Anda di halaman 1dari 49

A.

EKOSISTEM PESISIR
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah di mana daratan berbatasan
dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang
air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut dan
intrusi air laut.
batas di laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses
alami di daratan, seperti sedimentasi dan mangalirnya air tawar ke laut serta
yang dipengaruhi oleh kegiatan- kegiatan manusia di daratan
Batas Wilayah Pesisir

1. LIMA ZONA UTAMA DALAM SPEKTRUM


WILAYAH PESISIR LAUTAN
a) Zona Daratan (Inland areas) yang mempengaruhi lautan melalui
sedimen dan bahan pencemar yang terbawa oleh aliran sungai, aliran
air permukaan (run-off), maupun
aliran air tanah (ground water).
b) Zona lahan pesisir (coastal land) meliputi lahan basah (wetlands),
rawa-rawa (marshes), pantai (beaches), gundukan pasir (sand
dunes), dll; dimana kegiatan manusia berlangsung dan secara
langsung mempengaruhi perairan pesisir di depannya.
c) Perairan pesisir (coastal waters) meliputi estuaria, laguna, padang
lamun, terumbu karang, dan laut dangkal, dimana pengaruh kegiatankegiatan di darat dominan.
1

d) Perairan lepas pantai (offshore waters); dari batas terluar perairan


pesisir sampai
200 mil ke arah laut bebas (high seas).
e) Laut bebas (high seas); di luar batas jurisdiksi nasional atau the
common heritage of mankind.

2. DIMENSI EKOLOGIS EKOSISTEM PESISIR

Penyedia Sumberdaya Alam (abiotik dan biotik) Mengundang


pemanfaatan oleh berbagai pihak Dan Seiring jumlah penduduk
naik pesat
Penyedia jasa-jasa pendukung Kehidupan (Transportasi)
Penyedia jasa-jasa Kenyamanan (rekreasi)
Penerima Limbah (Industri, pariwisata, agribisnis, pemukiman (65 %
penduduk RI), transportasi dan pelabuhan)

Pulau besar dan kecil Indonesia kurang lebih 17.500


Panjang pantai mencapai 81.000 km (kedua dunia)
Zona perairan 5.8 juta m2
Sumber daya lain

3.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


EKOSISTEM PESISIR:

Faktor klimatik (iklim)

Faktor fisiografik (relief dan posisi lahan di muka bumi)

Faktor edafik (kondisi tanah dan air)

Faktor biotik (interaksi antar organisme: pemangsaan, kompetisi,


simbiosis,)

4. PROSES-PROSES EKOLOGIS DI EKOSISTEM


PESISIR

Proses geomorfologis (erosi, sedimentasi, )

Proses hidrologis (pergerakan air)

Daur unsure hara (daur nitrogen, fosfor,)

Jala makanan (produsen, konsumen, dekomposer)

Suksesi ekologis.

Berbagai Kegiatan Pembangunan Di Wilayah Pesisir Dan Lautan

5. JENIS-JENIS HABITAT/EKOSISTEM PESISIR


a.

Ekosistem Pesisir yang Secara Permanen atau Berkala Tergenangi Air

Hutan Mangrove

Padang Lamun (Sea Grass Beds)

TerumbuKarang (Coral Reefs)

RumputLaut (Sea Weeds)

Estuaria (Estuary)

Pantai Pasir (Sandy Beach)

Pantai Berbatu (Rocky Beach)

Pulau-pulau Kecil (Small Islands)

Laut Terbuka (high seas)


b.

Ekosistem Pesisir yang Tidak Tergenangi Air(Uninundated Coast)


1. FormasiPescarpae

Umumnya terdapat dibelakang pantai berpasir dan didominasi oleh


vegetasi pionir kangkung laut (Ipomeapescarpae)
2.

FormasiBaringtonia

Umumnya berkembang pada pantai berbatu tanpa deposit pasir.


Habitat ini ditumbuhi komunitas rerumputan dan belukar yang dikenal
sebagai formasi Baring tonia.

a.

