Anda di halaman 1dari 17

Modul 3

STATIKA DALAM DISIPLIN


ILMU TEKNIK SIPIL

Statika merupakan ilmu yang mempelajari semua benda yang tetap, yang statis.
Ilmu Statika merupakan bagian dari bidang ilmu mekanika teknik. Dalam ilmu statika
dipelajari segala sesuatu yang tidak bergerak (atau yang tidak akan bergerak). Hal ini
berbeda dengan ilmu dinamik, dalam ilmu dinamik diterangkan semua yang bergerak.
Akan tetapi, kedua bagian bidang ilmu tersebut mempunyai persamaan, yaitu gaya dan
gerak (pergerakan).

Dalam ilmu statika, terdapat persyaratan khusus mengenai pergerakan, yaitu


pergerakan v = 0, hal ini berarti bahwa pokok bahasan yang ditinjau adalah hanya
bekerja dengan gaya-gaya yang tidak bergerak, atau dengan kata lain keadaan
pergerakan sama dengan nol.

Kondisi tersebut terjadi apabila semua gaya yang bekerja atau semua gaya yang
membebani suatu benda dan gaya-gaya dalam keadaan seimbang. Sebagai contoh
gaya-gaya yang bekerja pada tangkai pengungkit (dengan jarak antara gaya dan benda
= momen) saling menutupi, sehingga semua gaya seimbang.

Gambar 3.1 Keseimbangan Gaya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Oleh karena itu, ilmu statika disebut juga ilmu keseimbangan gaya.
Keseimbangan pada mulanya tidak ada dan apabila keseimbangan itu tercapai, segera
akan terganggu lagi. Atau dapat pula terjadi perubahan dalam keseimbangan, yang
diakibatkan oleh daya tarik bumi (dalam ilmu statika disebut berat sendiri), oleh beban
yang dikenakan pada benda/konstruksi bangunan itu serta oleh kekuatan alam, sebagai
contoh air hujan, salju, angin dan perubahan suhu.

Gambar 3.2 Struktur jembatan untuk pejalan kaki.

3.2 Tahapan Pembangunan Struktur


Ilmu statika pada dasarnya merupakan pengembangan ilmu fisika yang
menjelaskan kejadian alam sehari-hari yang berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja.
Pada pokok bahasan ini, dalam dunia konstruksi, pekerjaan seorang insinyur sipil
secara garis besar dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Bidang perencanaan (design) bangunan sipil.


2. Bidang pelaksanaan (construction) bangunan sipil.
3. Bidang perawatan/perbaikan (maintenance/repair) bangunan sipil.

Salah satu fungsi utama bangunan sipil adalah mendukung gaya-gaya yang berasal dari
beban-beban yang dipikulnya, sebagai contoh yaitu:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

1. Jembatan/jalan, mendukung gaya-gaya yang berasal dari beban arus lalu lintas
yang melintasi jembatan atau jalan tersebut.
2. Dinding penahan tanah (retaining wall), berfungsi menahan gaya timbunan tanah
pada dinding retaining wall.
3. Bendung, berfungsi menampung air
4. Lantai pada gedung, berfungsi memikul beban hidup, beban mati dan beban mati
tambahan yang bekerja.

Oleh karena itu, penguasaan ilmu statika sangat membantu insinyur sipil dalam
pengambilan keputusan.

3.3 Definisi Sederhana Struktur


Struktur merupakan sarana yang berfungsi menyalurkan beban yang diakibatkan
penggunaan dan/atau kehadiran bangunan di atas tanah.

Gambar 3.3 Jembatan rangka

Dari Gambar 3.3 dapat kita lihat bahwa struktur jembatan berfungsi untuk
menyalurkan beban yang bergerak di sepanjang jembatan, yaitu kereta api.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.4 Bangunan gedung bertingkat.

