BAB II
KAJIAN PUSTAKA
10
11
12
13
dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Boreham dkk., 2006; perry,
2008)
Saat beraktivitas kenaikan frekuensi denyut jantung lebih lama. Setelah
beraktifitas fisik, denyut jantung, pernapasan dan pembuluh darah akan lebih
cepat kembali ke keadaan normal dari pada orang yang tidak terlatih (Boreham
dkk., 2006). Efek akibat terciptanya peningkatan kebugaran fisik pada daya tahan
kardiovaskuler yaitu terjadinya pembesaran otot jantung sehingga ukuran jantung
meningkat, isi darah sekuncup perdenyut jantung bertambah sehingga volume
yang dipompakan keseluruh tubuh lebih banyak, (denyut jantung orang yang
terlatih 6-8 kali lebih sedikit dari yang tidak terlatih) dan peningkatan tekanan
darah lebih sedikit (Boreham, 2006 )
2.1.2.2. Daya tahan otot (Muscular Endurace)
Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan
ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus, dalam waktu yang relatif lama
dengan beban tertentu (Borcham, 2006). Jika otot tidak kuat dan daya tahannya
kurang baik maka tidak akan tercapai tujuan pelatihan (Chander dan Brown,
2008). Seseorang dengan keterampilan yang tinggi sekalipun tidak ada artinya
tanpa dukungan oleh daya tahan yang baik (Nala, 2011).
Faktor penentu daya tahan otot meliputi : jenis fibril otot, kualitas
pernapasan dan peredaran darah, proses metabolisme dalam otot dan kerja
hormon, pengaturan sistem saraf pusat maupun sistem saraf perifer, kekuatan
maksimal ledak dan power endurance, koordinasi gerakan otot, irama gerakan,
susunan serat otot, dan jenis kelamin (Tozeren, 2000 ).
14
15
gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya ( Chandler dan Brown,
2008 ). Semakin tua usia seseorang kelentukan akan semakin menurun yang di
sebabkan karena elastik otot semakin berkurang (Nala, 2011).
Ketentuan membuat sendi-sendi dapat digerakkan dengan baik dan
sepenuhnya ke segala arah yang diinginkan (Chandler dan Brown, 2008).
Kehilangan kelentukan berarti mengurangi efisiensi gerakan dan kemungkinan
terjadi cidera sangat besar (Nala, 2011).
Menurut Parks dan Beverly (1990) pelatihan-pelatihan kelenukan sangat
penting dan perlu dilaksanakan karena dapat memperbaiki keluwesan dan
kekenyalan, mengembangkan aliran darah yang lebih efisien dalam jaringan
kapiler untuk mengurangi cidera. Pelatihan senam adalah pelatihan yang cocok
untuk meningkatkan ketentuan bergerak (Anonim, 2009).
2.1.2.5. Komposisi tubuh ( Body Composition)
Komposisi tubuh adalah komponen yang menggambarkan perbandingan
bagian tubuh yang secara metabolisme aktif terutama otot di bandingkan dengan
bagian yang kurang aktif yaitu lemak (Tozeren, 2000). Komponen tubuh dihitung
dengan menggunakan perhitungan IMT atau Indeks Massa Tubuh (Sudarssono,
2008; Tozeren, 2000). Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa
lemak dan berat lemak. Makin kecil persentase lemak makin baik kinerja
seseorang (Berger, 1982, Tozeren, 2000) membuktikan bahwa jumlah porsi
muscle mass dan lemak yang rapat akan menambah kekuatan.
Tubuh yang mempunyai berat jenis yang tinggi berarti massa ototnya
banyak sedangkan kadar lemak relatif lebih kecil. Secara garis besar indeks massa
16
tubuh di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kebugaran tubuh, ras, asupan nutrisi
serta rasio pinggang atlit yang sesuai dengan kesehatan estimasi tingkat minimum
dari lemak tubuh adalah 5% untuk pria dan 12% untuk wanita (Anonim, 2012).
2.1.2.6. Kecapatan (Speed)
Menurut torzern (2000) kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah
atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke titik lainnya atau
untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta berkesinambungan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Harsono (2003) mengatakan kecepatan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan yanng sejenisnya secara berturut-turut dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan merupakan komponen fisik yang erat
kaitannya dengan komponen biomotorik lain terutama kekuatan, kelincahan,
koordinasi, waktu reaksi dan daya tahan. (Nala, 2011).
2.1.2.7. Kelincahan (Agility)
Kelincahan (Agility) adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh
atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat tanpa
kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap posisi tubuh.
