ASSALAMUALAIKUM
saya
mau
berbagi
informasi
rutin
lagi
nih
boss
tentang
ini infonya
Misalnya anda ingin membuat IPAL Domestik dengan kriteria dibawah ini
Recommended Dimensi
Panjang= 2 meter , Lebar = 1 meter , Tinggi= 1 meter
pengolahan
limbah
Volume efektif = 2 m3
tinggal
standar
4-8
Al-
Abdillah
Menyusun Rencana K3 Di Proyek. Berikut adalah cara penyusunan rencana atau program K3
(Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) yang antara lain adalah :
a. Mengidentifikasi persyaratan K3 (sesuai Kontrak Dan Peraturan/UU)
b. Rencana Kerja Proyek (RKP), terdiri dari:
1.
Rencana Mutu (Quality Plan), sesuai dengan persyaratan Kontrak dan Pedoman Mutu serta
dan
fisik
Rencana Anggaran Biaya (Cost Plan/Budget), meliputi rencana biaya langsung Dan tidak
Rencana/Program K3 (safety Dan Health Plan), sesuai dengan persyaratan Kontrak dan
c. Menyusun Rencana/Program K3
1. Mengidentifikasi jenis-jenis Bahaya dan Analisis Risiko dari:
Setiap Proses Tahapan/ Jenis Pekerjaan dari tahap Persiapan, Mobilisasi/ Demobilisasi,
Pondasi, Pekerjaan Tanah, Struktur Bawah Dan Atas, MEDanP, Finishing Interior Dan Eksterior,
Lanskap, dsb.
Nomor Urut
Nomor Urut
Jenis Alat
4. Menyusun Agenda Kegiatan Inspeksi dan Pertemuan/ Tinjauan hasil inspeksi (Harian, Mingguan dan Bulanan)
5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas P2K3 dan Unit Penanggulangan Keadaan Darurat / Kebakaran.
6. Daftar Alamat Pihak-Pihak yang harus dihubungi bila terjadi keadaan darurat, seperti:
d. Menyiapkan Prosedur K3 (jika disyaratkan dalam Kontrak) Prosedur K3 sebaiknya disusun secara
sistematis, ringkas, menyeluruh.
Sebagai sebuah sistem manajemen, K3 tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan. Program K3 yang telah ditetapkan
akan berjalan efektif jika didukung dan dilaksanakan oleh seluruh bagian atau
departemen yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. Oleh karena itu,
dalam penyusunan program K3 harus mempertimbangkan semua aspek yang
terkait dalam perusahaan seperti aspek produksi, finansial, sosial, psikologi,
budaya kerja dan manajemen. Isu cross-cuttingdalam K3 menjadi perhatian bagi
para pakar, akademisi dan praktisi K3 dalam penyusunan dan pelaksanaan
program K3 yang terarah dan terencana.
a.
Sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai program kerja yang
telah ditetapkan misalnya pendanaan, tenaga, peralatan dan lainnya.
b.
Pola dan Pemotongan Bahan : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
Bagian Pola/ potong memiliki potensi bahaya jari tangan terpotong, tersengat
arus litrik
Bagian Jahit memiliki potensi bahaya jari terkena jarum, tersengat arus listrik,
kebakaran
yang
c.
Klasifikasi
Solusi
Penyelesaian
>80% Lulusan
SMP/SMU
Faktor Individu
Industri garmen
merupakan industri
yang menyerap banyak
tenaga kerja sehingga
tidak mensyaratkan
pekerja berpendidikan
tinggi
39,9% tidak
memiliki
pengalaman
kerja
Faktor Individu
(Skill dan
Pengalaman)
Memperbaiki sistem
perekrutan
karyawan
dengan
mensyaratkan
penglaman bekerja
minimal 1 tahun
>38%
berkeluarga
dan memiliki
Faktor Individu
Konsentrasi pekerja
wanita yang memiliki
anak akan terbagi
Pihak manajemen
perlu memberikan
perhatian khusus
anak
>53%
mengeluhkan
masalah severe
thirst
Faktor
Kesehatan
kerja
Penyediaan
air
minum yang cukup
bagi pekerja
42% severe
fatigue
Faktor
Kesehatan
Kerja
Faktor kelelahan
sangat berbahaya
dapat berpotensi
menimbulkan
gangguan kesehatan
dan kecelakaan kerja
Pihak
manajemen
harus
memperhatikan jam
kerja karyawan agar
tidak
melampaui
jam kerja yang telah
ditentukan
30,6% stomach
pain
Faktor
Kesehatan
