Anda di halaman 1dari 16

Briefing Praktikum

NTD dan BMT


Analisis Proksimat dan
Gross Energi

Analisis Proksimat
Air
Abu

Bahan
Pakan

N
atau
PK

BK

BO

LK
SK

BOTN
KH
Diagram zat makanan dalam analisis proksimat

BETN

Analisis Proksimat
Air
Abu

Bahan
Pakan
BK

BO

N
atau
PK
LK
SK
KH
BETN

Diagram zat makanan dalam analisis proksimat

Kadar Air dan Bahan Kering


(BK)
Prinsip
Jika suatu bahan (sampel)
dikeringkan maka air menguap dan
tertinggal BK.
Cara pengeringan : dijemur atau
dioven

Kadar Abu dan Bahan


Organik (BO)
Prinsip
Jika suatu bahan (sampel) dibakar
maka BO menguap dan tertinggal
Abu (Mineral).
Cara pembakaran : dioven 550600oC, 3-4 jam

Kadar Nitrogen atau Protein


Kasar (PK)
Langkah dan Prinsip
1. Langkah ke-1 : Destruksi
Jika suatu bahan (sampel)
dipanaskan dalam larutan asam
sulfat pekat maka semua N akan
lepas dan diikat oleh asam sulfat
membentuk amonium sulfat dan sisa
sampel (berwarna hijau)

Kadar Nitrogen atau Protein


Kasar (PK)
Langkah dan Prinsip
2. Langkah ke-2 : Destilasi
Dengan destilasi menggunakan
larutan NaOH 40%, maka N akan
dipisahkan/dilepaskan, ditampung dan
ditangkap atau diikat oleh larutan
asam sulfat (0,1 N) berindikator
membentuk amonium sulfat (berwarna
ungu)

Kadar Nitrogen atau Protein


Kasar (PK)
Langkah dan Prinsip
3. Langkah ke-3 : Titrasi
Jika larutan amonium sulfat hasil destilasi
dititrasi dengan NaOH (0,1 N) maka setelah
mencapai keseimbangan larutan hasil
destilasi akan berubah warna menjadi hijau
kembali.
Volume NaOH untuk titrasi diketahui.
Titrasi juga dilakukan terhadap blanko,
sehingga volume NaOH untuk titrasi blanko
diketahui.

Kadar Nitrogen atau Protein


Kasar (PK)
Langkah dan Prinsip
3. Langkah ke-3 : Titrasi
Selisih volume NaOH dari sampel dan
blanko digunakan untuk menghitung
kadar N dalam sampel.
Kadar PK = kadar N x 6,25

Kadar Lemak Kasar (LK) atau


Extract Ether (EE)
Prinsip
Jika bahan atau sampel diekstraksi dengan
larutan pelarut lemak (larutan hexan, eter,
chloroform) maka semua lemak dan
termasuk bahan yang larut dalam lemak
akan terlarut.
Jika hasil ekstraksi dikeringkan maka hexan
akan menguap sehingga tersisah lemak
dan bahan yang terlarut dalam lemak.

Kadar Serat Kasar (SK)


Langkah dan Prinsip
1. Langkah ke-1: Pemanasan
Jika bahan atau sampel dipanaskan
dengan asam sulfat (0,3 N) maka
senyawa N akan terlepas dari sampel,
Jika ditambah dengan NaOH (1,5 N)
maka semua lemak akan mengalami
saponifikasi sehingga dapat larut.
Dengan proses pemanasan juga
melarutkan senyawa karbohidrat (pathi)

Kadar Serat Kasar (SK)


Langkah dan Prinsip
2. Langkah ke-2: Pencucian
Jika bahan atau sampel setelah
dipanaskan dengan asam sulfat (0,3 N)
dan NaOH (1,5 N) dicuci berturut-turut
dengan larutan HCl, aceton, dan aquades,
maka yang tertinggal hanya senyawa
serat kasar (selulosa, hemiselulosa, lignin,
silika) dan abu (mineral)
(dikeringkan lalu ditimbang)

Kadar Serat Kasar (SK)


Langkah dan Prinsip
3. Langkah ke-3: Pengabuan
Jika residu langkah ke-2 dibakar atau
diabukan, maka semua komponen serat
akan terbakar (menguap), sehingga
tersisa abu.
Selisih residu langkah ke-2 dengan
residu langkah ke-3 adalah kadar SK

Kadar Bahan Ekstrak tanpa


Nitrogen (BETN)
Langkah dan Prinsip melalui
perhitungan
Berdasarkan diagram analisa proksimat,
jika kadar semua zat makanan (abu, PK,
LK, dan SK) telah diketahui, maka BETN
dapat dihitung dengan rumus:
Kadar BETN = 100 (abu + PK + LK +
SK)

Kadar Energi Bruto (Gross


Energi/GE)
Prinsip
1 cal = jumlah panas untuk meningkatkan
suhu satu liter air sebesar 1oC ( dari 14,5 ke
15,5).
Jika bahan atau sampel dibakar dalam ruang
adiabatik (kedap) (bom calorimeter) dalam
tekanan oksigen yang tinggi, maka semua
sampel an terbakar dan menghasilkan panas.
Panas tersebut akan
memanaskan/meningkatkan suhu air yang ada
disekitar bom calorimeter.
Peningkatan suhu air tersebut digunakan untuk
menghitung kadar energi (calori)

Anda mungkin juga menyukai