Komponen kelincahan ini erat sekali kaitannya dengan komponen kecepatan
(gerakan dan reaksi), keseimbangan dan koordinasi (Nala, 2011). Untuk dapat
meningkatkan kelincahan dibutuhkan kualitas dan latihan khusus terhadap tiga
komponen penting yaitu kelentukan (fleksibility), kecepatan gerak (speed), dan
ketepatan gerak (accuracy) dimana latihan yang dapat di berikan mencakup luas
pergerakan persendian untuk meningkatkan kelentukan, kekuatan otot, untuk
17
Keseimbangan (Balance)
18
2.1.2.10.
Koordinasi (coordination)
19
Physical training has two main goals, the first is to increase the athletes
physiological potential, and the second is to maximize sport-specipic biomotor
abilities .
Ia membagi dua tujuan yang akan dicapai dari pelatihan fisik, yaitu
meningkatkan potensi fisik serta meningkatkan kemampuan biomotor agar
mencapai hasil yang maksimal.
Pelatihan fisik merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental
yang dilakukan secara sistematik dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka
waktu (durasi) yang lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif
(Bertahap) dan individual, dengan tujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi
fisiologis dan psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktifitas olahraga
dapat mencapai penampilan yang optimal ( Boreham dkk., 2006).
Pelatihan fisik yang akan di terapkan pada penelitian ini adalah pelatihan
Senam Ayo Sergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012 pada mahasiswa
Poltekkes YRSU Dr. Rusdi Medan.
2.2.2. Tujuan pelatihan
Setiap pelatihan tentu mempunyai tujuan, jika tidak ditetapkan terlebih
dahulu dalam setiap pelatihan akan menuliskan penyusunan program pelatihan.
Menurut Bompa (2009) tujuan pelatihan secara garis besar adalah :
mengembangkan komponen fisik umum atau multilateral, mengembangkan
komponen fisik khusus, meningkatkan derajat kesehatan dengan memberikan
takaran dan peningkatan yang sesuai dengan kemampuan, mencegah cedera
(lakukan pemanasan) sehingga dapat meningkatkan komponen kelentukan,
20
kekuatan otot, tendon dan ligamentum terlebih dahulu bagi pemula ( Bompa dan
Gregory, 2009).
2.2.3. Prinsip- Prinsip Dasar Latihan Senam
Latihan fisik pada olahraga senam dan cabang olahraga yang lain pada
prinsipnya adalah memberikan stress fisik terhadap tubuh secara teratur,
sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan
kemampuan didalam melakukan kerja secara teratur atau meningkatkan
kebugaran fisik secara nyata (Boreham, 2006).
Kondisi fisik yang berbeda dalam keadaan baik akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, juga
terjadi peningkatan dalam komponen kekuatan, kelentukan, stamina, kelincahan,
ekonomisasi gerak yang baik serta pemulihan lebih cepat dalam organ-organ
tubuh setelah pelatihan. ( Harsono, 2003; Kenney dkk.,2012). Ada pun prinsip
latihan senam terdiri dari :
2.2.3.1. Pemanasan
Saat istirahat denyut nadi berada keadaan rendah, begitu juga dengan isi
sekuncup jantung atau volume jantung, sedangkan otot-otot skelet dalam keadaan
kaku. Pemanasan ditujukan agar otot-otot rangka yang akan di gerakkan mulai
beradaptasi sehingga mencegah terjadinya cedera otot. Oleh karena itu, otot tubuh
siap menerima pembebanan dan dengan meregangkan dan atau melemaskan otot
tubuh, maka jantung juga bereaksi (Suharno, 1993). Denyut jantung dan tekanan
darah akan meningkat sehingga isi (volume) jantung akan bertambah besar.
Volume jantung yang besar akan menghasilkan aliran darah yang besar dan dan
21
tekanan darah yang mulai naik. Bertambahnya denyut jantung dan tekanan darah,
maka aliran darah ke jantung dan otot jantung akan meningkat sehingga jantung
siap menerima pembebanan (Suharno, 1993). Peningkatan sirkulasi juga terjadi ke
otot-otot yang bergerak. Pembuluh darah jadi lebar pada otot yang bergerak
karena tahanan atau hambatan di tempat itu menurun (Kusmana, 2007).
Pemanasan merupakan upaya tubuh untuk menyesuaikan diri dengan
peningkatan sirkulasi secara bertahap serta meminimalkan kekurangan oksigen
dan pembentukan asam laktat.
