A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para
ahli. Menurut WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila
tekanan darah diatas 160/95 mmHg, sementara menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita, Jakarta dan Prof.Dr.Budhi Setianto yang
menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih
besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali atau lebih pada
pemerikasaan yang berbeda. ( Sarif La Ode, 2012)
Hipertensi merupakan bila tekanan darahnya jauh melebihi batas
normal, batas normal tersebut 120/80 mmHg yang berati tekanan
sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. ( Susilo dan
Wulandari, 2011)
Hipertensi merupakan jika tekanan darah diantara 140/90 dan 160/
90 mmhg
( Beavers, 2008).
2. Etiologi Hipertensi
Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), faktor- faktor yang
menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum. Salah satu saja
mengenai tubuh maka dengan mudah menderita hipertensi :
a. Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya
dibuang karena bersifat racun. Sisa-sisa pembungan
didalam saluran darah akan mengahambat kelancaran
peredaran darah. Hal tersebut mengakibatkan jantung
terpaksa bekerja lebih keras untuk membantu perjalanan
darah melalui saluran yang tersumbat. Hal tersebut
mengakibatkan
pembesaran
jantung
dan
selanjutnya
hipertensi. Baiknya
mulai
bertambah
usia.
Bukan
berati
takut
dengan
saraf
simpatik.
Adapun
stres
ini
dapat
personal.
Stres
tiada
hanya
memicu
berat,
salah
satunya
hipertensi.
Penelitian
dijumpai
peningkatan
tekanan
darah
sesuai
hipertensi
khususnya
dan
penyakit
resistensi
mengakibatkan hipertensi
sistolik.
d. Perubahan ateromatous
Akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang
berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan substansi
kimiawi lain yang kemudian menyebabkan resorbi natrium
di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh
darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan
kenaikan tekanan darah.
4. Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi menurut Suslio dan Waulandari ( 2011), pada
sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, berepa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi padahal
sesungguhnya bukan hipertensi. Gejala yang dimaksusd adalah
sakit kepala, pendarahan dari hidung (mismisan), migren atau sakit
kepala sebelah, wajah kemerahan, mata bekunangkunang, sakit
tengkuk dan kelalahan. Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang-kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertenis yang memerlukan
penanganan segera. Apabila tidak ditangani keadannya akan
semakin parah dan dapat memicu kematian.
5. Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi menurut Beavers ( 2008), pembuluh darah mirip
dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus- menerus, arteri
yang mengalirkan darah keluar dari jantung harus menahan
tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan keluar. Jika tekanan
darah lebih tinggi dari biasannya selama bertahun tahun seperti
pada hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut
menjadi rusak, lapisan pada arteri menjadi kasar dan tebal, pada
akhirnya terjadi penyempitan sehingga menjadi kurang lentur dari
sebelumnya. Jika arteri menjadi terlalu sempit darah tidak dapat
melaluinya denga benar, dan bagian yang bergantung pada arteri
tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan darah
dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi
peningaktan kecenderungan darah membeku , yang dapat
menyebabkan penyumbatan total pada arteri sehingga bagian tubuh
yang dialayaninya menjadi mati.
6. Komplikasi Hipertensi
Menurut Susilo dan Wulandari (2011), komplikasi hipertensi anatar
lain :
a. Hipertensi merusak ginjal, hipertensi adalah salah satu
penyebab penyakit ginjal kronis. Hipertensi membuat ginjal
harus bekerja lebih keras, akibatnya sel-sel pada ginjal akan
lebih cepat rusak.
b. Hipertensi merusak kinerja otak, kinerja otak juga bisa
terganggu dari adanya hipertensi yang disebabkan oleh
adanya pembentukan lepuh kecil pada pembuluh darah di
otak ( neurisma) yang selanjutnaya akan menyebabkan
terjadinya stroke dan gagal jantung karena terjadinya
penyempitan dan pengerasaan pembuluh-pembuluh darah
yang ada di jantung.
c. Hipertensi merusak kinerja jantung, tekanan darah tinggi
dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan
secara rutin maka hal ini dapat membawa si penderita ke
dalam
Mengungkapakan
retina
kerusakan,
pada
belakang
penyempitan
mata.
pembuluh-
7. Pencegahan Hipertensi
Hipertensi tidak akan muncul begitu saja. Naiknya tekanan darah,
biasanya merupakan akumulasi dari sikap hidup yang tidak sehat
dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Sebenarnya untuk
melakukan pencegahan hipertensi dalam berbgai penyakit secara
umum yaitu adanya pola makan sehat dan pola hidup sehat.
Menurut Susilo dan Wulandari (2011) , pencegahan hipertensi
antara lain :
a. Pola makan sehat
Pola makan sehat
adalah
makan-makanan
yang
makanan
yang
mengandung
garam.
bila
menderita
diabetes,
pengendali
diabetes
yang
memicu
menyebabkan
tekanan
darah
naik
dan
memicu
terjadinya hipetensi.
8) Kurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
dan perbanyak aktiviatasn fisik untuk mengurangi berat
badan.
9) Konsumsi minyak ikan, karena peningkatan konsumsi
minyak ikan yang mengandung asal lemak ( omega)
dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
terutama bagi mereka yang menderita diabetes. Suplai
kalisum, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan
darah
tetapi
kalsium
juga
cukup
2011)
membantu
untuk
besar
untuk
pada
penderita
diabetes,
d.
e.
dengan baik.
Kalau pengobatan dengan pengubahan pola hidup
termasuk tidak mampu mengatasi hipertensi, dapat
memilih pengobatan yang paling sesuai atau yang paling
disenangi, pengobatan bisa dengan pengobatan tradisional
dan pengobatan moderen.
9. Pengobatan Tradisional
Menurut Susilo dan Wulandari (2011), berikut ini adalah bahanbahan alami yang sudah terbiasa dan terbukti ampuh untuk
mengobati hipertensi :
a. Mengkudu cara mengkonsumsinya bermacam-macam ada
yang suka membuat sebagai jus dengan campuran es dan
gula secukupnya, mengemasnya dalam bentuk jamu
mengkudu kalau mau praktis sekarang ini juga banyak jusb.
c.
d.
e.
f.
g.
hipertensi,
diuretika
membantu
untuk
ginjal
darah
Pengahambat
adrenergik,
beta-blocker
yang
efektif
kepala migren.
Anglotensin converting enzyme inhibator ( ace-inhibitor),
obat ini efektif diberikan pada orang kulit putih, hipertensi
usia muda, penderita gagal jantung, penderita dengan
protein dalam air kemih yang disebabkan oleh penyakit
d.
e.
f.
lainnya.
Obat-obat hipertensi lainnya adalah jenis obat-obat
tertentu yang digunakan dalam kondisi khusus. Misalnya
saja hipertensi maligma yang memerlukan obat penurun
tekanan darah dengan segera. Sebagai obat yang segera
bisa menurunkan tekanan darah obat tersebut antara lain
adalah : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, dan
labetalol. Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan
kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral
( ditelan)
DAFTAR PUSTAKA