Anda di halaman 1dari 12

Nadia Putri (1113016300015)

SKRIPSI 1
I.

Identitas skripsi :

Judul

: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA


SISWA YANG MENGGUNAKAN PROBLEM BASED
LEARNING DENGAN DIRECT INSTRUCTION

Tempat Penelitian

: Madrasah Aliyah Negeri Ciledug, Cirebon

Nama pengarang : Moh. Nurudin


Tahun

: 2010

Jurusan/Program Studi: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam/


Pendidikan Fisika
Universitas
II.

: UIN Syarif Hidayatullah

Sistematika Skripsi :

BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Latar Belakang Masalah


Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
1.
2.
3.
4.

Kajian Toeritis
Hasil Penelitian yang relevan
Kerangka piker
Hipotesis

BAB III
Metodologi Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.

Waktu dan tempat penelitian


Metode penelitian
Desain penelitian
Variabel penelitian
Populasi dan sampel

Nadia Putri (1113016300015)


6. Teknik pengumpulan data
7. Instrument penelitian
8. Teknik analisis data
III.

ISI:

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian orang menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan
yang tidak menarik dan membosankan. Dalam hal ini, fisika
dengan beberapa ilmu pengetahuan yang lain menempati urutan
pertama bagi manusia dalam memahami hakikat alam semesta.
Berdasarkan hal itu semua, maka sudah seharusnya bahwa fisika
harus dipelajari secara menyenangkan. Beberapa siswa jurusan
IPA pun merasakan bahwa fisika termasuk mata pelajaran yang
sulit. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan apa
yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut
akan dipergunakan atau dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan
untuk memahami konsep akademik sebagaimana biasa diajarkan
yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode
ceramah. Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan
anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, pada tahun
1997, The Cognition and Technology Group at Vanderbilt
mengembangkan

sebuah

program

tentang

pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning, PBL atau problem


based instruction, PBI) yang dinamai The Jasper Project. Para
penulis laporan ini menemukan fakta bahwa salah satu faktor
yang meyebabkan perbedaan hasil belajar siswa di kedua negara
itu adalah penggunaan pengajaran interaktif whole-class yang
merupakan salah satu faktor utama Direct Instruction (DI).
Berdasarkan uraian di atas, maka diasumsikan bahwa kedua
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan

Nadia Putri (1113016300015)


menjadikan pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada
penelitian ini akan diterapkan dua jenis model pembelajaran,
yaitu model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning,

PBL)

dan

model

pembelajaran

langsung

(Direct

Instruction, DI).
BAB II
A. KAJIAN TEORITIS
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam skripsi peneliti yang dikutip dalam salah satu buku
sumber, Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan
belajar yang menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan
lebih baik jika siswa secara aktif membangun (construct)
sendiri pengetahuan dan pemahamannya. Disini peneliti
memunculkan dua teori tentang konstruktivisme. Dua di
antaranya

adalah

teori

konstruktivisme

kognitif

yang

dikemukakan oleh Jean Piaget dan konstruktivisme sosial yang


dijelaskan oleh Lev Vygotsky.
2. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
PBL
adalah
suatu
pendekatan
pembelajaran

yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks


bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Model

pembelajaran

bertanggung

jawab

berbasis
pada

masalah

pembelajaran

membuat
mereka

siswa
melalui

penyelessaian masalah dan melakukan kegiatan inkuiri dalam


rangka mengembangkan proses penalaran. Pembelajaran
berbasis masalah lebih menempatkan guru sebagai fasilitator
dari pada sebagai sumber.
3. Pengajaran langsung (Direct Instruction, DI) merupakan salah
satu

model

pengajaran

yang

banyak

digunakan

dalam

pembelajaran dan termasuk ke dalam kelompok model

Nadia Putri (1113016300015)