2.2.3.2. Latihan Inti
Sesudah pemanasan, seseorang dapat diberikan latihan inti. Latihan ini
bertujuan untuk meningkatkan denyut jantung dan masuk kedalam zona latihan,
menggerakkan seluruh otot, tulang dan persendian tubuh untuk mencapai
kebugaran fisik yang diinginkan (Kusmana, 2007).
2.2.3.3.
Pendinginan
22
23
24
Senam merupakan aktivitas fisik yang bisa dijadikan cabang olahraga atau
sebagai latihan untuk cabang olahraga lain. Senam mengacu pada bentuk gerak
yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu pada setiap anggota bagian tubuh dari
komponen-komponen
kemampuan
motoric
seperti
kekuatan,
kecepatan,
2.
3.
25
komponen biomotorik
2.
Kekuatan otot : dengan prinsip beban berlebih, otot dilatih melebih beban
normalnya sehingga meningkatkan kekuatan otot. Hal ini terjadi setelah otot
dilatih dengan senam aerobic pada intensitas yang tinggi dalam waktu singkat
dengan tenaga maksimal dan berulang. Jika dipadu dengan latihan kekuatan
dan latihan aerobic otot akan menjadi semakin kuat.
3.
Daya tahan otot : Senam Aerobik meningkatkan daya tahan otot lewat
gerakan-gerakan ringan seperti melompat, mengangkat lutut, menendang dan
berjalan. Selama ini gerakan yang memanfaatkan bagian belakang bokong
dan tungkai (gluteal squeeses)dan dipadukan dengan aerobic steps, maka
akan menciptakan daya tahan otot yang kuat.
4.
26
5.
Berdasarkan bentuknya pada lantai dikenal tiga macam senam aerobic yaitu :
1. Senam aerobik non impact ( kedua kaki selalu bertumpu pada lantai)
2. Senam aerobik low impact (salah satu kaki bertumpu pada lantai)
3. Senam aerobik high Impact (kedua kaki adakalanya tidak bertumpu pada
lantai).
Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012
merupakan senam low impact aerobic atau senam dengan hentakan atau gerakan
ringan. Gerakan impact merupakan gerakan yang menekan kekuatan pergelangan
kaki, tulang kering, lutut dan pinggul (Brick, 2001). Low impact aerobic adalah
gerakan senam aerobik yang dilakukan secara kontinyu kurang lebih 30-60 menit
dimana gerakan kakinya tidak banyak melakukan lompatan-lompatan tetapi hanya
berupa variasi jalan di tempat sehingga aman dilakukan untuk segala usia dan
tidak menyebabkan cedera pada lutut dan punggung (Tilarso, 2008). Gerakan
pada Senam Aerobik ini merupakan hentakan ringan dimana setiap gerakan salah
satu kaki selalu kontak dengan lantai untuk membatasi terjadi hentakan yang
keras pada kaki.
Senam aerobik dapat memberikan hasil yang diinginkan apabila dilakukan
dengan takaran yang cukup. Menurut American College Of Sport Medicine
(Haskell, 2009) intensitas latihan aerobik harus mencapai target zone sebesar 60-
27
90% dari frekuensi denyut jantung maksimal atau maximal Heart Rate (MHR).
Intensitas latihan dikatakan ringan apabila mencapai 60-69% dari MHR, apabila
mencapai 70-79 % dari MHR, dan tinggi apabila mencapai 80-89 % dari MHR.
Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012 sangat
efektif bagi mahasiswa
28
mengangkat kekayaan budaya nusantara dari berbagai wilayah tanah air yang
mencerminkan indahnya keberagaman budaya daerah dalam kesatuan gerak
olahraga kebugaran fisik yang unik, menyenangkan dan menyehatkan. Ini terlihat
dari berbagai gerakannya mengandung gerakan dasar senam, seni bela diri khas
berbagai daerah, disertai dengan alunan music yang mencerminkan lagu khas
daerah (Anonim , 2002).
Senam Ayo Bergerak termasuk senam aerobic low impact dan banyak
melibatkan anggota gerak tubuh dan persendian. Senam ini mengandung gerakan
inti yang banyak memuat variasi teknik bela diri khas berbagai daerah, dimana
gerakan-gerakan tersebut meningkatkan pelatihan kekuatan, kontraksi, otot dan
persendian. Banyak kontraksi otot yang terjadi , di setiap gerakan memiliki variasi
yang bertumpu pada berbagai otot tubuh, yaitu pada otot kaki, otot tangan, otot
dada, perut, tungkai kaki dan punggung. Hal ini selain memberi keuntungan pada
kekuatan otot, juga akan memberi keuntungan pada jantung dan paru. Otot
jantung akan bertambah kuat sehingga dapat memompa darah lebih banyak, curah
jantung meningkat sehingga dapat berdenyut lebih banyak. Disamping itu
peningkatan suplai darah ke jantung semakin sempurna dengan perkembangannya
pembuluh darah baru pada jantung sehingga jantung mendapat lebih banyak
oksigen dan mengakibatkan fisik tidak mudah lelah (Balley, 1994).