Ekosistem Pesisir yang Secara Permanen atau Berkala Tergenangi Air

1. Hutan Mangrove
Karakteristik:

Tumbuh optimal di daerah pesisir pada muara sungai dan delta yang
aliran airnya banyak mengandung lumpur, daerah intertidal dan
supratidal di daerah tropis dan sub tropis yang cukup mendapat
aliran air tawar dan pada pantai-pantai yang terlindung dari aktivitas
gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.
Hutan mangrove memiliki arti penting dalam ekosistem
perairan karena menyumbangkan bahan organik bagi
perairan di sekitarnya.
Perakaran mangrove mampu meredam pengaruh gelombang,
menahan lumpur, dan melindungi pantai dari erosi, gelombang pasang
dan angin taufan
Hutan mangrove merupakan daerah asuran (nursery ground) dan
pemijahan
(spawning ground) hewan perairan (udang, ikan dan kerang-kerangan)
Ada 3 Parameter lingkungan utama yang menentukan kelestarian hutan
mangrove
- Suplai air tawar dan salinitas
- Pasokan Nutrien

- Stabilitas Substrat

2. Padang lamun (Sea Grass Beds)


Karakteristik:

Lamun (sea grass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah


sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di
dalam laut
Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir dan di terumbu karang
Secara ekologis memiliki fungsi penting bagi daerah pesisir, yaitu: (1)
sumber utama produktivitas primer, (2) sumber makanan bagi
organisme, (3) menstabilkan dasar yang lunak, (4) tempat berlindung
organisme, (5) tempat pembesaran beberapa spesies, (6) peredam
arus, (7) tudung pelindung sinar panas matahari bagi penghuninya.

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Kecerahan (kedalaman tidak lebih dari 10 meter)


Temperatur (kisaran temperatur optimal 28 ~ 30 C)
Salinitas (Nilai optimum 35 psu)
Substrat (40 % endapan lumpur dan fine mud
Kecepatan arus perairan (berkisar 0,5 m/detik)

3. Terumbu Karang (Coral reefs)


Karakteristik:

Terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat


yang dihasilkan oleh organismen karang (Filum Scnedaria, klas
Anthozoa, ordo Madreporaria Scleractinia), alga berkapur dan
organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat.
Memiliki produktifitas organik yang tinggi
Kaya akan jenis penghuninya

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Kecerahan (kedalaman tidak lebih dari 10 meter)


Temperatur (kisaran temperatur optimal 25 ~ 29 C)
Salinitas (Nilai optimum 30-35 psu)
Kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi

Tipe-tipe terumbu karang yang utama :

Zonasi pada suatu area terumbu karang:

4. Rumput Laut (sea weeds)


Karakteristik:

Tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras


Tumbuh pada perairan jernih dan kedalaman 20 30 m
Sumber makanan dari air laut melalui upweling, turbulensi dan
masukan dari daratan

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Kekeruhan/kecerahan air
Kandungan padatan terlarut dan tersuspensi
Arus laut

5. Estuaria
Karakteristik:

Teluk di pesisir yang sebahagian tertutup, tempat air tawar dan air laut
bertemu dan bercampur
Didominasi oleh substrat berlumpur
Ada 3 komponen fauna, yaitu lautan, air tawar, dan payau
Jumlah organismen lebih sedikit dibandingkan pada perairan tawar dan
laut
Produktivitas primer di kolom air rendah, sedikit herbivor dan
sejumlah besar dekitus
Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Aliran sungai, seperti limbah, toksikan, sedimen dan nutrien


Sifat-sifat fisik air laut, seperti pasang, surut arus laut dan gelombang
10
10

6. Pantai Pasir (sandy beach)


Karakteristik:

Terdiri dari pasir kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan
paling keras sisa-sisa pelapukan batu gunung
Total bahan organik dan organisme hidup dipantai juah lebih sedikit

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Pola arus yang akan mengangkut pasir halus


Gelombang yang akan melepaskan energinya di pantai
Angin yang akan mengangkut pasir

7. Pantai berbatu (rocky beach)


Karakteristik:

Pantai berbatu
Komunitas biota di daerah berbatu jauh lebih kompleks

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Fenomena pasang
Gelombang

8. Pulau-pulau kecil (small islands)


Karakteristik:
Pulau berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya
(mainland)
Jumlah jenis tergantung dari ukuran pulau dan jarak dari pulau induk
Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:

Parameter yang mendukung ekosistem ini adalah parameter yang


berkaitan dengan terjaminnya kondisi alam ekosistem tersebut

9. Laut terbuka (lautan)


Karakteristik:

Mempunyai stratifikasi secara horizontal dan musiman

Organismen laut terbuka bergantiung pada produksi fitoplankton


untuk makanan mereka

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:


Angin,yang berperan dalam pembentukan arus dan pencampuran
vertikal
Suhu
Cahaya
b.
1.