pengajaran yang efektif. Berbeda dengan PBL yang dilandasi
oleh konstruktivisme kognitif Piaget dan konstruktivisme
sosial Vygotsky, DI hanya dilandasi oleh konstruktivisme sosial
Vygotsky saja. Namun demikian, sama dengan PBL yang
dilandasi oleh teori belajar lain selain konstruktivisme, DI juga
dilandasi oleh teori belajar sosial yang dikembangkan oleh
Albert Bandura, seorang psikolog dari Universitas Stanford
Amerika Serikat.
4. Yang dimaksud dengan hasil belajar fisika adalah hasil
penilaian setelah siswa melakukan pembelajaran. Namun,
berdasarkan pembatasan masalah seperti yang diuraikan di
Bab I, maka hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini
hanya terbatas pada hasil penilaian ranah kogitif saja.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Suherman menyatakan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning, PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Riyanto menyatakan bahwa terdapat peningkatan

yang

signifikan pada hasil belajar pokok bahasan bangun ruang sisi


lengkung siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis
masalah dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional
3. Aeni, berdasarkan hasil penelitian tindakan

kelas

yang

menerapkan PBL di MAN 8 Cakung Jakarta Timur, menyatakan


bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siklus pertama
terhadap siklus kedua.
4. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh I
Wayan Distrik di SMAN 13 Bandarlampung menunjukkan
bahwa dengan menerapkan DI, pemahaman dan penguasaan
konsep siswa terhadap materi pelajaran dan hasil belajar
mereka pada setiap siklus terus meningkat
5. Purnomo
menyatakan
bahwa
penerapan

DI

dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran

Nadia Putri (1113016300015)


Biologi konsep fotosintesis. Hal ini didasarkan pada hasil
penelitiannya di kelas VIIIC MTs Negeri Gondowulung Bantul
Yogyakarta.
6. Good menemukan kenyataan bahwa siswa yang diajar oleh
guru dari kelompok pertama mempunyai hasil belajar yang
lebih baik daripada siswa yang diajar oleh gru pada kelompok
kedua. (guru pertama diberikan pelatihan (training) unsur
unsure Di dan guru kedua menggunakan cara konvensional.

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis
H0 : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model PBL
sama dengan siswa yang menggunakan DI pada konsep hukum
gravitasi.
Ha : Hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model PBL
lebih baik daripada siswa yang menggunakan DI pada konsep
hukum gravitasi.

Nadia Putri (1113016300015)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun
Ajaran 2009-2010. Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 7
September sampai dengan 22 Oktober 2009. Adapun tempat
penelitiannya adalah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ciledug
Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
2. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu
(quasi experiment) karena kelas yang akan diberikan perlakuan
tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat.
3. Desain penelitian
Dua kelas hasil belajar fisika antara yang menggunakan PBL dan
4.
5.
6.
7.

DI, dengan desain dilakukannya pretest, perlakuan, lalu posttest.


Variabel penelitian
Variabel X : PBL
Variabel Y : DI
Populasi dan sampel
Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Teknik pengumpulan data.
Data utama : menggunakan test pretest dan posttest.
Data penunjang : menggunakan observasi.
Instrument penelitian
Instrument penelitian diuji dengan menggunakan uji validitas,

perhitungan reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.


Instrument nontes menggunakan wawancara dan observasi.
8. Teknik Analisis Data:
Peneliti menggunakan dua teknik analisis data karena
mengambil dua instrument penelitian.
Jadi teknik yang digunakan yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif.
Teknik kuantitatif digunakan sebagai teknik analisis data hasil
belajar. Dengan memaparkan tingkat signifikansi peningkatan
hasil belajar dan pengujian hipotesis menggunakan uji

normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis.


Teknik kualitatif digunakan sebagai teknik analisis data hasil
observasi.

IV.