Selain itu senam ini memiliki tempo lebih cepat atau intensitas lebih tinggi
dibandingkan dengan senam yang lain sehingga faktor ini dapat melatih kecepatan
gerak, kelentukan dan kelincahan sehingga pergerakan persediaaan semakin luas,
waktu reaksi dan waktu bergerak atau waktu berpindah semakin capat,
29
30
31
32
33
meningkatkan
kekuatan otot. Menurut Saltin dan Gollnick (1983),Fox dkk (1989) meningkatnya
kekuatan otot terjadi karena hypertropi serabut otot, peningkatan myoglobin,
peningkatan enzim-enzim oksidasi di dalam sacroplasmik otot, peningkatan
jumlah mithocondria dan bertambah kuatnya ligamentum. Hasil penelitian
Karpovich (1953) menunjukan bahwa orang terlatih 77% danya hipertropi serabut
otot dan dikuatkan oleh pendapat Linge (1962) dan Reitsma (1965) adanya
hubungan linier antara latihan, ukuran otot, dan kekuatan otot. Latihan beban
merupakan cara yang paling efektif untuk mengembangkan kekuatan. Supaya
latihan mempunyai pengaruh, maka beban yang diberikan harus lebih berat
daripada beban yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari (Astrand, 1986).
Beban yang digunakan tidak selamanya merupakan beban dari luar saja, tetapi
beban latihan dapat pula berupa badan itu sendiri terutama bagi yang masih muda
dan pemula (Fox, 1988).
2.4.3. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap peningkatan
komponen daya tahan otot
Latihan senam aerobik menyebabkan terjadinya hypertropi otot disertai
dengan terjadinya peningkatan sirkulasidarah ke otot (Edugerton, 1978),
selanjutnya Pyke (1971) mengatakan latihan dengan pengulangan yang banyak
dapat meningkatkan daya tahan otot karena terjadi kapilerisasi didalam otot;
myoglobin, enzim-enzim oksidatif di dalam otot, ukran dan jumlah mithochondria
34
meningkat. Menurut Claudi (1992), Howley & Don Franks (1986) myoglobin
terdapat di dalam otot dan berfungsi sebagai hemoglobin dalam mengikat oksigen.
Dengan latihan, maka pengikatan oksigen oleh myoglobin dapat meningkat
sekitar 13-14% (Wilmore, 1991).
2.4.4. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap peningkatan
komponen fleksibilitas.
Setiap kali orang melakukan olahraga atau melakukan kegiatan fisik
dengan gerakan yang berulang-ulang seperti memantul-mantulkan anggota
badan, maka akan terjadi peningkatan elastisitas otot (Chew, 1985; Larry,S &
Frank, B 1986). Ross & Kinsman (1986) mengatakanbentuk latihan untuk sendi
dengan latihan peregangan yaitu dengan menggerakan anggota tubuh secara
berirama yang menyerupai latihan senam aerobik. Begitu pula dengan Pyke
(1980) latihan telah memperlihatkan perubahan terhadap kelentukan sendi setelah
melakukan selama satu bulan dengan lama latihan 10 menit setiap kali latihan.
2.5. Analisis Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani
2012
Tujuan dari senam adalah untuk mencapai kebugaran fisik yang maksimal.
Oleh karena itu tata urutan senam dikemas sedemikian rupa sehingga
dimungkinkan dapat meningkatkan kebugaran. Hal itu dapat kita lihat dari
gerakan atau latihan-latihan senam yang kaya variasi dan melibatkan hampir
semua komponen biomotorik di dalamnya, dalam hal ini senam yang akan penulis
pakai sebagai bahan penelitian yaitu Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran
Jasmani. Senam Ayo Bergerak terdiri atas tiga bagian gerakan utama yaitu
35
36
dan tidak dapat dilakukan pada semua jenis umur terutama pada usia di atas 18
tahun, tidak efektif untuk wanita, tinggi bangku yang terlalu tinggi untuk wanita,
30 langkah permenit sulit dilakukan dengan teratur dan tepat, waktu pelaksanaan
yang cukup lama (5 menit) dan perhitungan 3 kali denyut nadi pemulihan yang
tidak efisien serta dapat menghasilkan saat perhitungan (Brouha.dkk., 1943 ;
Smotherman, 1996). Kasch Step Test merupakan metode yang sederhana dan
mudah pelaksanaannya, tidak memerlukan biaya yang besar dan bisa dilakukan
pada usia yang lebih tua(18-65 tahun) dibandingkan dengan Harvard Step Test (di
bawah 18 tahun) (Haskell, 2009).