Ekosistem Pesisir yang Tidak Tergenangi Air (Uninundated Coast)


Formasi Pescarpae

Umumnya terdapat di belakang pantai berpasir dan didominasi oleh


vegetasi pionir kangkung laut (Ipomoea pescarpae)
2.

Formasi Baringtonia

Umumnya berkembang pada pantai berbatu tanpa deposit pasir.


Habitat ini ditumbuhi komunitas rerumputan dan belukar yang dikenal
sebagai formasi Baringtonia.

B. EKOSISTEM MANGROVE
1.

Deskripsi

merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,


didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu
tumbuh di daerah pasang surut pantai berlumpur.
umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup
mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar .
banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria,
delta dan daerah pantai yang terlindung.

2. Zonasi (berdasarkan salinitas)


a.
Zona air payau hingga air laut de-ngan salinitas pada
waktu terendam air pasang berkisar antara 10 - 30 0/00
Area yang terendam sekali atau dua kali sehari selama 20 hari dalam
sebulan
(Rhizophora mucronata )
Area yang terendam 10 - 19 kali per bulan (A. alba, A. marina,
Sonneratia griffithii, Rhizophora sp).
Area yang terendam kurang dari sembilan kali setiap bulan
( Rhizopho-ra sp., Bruguiera sp.)

Areayang terendam hanya beberapa hari dalam setahun


( Bruguiera gymnorhiza, Rhizophora apiculata)

b.
Zona air tawar hingga air payau, dimana salinitas
berkisar antara 0 - 10
0/00 :
Area yang kurang lebih masih dibawah pengaruh pasang surut:
asosiasiasi Nypa.
Area yang terendam secara musiman: Hibiscus dominan.

3.

ZONASI HUTAN MANGROVE (salah satu di Indonesia)


Daerah paling dekat dengan laut, substrat agak berpasir, sering ditumbuhi
oleh
Avicennia spp, pada zona ini sering berasosiasi dengan Sonneratia spp
Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh
Rhizophora spp.
Juga dijumpai Bruguiera spp dan Xylocarpus spp
Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.
Zona transisi antara hutan mangrove dan hutan daratan
rendah biasanya ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan
beberapa spesies palem lainnya

4. DAUR HIDUP MANGROVE

Bijikecamba
padapohon
Masuk air

Terapung
tegaklurus

Tancapkanakar

Dipengaruhiole
h:
aliran air
dasarperairan

hkec

jumla

amb

ah

5. ADAPTASI VEGETASI MANGROVE


terhadapkadaroksigenrendah
(cakarayam, penyangga)
terhadapkadargaramtinggi
(berdauntebaldankuat, ada
jaringanpenyimpan air,
struktur stomata)
terhadaptanahlabil
(strukturakar yang sangat
ekstensifdanjaringanhorisont
al)

Akarlutut

6. TIPE KOMUNITAS MANGROVE

GenanganPas
ut
(Overwash
)

Genangan
Sungai
(Basin
)

TepianPantai

Sepanjang

Sungai
(Fringe)

Bereleva
si
(Hammock
)

(Riverine)

Sema
k
(Scrub/Dwarf
)

FAUNA HUTAN
MANGROVE

Kelompok fauna
daratan/terestrial yang
umumnyamenempatibagiana
taspoh on mangrove,
terdiriatas: insekta, ular,
primata, danburung.
Kelompok fauna
perairan/akuatik,
terdiriatasduatipe, yaitu: (a)

yan
g
hid
up
di
kolo
m
air,
teru

tamab
erbag
aijenis
ikan,
danud
ang;
(b)
yang
mene

mpatisu
bstratba
ikkeras
(akardan
batangp
ohon
mangrov
e)
maupunl

unak (lumpur),
terutamakepiting, kerang,
danberbagaijenisinvertebrat
alainny a).