Dari Gambar 3.4 dapat kita lihat bahwa bangunan gedung bertingkat berfungsi
untuk menyalurkan beban-beban yang ada pada tiap lantai.

3.4 Tipe-tipe Struktur


Struktur dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, yaitu antara lain :
1. Geometri
Berdasarkan geometri dasar, bentuk struktur dapat diklasifikasikan sebagai
salahsatu bentuk elemen garis (atau disusun dari elemen-elemen garis) atau sebagai
bentuk elemen permukaan. Bentuk elemen garis dapat dibedakan sebagai garis lurus
atau garis lengkung. Sedangkan bentuk elemen permukaan bisa berbentuk datar atau
lengkung. Elemen permukaan lengkung bisa berupa lengkung tunggal atau lengkung
ganda.

Pada kenyataannya tidak ada yang dapat disebut sebagai elemen garis atau
elemen permukaan, karena elemen-elemen struktur memiliki tebal. Istilah garis dan
permukaan ini hanya untuk memudahkan saja.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.5 Elemen garis lurus dan lengkung.

Elemen tersebut tergantung pada bahan atau metode konstruksinya. Sebagai


contoh bahan dari kayu, beton atau baja.
2. Kekakuan
Berdasarkan kekakuan, dapat diklasifikasikan apakah suatu struktur kaku atau
fleksibel.
Elemen kaku biasanya sebagai batang, tidak mengalami perubahan bentuk yang cukup
besar di bawah pengaruh gaya atau pada perubahan gaya yang diakibatkan oleh beban.
Namun meskipun demikian, struktur ini selalu bengkok meskipun sangat kecil, apabila
dibebani.

Gambar 3.6 Jembatan KA Jalur Cikampek-Padalarang.

Elemen fleksibel atau tidak kaku, misalnya kabel, cenderung mempunyai bentuk
tertentu pada suatu kondisi pembebanan. Bentuk tersebut dapat berubah apabila
pembebanan berubah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Struktur fleksibel dapat mempertahankan keutuhan fisiknya meskipun bentuknya


berubah-ubah. Elemen kaku contohnya adalah kayu dan baja. Sedangkan contoh dari
elemen fleksibel adalah kabel baja.

Gambar 3.7 Jembatan kabel di Pulau Batam, Indonesia.

3.5 Jenis-jenis Elemen Struktur


Jenis-jenis elemen struktur dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Balok dan Kolom
Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas
elemen kaku vertikal adalah struktur yang umum dijumpai. Elemen horizontal (balok)
sering disebut sebagai elemen lentur, yaitu memikul beban yang bekerja secara
transversal dari panjangnya dan mentransfer beban tersebut ke kolom vertikal yang
menumpunya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.8 Elemen balok dan kolom struktur bangunan gedung.

Kolom dibebani beban secara aksial oleh balok, kemudian mentransfer beban
tersebut ke tanah. Kolom yang memikul balok tidak melentur ataupun melendut karena
kolom pada umumnya mengalami gaya aksial tekan saja.
2. Rangka
Rangka mempunyai aksi struktural yang berbeda dengan jenis balok-tiang,
karena adanya titik hubung kaku antara elemen vertikal dan elemen horisontal.
Kekakuan titik hubung ini memberikan banyak kestabilan terhadap gaya lateral.
Kekakuan titik hubung adalah salah satu dari berbagi jenis hubungan yang ada di antara
berbagai elemen struktur.

Pada sistem rangka, baik balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat
adanya aksi beban pada struktur.
3. Rangka Batang
Struktur rangka batang adalah struktur yang terdiri dari kumpulan elemen batang
yang disambung untuk membentuk suatu geometri tertentu sedemikian sehingga
apabila diberi beban pada titik buhul (titik pertemuan antar batang) maka struktur

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

tersebut akan menyalurkan beban ke tumpuan melalui gaya aksial (tarik atau tekan)
pada batang-batangnya.