Kennery dkk (2012) mengatakan bahwa daya tahan kardiovaskular
merupakan salah satu unsur kebugaran fisik yang penting di mana ketahanan
kardiovaskular mengacu pada kemampuan sistem peredaran darah dan pernapasan
darah dan pernapasan untuk memasok oksigen selama aktivitas fisik
berkelanjutan. American College of Sport Medicine (2009) merujuk bahwa tes ini
merupakan metode yang bagus untuk mengukur kebugaran dan ketahanan
kardiovaskular serta kemampuan tubuh untuk pulih dari olah raga berat (Haskell,
2009).
Prinsip dari Kasch Step Test adalah mengukur kebugaran kardiovaskular
dengan patokan perhitungan denyut jantung pemulihan atau recovery heart rate
segera setelah orang coba melakukan kerja naik turun bangku step test selama 3
menit dengan ketukan 96 bpm (beatperminute) atau 24 langkah dalam satu menit.
Recovery heart rate diukur selama 1 menit, dimulai 5 detik sesudah orang caba
selesai melakukan step test (Golding, 2000; Santo dan Golding, 2003).
37
Hasil yang didapat akan dilihat pada tabel berikut untuk menentukan status
kebugaran fisik seseorang :
Tabel 2.1 : Nilai Kebugaran Fisik Kasch Step Test
Age
18-25
26-35
36-45
46-55
56-65
65+
18-25
26-35
36-45
46-55
56-65
65+
Excelle
nt
Male
50-76
51-76
49-76
56-82
60-77
59-81
Female
52-81
58-80
51-84
63-91
60-92
70-92
Good
Above
Averag
e
Average
Below
Average
Poor
Very
Poor
79-84
79-85
80-88
97-93
86-94
87-92
88-93
88-94
92-98
95-101
97-100
94-102
95-100
96-102
100-105
103-111
103-109
104-110
102-107
104-110
100-105
103-111
103-109
104-110
111-119
114-121
116-124
121-126
119-128
121-126
124-157
126-161
130-163
131-159
131-154
130-151
85-93
85-92
89-96
95-101
97-103
96-101
96-102
95-101
100-104
104-110
106-111
104-111
104-110
104-110
107-112
113-118
113-118
116-121
113-120
113-119
115-120
120-124
119-127
123-126
122-131
122-129
124-132
126-132
129-135
128-133
135-169
134-171
137-169
137-171
141-174
135-155
38
step test menemukan bahwa dengan ukuran bangku 12 inchi (30,48 cm) dan 24
langkah permenit merupakan metode yang efektif untuk mengukur kebugaran
fisik pada orang sehat berbagai usia dengan estimasi standar eror yang rendah.
Recovery heart rate atau post-exercise heart rate (PHR) atau denyut nadi
pemulihan dalam berbagai step test merupakan parameter uama dalam
perhitungan dalam berbagai step test merupakan parameter utama dalam
perhitungan kapasitas aerobik. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
denyut nadi pemulihan yang dihitung pada 1 menit pertama (PHR60) setelah
melakukan tes naik turun bangku merupakan parameter yang valid dalam
perhitungan estimasi kapasitas aerobik (Bell dan Jacobs, 1992 ; Golding, 2000 ;
Chin-Mou dan Kuei-Fu, 2007 ; Santo dan Golding, 2003).
Beberapa alasan lain penggunaan step test menurut American College of
Sport Medicine (2009) yaitu membutuhkan gerakan yang tidak rumit (naik turun),
memerlukan waktu yang pendek, dapat mengukur orang yang banyak sekaligus,
mudah dipaparkan pada orang coba, murah, dan alat peraganya gampang
dipindahkan (Haskell, 2009).
Selain merupakan metode yang efektif dalam pengukuran kebugaran fisik,
penggunaan recovery heart rate sebagai parameter perhitungan kapasitas aerobik
dan ditambah alas an di atas maka penulis memilih metode Kasch Step Test
sebagai tes pengukuran kebugaran fisik dalam penelitian ini.