Anda di halaman 1dari 4

Bahaya LGBT bagi Generasi Penerus Bangsa Indonesia

Dunia Pendidikan Indonesia kembali dibuat geger dengan isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Transgender (LGBT) yang sudah menjadi Isu Nasional bahkan Internasional. Isu mengenai seks
tersebut telah dibincangkan dalam hukum Indonesia hingga Komnas HAM. Hal ini berkaitan
dengan legalitas LGBT untuk selalu eksis dan diakui keberadaannya dalam kehidupan. Melalui
perangkat HAM kelompok LGBT gencar menyerukan kebebasan tampil diranah publik dan
mensosialisasikan pada dunia pendidikan akan haknya.
Lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT) saat ini sedang marak di Negara Republik
Indonesia. Budaya barat yang sangat mengerikan. Menyimpang dari kefitrahan manusia yang
hakikatnya telah diberikan pasangannya masing-masing. Jika di pikirkan dengan akal yang sehat
dan waras, hal ini benar-benar keluar dari batas kewajaran dan dari kodrat kemanusiaan yang
diciptakan dengan segala kesempurnaan bentuk, dikaruniakannya nafsu dan yang paling
terpenting adalah manusia telah diberikan akal yang membedakannya dari makhluk Tuhan yang
lainnya.
Penyimpangan yang amat mengerikan bagi mereka yang masih berakal sehat. Hewan saja,
yang tidak diberikan akal oleh Tuhan, ia tidak akan pernah mau berhubungan dengan sesama
jenisnya. Penyimpangan yang terjadi pada kaum Nabi Luth, kini telah terjadi pada sebagian
masyarakat Indonesia.
Diawal tahun 2016 ini perlu diwaspadai gerakan kaum LGBT yang mulai masuk dunia
pendidikan. Walaupun sempat gagal mendapat pengakuan dari KOMNAS HAM, kini mereka
melalui naungan LSM dan kelompok studi gender dan HAM mencoba melakukan edukasi tentang
kebebasan dalam melampiaskan nafsunya atau menikah dengan sesama jenis. Suburnya LGBT di
Indonesia juga bersamaan dengan banyaknya situs-situs online yang memberikan informasi
tentang dunia LGBT dan perkembangannya, serta forum diskusi, sharing pengalaman ataupun
bertanya tentang apa saja yang berhubungan dengan LGBT.
Mirisnya, salah satu kampus ternama yakni universitas Indonesia (UI) telah memiliki
pergerakan mahasiswa atau dapat disebut sebagai organisasi yang menjadikan LGBT adalah
sebuah hak manusia dan mendukung keberadaan LGBT di lingkungan kampus. Organisasi
tersebut di berikan nama SGRC UI (Suport Group And Resource Center On Sexuality Studies).
Dari informasi yang beredar, organisasi ini dibentuk oleh mahasiswa, alumni serta dosen
Universitas Indonesia.
SGRC adalah pergerakan mahasiswa yang di dalam kegiatannya membahas mengenai
kajian pemikiran, khususnya pemahaman tentang permasalahan Gender dan seksualitas.
1

Organisasi ini ternyata tidak hanya ada di universitas umum seperti UI, tapi dari isu yang
terdengar bahawa organisasi SGRC telah hadir dan terbentuk di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang seluruh rakyatnya, baik itu para dosen, staf maupun mahasiswanya
adalah penganut agama islam.
Dunia pendidikan memang tempat menimba keilmuan dan pusat kajian sebagai penambah
wawasan. Apalagi diperguruan tinggi yang menjadi tempat para ilmuan dilahirkan serta adanya
kebebasan berpendapat dan pemikiran kritis yang terlepas dari belenggu doktrin ilmu. Namun,
dunia pendidikan tidak boleh lepas dari nilai moral, penanaman katakter bangsa, dan
pembentukkan mental yang positif demi membangun peradaban bangsa Indonesia yang maju.
Meskipun begitu isu ini belum di pastikan kebenarannya. Tidak terpungkiri, bahwa
organisai SGRC ini mungkin saja telah terbentuk di universitas lain, hanya saja keberadaannya
tersembunyi tidak terpublikasikan. Ini sangat mengkhawatirkan. Perguruan tinggi yang
keberadaannya menjadi kebanggaan masyarakat, karena di dalamnya terdapat orang-orang yang
memiliki intelektual tinggi, namun ternyata kelainan yang mengerikan itu banyak terjadi disana.
Dunia pendidikan indonesia kini terancam kembali oleh satu masalah besar seperti LGBT ini.
Sebelumnya, pendidikan indonesia sangat kewalahan dengan problematika seks bebas dan kasus
pelecehan seksual yang terjadi di kalangan remaja, putra-putri pendidikan di Indonesia. Hal ini
menjadi tanggungjawab yang amat besar bagi para pendidik, para orang tua dan juga pemerintah.
Hal ini tidak bisa dibiarkan, mengingat Negara Indonesia merupakan Negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan mayoritas rakyatnya adalah penganut agama Islam. Jelas
kasus ini mesti di perangi. Bahaya LGBT mengintai anak-anak yang nantinya akan menjadi
penerus bangsa ini. Faktor terjadinya penularan LGBT pada anak-anak dan Remaja, bisa di
sebabkan oleh beredarnya film-film barat yang mengangkat tema LGBT dan yang paling banyak
berpengaruh adalah melalui sosial media yang mayoritas lebih banyak di kunjungi anak-anak dan
remaja. Usia muda anak-anak yang mudah terpengaruh oleh hal-hal baru, dapat pula memicu
tertularnya penyimpangan ini.
Bahkan dari informasi beberapa bulan yang lalu, komunitas LGBT telah menyerang anak
SD, SMP dan SMA lewat akun twitter. Pada zaman modern ini, anak dan remaja mana yang tidak
mengenal sisoal media. Bahkan mereka lebih banyak berkutat dengan akun sosial medianya di
bandingkan dengan beriteraksi bersama keluarga maupun teman sebayanya. Komunitas LGBT
bisa saja memanfaatkan hal ini untuk menambah kaum seperti mereka.
Menurut catatan kementrian kesehatan pada tahun 2012 lalu menyebutkan jumlah kaum
Gay di Indonesia berkisar hingga 1.095.970 orang. Angka itu, hanya mereka yang secara terangterangan mengakui telah penyimpangan. besar kemungkinannya bila jumlah itu belum termasuk
2

