEVELOPMENT
(Pembangunan Konvensional)
Perencanaan bersifat top-down dan
sentralistis
Direncanakan oleh tenaga ahli atau
akademisi tanpa mempertimbangkan apa
yang dimiliki masyarakat
Lebih mengutamakan perencanaan untuk
pertumbuhan ekonomi. Hal ini didasarkan
pada keyakinan bahwa kemajuan
masyarakat diukur menurut kemajuan
ekonomi semata
(Pembangunan Alternatif)
ASUMSI
PRODUCTION CENTERED
DEVELOPMENT
PEOPLE CENTERED
DEVELOPMENT
(Pembangunan Konvensional)
(Pembangunan Alternatif)
Konsekuensi
Perlakuan
terhadap
Masyarakat
Implikasi bagi
Kehidupan
Sosial
Three Approaches of
Community Development
(Christenson & Robinson, 1989)
Approaches
Self-Help
Roles of
Change
Agent
Task/Process
Orientation
Facilitator, Process
educator
Typical
Clientele
Middleclass
Speed of
Change
Slow
Sustainability
of Change
Excellent
Technical
Advisor,
Task
Assistance consultant
Conflict
Poor,
Fast
minorities
Weakt
The Special-Purpose,
Problem-Solving Approach
Pendekatan SPPS berlandaskan kepada
(SPPS)
Contoh-Contoh Implementasi
Pengembangan Masyarakat
1. Pengembangan Masyarakat Berbasis Gerakan
Keagamaan
2. Pengembangan Masyarakat Berbasis Gerakan
Perempuan
3. Pengembangan Masyarakat Berbasis Penerapan
Teknologi Tepat Guna
TERIMAKASIH