Anda di halaman 1dari 2

Minke adalah perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman yang menggunakan

kacang merah sebagai bahan baku dasarnya. Ide awal memulai bisnis ini muncul ketika Adam
Amrullah, bersama tiga orang rekannya, Krisna Dhanu Pratama, Habieb Ibnujati, serta Fajar
Haris Dwipananda bertemu dan sepakat berjualan es kacang merah di Sunmor UGM dengan
label nama redbean ice cream akhir 2013 lalu. Seiring berjalannya waktu, Adam melihat
peluang kompetisi bisnis yang digelar PT Nissan Motor Indonesia, Datsun Rising Challenge.
Adam pun berhasil menyisihkan ribuan peserta lain.
Kemudian dari modal usaha yang didapat tersebut dia melebarkan sayap usahanya
hingga saat ini sudah ada dua tempat dan produk mereka tetap bahan dasarnya kacang merah,
tak hanya minuman, seperti aneka es cream, tapi juga ada makanan. Kedua tempat itu berada
di Jalan Gambir 142a, Karanggayam (Deresan), Depok, Sleman, dan Jalan Monjali 106a,
Mlati, Sleman. Kedua tempat itu diberi nama Minke Desserts Bar, yang buka dari pukul
10.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sedikitnya ada 20 karyawan paruh waktu, karena semuanya
dari kalangan mahasiswa.
Berdasar hasil wawancara dengan Adam selaku Owner, ditemukan bahwa para karyawan
di Minke terdiri dari berbagai kalangan mahasiswa dengan latar belakang budaya yang
berbeda. Sehingga permasalahan internal timbul antar karyawan ditandai ketika mereka
merasa tidak cocok dengan rekan yang tidak mereka sukai saat ditempakan dalam satu shift
kerja. Sehingga berakibat terhadap penjadwalan shift menjadi tidak sesuai dengan apa yang
telah dibuat owner. Hingga saat ini Adam selaku owner masih merasa ada kesenjangan
komunikasi antar karyawan meski mereka tidak menampakkan secara riil ketika diadakan
evaluasi karyawan.
Dalam komunikasi bisnis sender perlu memahami budaya yang dimiliki oleh receiver
karena budaya akan mempengaruhi persepsi seseorang, termasuk persepsi terhadap apa yang
dikomunikasikan. Apabila apa yang dikomunikasikan dipersepsikan secara berbeda,
dikatakan komunikasi tidak efektif. Karena tidak mencapai maksudnya, yaitu receiver tidak
mempersepsikan pesan yang dikirimkan seperti apa yang dipersepsikan oleh pengirimnya.
Apabila dalam komunikasi seseorang memberikan reaksi yang bersifat etnosentris, maka
orang tersebut tidak menerima atau tidak memahami adanya perbedaan budaya. Orang
tersebut berasumsi bahwa orang lain akan bertindak seperti dirinya, akan mempunyai asumsiasumsi yang sama, dan akan menggunakan bahasa serta simbul-simbul yang sama pula. Jika
mereka tidak seperti yang diasumsikan, mereka dianggap salah atau dinilai inferior (lebih
rendah). Dalam proses komunikasi yang seperti ini, menyebabkan kemungkinan yang besar

bahwa pesan tidak dipahami dengan baik, atau bahkan proses komunikasi tidak berjalan
lancar, karena orang merasa tersinggung.

Anda mungkin juga menyukai