Fauna Arboreal

AIR PASANG

Fauna Dasar
keraslautan
Fauna Dasar
LunakDaratan

AIR SURUT

FAUNA MANGROVE

7. FUNGSI EKOLOGIS HUTAN MANGROVE


a. Aspek Fisik

Menyusun mekanisme hubungan antar komponen dalam


ekosistem mangrove/ekosistem lain (padang lamun,
terumbu karang)
Pelindung pantai
Pengendali banjir

b. Aspek Kimia

Penyerap bahan pencemar


Sumber energi bagi biota laut
Suplai bahan organik dalam lingkungan perairan

c. Aspek Biologi
Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya
hayati di perairan

8. PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

Lebih dari 70 macam produk langsung dan tak langsung


mangrove yang dimanfaatkan manusia (Saenger et.al, 1983)
Memiliki nilai estetika sebagai wahana wisata alam

Produk tidak langsung dari ekosistem mangrov


Sumbe
r
Ikan Blodok (beberapa
jenis)
Krustasea (udang dan kepiting)
Moluska (kerang, remis, tiram)
Lebah
Burung
Reptil
Fauna lainnya (amfibi, dan

Produk
Makanan, Pupuk

Makanan
Makanan
Madu, Lilin
Makanan, Bulu, Rekreasi
Kulit, Makanan, Rekreasi
Makanan, Rekreasi

Produk langsung dari ekosistem mangrove

9. DAMPAK KEGIATAN TERHADAP EKOSISTEM

MANGROVE
No
Kegiatan
1 Tebang habis

Pengalihan
aliran air tawar,
misalnya pada
pembangunan
irigasi
3. Pembuangan
sampah padat
4

Pencemaran
minyak
tumpahan
5. Penambangan
dan ekstraksi
Mineral di
dalam hutan
6.
Penambangan
dan
Ekstraksi
Mineral di
daratan sekitar
hutan
mangrove

Dampak
Berubahnya komposisi
tumbuhan mangrove Tidak
berfungsinya daerah mencari
makanan dan pengasuhan
7.
Konversi menjadi lahan pertanian,
perikanan

Peningkatan salinitas
hutan (rawa)
mangrove
Menurunnya tingkat
kesuburan hutan.

Kematian pohon mangrove


Kerusakan total ekosistem sehingga
memusnahkan daerah asuhan
Pengendapan sedimen yang berlebihan
yang mematikan pohon

Kemungkinan
terlapisnya
pneumatofora
Mengancam regenerasi stok ikan dan
mengakibatka
udang di perairan lepas pantai yang
n matinya
memerlukan hutan mangrove Pencemaran
pohon
laut oleh bahan pencemar yang
mangrove.
sebelumnya diikat oleh substrat hutan
Perembesan
mangrove
bahan bahan
Pendangkalan perairan pantai
pencemaran
Instrusi garam
Erosi garis pantai
dalam sampah
padat.
8.
Pembuangan sampah cair Penurunan kandungan oksigen
terlarut, timbul H2S

10. FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PROSES EKOSISTEM


MANGROVE
Fauna

Flora

Ekosistem
Mangrove

Proses Eksternal

Proses internal

ProduksiSumberenergi primer
(estuaria)

Proses Internal

Proses Eksternal

Fixasi mineral
AkumulasibiomasDekompoisi B
O Siklus mineral
Ketersediaan Air
KetersediaanNutrien
Stabilitas Habitat (substrat)

20

21

C.
ESTUARIA
Ekosistem semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan
laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.

1. KARAKTERISTIK FISIK

Salinitas
Substrat
Sirkulasi Air
Pasang Surut
Penyimpan Zat Hara

2. Dinamika Perubahan Estuaria Dipengaruhi oleh:

Pasokan Air Tawar


Beban Sedimen dari Daratan
Vegetasi Pesisir, seperti Mangrove
Proses di pesisir, termasuk Pasang Surut, Gelombang dan Pola Arus
Perubahan di Daratan dan Muka Air Laut

3. TIPE ESTUARIA
a. Berdasarkan Geomorfologis

Estuaria Dataran Pesisir: paling umum dijumpai, dimana


pembentukannya terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang
menggenangi sungai di bagian pantai yang landai
Estuaria Bentukan Penghalang:
Laguna (Gobah) atau Teluk Semi Tertutup: terbentuk oleh adanya
beting pasir, sehingga menghalangi interaksi langsung dan
terbuka dengan laut
Delta: terbentuk oleh endapan sedimen yang berasal dari lahan atas di
mulut sungai
Fjords: estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut
Estuaria Tektonik: terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau
letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunya permukaan
tanah, kemudian digenangi air laut
b. Berdasarkan Pola Sirkulasi Air
Estuaria Berstratifikasi Sempurna/Nyata atau Estuaria Baji Garam:
dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut.
Estuaria Berstratifikasi sebagian/Parsial: paling umum dijumpai, air
tawar dan dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui
pasang
22
22

