BAB I Trade Fair and Rental Office Center
BAB I Trade Fair and Rental Office Center
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi di Indonesia sedang mengalami peningkatan yang
besar dari tahun ketahun. Peningkatan ini dapat dilihat dari banyak dan bermacam
macamnya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Salah
satu aktivitas ekonomi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia ini adalah
kegiatan perdagangan.
Struktur pertumbuhan ekonomi Kota
dampak
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
dan
pembangunan
kemasyarakatan
sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Hal ini terbukti dengan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami
peningkatan, Laju pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2001 hingga tahun 2005
mengalami peningkatan rata-rata mencapai 8,15 % pertahun, atau diatas rata-rata
pertumbuhan ekonomi provinsi yang berkisar 6 - 7 %, PDRB perkapital tahun
2005 atas harga dasar berlaku mencapai sebesar 8,74 juta rupiah dan kontribusi
terbesar dalam pembentukan PDRB masih berasal dari sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 24,22 %, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 19,37 %, ini menandakan bahwa pembentukan PDRB telah didominasi
oleh sektor-sektor perkotaan.
Peningkatan aktivitas ekonomi ini perlu diimbangi dengan peningkatan mutu
pelayanan sarana dan prasarana umum yang dikelola oleh pemerintah seperti
sarana jalan umum, sistem pengaturan lalu lintas, pengelolaan sarana dan
prasarana perdagangan umum yang modern dan pasar tradisional. Hal tersebut
dapat terus dikembangkan dengan cara merenovasi bangunan-bangunan yang
kurang layak dan rusak agar semakin lebih baik atau dengan menciptakan wadah
baru dengan fasilitas dan sarana yang lengkap.
Trade Fair Center merupakan salah satu sarana yang dapat mewadahi aktivitas
ekonomi suatu kota. Trade Fair Center merupakan sebuah pusat bisnis
perdagangan yang menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa dengan
menyatukan agen bisnis yang terlibat dalam perdagangan dan diharapkan dapat
memicu perkembangan ekonomi di daerah pelayanannya. Sedangkan fungsi
utamanya adalah menyediakan layanan infomasi, promosi dan transaksi yang
berhubungan dengan kegiatan perdagangan.
Trade Fair bertujuan untuk perbaikan penghidupan produsen melalui hubungan
dagang yang sejajar, mempromosikan peluang usaha dan kesempatan bagi
produsen lemah atau termarjinalisir meningkatkan kesadaran konsumen melalui
kampanye Trade Fair, mempromosikan model kemitraan dalam perdagangan
yang adil, mengkampanyekan perubahan dalam perdagangan konvensional yang
tidak adil, melindungi HAM, pendidikan konsumen dan melakukan advokasi bagi
terciptanya kondisi yang lebih baik, khususnya yang berpihak kepada produsen
kecil sehingga mereka dapat berpartisipasi di pasar.
Dengan melengkapi fasilitas Trade Fair dengan fasilitas perkantoran yang
sinergi dan menunjang aktifias pada Trade Fair sehingga mampu menciptakan
konsep one stop service pada bangunan. Konsep one stop service ini akan
memberikan kemudahan serta efektitas bagi penggunan bangunan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
- Bagaimana Perencanaan Trade Fair and Rental Office Center di kota
sebagai pusat pameran perdagangan, jual-beli dan pusat perkantoran dapat
-
Perencanaan Trade Fair and Rental Office Center di kota sebagai pusat
pameran perdagangan dan pusat perkantoran dapat mendukung aktivitas
penggunan bangunan.
Menciptakan sinergi antara fungsi pameran dagang dan perkantoran pada
Trade Fair and Rental Office Center.
Sasaran:
Sasaran yang ingin dicapai dari perencanaan Trade Fair and Rental Office
Center dikota Kendari ini dapat mewadahi dan menfasilitasi seluruh rangkaian
kegiatan pameran dagang hingga fasilitas perkantoran dengan fasilitas one stop
servise di Kota Kendari dengan pendekatan arsitektur
4. Batasan dan Lingkup
Batasan:
Batasan pembahasan hanya ditekankan pada permasalahan yang terkait dengan
perencanaan dan perancangan Trade Fair and Rental Office Center, yang
berfungsi hanya sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pameran, jual beli
serta perkantoran.
Lingkup Pembahasan:
-
sebelumnya.
