Ginekologi Dukun

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

GINEKOLOGI DUKUN

Kegelapan rahasia, yang menyelubungi pekerjaan sang dukun, mempersulit upaya untuk
mendapatkan informasi mengenai hal itu.
Apa yang diceritakan oleh sang dukun sendiri, kurang dapat dipercaya, karena berbohong
pada orang Jawa hampir tidak dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, tetapi sebagi sebuah cara
untuk menguji banyak atau sedikitnya pengetahuan dari orang yang dibohongi. Ketika saya
mengetahui bahwa seorang dukun telah melakukan kebohongan besar, dia menjawab sambil
tertawa ramah: Tuan pintar sekali.
Dengan situasi-situasi seperti ini, penelitian ilmiah lebih tampak seperti pekerjaan seorang
detektif, yang mengumpulkan alat-alat bukti yang diperlukan.
Satu-satunya tindakan terhadap vagina yang dilakukan oleh dukun, yang saya temukan
jejaknya, adalah tampon intravaginal menggunakan bagian-bagian tumbuhan segar. Ini dilakukan
baik untuk menghentikan maupun untuk memicu terjadinya pendarahan: pada akhirnya juga dengan
fluor, jika sangat mengganggu dan bau, sebagaimana dengan carcinoma.
Beberapa kali saat penyelidikan saya menemukan tampon semacam itu dalam kondisi utuh
atau sebagian. Bagian tumbuhan yang dibuang itu seringkali memiliki aroma yang kuat; saya sering
tidak bisa mengidentifikasi tumbuhan apa itu: kebanyakan itu adalah bagian dari tumbuh-tumbuhan
yang direbus. Hanya sekali saya tahu itu adalah daun-daun pohon asam jawa.
Efek dari bahan-bahan yang digunakan seringkali tampak sangat baik. Pada seorang
perempuan Eropa dengan carcinoma yang tidak dapat dioperasi dan cairan berbau kuat, yang selain
konsultasi dengan dukun, juga pernah beberapa kali konsultasi dengan saya, dapat saya nyatakan
bahwa fluornya setelah beberapa waktu berhenti, dan baunya hilang. Tampon-tampon yang
digunakan memiliki aroma yang kuat seperti daun-daun salam. Tetapi kesembuhan semu itu tidak
berlangsung lama dan pendarahan hebat kembali dialami pasien, yang kemudian saya lakukan
tindakan dengan ferrum candens, sampai pada akhirnya kematian mengakhiri penderitaan itu.
Saya tidak akan mengatakan mengenai sifat bahan-bahan yang digunakan untuk aborsi.
Melihat efeknya, tampaknya terutama adalah obat cuci perut yang kuat.
Kina juga sering digunakan sebagai obat aborsi, dan seperti yang terlihat hasilnya cukup baik.
Pekerjaan utama dukun, yang menjadi keahlian mereka, adalah memijat.
Sudah lama diketahui bahwa dukun-dukun itu memiliki sebuah cara untuk mencegah
kehamilan maupun mengatasi kemandulan. Seperti apa ini tidak dapat ditunjukkan dengan
kepastian, karena baik para dukun maupun para pihak yang berkepentingan tidak ada yang
membocorkan rahasia itu.
Lewat banyak jalan memutar saya berhasil menemukannya. Menurut pendapat beberapa
kolega maupun bidan-bidan yang lebih tua, tindakan itu berupa memutar rahim dengan tangan dari
luar. Tindakan itu disebut angkat perut, sebuah tindakan yang juga digunakan untuk lumbal pada
saat proses melahirkan. Dengan cara ini tidak dapat diketahui apa yang dimaksud oleh dukun
sebenarnya dengan angkat perut itu.
Pada seorang perempuan yang dirujuk kepada saya akibat tindakan itu, yang sebelumnya
sudah dikaruniai banyak anak, karena dukun mengira dia tidak lagi menginginkan anak, kemudian