Estuaria Campuran Sempurna atau Estuaria Homogen Vertikal: arus


pasang surut dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur
sempurna dan tidak terdapat stratifikasi

23
23

4. INTERAKSI BIOFISIK DALAM EKOSISTEM ESTUARIA


a) Interaksi dengan Tumbuhan Berbunga
Akumulasi sedimen dari darat (sungai) dan laut mengharuskan
toleransi tumbuhan berbunga terhadap kondisi aerobik dan salinitas
laut (Mangrove, Lamun)

b) Interaksi dengan Rumput Laut


Rumput laut tidak memiliki akar sehingga keberadaannya di estuaria sangat
terbatas karena tidak terdapat substrat keras untuk menempel

c) Interaksi dengan Fitoplankton


Pengayaan lapisan permukaan air oleh penaikan massa air
bernutrien, memicu pertumbuhan dan produksi fitoplankton

d) Interaksi dengan Zooplankton


Produksi fitoplankton yang tinggi memicu produksi zooplankton yang tinggi
pula, sehingga fito dan zooplankton berperan penting dalam
mempertahankan produktivitas estuaria yang tinggi.

e) Interaksi dengan Nekton


Produktivitas estuaria yang tinggi sangat mendukung populasi konsumer
nektonik yang tinggi, disamping kondisi fisik-kimia estuaria yang bervariasi
besar (salinitas), sehingga hanya sejumlah kecil jenis nekton yang dapat
beradaptasi.

5. FUNGSI EKOLOGIS
ESTUARIA

6.

Sumber Zat Hara


Penyedia Habitat
Tempat Mencari Makanan
Tempat Bereproduksi dan Tumbuh Besar

MANFAAT ESTUARIA

Sebagai
Sebagai
Sebagai
Sebagai

Tempat Pemukiman
Tempat Penangkapan dan Budidaya Ikan
Jalur Transportasi
Kawasan Pelabuhan dan Industri

7. RS OF BIODIVERSITY

Distribusi mangrove di Delta Mahakam

terumbu karang dan Seagrass dari Pulau Derawan dari Landsat Citra

8. Coral reef of Derawan Island from Landsat (LIPI


and
BAKOSURTANAL)
Coral reef and Sea grass map

9. PROSES-PROSES DAN DAYA YANG


MEMPENGARUHI DINAMIKA LINGKUNGAN
PESISIR/LAUTAN
Pemahaman tentang dinamika lingkungan pesisir sangat penting bagi
keberhasilan CMRM, karena permasalahan pengelolaan pesisir biasanya
menyangkut :
1) Bagaimana menempatkan kegiatan manusia (pembangunan) pada
lokasi yang secara biofisik dan sosekbud sesuai, atau tata ruang.
2) Bagaimana mengelola tingkat/laju pemanfaatan SDA (terutama
yang dapat diperbaharui), sehingga tidak melampaui kemampuan
pulih (potensi lestari) SDA tersebut.

3) Bagaimana mengendalikan pencemaran, sehingga kualitas air di


lingkungan pesisir tetap terpelihara dan layak untuk kehidupan biota
pesisir, termasuk manusia.

4) Bagaimana merancang (to design) dan membangun (to construct)


bangunan, dan prasarana serta sarana lainnya, sehingga tidak
menimbulkan pola akresi/sedimentasi dan abrasi/erosi (sediment
budget) yang tidak diinginkan .
Ada Empat kelompok faktor yang menjadikan lingkungan kawasan pesisir
begitu dinamis :

