UTS Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi
UTS Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Disusun oleh:
Elvansyah Fajri
1406556356
Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2016
aplikasi pengiriman pesan atau dengan bentuk yang panjang melalui email,
melakukan rapat-rapat penting, sampai pada melakukan transaksi dalam jumlah
yang besar). Semua konten tersebut hadir dalam satu platform media.
Dari contoh-contoh di atas dapat ditarik sejumlah pengertian tentang
pengertian komunikasi massa dengan pola tradisional. Perkembangan teknologi
dalam konvergensi media ini memungkinkan orang untuk terlibat secara pribadi,
antarpribadi, maupun dengan khalayak ramai dalam waktu yang bersamaan.
Ini menunjukkan konvergensi media memadukan ciri-ciri komunikasi
massa dengan komunikasi antarpribadi yang dilakukan dalam satu media
sekaligus. Hal ini disebut dengan demasivikasi, yakni kondisi dimana ciri utama
media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus
informasi yang berlangsung menjadi makin personal, seperti halnya yang telah
disebutkan karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi
yang mereka butuhkan atau yang mereka inginkan.
Kenyataan-kenyataan tadi sejalan dengan teori konvergensi media yang
menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus terjadi
sejak awal penemuannya. Setiap model media terbaru cenderung menjadi
perpanjangan atau evolusi dari model-model pendahulunya, tidak berperan
sebagai pengganti, melainkan sebagai benda komplimenter. Hukum teknologi
berkembang berdasarkan deret ukur, melampaui deret hitung. Jika media
konvensional tidak melakukan penyesuaian, maka mereka akan tertinggal jauh.
Menjawab Soal Nomor 2 Bagian A
Dalam Freenomics yang dikupas Chris Anderson, pebisnis andal asal
Chicago, King Camp Gillette memperkenalkan praktek pricing Cross-subside. Di
mana menggratiskan sesuatu kepada konsumen adalah langkah pemasaran yang
lebih dari gimmick yang sifatnya taktikal, namun sebuah bagian dari dari strategi
keseluruhan. Contohnya, semakin banyak pemasar di industri seluler yang
memberikan ponselnya secara cuma-cuma namun yang dijual adalah paket telpon,
sms, dan internet bulanannya. Atau contoh lainnya ketika berlangganan tv kabel,
sang penyedia jasa secara gratis memberikan decodernya dengan catatan sang
memang relatif kecil tetapi karena volume transaksinya besar maka efek
multiplikasi memberi margin yang menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anderson, Chris. 2009. Free: The Future of a Radical Price. New York: Random
House Business Books.
Briggs, Asa. dan Peter Burke. 2009. A Social History of The Media: From
Guttenberg to the Internet. London: Polity Press.
Dwyer, Tim. 2010. Media Convergence: Issues in Cultural and Media Studies.
Maidenhead, Berkshire: Open University Press.
McQuail, Denis. McQuails Mass Communication Theory (6th Edition). London:
SAGE Publications Ltd.
Siapera, Euginia. dan Andreas Veglis. 2012. The Handbook of Global Online
Journalism. Chichester, West Sussex: John Wiley & Sons, Inc.
Straubhaar, Joseph. LaRose, Robert. dan Lucinda Davenport. 2012. Media Now:
Understanding Media, Culture, and Technology (Seventh Edition). USA:
Wadsworth, Cengage Learning.
Artikel Jurnal:
Jenkins, H. 2004. The Cultural Logic of Media Convergence. International
Journal of Cultural Studies, Volume 7(1), 33-43.
Internet:
Amir, Sodikin. 2016. Spotify, Menguji Bisnis Freemium di Indonesia. Diakses
tanggal
April
2016.
Dari
http://tekno.kompas.com/read/2016/03/31/09474967/Spotify.Menguji.Bisn
is.Freemium.di.Indonesia
Anderson, Chris. 2008. Free! Why $0.00 is the Future of Business. Diakses
tanggal 3 April 2016. Dari http://www.wired.com/2008/02/ff-free/
Newman, Jonathan. 2016. The Economics of Free Stuff. Diakses tanggal 5
April 2016. Dari https://mises.org/library/economics-free-stuff
The Economist. 2009. The Economics of Free: Nice but Tricky. Diakses tanggal 5
April 2016. Dari http://www.economist.com/node/14030161