melakukan angkat perut secara berlebihan, sehingga perempuan itu menjadi steril, yang baru
disadari kemudian.
Pada tahun 1888 saya berkesempatan untuk meneliti seorang perempuan yang sebelumnya telah
melakukan angkat perut, dengan tujuan mencegah kehamilan selanjutnya.
Tindakan itu menimbulkan efek-efek samping luar biasa, yang kemudian membawanya kepada saya.
Saya menemukan adanya inkarserasi retrofleksi puerperal uterus dengan retensi urin.
Setelah pengosongan kandung kemih, fundus uteri dihilangkan dengan mudah dari rektum, setelah
itu kembali ke dalam posisi normal dan terus di dalamnya.
Menurut pengakuan perempuan itu, dan berita-berita senada yang saya dengar kemudian,
manipulasi-manipulasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Perut ditekan ke bawah sedikit di atas simfisis dengan jari terentang kaku.
Kemudian dengan kedua tangan sedikit di atas Poupart diangkat dengan kuat ke atas, sehingga otototot perut mengendur sepenuhnya.
Sekarang kedua tangan memegang rahim dari samping, dan menarik ke depan, sementara ibu jari
menekan fundus dengan kuatnya melewati promonotorium.
Baik gerakan terakhir ini, maupun tekanan di atas simfisis menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
Seluruh tindakan ini sangat mirip dengan pengangkatan uterus, melalui metode pijat Lyftningar
dari Thure-Brandt. Jadi sekali lagi disini ungkapan lama dari Ben Akiba mendapatkan penegasan.
Berdasarkan laporan dari perempuan tersebut, ditambah dengan temuan yang saya laporkan, tetapi
terutama karena turunnya kembali uterus ke posisi normal tanpa alat bantu, saya percaya bahwa
rahasia dukun, berkaitan dengan munculnya sterilitas adalah retrofleksi uteri buatan yang dilakukan
dengan tangan dari luar.
Banyak penelitian baru menegaskan pendapat ini sepenuhnya. Terutama dalam hal ini pernyataanpernyataan dari para perempuan Eropa menjadi penting, yang menunjukkan bahwa waktu yang
dipilih untuk angkat perut adalah beberapa hari pertama setelah keguguran atau setelah
kelahiran, karena pada saat itu hasilnya paling meyakinkan. Menurut pernyataan dari beberapa
orang, keguguran dipicu oleh pijatan yang berulang-ulang selama beberapa hari berturut-turut pada
kehamilan, dan setelah itu dilanjutkan dengan angkat perut.
Setelah saya mulai mengetahui sendiri metode ini, sekarang melalui penelitian lebih jauh saya ingin
mengetahui: yang pertama apakah metode ini masih dapat dilakukan, kemudian apakah memang
benar-benar membuat steril, dan yang terakhir akibat-akibat apa yang bisa ditimbulkan bagi
kesehatan.
Untuk menjawab poin pertama, sangat penting peranan 1750 penari Jawa, yang saya periksa. Profesi
mereka, menuntut agar kesenangan-kesenangan tidak menyebabkan kehamilan, itulah kenapa bisa
diasumsikan, semua orang itu tanpa terkecuali telah mencobanya, karena mereka dalam hal ini
sebisa mungkin ingin mendapatkan kepastian.
Dari 1750 perempuan yang telah saya periksa, 976 diantaranya, jadi sekitar 55% menderita
retroflexi uteri. Dalam banyak kasus dengan mudah saya berhasil mengembalikannya ke dalam

uterus melalui tekanan ringan di atas fundus dalam posisi normal. Tidak diragukan lagi sebagian
besar retrofleksi- ini muncul karena dibuat.
Di antara 45% perempuan yang tidak menderita retrofleksi, paling banyak saya temukan virginale
uteri ringan, tumor-tumor yang dalam, peradangan pada jaringan ikat panggul, singkatnya yang
mengurangi mobilitas dan letak uterus baik dalam jumlah besar maupun kecil.
Jika mengacu kepada hipotesis yang paling mungkin, bahwa 1750 perempuan yang diteliti itu
seluruhnya menjalani proses sterilisasi secara sadar, maka kesimpulannya hanya 55% dari kasuskasus itu dengan manipulasi yang berhasil, dan 45% sisanya tidak berhasil.
Pertanyaan kedua adalah, apakah dengan retroflexio uteri buatan sterilitas masih tetap terjadi. Saya
harus menyangkal pertanyaan ini. Memang retrofleksio mempersulit konsepsi, tetapi bukan
membuatnya tidak mungkin. Sebanyak 75% perempuan Eropa dengan retroflexio uteri, yang
mengaku telah melakukan angkat perut, 13 diantaranya menderita retroflexio uteri gravidi, jadi
sekitar 20% tetap bisa hamil. Mengenai bahaya angkat perut dapat saya katakan, bahwa saya pernah
menangani seorang perempuan yang telah melakukannya, yang setelah manipulasi berkembang
gangraen uterus dan peritonitis umum mematikan.
Berkaitan dengan kasus tersebut, Dr. Van Buuren dari Djombang memberikan laporan kepada saya:
Hasil investigasi saya:
Untuk membuat steril, dukun melakukan angkat perut, suatu metode untuk memanipulasi retroflexio
uteri dengan gerakan tangan dari luar. Metode ini hanya berhasil pada sekitar setengah dari kasuskasus itu, dan tidak selalu berhasil mencegah kehamilan dan sering membahayakan jiwa, terutama
bila dilakukan tak lama setelah melahirkan.
Pemulihan kesuburan menurut pendapat saya dilakukan dengan reposisi buatan dari uterus ke posisi
normal.
Seorang dukun yang saya percayai, menegaskan keraguan ini dan menyatakan diri siap
melakukannya di hadapan saya. Uterus dari seorang perempuan dengan retroflexio uteri mobilis
berhasil dengan mudah dimasukkan dalam retroflexio melalui gerakan tangan dari luar dan
kemudian dikembalikan lagi. Tetapi ketika saya dengan gerakan tangan dari luar mencoba membawa
uterus dalam retrofleksi kuat, ternyata tidak mungkin lagi mengembalikannya ke posisi normal.
Setelah saya melakukannya, kemudian pessar dipasang, dukun memastikannya melalui otot perut
disekitar lokasi yang langsung dikenalinya. Dia mengaku kepada saya bahwa reposisi sangat sulit,
sering gagal, tetapi dapat mencegah kehamilan, jika perempuan itu meyakininya.