a. Angin, Gelombang, Pasangsurut, Arusdan transport


sedimen.
Kawasan pesisir merupakan lingkungan sangat dinamis, dimana
bentuk-bentuk lahan(landforms), seperti garis pantai, pantai
berpasir, delta, dan pulau penghalang, terbentuk dan berubah dari
waktu kewaktu(over time) mengikuti masukan energy dan material
kedalam lingkungan kawasan pesisir.
Masukan energi berupa :gelombang, pasang surut,
dan angin.
Masukan material (sedimen, partikel, dan pollutants) melalui :
aliran air sungai, erosi yang diakibatkan oleh angin (wave-induced
erosion), pembentukan landforms secara biologis (seperti
terumbu karang yang dibentuk atas simbiose mutualisme antara
zooxanthellae dengan hewan karang), dan pre- existing offshore
sediment deposit.
Pola sedimentasi (akresi, accretion) dan erosi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti sistem transpor pasir (sedimen) (sediment
budget) yang kompleks,
yang merupakan akibat (resultante) dari interaksi yang kompleks
antar angin,
pasang surut, gelombang, dan material (sedimen, pasir, dll).
Karakteristik/kondisi gelombang sangat berpengaruh terhadap
pola transport sedimen di pesisir dan ini bervariasi secara
musiman.
Salah satu sifat gelombang yang sangat berpengaruh (penting)
adalah ketajaman gelombang (wave steepness), yaitu : rasio
antara tinggi gelombang (wave height) terhadap panjang
gelombang (wave length).
Gelombang tajam, biasanya terjadi pada saat angin kencang
(musim barat, winter) atau terjadi badai (hurricanes). Pada saat
ini erosi pantai banyak terjadi. Sebaliknya, pada saat angin
tenang (summer), pada umumnya tidak terjadi erosi yang hebat
(merusak).

Perubahan karakteristik gelombang sesuai dengan musim


mengakibatkan lebar pantai di kawasan pesisir berubah secara
musiman pula. Saat Summer, pantai- pantai pada umumnya lebar.
Dan, sebaliknya pada saat winter (musim barat atau angin
kencang).
Sistem gelombang pantai juga menimbulkan arus menyisir
pantai (longshore currents, atau littoral drift).
Di kebanyakan kawasan pesisir, gelombang menghampiri
pantai secara menyudut (at oblique angles). Oleh
karenanya, material sedimen secara kontinu mengalir
(terpindahkan) dari updrift locations ke downdrift
locations.

Pekerjaan dan konstruksi pantai, seperti reklamasi, pembangunan


pelabuhan, groins, darmaga (jetty), dan pemecah gelombang
(breakwaters), seringkali menimbulkan masalah (pola akresi-erosi
yang tidak diinginkan), karena tidak memperhatikan sistem arus
menyisir pantai ini dan dinamika oseanografi lainnya.

1) PASUT di Perairan Pesisir


Pasut dari lautan luas akan merambat sebagai
gelombang ke pesisir, maka gelombang akan
mengalami proses Perubahan, karena
kedalaman
C2/C1 = (h2/h1)1/2
C = kecepatan gelombang (pantai = 2, lautan =1)
h = kedalaman perairan
Amplitudo (A) dan kecepatan arus (U),
Bowen 1983: A2/A1 = (h1/h2)
U2/U1 = (h1/h2)
Periode gelombang (T) Pasut di Teluk dengan panjang (L) :
-> reakasi thd gaya yang timbul
L = 0,25T.(g.h)1/2
Tipe PASUT ditentukan oleh : frekwesi air
pasang & surut setiap hari - tipe tunggal atau
ganda/campuran
Secara kuantitatif : rasio antara amplitudo (tinggi gelombang)
unsur pasut tunggal dengan unsur pasut ganda utama
(Formzal): F = (O1 + K1)/(M2+S2)
O1 = amplitudo komponen pasut tunggal utama krn. Bulan

K1 = amplitudo komponen pasut tunggal utama krn.


Bulan+Mth. M2 = amplitudo komponen pasut ganda
utama krn bulan
S2 = amplitudo komponen pasut ganda utama krn Matahari

Nilai F = 0,25 (pasut ganda) 3,00 (pasut tunggal)

2) Gelombang di Perairan Pesisir


Gelombang di permukaan, krn alih energi angin ke permu kaan laut atau
gempa dasar laut. Gelombang di pantai akan membentuk hempasan ombak,
Refraksi (pembiasan), memusat
(konvergen) atau menyebar (divergen), disamping itu dalam
perambatan ke pantai mengalami spilling, plunging, collapsing atau
surging.
Kecepatan gelombang (C) merupakan fungsi:
dari panjang gel. (L) dan kedalaman perairan (h)

kriteria

Gelombang, jika h/L > (gelombang air dalam) vs. h/L < 1/20
C2 = (g.h) untukgelombang air dalam
(gelombangpanjang) Energigelombang= 1/32 d g
A2

(densitas, gravitasi&ampli)

Energigelombangerosipantai+ transportsedimen
Ombak di pantaiTerjaldanLandai, tergantungdaridasar
Perairannya.Peredamanombakkrnpasir, terumbukarang.