Titik buhul dimodelkan berperilaku sebagai sambungan pin (engsel) sehingga


tidak bisa menahan atau menyalurkan momen ke batang yang lain.

Gambar 3.10 Rangka Batang.

4. Pelengkung
Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung
dan membentang di antara dua titik. Pada umumnya terdiri atas potonganpotongan kecil
yang mempertahankan posisinya akibat adanya tekanan dari beban.

Sebagai contoh dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 3.5 (b) dan Gambar 3.12,
serta contoh jembatan pelengkung seperti terlihat pada Gambar 3.13. Contoh lain
adalah pada bangunan-bangunan modern, atau dinamakan pelengkung kaku (rigid
arch).

Gambar 3.11 Jembatan pelengkung di Europabrcke, Murau, Austria.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.12 Ilustrasi sebuah jembatan pelengkung.

5. Dinding dan Pelat


Dinding dan pelat datar adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Dinding
pemikul beban biasanya dapat memikul baik beban arah vertikal maupun beban lateral
(gempa, angin dan lain-lain).

Pelat datar biasanya digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai
lentur, dan meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat biasanya terbuat dari beton
bertulang atau baja.

Gambar 3.13 Pelat bangunan gedung.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

6. Cangkang Silindrikal dan Terowongan


Cangkang contohnya adalah struktur pelat-satu-kelengkungan. Cangkang
mempunyai bentang longitudinal dan lengkungannya tegak lurus terhadap diameter
bentang. Cangkang dibuat dari material kaku (misalnya beton bertulang atau baja).

Terowongan berbeda dengan cangkang, yaitu struktur berkelengkungan tunggal


yang membentang secara transversal. Terowongan dapat dipandang sebagai
pelengkung menerus.

(a) Ilustrasi terowongan.

(b) Terowongan kereta api.

Gambar 3.14 Terowongan.

7. Kubah dan Cangkang Bola


Kubah sangat efisien digunakan pada suatu bangunan dengan bentang besar.
Tingkat kesulitan perhitungan lebih rumit. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar
3.15.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.15 Struktur cangkang bola.

8. Kabel
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuknya sangat tergantung pada besar
dan perilaku beban yang bekerja padanya. Kabel dapat digunakan pada bentang yang
panjang. Biasanya digunakan pada jembatan yang memikul dek jalan raya deserta lalu
lintas di atasnya. Sebagai contoh, dii negara Indonesia sudah dibangun beberapa
jembatan kabel. Sebagai contoh, beberapa jembatan kabel yang ada di Indonesia
adalah di Pulau Batam (Gambar 3.7), Riau (Gambar 3.16) dan Bandung, Jawa Barat
(Gambar 3.17).

Gambar 3.16 Jembatan kabel di Riau, Indonesia.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.17 Jembatan kabel di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

9. Membran, Tenda dan Jaring


Membran adalah lembaran tipis dan fleksibel. Tenda biasanya dibuat dari
permukaan membran. Bentuk yang sederhana maupun kompleks dapat dibuat dengan
menggunakan membran-membran. Jaring adalah permukaan 3D yang terbuat dari
sekumpulan kabel lengkung yang melintang. Jaring mempunyai analogi dengan kulit
membran. Dengan memungkinkan adanya lubang saringan untuk variasi sesuai
keperluan, maka sangat banyak bentuk permukaan yang dapat diperoleh.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.18 Model struktur membran.

Gambar 3.19 Model struktur membran untuk atap.

Salah satu keuntungan penggunaannya yaitu penempatan kabel dapat


mencegah atap dari getaran akibat tekanan dan isapan angin. Selain itu, gaya tarik
umumnya dapat diberikan pada kabel dengan alat jacking sehingga seluruh permukaan
dapat mempunyai tahanan terhadap getaran pada atap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.20 Struktur membran/tenda untuk atap tempat parkir.