Pada perempuan Jawa pemahaman atas sugesti juga terlihat samar-samar.


Ketika sekarang dukun, yang sudah terkenal karena ketepatannya, dalam kasus yang mudah harus
berusaha keras membawa rahim ke posisi normal, tetapi setelah saya membuat kasusnya sedikit
sulit, dia tidak dapat melakukannya lagi, sehingga menurut saya sebagian besar kasus yang dibuat
subur kembali oleh dukun tidak berhasil, dan jika perempuan-perempuan itu hamil lagi, itu bukan
berkat ketepatan dukun.
Selain angkat perut yang lebih rumit, pijatan dukun terdiri atas urut dan pijat, gerakan-gerakan
yang dengan cara-cara yang sangat berbeda dikombinasikan sesuai tujuan tertentu. Seperti dulu

yang telah saya sampaikan, mereka berlatih untuk menerapkan pijatan pada kasus-kasus yang tidak
bersifat ginekologis, seperti rematik, neuralgia, keseleo, luxatio, dsb.
Baik urut maupun pijat dilakukan tanpa mengolesi kulit dengan lemak atau minyak sebelumnya.
Paling banter hanya dalam kasus yang sangat sedikit dan oleh dukun-dukun yang sangat tua dan
percaya tahayul digunakan air liur.
Jari- jari biasanya diluruskan. Ketepatan, ruas-ruas jari bebas menekuk dan merenggangkan sendi,
kelenturan yang luar biasa dari semua bagian tangan, indra peraba yang terlatih, ditambah dengan
tenaga besar dan persisten, membuatnya mampu menentukan diagnosa yang baik dan menerapkan
keahliannya pada gradasi yang paling baik.
Dari sudut pandang ginekologi, selain pijat yang berlangsung lama untuk induksi keguguran yang
telah disebutkan, layak juga untuk menyebut hasilnya dalam pengobatan tumor ovarium. Orang
dapat berasumsi bahwa semua tumor ovarium sebelum dilakukan operasi, pada awalnya sudah
lama berada di bawah penanganan dukun, setidaknya itulah yang biasanya dilakukan oleh semua
pasien Eropa saya.
Dengan sendirinya neoplasma tidak pernah dapat disembuhkan, meskipun ada kemungkinkan
perkembangan tumor dapat dibatasi.
Penurunan ukuran tumor ovarium melalui pijat sudah pernah diumumkan oleh Winiwater pada
tahun 1878.
Saya mungkin tidak dapat melakukan pengamatan tersebut di Jawa, tetapi ada dua hal pada tumor
ovarium yang menarik perhatian saya, yang kemungkinan besar mengarah kembali pada pengaruh
pijat.
Pertama menurut saya pada semua tumor ovarium terdapat adhesi-adhesi menetap yang luar biasa
dan banyak pada organ-organ didekatnya, yang sangat jarang dijumpai pada perempuan berdarah
murni Eropa, yang tidak mempercayai kebiasaan-kebiasaan pribumi. Tetapi kemudian saya bisa
menyimpulkan, bahwa di antara 164 tumor ovarium pada perempuan-perempuan Jawa yang telah
saya pelajari, tidak ada satupun yang menunjukkan pembentukkan sel induk yang jelas; semua
kurang lebih telah berkembang secara intraligamenter dan mencapai jauh ke dalam panggul.

Dari: De Vrouwen op Java: eene gynaecologische studie, Carl Heinrich Stratz, Amsterdam : Scheltema
& Holkema, 1897, hal. 42-47.
Diterjemahkan oleh: Fitri Nurendyah, Sri Mujiyati, Tantri Swastika. Penyunting: Vini Widiniasih

Anda mungkin juga menyukai