3) Arus di perairanpesisir
Gelombang ke pantai menimbulkan arus pantai (nershore current) akan
mempengaruhi garis pantai (proses sedimentasi/erosi) Jika sudut datang kecil
akan membentuk rip current, sebaliknya longshore current (arus menyusur
pantai)

4) Angin
Anginmerupakan parameter lingkungansebagaigayaPenggerakbaik di
atmosfermaupun di lautan
(arus&angin).Anginmerupakangerakanudaradaritempat yang
berbedatekanan:
Pressure gradient (PGF) ~ densitasudara, tekananudara&jarakUdara
yangbergeraktsb.Dipengaruhigayasekunder (Coriolis),Resultantedari PGF
dangayaCoriolis -

kecepatananginge
ost. Ug = 1/fgdp/dx,
f = gayaCoriolis = 2W.sin a
W = kecepatansudutrotasi
A = sudutlintang, + utara, - selatan

b. Angin Topan dan Badai (hurricanes and Coastal


Storms)

Badai dan topan merupakan fenomena yang normal di lingkungan


pesisir, dan juga faktor utama dalam memodifikasi bentuk lahan (land
forms) dan ekosistem pesisir. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya
tekanan kependudukan dan pembangunan di kawasan pesisir, maka
bencana alam berupa badai, topan, tsunami, dan lainnya merupakan
ancaman berat terhadap penduduk dan kepemilikian (property)
Daya (forces) yang menyertai badai dan topan termasuk :
gelombang besar dan banjir (surge), aksi gelombang yang
meninggi/menguat, dan angin kencang.
Banjir akibat badai/topan (storm flooding) dapat mengakibatkan :
erosi pantai secara substansial, pengikisan/penghancuran pulau
penghalang, dan pemecahan lahan pesisir, sehingga membentuk
inlet.

c. Peningkatan Paras Laut (sea level rise)


Pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi Gas
Rumah Kaca (CO, CH4, dll.) dapat meningkatkan
paras/permukaan perairan laut (sea level rise), karena dua
alasan: (1) ekspansi panasdan (2) Mencairnya es kutub
(glacial melting)
Meskipun belum ada consensus bulat di antara masyarakat
ilmiah tentang realitas pemanasan global, hamper semua
setuju bahwa pemanasan
global merupakan fenomena yang nyata.
Ketidak-sepakatan di antara ilmuan sebenarnya hanya
pada soal laju(rate) dan derajat (degree) dari
pemanasan global
Prediksi : sebelum akhir abad-21 suhu rata-rata dunia akan
meningkat sebesar +3oC.
Perkiraan tentang dampak pemanasan global sangat
bervariasi, tetapi kisarannya antara 0,5 2 m pada tahun
2100.
Dampak : banjir, kehilangan/kerusakan biodiversity, kerusakan
bangunan dan infrastruktur.

d. Siklus hidrologi
Perairan pesisir (coastal waters) dipengaruhi oleh interaksi
dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air
tawar (freshwater).

Aliran air tawar kelaut merupakan fungsi dari:


karakteristik Daerah Aliran Sungai (watershed, drainage
basin) dan aliran air permukaan (creeks, streams, rivers,
etc.) serta aliran air tanah (groundwater).

Selanjutnya, neraca air (water budget) tersebut sangat


dipengaruhi oleh laju presipitasi dan evapotranspirasi.
Presipitasi mempengaruhi air permukaan (surface waters) via runof, dan
mempengaruhi air tanah via perkolasi dan infiltrasi (lihat Figure
2.8.DalamBeatley, et.al., 1994)

Dinamika perairan pesisir


Sirkulasi massa air :
Pergerakan massa air di pesisir krn pasut dan sirkulasi dari laut. Contoh
interaksi laut lepas dengan pantai : Selatan Jawa dsb.
Kecepatan arus rerata di estuaria
(Officer, 1976) V = C.(h.I)1/2
C = roughness coeff. (1,49/n) R1/6 Chezy
n = Manning coeff. 0,013-0,026 ~dasar perairan
R = Jejari hidrolik = b.h/(2h+b)
b = lebar estuaria/sungai/kanal
I = kelandaian
muka air h =
kedalaman