Kerja
Manajemen
harus
memberikan waktu
kepada
pekerja
untuk istirahat dan
makan
41,5% dizziness
(pusing)
Faktor
Kesehatan
Kerja
Kondisi lingkungan
kerja yang tidak baik
serta pola makan dan
istirahat yang tidak
teratur menyebabkan
gangguan kesehatan
pada pekerja
Pneyediaan
klinik
untuk berobat
Faktor
Kesehatan
Kerja,
Regonomi
>59% concern
terhadap
bahaya
ditempat kerja
Faktor
Keselamatan
Kerja
Penyediaan
informasi
dan
pelatihan
tentang
bahaya
ditempat
kerja
>40%
mengeluhkan
Faktor
Psikologi
Manajemen
memberikan
bekerja dihari
weekend
dikarenakan dikejar
produksi
kesempatan
libur
untuk
Makan sambil
bekerja
Faktor
Kesehatan
Kerja
Pengaturan
waktu
untuk
istirahat
makan
dan
disediakan tempat
makan
Bekerja dihari
minggu
Faktor
Psikologi
Manajemen
memberikan
kesempatan
libur
untuk
Tidak ada
pengaturan jam
kerja lembur
Faktor
Manajemen
Pihak
manajemen
harus
memperhatikan jam
kerja karyawan agar
tidak
melampaui
jam kerja yang telah
ditentukan
Upah rendah,
dibawah
standar, keluar
masuk
karyawan tinggi
Faktor
Manajemen
Penyesuaian upah
sesuai aturan UMR
yang
telah
ditetapkan
Pemerintah
Faktor
Manajemen
Sistem administrasi
pembayaran gaji tidak
jelas
Memperbaiki sistem
administrasi dan
transparansi
65%tergabung
dalam Trade
Union Member
Faktor
Manajemen
Manajemen
harus
memberikan
kebebasan kepada
pekerja
untuk
bergabung dengan
serikat pekerja
>80% terikat
kontrak namun
67,7% non
permanent
Faktor
Manajemen
Manajemen
harus
memberi
kesempatan kepada
pekerja
yang
memiliki
prestasi
untuk diangkat jadi
karyawan tetap
35,4% sudah
mendapatkan
training K3
Faktor
Keselamatan
Kerja
Program pelatihan K3
belum menyentuh
keseluran karyawan
Program pelatihan
K3 harus diberikan
kepada
seluruh
pekerja
<30%
Faktor
Program pelatihan K3
Program
pelatihan
mendapatkan
training
Manajemen
belum menyentuh
keseluran karyawan
K3 harus diberikan
kepada
seluruh
pekerja
85,2%
mendapatkan
sexual
harrasment
Faktor
Psikologi
Harus
dibentuk
badan
advokasi
bagi karyawan
79,4% verbal
abuse
Faktor
Psikologi
Harus
dibentuk
badan
advokasi
bagi karyawan
87,4% physical
abuse
Faktor
Psikologi
Harus
dibentuk
badan
advokasi
bagi karyawan
>30%
mendiskusikan
masalah
dengan
supervisor/trad
e union rep.
Faktor
Psikologi
Harus
dibentuk
badan
advokasi
bagi karyawan
>50% merasa
supervisor
menyelesaikan
masalah
dengan tidak
respek
Faktor
Psikologi
Harus
dibentuk
badan
advokasi
bagi karyawan
Kurang
sejahtera,
sedih, dan tidak
punya harapan
untuk masa
depan
Faktor
Psikologi
Tingkat kesejahteraan
karyawan pabrik masih
rendah
Manajemen
harus
memperhatikan
kesejahteraan
pekerja
>80% sangat
tertarik
mendapatkan
informasi
tentang K3 dan
informasi
Faktor
Keselamatan
Kerja
Terus digalakan
pelaksanaan
program K3
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa industri garmen di Indonesia masih
banyak permasalahan yang merugikan pekerja atau buruh pabrik. Masalahmasalah yang muncul berkaitan dengan aspek pendidikan, skill dan pengalaman
kerja, upah buruh yang rendah, kesejahteraan pekerja belum diperhatikan, jam
kerja yang tidak teratur dan sebagainya. Para pekerja industri garmen umumnya
adalah wanita yang baru lulus SMP/SMA, sebagian dari pekerja wanita sudah
berkeluarga dan memiliki anak sehingga konsentrasinya terbagi kedalam
pekerjaan dan rumah tangga, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi yang
tidak mencukupi sehingga wanita yang sudah memiliki anak harus ikut mencari
penghasilan. Tak jarang para pekerja wanita tersebut mendapatkan perlakuan
yang tidak manusiawi dari rekan kerja maupun atasan seperti kekerasan seksual,
perlakuan kasar berupa ucapan dan fisik.
