Anda di halaman 1dari 16

STUDI DAN PERENCANAAN REKLAMASI TAMBANG PADA

DISPOSAL DI PT. INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA, TBK.


SOROAKO SULAWESI-SELATAN.

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan Tugas Akhir
Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
M.BRATANATA WIBOWO
03033120008

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2007

A. JUDUL
STUDI

DAN

PERENCANAAN

REKLAMASI

TAMBANG

PADA

DISPOSAL DI PT. INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA, TBK.


SOROAKO SULAWESI-SELATAN.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Kegiatan eksploitasi sumber daya alam akan selalu mengakibatkan
perubahan keadaan lingkungan sekitar bukit-bukit bisa menjadi lembah dan
hutan yang lebat bisa menjadi lahan tandus tanpa vegetasi. Namun jika tidak
demikian, maka sumber daya alam yang tersedia tidak dapat diambil untuk
dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup orang banyak. Untuk mengatasi
kerusakan lingkungan, maka sesudah aktivitas penambangan harus dilakukan
rehabilitasi lingkungan yang dikenal dengan istilah reklamasi tambang.
Salah satu metode penambangan yaitu tambang terbuka (surface mining)
kegiatan

penambangan

dengan

tambang

terbuka

dilakukan

dengan

pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden, sehingga mengakibatkan


perubahan bentuk lahan. Demi mengurangi dampak kerusakan lingkungan
yang dilakukan, maka diperlukan upaya untuki mereklamasi tambang.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
secara detail mengenai kegiatan reklamasi yang dilakukan PT. INCO.Tbk
yang kemudian akan dijadikan acuan untuk merencanakan kegiatan reklamasi
selanjutnya dan sebagai outputnya adalah dapat memberi masukan kepada PT.
INCO.Tbk tentang pelaksanaan reklamasi yang lebih efektif.

Adapun manfaat dari penelitian adalah :


1. Manfaat bagi penulis
a. Penulis dapat memperoleh pengalamam penelitian dilapangan yang
selama ini belum pernah penulis lakukan secara individual.
b. Penulis

dapat

mengaplikasikan

ilmu

yang

diperoleh

saat

perkuliahan ke lapangan.
2. Manfaat bagi perusahaan
Memberikan pendapat atau masukan tentang perencanaan kegiatan
reklamasi yang lebih efektif dengan tetap memperhatikan ketentuanketentuan yang sudah ada.

D. PERUMUSAN MASALAH
Pada

tambang

terbuka

dilakukan

pengupasan

overburden

yang

mengakibatkan rusaknya fegetasi pada lapisan tanah penutup untuk itu


diperlukan studi perencanaan dalam pengupasan tanah humus. Agar daerah
bekas penambangan dapat dilakukan reklamasi dengan menggunakan tanah
humus bekas pengupasan overburden.
Dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas penambangan masih ada yang
belum di reklamasi, area yang belum selesai di reklamasi tersebut dapat
disebabkan oleh disposal tersebut belum disebarkan tanah humus, sehingga
belum bisa dilakukan revegetasi yang merupakan akhir kegiatan reklamasi.

E. PENYELESAIAN MASALAH
1. Pengertian Reklamasi
Penambangan dapat merubah lingkungan fisik, kimia dan biologi
seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu,
getaran, pola vegetasi dan habitat fauna dan sebagainya. Perubahanperubahan seperti ini harus segera dikelola untuk menghindari kerusakan
permanen lingkungan hidup. Oleh karena itu, setiap usaha penambangan
harus melakukan usaha pemulihan lingkungan sesudah kegiatan
penambangan, yang disebut reklamasi.
Reklamasi

dalam

usaha

pertambangan

adalah

upaya

unuk

memperbaiki atau memulihkan kembali lahan yang rusak sebagi akibat


kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan kemampuannya. Sedangkan pengertian lain reklamasi dalam
bidang pertambangan adalah setiap pekerjaan dalam upaya untuk
mengembalikan fungsi lingkungan hidup dibekas daerah tambang menjadi
daerah yang berdaya guna.
2. Perencanaan Reklamasi.
Reklamasi dapat diempuh dengan melalui berbagai tahapan. Dimlai
dengan perbaikan kondisi tanah, pemilihan jenis tanaman, perawatan
tanaman.