Membahas tentang fungsi dari bangunan sebagai wadah untuk kegiatan
pameran dagang, jual-beli, dan perkantoran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Trade Fair
1.1.Pengertian Trade Fair
Trade Fair berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata Trade dan
Fair. Di dalam Oxford Learners Pocket Dictionary (1991) disebutkan bahwa
trade adalah business of buying, selling, or exchanging good or service
atau dalam bahasa Indonesia bermaksud : usaha menyangkut pembelian,
penjualan atau pertukaran barang atau jasa. Sedangkan pameran adalah
show off activity atau dalam bahasa Indonesia bermaksud : suatu kegiatan
menampakan atau memamerkan suatu objek.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, Trade berarti perdagangan,
sedangkan Fair berarti pameran. Secara rinci menurut WJS Poerwadarminta
(1976), pusat berarti pokok, pangkal atau yang menjadi pimpinan, sedangkan
dagang sama dengan perdagangan.
Adapun perdagangan seperti yang tercantum dalam Ensiklopedia Umum
Indonesia berarti keseluruhan kegiatan (aktivitas) yang bersangkutan dengan
kegiatan melancarkan arus barang dan jasa dari penghasil kepada pemakai.
Jadi, pusat perdagangan (Trade Fair Center) dapat diartikan menjadi tempat
yang digunakan untuk melakukan perdagangan sebagai kegiatan utama untuk
melancarkan
arus
barang
dan
jasa.
Barang
yang
dipamerkan
dan
perdagangan
yang
adil,
mengkampanyekan
perubahan
dalam
terhadap suatu produk dari yang seharusnya. Sementara itu, hal yang sama pun
juga dirasakan oleh produsen, terutama produsen yang skala usahanya masih
kecil. Di sinilah kemudian muncul konsep Trade Fair yang berusaha untuk
mengupayakan sebuah kemitraan perdagangan yang didasarkan pada dialog,
transparansi dan respek dari kedua belah pihak. Seiring dengan berjalannya
putaran waktu, konsep Trade Fair ini pun semakin berkembang pula (merujuk
pada definisi dan prinsip-prinsip yang ada dari The International Trade Fair
Association IFAT ).
Ten Thousand Villages dan SERRV International adalah dua LSM yang
memulai pengembangan rantai perdagangan Trade Fair di negara berkembang.
Produknyaanyaman dan rajutandijual di gereja atau bazar di Amerika.
Saat itu, gerakan ini dipandang sebagai donasi dunia barat bagi penduduk
miskin negara berkembang.
Inisiatif ini terus berkembang, bahkan konsep dasarnya mengalami
pergeseran. Tak hanya sebagai donasi, ketika sebagian kecil masyarakat dunia
barat menilai telah terjadi eksploitasi harga dalam perdagangan antara negara
mereka dan negara dunia ketiga, mereka ingin memperbaikinya dengan
memberi harga lebih adil. Sekitar tahun 70-an, sejumlah petani kopi skala
kecil di Meksiko yang sangat bergantung pada pihak lain (pengumpul,
pedagang, dan pengolah) dalam rantai perdagangan kopi mengembangkan
label/sertifikasi Trade Fair untuk kopi mereka. Nama yang diberikan adalah
Max Havelaar. Dalam percobaan awal ini, dibuka hubungan langsung antara
pengolah kopi dan pengecer di Belanda dengan koperasi petani kopi di
Meksiko. Kini selain sebagai sebuah gerakan, Trade Fair populer sebagai
label/sertifikat yang disematkan pada produk yang dijual. Ini menjadi semacam
jaminan dan transparansi lebih bagi konsumen bahwa produsen skala kecil
mendapatkan harga yang adil. Dari sisi produsen, sertifikasi memperbesar
akses mereka terhadap pasar ekspor.
Sejak pertengahan 80-an, gerakan Trade Fair telah berkembang secara
signifikan di dunia barat yang menjadi pasar utamanya. Tahun 2005, penjualan
produk Trade Fair di tingkat global mencapai 1,1 milyar euro. Ini
menunjukkan pertumbuhan sebesar 30 persen lebih selama tahun 2004. Saat
ini, produk-produk berlabel Trade Fair tak hanya dijual di toko khusus tetapi
mulai juga dipajang di rak supermarket. Jenis produknya pun makin beragam.
Meski permintaan untuk produk-produk berlabel Trade Fair lebih banyak
tumbuh di dunia barat, saat ini kita bisa melihat bahwa pada pasar lokal di
seluruh dunia sudah mulai ada upaya menciptakan perdagangan yang lebih adil
bagi produsen.
Pada periode yang sama, pasar produk organik juga mengalami
pertumbuhan yang stabil. Perdagangan barang-barang organik dengan label
Trade Fair sering disebut sebagai fair and green trade.