Dari permasalahan yang ada, dapat disederhanakan bahwa permasalahan
keselamatan dan kesehatan kerja di industri garmen terkait dengan pekerja itu
sendiri dan komitmen manajemen terhadap masalah K3. Untuk itu perlu
dibangun program-program keselamatan dan kesehatan kerja yang dipayungi
oleh komitmen dan kebijakan manajemen.
Sesuai dengan skema yang disusun oeh James Reason dalam bukunya Managing
the Risks of Organizational Accidents, bahwa penyebab dasar suatu insiden atau
kecelakaan kerja adalah kesalahan pada organisasi/ manajemen. Berdasarkan
model tersebut, maka perlu disusun Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang mencakup mulai dari komitmen dan kebijakan manajemen
hingga penerapan K3 di tempat kerja dan pekerja.
HASIL
PROGRAM
Kecelakaan
Nihil (Zero
Accident )
Penerapan/Sertifikat
Standar SMK3
Susunan kepanitian
terdiri dari
perwakilan pekerja
dan manajemen
Di Tempat
Kerja
Sarana untuk
membahas
isu-isu dalam
K3 serta
masalah
yang
berkaitan
dengan
Tanggap Darurat
pekerja
Mengendalik
an bahayabahaya yang
muncul
ditempat
kerja untuk
menghindari
kecelakaan
kerja dan
PAK
Register bahaya
dan resiko
Melindungi
pekerja dari
bahaya dan
resiko di
tempat kerja
Semua pekerja
mendapatkan APD
yang sesuai serta
mendapatkan
informasi tentang
K3
Mempersiap
kan dalam
menghadapi
situasi
darurat
seperti
kecelakaan
kebakaran
gempa bumi,
dll.
Pekerja memahami
prosedur dalam
menghadapi situasi
gawat darurat
Mengatur
aktifitas
pekerjaan
sesuai
dengan
aturan
keselamatan
Pekerja
memahami
dan memiliki
skill dalam
hal bekerja
yang aman
dan selamat
Seluruh pekerja
mendapatkan
tarining yang
dibutuhkan
Memantau
dan
meminimalisi
r bahayabahaya
ditempat
Pelaksanaan
pemantauan
lingkungan kerja
secara berkala
K3)
Tanggap Darurat)
kerja
Melaporkan
hasil/kinerja
pelaksanaan
K3
Meeting dilakukan
setiap bulan
Membudaya
kan K3
dalam setiap
aktivitas
pekerjaan
Seluruh pekerja
mengikuti kegiatan
safety talk, dll
Meningkatka
n peran
serta pekerja
dalam
kegiatan K3
Pekerja
mendapatkan
penghargaan bagi
yang melaksanakan
program K3 dengan
baik
Memastikan
pelaksanaan
program K3
berjalan
dengan baik
Hasil inspeksi
Memantau
kesehatan
pekerja dan
menghindari
paparan
sumber
bahaya
Seluruh pekerja
mendapatkan
pemeriksaan secara
berkala
Menghindari
kecelakaan
akibat
kelelahan
dalam
bekerja
Mengatasi
keluhan
pekerja
tentang
kehausan
selama
bekerja
Setiap sudut
ruangan tersedia air
minum
Menyediakan
sarana
pengobatan
bagi pekerja
Klinik pengobatan
tersedia
Menciptakan
rasa aman
bagi pekerja
selama
bekerja
Dibentuknya sistem
pelaporan dan
penyelesaian
masalah
5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) bermaksud menciptakan tempat kerja yang
nyaman dan aman bagi pekerja itu sendiri. Dengan begitu diharapkan stres
akibat kenyamanan ruang kerja dan permasalahan ergonomi di tempat kerja
dapat dihindari.
g. OHS Award sebagai wadah pemberian penghargaan bagi jajaran pekerja dan
manajemen yang berprestasi dalam menerapkan K3, termasuk yang
melaksanakan rekayasa administratif dan rekayasa teknis untuk tujuan
menciptakan pekerjaan yang lebih selamat.
h. Poster K3 berfungsi sebagai pengingat bagi seluruh pekerja tentang pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja dalam menunjang produktivitas.
i.
j.
Sertifikasi SMK3 yang dapat dicapai memberikan nilai tambah bagi perusahaan
sehingga memberikan motivasi bagi manajemen dan pekerja untuk tetap
mempertahankan
prestasi
K3
yang
telah
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bab II,. http://www.repository.ipb.ac.id, diunduh 22 Desember 2013, Pukul 20.05
wib.
Baseline Report: Worker Perspectives from the Factory and Beyond. 2012. ILO.
Ramli, Soehatman. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja,
OHSAS 18001. Dian Rakyat.