Reklamasi

yang

dilakukan

umumnya

bertujuan

untuk

memperbaiki dan menata lahan areal bekas tambang yang berupa


cekungan atau berupa lubang-lubang pada permukaan, agar dapat
mendekati kondisi semula diikuti persiapan untuk penanaman. Material-

material yang digunakan untuk melaksanakan reklamasi merupakan


material yang ikut dibongkar dalam kegiatan penambangan yaitu lapisanlapisan yang menutupi endapan bahan galian. Material-material tersebut
dapat berasal dari tambang itu sendiri atau dari tambang lain yang berada
dalam satu lokasi.
Lapisan tanah penutup yang berada paling atas pada permukaan,
mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk dapat
tumbuh. Material lapisan tanah penutup digunakan dalam kegiatan
persiapan penambangan.
Kegiatan-kegiatan utama dalam reklamasi tambang meliputi :
1. penentuan lokasi penimbunan baik untuk penimbunan lapisan
tanah penutup dan penimbunan batu-batuan hasil penambangan.
2. pemuatan dan pengangkutan serta penimbunan overburden pada
daerah bekas penambangan maupun diluar area penambangan.
3. pemuatan dan pengangkutan serta penebaran kembali lapisan tanah
penutup.
4. persiapan untuk penanaman.
Selain kegiatan-kegiatan utama tersebut dilakukan juga kegiatan yang
lainnya yang terkait langsung dengan reklamasi, yaitu :
1. pemeliharaan lapisan tanah penutup agar dapat digunakan kembali
pada saat reklamasi.
2. pengaturan dan pengawasan air limpasan dari lokasi-lokasi
penimbunan.

TABEL
KOOFISIEN LIMPASAN PADA BERBAGAI KONDISI

No
1.

2.

3.

Kemiringan
Datar, < 3 %

Tata Guna Lahan


a. sawah dan rawa
b. hutan dan kebun
c. pemukiman dan tanaman
Menengah
a. hutan dan kebun
3% - 5%
b. pemukiman dan tanaman
c. alang-alang, sedikit tanaman
d. tanah gundul, jalan aspal
Curam, <15 % a. hutan dan kebun
b. pemukiman dan tanaman
c. alang-alang, sedikit tanaman
d. tanah gundul, jalan aspal, area penggalian
dan penimbunan tambang.

Nilai C
0,2
0,3
0,4
0,4
0,5
0,6
0,7
0,6
0,7
0,8
0,9-1

Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai
berikut :
a. Meminimalisir area terganggu dengan :
1. membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi
2. membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan
3. penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan
b. Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebang
1. pembuatan teras-teras
2. pembutan saluran diversi (pengelak)
3. pembuatan SPA (saluran pembuangan air)

Tujuan utama dari penyimpanan lapisan tanah penutup adalah untuk


mempermudah pemanfaatan dalam reklamasi nantinya. Selain itu
dilakukan juga pemeliharaan agar lapisan tanah penutup dapat terjaga
kestabilan unsur-unsur yang terkandung didalamnya tak hilang, sehingga
kondisi yang layak masih dapat digunakan nantinya. Diharapkan dapat
memperkecil dampak yang merugikan terhadap lingkungan sebagai akibat
kegiatan penambangan.
3. Pelaksanaan Reklamasi
Kegiatan penambangan melipui berbagai macam pekerjaan yang
saling tekait. Untuk menghindari kegiatan yang saling tumpang tindih
dalam melakukan kegiatan reklamasi maka segala sesuatu kegiatan harus
dilakukan secara bertahap agar segala sesuatunya sesuai dengan yang
diharapkan.
Pelaksanaan reklamasi dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. persiapan lahan
a. pengamanan lahan bekas tambang yang meliputi pemindahan atau
pembersihan seluruh peralatan serta prasarana yang ada pada lahan
bekas penambangan.
b. Pengaturan bentuk lahan yang meliputi pengaturan bentuk lereng,
pengaturan saluran air pembuangan air dan pengaturan penempatan
low grade atau bahan tambang yang mempunyai nilai ekonomis
yang rendah.
2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Pengendalian erosi merupakan hal yang harus dilakukan selama


kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat
mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan
lumpur dan sedimentasi di alur-alur sungai. Untuk mengendalikan
erosi dilakukan tindakan konservasi tanah, baik secara sipil maupun
vegetatif.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah
curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan
terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.
Sedangkan untuk menghitung besarnya debit air limpasan
permukaan atau satu run dapat digunakan rumus :
Q= 1 xCxIxA
360
Dimana :
Q : Debit maksimum air limpasan (M3/det)
C : Koefisien limpasan permukaan (Tabel IV)
I

: Intensitas maksimum hujan (mm/jam)

A : Luas area dalam hectare


Penentuan dimensi saluran pebuangan air atau parit pada kaki lereng
mengunakan rumus :
Q =VxF
Dimana :
Keterangan :

V = 1/n R2/3. S1/2

: Kecepatan Pengaliran

: Luas Penampang Basah

: Koefisien Manning

: Jari-jari hidrolis

: Kemiringan Saluran

No
1.
2.
3.
4.