mereka yang masih menyembunyikan sakit yang mereka alami dan sengaja bersembunyi. Jumlah
angka itu pun, tidak dapat di pungkiri bahwa dari masa ke masa akan bertambah, dan ini
merupakan ancaman yang amat besar bagi anak-anak penerus bangsa.
Ada dua peran penting pendidikan saat ini yang dapat mencegah terjadinya perluasan dan
penularan LGBT pada anak. Pertama, adalah pendidikan Agama Islam. Agama merupakan
pedoman hidup manusia untuk menjalani kehidupannya dalam koridor yang benar. Pendidikan
agama menjadi benteng utama dan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penanaman nilai aqidah dan ketakwaan kepada Allah SWT., adalah hal sangat penting untuk lebih
di ajarkan pada anak sedini mungkin hingga ia dewasa tentunya. Pengenalan kisah kaum Nabi
Luth yang medapatkan azab pedih akibat dari penyimpangan yang amat besar, akan menjadikan
anak lebih mengerti akan kesalahan dan akibat dari dosa tersebut agar tidak terjadi pada diri
mereka. Mengenalkan Penciptanya, kekuasaan-Nya, Kasih sayang-Nya, dan keindahan nilai-nilai
moral yang ada dalam ajaran Agama Islam harus lebih diterapkan dalam pendidikan anak dari
segala bidang mata pelajaran.
Kedua, pendidikan karakter. Peran guru dalam hal ini menjadi yang paling
bertanggungjawab untuk penerapan nilai-nilai karakter pada peserta didik dalam setiap bidang
yang ia emban. Seperti banyak kasus yang telah terjadi pada anak-anak usia remaja terdahulu
bahkan sampai saat ini seperti, penyalah gunaan narkoba, pelecehan seksual, seks bebas dan saat
ini yang paling mengerikan terjadi adalah LGBT, ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan
karakter pada proses pembelajaran yang diberikan pada anak. Kini pendidikan Indonesia telah
memiliki Kurikulum yang lebih mengedepankan penerapan nilai-nilai karakter, yakni Kurikulum
2013. Ini menjadi langkah awal untuk pencegahan penyimpangan LGBT pada peserta didik. Di
harapkan setiap pendidik, baik kepala sekolah, guru maupun staf lainnya dapat lebih berusaha
memahami dan mengimplementasikan K13 ini dalam proses KBM.
Disamping itu, tentunya lagi-lagi peran orang tua sebagai pendidik utama dalam keluarga,
menjadi teramatlah penting. Para orang tua harus lebih waspada dan mengawasi perkembangan
anak mereka lebih ketat lagi. Anak-anak memiliki banyak waktu di rumah dan lingkungannya.
Perhatikan segala aktivitas yang mereka lakukan, dengan siapa mereka bermain dan berinteraksi.
Usahakan agar mengajarkan anak untuk tidak mudah terpengaruh dengan orang asing dan
pendidikan agama juga menjadi tugas orang tua. Berikan perhatian dan kasih sayang yang lebih.
Usahakan untuk banyak meluangkan waktu bersama anak dan mengajak mereka mengobrol agar
anak mau lebih terbuka pada orang tuanya dalam segala hal. Wabah penyakit LGBT mesti segera
ditindaki melalui keluarga, pendidikan dan juga pemerintah sebelum Negara ini semakin terpuruk.

LGBT merupakan masalah serius yang sedang dihadapi oleh negeri ini. Segala upaya
sudah dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat untuk mengatasi serta menangkal wabah
kemanusiaan ini. LGBT sangat dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal yang salah sejak
dini. Dalam dunia pendidikan, untuk mencegah LGBT penguatan pendidikan karakter sejak dini
sangat dibutuhkan. LGBT itu sangat dipengaruhi oleh pendidikan dini dan pergaulan di
lingkungan masing-masing sehingga harus dihindari dengan menanamkan pendidikan mental
positif yang kuat terhadap anak.
Pendidikan yang berhasil itu jika mengedepankan perbaikan karakter dan mental anak
didik, karena itu pondasi untuk pendidikan yang lainnya. Peran guru tentu sangat dibutuhkan
dalam menanamkan pendidikan karakter kepada anak usia dini sehingga tidak melakukan perilaku
yang menyimpang. Banyaknya ditemui perilaku negatif misalnya narkoba, pelecehan seksual dan
yang paling penomenal sekarang adalah LGBT karena lemahnya pendidikan karakter terhadap
anak.

Anda mungkin juga menyukai