Kelebihan

1. Adanya identifikasi masalah.

Nadia Putri (1113016300015)


2. Pada BAB II skripsi ini menurut saya sistematis penulisannya
lebih rapih dan lebih tertata, memudahkan pembaca untuk
mengeti maksud dari sub bab sub bab yang di paparkan oleh
peneliti.
3. Penjabaran teori tersusun secara urut, rinci dan cukup lengkap.
Dengan sumber yang banyak di cantumkan membuat isi menjadi
kuat.
4. Kerangka berpikir dibuat tidak semuanya deskripsi namun
menyajikan tabel kerangka berpikir yang memudahkan pembaca
mengerti alur bagaimana proses dari input sampai mendapatkan
output hasil belajar siswa yang diinginkan.
5. Hipotesis yang disajikan jelas.
6. Variabel variabel di jelaskan dan mudah dipahami pembaca.
7. Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode kuantitatif
yang dijelaskan secara perhitungan dengan rumus yang ada dan
metode kuanlitatif yang dijabarkan secara deskripsi.
V.

Kekurangan

Pada skripsi ini dibandingkan dengan skripsi yang satunya lagi,


secara sistematis penulisan skripsnya:
Tidak ada:
1. penegasan istilah
2. sistematika penulisan skripsi
3. penjabaran materi ajar
4. penjabaran prosedur penelitian
5. skema rancangan penelitian.
VI.

Kesalahan penulisan

1. Tugas rumah (PR) seharusnya Pekerjaan rumah (PR).


2. Preoperational seharusnya Pre-Operational
3. Bagan kerangka berpikir seharusnya tidak perlu banyak warna,
dibuat dalam bentuk formal saja.

Nadia Putri (1113016300015)


4. Penulisan rumus tidak konsisten, ada yang ditulis miring dan ada
yang tidak. Seharusnya tidak perlu dimiringkan.
5. Penulisan, Santrock menyatakan bahwa learning is a relatively
permanent influence on behaviour, knowledge, and thinking
skills that comes about through experience.
6. Seharusnya :
7. Santrock menyatakan bahwa, learning is a relatively permanent
influence on behaviour, knowledge, and thinking skills that
comes about through experience.
SKRIPSI 2
I.
Identitas
1. Judul : Penerapan model problem based learning untuk mengembangkan aktivitas
2.
3.
4.
5.
6.
7.

berkarakter dan meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas XI


Tempat SMA Negeri 2 Cilacap
Nama pengarang : Awal Retiono
Tahun : 2013
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas : Universitas Negeri Semarang

II.

Sistematika

BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penegasan Istilah
Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Problem Based Learning
Model Pembelajaran Kooperatif
Pendidikan Karakter
Pemahaman Konsep
Usaha dan Energi

Nadia Putri (1113016300015)


7. Kerangka Berpikir
8. Hipotesis
BAB III
Metodologi Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Populasi dan Sampel


Variabel Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen Penelitian
Analisi Data

III.

ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pembelajaran fisika bermaksud untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Dari informasi yang di peroleh dari guru fisika di SMA Negeri 2 Cilacap,
pembelajaran fisika yang selama ini sudah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cilacap
menggunakan metode ceramah yang terkadang diselingi dengan diskusi kelompok
(pembelajaran kooperatif) dan masih menerapkan keaktifan guru dalam kegiatan
pembelajarannya. Pembelajaran cenderung bersifat informatif sehingga keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih kurang. Kondisi yang demikian
akan membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Agar tujuan pembelajaran
fisika di SMA dapat dicapai maka perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran
fisika di kelas. Inovasi tersebut dapat berupa model pembelajaran yang bisa membuat
siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran.
Salah satunya adalah model pembelajaran yang menitik beratkan pada pemecahan
masalah sehari-hari yaitu model problem based learning.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. PENGERRTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Nadia Putri (1113016300015)


Belajar adalah suatu proses yang berkaitan dengan perubahan perilaku manusia
baik berupa hasil pemikiran siswa maupun pengalaman siswa. Pembelajaran
adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.
2. Problem based learning (PBL) merupakan suatu metode pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau
materi pelajaran (Sudarman, 2007). Landasan teori problem based learning
adalah kolaborativisme.
3. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Kerangka berpikir berupa uraian deskriptif peneliti yang berisi: Salah satu

tujuan pembelajaran fisika adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa


dalam mensintesis masalah menjadi sebuah konsep ilmiah. Dengan
mempelajari masalah dan mencari solusinya diharapkan siswa lebih
memahami konsep -konsep dalam pembelajaran fisika.
5. Hipotesis Penelitian:
(1) Model Problem Based Learning (PBL) dapat mengembangkan aktivitas
berkarakter siswa kelas XI.
(2) Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa XI
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Populasi : Seluruh siswa kelas XI IA SMAN 2 Cilacap yang terdiri dari 4
kelas dengan masing masing jumlah siswa adalah 32.
2. Sampel : teknik pemilihan sampel yang gunakan oleh peneliti adalah teknik
simple random sampling. Yaitu 2 kelas secara acak dari populasi yang di
anggap homogeny sebagai kelas control dan kelas eksperimen dengan
pertimabangan siswa duduk dijenjang yang sama.
3. Variabel penelitian
Variabel bebas: model pembelajaran
Variabel terikat: aktivitas berkarakter siswa dan pemahaman konsep siswa
4. Desain penelitian

Nadia Putri (1113016300015)


Penelitian di desai oleh peneliti dengan pretest posttest group design.
Sampai diambil sebanyak dua kelas dengan satu kelas sebagai kelas control
dan satunya lagi sebagai kelas eksperimen. Dan bagian ini peneliti
menyajikan skema rancangan penelitian berupa bagan yang di design formal.
5. Prosedur Penelitian
Tahap persiapan oleh guru.
Tahap pelaksanaan penelitian dengan pretest, perlakuan setelah itu posttest.
6. Teknik pengumpulan data dan instrument penelitian
Peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yaitu dekumentasi, tes,
dan observasi.
Sedangkan untuk instrument penelitian, peneliti menggunakan silabus, RPP,
LKS, soal pre dan post test serta lembar observasi.
7. Uji Coba Instrumen penelitian
Tahap persiapan: pembatasan materi.
Tahap uji coba: menggunakan uji validitas dan tingkat kesukaran soal serta
daya pembanding soal.
8. Analisi data
Analisi tahap awal peneliti menggunakan uji homogenitas.
Tahap akhir analisi data dengan uji normalitas dengan analisis deskriptif
aktivitas berkarakter, analisis pemahaman konsep, uji gain, uji t 1 sampel dan
uji t 2 sampel.
IV.

Kelebihan
1. Adanya penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi pada BAB I nya.
2. Pembatasan materi dijelaskan dan konsepan materi dijabarkan.
3. Menarikan populasi dan sampel dijelaskan dengan jelas.
4. Adanya skema rancangan penelitian.
5. Prosedur penelitian dijelaskan secara rinci beserta tahap tahap yang akan di
lakukan.
6. Menggunakan banyak teknik pengumpulan data.
7. Menggunakan banyak Instrument penelitian .
8. Menguji instrument dijelaskan secara rinci, mulai dari tahap persiapa, sampai
tahap uji.

Nadia Putri (1113016300015)


9. Menganalisi data dijabarkan secara rinci dari tahap awal sampai tahap akhir
analisis data
V.

Kekurangan
1. Tidak ada identifikasi masalah yang akan diteliti
2. Tidak dipaparkan batasan masalah yang akan diteliti
3. Kerangka berpikir tidak dalan bagan, hanya deskripsi.
4. Hipotesis tidak berupa Ho dan Ha.
5. Tidak memuat hasil penelitian yang relevan sebagai sumber.
6. Tidak memuat waktu penelitian secara rinci.

VI.

Kesalahan Penulisan
1. BAB 2
Seharusnya : BAB II atau BAB ke-2.
2. Penulisan angka yang kurang dari 10, seharusnya ditulis menggunakan huruf.
Seperti : 2 seharusnya dua
3. Pretest
Seharusnya : pre-test
4. Posttest
Seharusnya : post-test
5. Peskoran, seharusnya Penskoran.
6. Penulisan RPP atau rencana pelaksanaan pembelajaran.
Seharusnya : RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
7. Penuslisan Lembar Kerja Siswa (LKS, Soal Pretest Posttest, Lembar
Observasi.
Seharusnya : tidak perlu di italic.

Anda mungkin juga menyukai