Estuarine
Process
Karena Limpasan air sungai dengan arus pasut yang mengkasilkan
Sirkulasi massa air di pesisir lapisan yang bersalinitas rendah disebut
dengan plume, yang dipisahkan oleh halocline (perbedaan salinitas yang
tajam).
Dinamika front ditentukan oleh pola arus, dengan
kecepatan : C = (Y.g.h)1/2
Y = (d2-d1)/d2 densitas lapisan air bawah-atas

g = gravitasi bumi, h = kedalaman khas lapisan atas

IR

VISIBLE
Proses pencampuran massa air
Karena ada pertemuan dua atau lebih massa air yang berbeda sifat, Air
tawar dan asin. Waktu dirus = t1 = Q/R, Q = total volume air sungai,
R = limpasan air sungai yang masuk = T1 T2
Aliran ke luar T1 = S2R/(S2-S1), Aliran keluar T2 =
S1R/(S2-S1) Waktu dirus di Teluk :
t2 = V/T1 = V.(S2-S1)/S2R

30
30

Sedimentasi & Erosi


Ekstrim pemanfaatan wilayah pesisir: Dibiarkan bebas vs manfaat
maksimal dengan dampak Negatif.
Erosi banyak juga disebabkan oleh bangunan pantai (spt.Jetty, pemecah
gelombang) Karena Menghadang litoral drift alami sehingga Ada proses Erosi
dan Sedimentasi di tempat berbeda.
Faktor-faktor penyebab: arus menyusur pantai, arus meretas pantai, pasut,
perubahan muka laut, Angin, geologi & kegiatan manusia.
Transportasi sedimendengan kuantifikasi Sediment Budget

Total sediment yang dideposito dari berbagai sumber= TSs TSr = ES,
TSr = total sedimen yang hilang, ES = Proses erosi/sedimentasi yang tidak
diketahui
Angin dapat membentuk perubahan sand dunes, Fungsi
sand dunea : (1) pelindung pulau ketika terjadi badai atau
sea level rise (abnormal),
(2) Sebagai reservoir bagi pasir pantai. Ancaman karena kegiatan manusia.

Upwelling
Upwelling adalah menaiknya massa air laut dari lapisan bawah permukaan
(150-250 m)
karena proses fisik perairan.
Manfaat : penyuburan perairan permukaan (daerah penangkapan ikan dari
90% produksi), Produksifitas ~300 grC/m2/thn ~12x 105 ton/thn.
Proses fisik : kekosongan massa air pada lapisan permukaan (pantai
&laut lepas) Dilaut lepas karena adanya pola arus yang menyebar
(divergence) ditandai dengan
perbedaan suhu permukaan yang tajam (2 Cgrad).
Ciri khas Coastal Upwelling :
8.

Terjadi transportasi Ekmann di lapisan atas. TE : proses


mengalirnya massa air karena hembusan angin yang
arahnya sebelah kiri dari arah angin (Souther Hemisphere).
9. Garis iso piknal dan isothermal menaik di daerah pantai.
10. Massa air yang naik akan menyebar ke laut lepas dan
turun kembali
(convergence).
11. Massa air yang menyebar tersebut akan membentuk
fronts.

Jarak upwelling dari pantai = Rossby Radius of Deformation = R = N.h/f


N = frekwensi Brunt Visala = N2
= gd/dz h = kedalaman perairan,
f=gaya coriolis

33

34

FURTHER READINGS
5.

Rees, Colin. 1990. A Guide to Development in Urban and Coastal


Areas. A Project of Asian Wetland Bureau funded by The Australian
International Development Assistance Bureau (AIDAB). Malaysia. p.
77

6.

The National Committee on Coastal and Ocean Engineering.


1998. Coastal Engineering Guidelines: for working with the
Australian coast in an ecologically sustainable way. The Institution
of Engeneers, Australia.

7.

National Committee on Coastal Ocean Engeneering. 1988. Guidelines


for Responding to the Effect of Climatic Change in Coastal Engineering
Design. The Institution of
Engeneers, Australia

35

Anda mungkin juga menyukai