1.4.Prinsip-Prinsip Trade Fair
Trade Fair sebagai sebuah alternatif menawarkan kondisi perdagangan yang
lebih baik bagi produsen kecil dan melindungi hak mereka yang selama ini
terpinggirkan. Trade Fair membantu produsen kecil untuk memperoleh
kehidupan yang layak melalui peningkatan pendapatan, melindungi hak
produsen kecil atas akses ke pasar, menyalurkan aspirasi & pendapat mereka,
tidak diskriminatif terhadap perempuan yang selama ini menjadi warga kelas
dua dan korban langsung atas perdagangan yang tidak adil, juga melindungi
lingkungan dari kerusakan karena minimnya penggunaan bahan-bahan
kimiawi.
Dengan mekanisme Trade Fair, konsumen bersedia menghargai jerih payah
produsen yang selama ini tidak pernah diperhitungkan (misal: pemeliharaan
tanaman, mengusir burung, menjemur padi, dsb) sebagai komponen biaya
produksi dalam sistem perdagangan konvensional. Sebagai salah satu bentuk
apresiasi konsumen atas jerih payah produsen, mereka tidak keberatan untuk
membeli harga premium (yang meliputi biaya produksi ditambah biaya untuk
reinvestasi) yang ditawarkan oleh produsen.
Diperlukan sebuah kemitraan perdagangan yang dilandaskan pada dialog,
transparansi dan respek yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan yang
seimbang (bagi Dunia Ketiga) di dalam perdagangan internasional. Trade Fair
memberikan sumbangan bagi pembangunan yang berkelanjutan dengan
menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik dan melindungi hak dari
produser dan buruh yang terpinggirkan, terutama di Selatan.
pedagang, seperti Hak Guna Bangunan pada rumah atau ruko, sehingga tidak
mempunyai kendala waktu. Sistem yang diberlakukan adalah sistem strata
dengan menjual per-meter persegi maka ruangan toko yang disediakan tidak
terlalu besar, karena semakin besar akan semakin mahal harga jualnya.
Akibatnya, ruangan yang disediakan lebih banyak berukuran 10 m2 agar harga
jualnya tidak terlalu mahal.
Ukuran kios yang kecil mengakibatkan jumlah unit yang tersedia juga
banyak sehingga efisiensinya rendah, tetapi jumlah unit akan lebih banyak.
Plaza/mall mempunyai fungsi sebagai saluran distribusi terakhir dan target
konsumen terakhir. Barang dagangan yang dijual satuan dan siap dipakai.
Adapun Trade Fair Center adalah sebagai saluran distribusi dari produsen ke
pedagang atau produsen lainnya, jadi barang yang dijual dalam jumlah besar
bisa bahan mentah, setengah jadi atau barang jadi. Harga yang langsug dari
produsen/pabrik, mengakibatkan harga jual menjadi berbeda dari toko-toko di
mall/plaza sampai lebih dari 50%. Begitu juga untuk barang impor, karena
banyak importir yang membeli toko di Trade Fair Center berpeilaku sebagai
pedagang juga. Sistem kepemilikan yang berstatus hak milik, dengan harga
yang relatif masih terjangkau serta biaya perawatan/service charge lebih
rendah dari plaza/mall, begiitu juga luas toko yang lebih kecil, membuat harga
jual produk menjadi lebih murah. Pada tahun 1970 sampai awal 1980,
bermuculan pusat perbelanjaan yang disebut plaza dengan menyediakan
ratusan toko yang disewakan kepada pengusaha supermarket, departement
store serta toko-toko untuk berdagang sepatu, garmen, tekstil dan restoran fast
food yang masuk Jakarta, yang dilengkapi cinema yang dikenal dengan Cinema
21.
Plaza yang dibangun cenderung memakai koridor/selasar. Adapun atrium
sebagai pusat aktivitas berada di tengah gedung dan dikelilingi toko-toko yang
menjadi lokasi srategis. Toko-toko di selasar kedua kurang dikunjungi
pengunjug sehingga banyak toko di selasar ini menutup usahanya. Melihat
rancangan plaza yang kurang efektif, menimbulkan perubahan arus pengunjung
yang merata ke setiap toko. Pada awal tahun 1990-an dibangun Pondok Indah
Fair Center adalah aktifitas pameran dagang yang mana menjadi aktivitas yang
paling menonjol dan membedakan pada konsep mall maupun plaza.
2. Tinjauan Pameran
2.1. Pengertian Pameran
Secara harfiah pameran berarti pertunjukan atau hal memperlihatkan.
Sehingga dapat diartikan bahwa pameran merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk memperlihatkan atau mempromosikan suatu barang hasil
produksi kepada konsumen sebagai target pemasaran.
2.2. Fungsi Pameran
Fungsi dari ruang pameran adalah sebagai tempat untuk mengadakan
pertunjukan atau memamerkan suatu barang dan jasa dengan tujuan
mempromosikan dan memberikan informasi tentang produk tersebut, sehingga
orang lain menjadi tertarik dan menggunakannya. Secara khusus, fungsi dari
ruang pameran dapat dijabarkan sebagai berikut :
-
kepada konsumen.