3.6 Fenomena Struktur Dasar


Dalam analisis dan desain statu struktur, terdapat masalah-masalah yang kita
jumpai, sebagai contoh misalnya bentuk-bentuk tertentu dapat terguling atau runtuh,
apabila mengalami pembebanan tertentu. Beban yang menyebabkan terguling atau
gagal tersebut dapat berasal dari keadaan tertentu (misalnya angin, gempa), beban
akibat penggunaannya, atau akibat berat sendiri struktur tersebut. Beban-beban ini
dapat menimbulkan gaya dalam pada struktur, tegangan pada bahannya, sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan.

Masalah pertama adalah berkaitan dengan kestabilan menyeluruh. Sebagai


suatu kesatuan yang utuh, struktur dapat terguling, tergelincir atau terpuntir relatif
terhadap dasarnya, terutama apabila mengalami beban seperti angin atau gempa.

Struktur yang relatif tinggi, sebagai contoh menara listrik tegangan tinggi yang
mempunyai dasar kecil mempunyai potensi untuk terguling. Ketidakseimbangan akibat
berat sendiri juga dapat menyebabkan terjadinya guling.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Penggunaan pondasi kaku yang lebar dapat mencegah terjadinya guling, atau dengan
penggunaan pondasi tiang yang mampu memikul gaya tarik.

Masalah kedua adalah berkaitan dengan kestabilan hubungan atau internal. Apabila
bagian-bagian struktur tidak tersusun atau terhubung dengan baik, maka struktur dapat
runtuh. Suatu susunan struktur dapat stabil untuk kondisi pembebanan tertentu, tetapi
tidak untuk kondisi lainnya.

Gaya-gaya seperti angin, gempa dapat menyebabkan keruntuhan demikian. Ada


beberapa mekanisme dasar dinding, aksi rangka, atau diagonal yang dapat digunakan
untuk membuat statu susunan struktur menjadi stabil.

Gambar 3.22 Menara listrik tegangan tinggi.

Masalah ketiga adalah berkaitan dengan kekuatan dan kekakuan elemen. Ada
banyak masalah struktural pada kekuatan komponen struktur. Keruntuhan komponen
dapat berupa keruntuhan akibat tarik, tekan, lentur, geser, torsi, gaya tumpu, atau
deformasi berlebihan yang timbul secara internal di dalam struktur sebagai akibat dari
adanya beban. Bersamaan dengan beban, juga timbal tegangan pada material.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Gambar 3.23 Kegagalan struktur akibat torsi.

Dengan mendesain komponen struktur secara hati-hati, keadaan tegangan


tersebut dapat diatur agar berada dalam taraf aman.

3.7 Kriteria dan Tahapan dalam Analisis Struktur


Tinjauan dasar dalam merencanakan struktur adalah menjamin kestabilan pada
segala kondisi pembebanan yang mungkin terjadi. Struktur akan mengalami perubahan
bentuk tertentu apabila dibebani.

Pada struktur yang stabil, deformasi akibat beban pada umumnya kecil, dan gaya
internal yang timbul di dalam struktur mempunyai kecenderungan mengembalikan
bentuk struktur ke bentuk semula apabila beban dihilangkan.

Pada struktur yang tidak stabil, deformasi akibat beban pada umumnya
mengakibatkan kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut
dibebani. Struktur yang tidak stabil tidak memberikan gaya-gaya internal yang
mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut dibebani.
Struktur yang tidak stabil mudah mengalami runtuh (collapse).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Tanggung jawab Insinyur Sipil sebagai perencana struktur adalah dapat


menjamin struktur yang membentuk konfigurasi yang stabil. Para insinyur berupaya agar
hasil rancangannya adalah yang terbaik atau optimal jika ditinjau dari kekuatan,
kekakuan maupun pembiayaan (ekonomis).

Gambar 3.24 Kestabilan struktur.

Gambar 3.25 Struktur yang tidak stabil.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1

Anda mungkin juga menyukai