Tipe Elemen
Saluran lurus dan teratur
Saluran tanah gali dan excavator
Saluran pada batuan lurus dan teratur
Saluran pada batuan tidak lurus dan tidak teratur

N
0,023
0,028
0,033
0,045

3. Pengelolaan Tanah Pucuk


Pengolahan tanah pucuk bermaksud untuk mengatur dan
memisahkan tanah pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting
karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan
salah satu faktor penting untuk keberhasilan penumbuhan tanaman
pada kegiatan reklamasi.
Dari pengupasan tanah pucuk sampai penggunaan tanah pucuk
untuk reklamasi mempunyai jarak waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu tanah pucuk harus disimpan dulu pada suatu lokasi yang
telah ditentukan. Dalam penentuan lokasi penyimpanan tanah pucuk
perlu diperhatikan tentang petrografi daerah penyimpanan apakah
berupa cekungan daratan, ataupun curam, keberadaan air pada lokasi
penyimpanan, dan pengaruh terhadap lingkungan sekitar.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tanah


pucuk adalah:
a. Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah tersebut
sampai endapan bahan galian.
b. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tempat lapisannya.
Timbunan tanah pucuk tidak lebih dari 2 meter.
c. Pembentukan lahan sesuai susunan lapisan tanah semula. Tanah
pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimal 0,15 m.
d. ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung
racun dianjurkan lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan
perlakuan khusus dengan cara mengisolasi dan memisahkannya.
e. Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan
basah untuk menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah
f. Bila lapisan tanah pucuk sedikit, perlu dipertimbangan :
1. Penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka
terhadap erosi sehingga perlu penanganan konversi tanah dan
pertumbuhan tanaman dengan segera.
2. Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman
3. Pencampuran tanah pucuk dengan tanah lain. Jumlah tanah
pucuk yang terbatas dapat dicampur dengan sub soil. Hal-hal
yang perlu dihindarkan dalam memanfaatkan tanah pucuk
adalah apabila:

- sangat berpasir (> 70% pasir atau kerikil)


- sangat berlempung (> 60% lempung)
- mempunyai PH < 5.00 atau > 8.00
- mengandung klorida 3 %
- mempunyai

electrical

conductivity

(e.c)

400

milisiemens/meter
4. Dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup yang
cepat tumbuh dan menutup permukaan tanah.
4. Revegetasi
Revegetasi merupakan kegiatan puncak dari suatu pelaksanaan
reklamasi. Karena vegetasi merupakan penanaman kembali lahan
bekas penambangan sehingga kembali seperti semula.
Keberhasilan revegetasi tergantung pada beberapa hal seperti :
Persiapan penanaman, cara penanaman, pemeliharaan tanaman, serta
pemantauan tanaman.

F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya di dapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan penyelesaian penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari :

Instansi yang terkait dalam permasalahan

Perpustakaan

Brosur-brosur

Grafik, dan table

Informasi-informasi yang terkait

2. Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa
tahap, yaitu :
-

Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara


langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi
pendukung yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas.

Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang


diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar


penelitian yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat
digunakan secara efektif.

3. Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan berupa pengambilan data curah hujan,
data hasil pengujian kualitas tanah pada lokasi, data kualitas air, data
besaran erosi dan lain-lain.
4. Keakuratan Akuisisi Data

Akuisisi data ini bertujuan untuk :


- Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa
nantinya.
- Mengolah

nilai

karakteristik

data-data

yang

mewakili

obyek

pengamatan, sehingga kerja menjadi effisien.


5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan
dan penggambaran. Dilakukan dengan cara :
-

Perhitungan rata-rata curah hujan untuk mendapatkan besarnya


intensitas hujan.

Perhitungan kebutuhan top soil jika menggunakan metode


penyebaran.

Perhitungan kebutuhan top soil jika menggunakan metode


lubang/pot.

Perhitungan besarnya debit run off (limpasan permukaan) dan


dimensi saluran air rencana.

Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian


perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisa hasil pengelompokan data

Dapat

dilakukan

secara

kualitatif

maupun

kuantitatif

guna

memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini


akan diolah lebih lanjut dalam kegiatan pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data
yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

G. JADWAL KEGIATAN
Penelitian direncanakan akan mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Januari
2008, dengan perincian kegiatan yang akan dilakukan :

Waktu
No
Kegiatan
1 Studi Pustaka
2 Pengamatan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Draft

II

Minggu
III IV
V

VI

VII VIII

H. DAFTAR PUSTAKA
1. anonym, (1997), kamus Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan
dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.
2. Ade Iwan Setiawan, (1993), Penghiauan Dengan Tanaman
Potensial, Penebar Swadaya.
3. Anonym, (1993), Pedoman Reklamasi Lahan Bekas Tambang,
Departemen

Pertambangan

dan

Energi,

Drirektorat

Jendral

Pertambangan Umum, Jakarta.


4. Gunarwan Suratmo, (1993), Analisis mengenai dampak Lingkungan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
5. J.C. Hannan, (2000), Mine Rehabilitation a Hand Book for The Coal
Mining Industry, New South Wales Coal Asosiation, Sydney.

Anda mungkin juga menyukai