Sarana informasi akurat yang mudah diakses oleh konsumen mengenai
hanya
oleh pembeli.
Pameran Modern (pameran murni), yaitu pameran yang tidak
memperjualbelikan produk yang dipamerkan secara langsung, jadi
transaksi hanya melalui pesanan atas barang yang dipamerkan.
penyelenggara.
Pameran berkala, yaitu pameran yang penyelenggaraannya berkala
setiap tahunnya dan biasanya dilaksanakan selama satu mingu setiap
ruang pamer.
Display per stan, Beberapa pengusaha kecil yang memproduksi
barang sejenis/produkproduk yang masih berkaitan, di antaranya
penyelenggara pameran.
Trade show, Yaitu kegiatan pameran yang dilaksanakan untuk tujuan
dagang murni. Biasanya dilakukan oleh suatu asosiasi dan punya
sasaran pengunjung khusus. Kegiatannya diselenggarakan di pusatpusat konvensi/gedung serbaguna dan penyelenggaranya diikuti
f. Menurut setting
Menurut setting-nya, ada dua jenis pameran, yaitu :
-
2.4.
Aktivitas
a. Aktivitas utama
b. Aktivitas Penunjang :
Aktivitas penunjang merupakan kegiatan pelayanan, yang dapat
dikelompokkan menjadi :
Aktivitas pelayanan umum:
Aktivitas Pengelolaan :
Promosi kepada pihak luar yang berkepentingan dengan segala hal
mengenai perdagangan.
Melakukan kerjasama dengan Profesional Exhibition Organizer
sebagai penyelenggara pameran.
Memberikan pelayanan kepada pengguna pusat perdagangan
2.5.
b. Penyewa
Pihak individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas
komersial untuk usaha maupun pameran yang disediakan dengan sistem
sewa. Penyewa terbagi atas 3 macam :
a. penyewa kecil (sMalll tenant)
b. penyewa sedang (medium tenant)
c. penyewa besar (large tenant), yang sekaligus dapat berfungsi
sebagai anchor. Penyewa ini menempati ruang untuk kegiatan antara
lain perdagangan komputer, pameran komputer dan teknologi,
kegiatan kursus program komputer, warnet, dan kegiatan penunjang
lain seperti pujasera, game center, bank (ATM).
c. Pengunjung
Pihak yang mengunjungi gedung dengan tujuan masing-masing antara
lain:
-
2.6.
para penyewa.
Common floor area, merupakan area yang disewakan sebagai
mesin, dsb.
e. Menurut Bentuk Denah
- Cellular System, bangunan berbentuk memanjang dengan koridor
sepanjang bangunan. Sistem ini memiliki privasi yang tinggi pada
-
ruang-ruangnya.
Group Space System, bangunan terdiri dari ruang-ruang yang
berukuran sedang yang mampu menampung 5 15 orang pegawai
yang saling berkerja sama. Pembagian ruang-ruang umumnya
yang
fleksibel
menurut
kebutuhan
pemakainya
sehingga
terluar <8m
Medium Depth Space, bangunan kantor dengan jarak koridor hingga
dinding terluar 8 10 m
Deep Space, bangunan kantor dengan jarak koridor hingga dinding
terluar 11 19 m.
Very Deep Space, bangunan kantor dengna jarak koridor hingga
dengan
bahan
penyerap
bunyi
untuk
menghindari
Kebutuhan Pencahayaan
Lux
Foot Candle
Sirkulasi
150
13,935
200
18,581
300
27,871
500
46,451
750
69,677
1000
92,903
1500
139,355
278,709
d. Penghawaan
Penghawaan untuk kegiatan rutin di perkantoran pada umumnya
menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu AC (Air Conditioner),
karena dalam pengaturan suhu dapat diatur sesuai kebutuhan dan tidak
dipengaruhi faktor eksternal seperti iklim dan cuaca. Namun untuk faktor
kesehatan pekerja kantor, maka ruang kantor memiliki bukaan yang
memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara berkala.
4. Tinjauan Studi Banding
Hong Kong Convention and Exhibition Center6
Hong Kong Convention dan Exhibition Centre (HKCEC) adalah salah satu
tempat dari dua tempat konvensi dan pameran terbesar di Hong Kong, terletak
di Wan Chai Utara, Pulau Hong Kong. Hong Kong Convention dan Exhibition
Centre ini, dibangun di sepanjang Victoria Harbour. Hong Kong Convention
dan Exhibition Centre ini, terhubung dengan fasilitas pejalan kaki yang dimana
terdapat hotel dan bangunan komersial di sekitarnya. Bangunan ini dirancang
oleh Skidmore, Owings & Merrill LLP.