Oleh :
Rendy Yulianto
(5212413013)
(5212413015)
(5212413039)
Kharis Munandar
(5212413040)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga Laporan Praktik Performa Mesin dapat tersusun. Dalam penulisan
laporan ini dari awal hingga akhir tentu tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Wahyudi, S. Pd., M. Eng. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Praktikum
Performa Mesin, yang telah sabar dan teliti memberi pengarahan serta petunjuk
dalam bimbingan laporan ini.
2. Bapak Sonika Maulana, S.Pd., M. Eng. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Praktikum Performa Mesin, yang senantiasa membimbing pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan dan mengarahkan dalam pembuatan laporan ini.
3. Bapak Andi selaku teknisi yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
pelaksanaan Praktik Performa Mesin.
4. Teman-teman seangkatan yang telah menemani maupun membantu dalam
pengambilan data Praktikum Performa Mesin.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangatlah penulis harapkan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr .Wb.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................2
1.4 Manfaat .......................................................................................................2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................4
2.1 Mesin Diesel ...............................................................................................4
2.2 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah...............................................4
2.3 Injektor ........................................................................................................6
2.4 Bahan Bakar................................................................................................8
2.4.1 Bahan Bakar Solar ...................................................................................9
2.4.2 Bahan Bakar Pertamina Dex ..................................................................10
2.5 Proses Pembakaran Pada Mesin Diesel ....................................................11
2.6 Jenis-jenis Bahan Bakar Diesel.................................................................13
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................17
iii
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.1
Hasil Uji Test Laboratorium Minyak Diesel Jasa Laboratorium kalibrasi PT.
Petrolab Service ...........................................................................................11
3.1
Instrumen Pengujian.....................................................................................19
4.1
4.2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1
2.2
2.3
Injektor ..........................................................................................................8
2.4
4.1
4.2
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Foto mesin diesel Isuzu setelah nozzle dilepas ..........................................28
2. Foto nozzle mesin diesel Isuzu...................................................................28
3. Foto pengaturan tekanan pada nozzle dengan Injector tester.....................29
4. Foto burret untuk mengukur volume bahan bakar.....................................29
5. Foto mengatur variasi tekanan pada nozzle................................................30
6. Foto mengukur putaran mesin diesel Isuzu................................................30
7. Foto menghitung waktu terhadap konsumsi bahan bakar ..........................31
8. Pertanyaan pertama oleh Afri Mukti Pribadi (5212413005)......................31
9. Pertanyaan kedua oleh Aminnullah Ahmad (5212413019) .......................31
10. Pertanyaan ketiga oleh Lukman Haqim (5212413020) .............................32
BAB I
PENDAHULUAN
diesel, sehingga dapat menjadikan konsumsi bahan bakar lebih irit dan tenaga
yang dihasilkan mesin lebih besar.
Penelitian tentang pengujian variasi tekanan injektor dengan bahan bakar
solar dan Pertamina Dex terhadap konsusi bahan bakar dan rpm menggunakan
mesin diesel Isuzu, dan dilakukan pada kondisi tekanan injektor 90 Bar, 110 Bar,
130 Bar, 150 Bar, dan 170 Bar. Dengan variasi putaran mesin pada 1000 rpm,
1500 rpm dan 2000 rpm.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan injektor terhadap konsumsi
bahan bakar, dengan bahan bakar solar dan Pertamina Dex.
2. Untuk mengetahui pengaturan injektor yang paling optimal.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Temperatur dan tekanan di dalam ruang bakar akan naik lebih tinggi
sehingga mampu mendorong torak bergerak dar TMA ke TMB yang
menghasilkan kerja untuk memutar poros engkol (Spuller, 2000:3).
d. Langkah Buang
Katup hisap dalam keadaan tertutup dan katup buang membuka, Pada
langkah ini torak bergerak dari TMB menuju TMA sehingga ruangan di atas torak
menjadi semakin sempit dan mendesak keluar gas sisa pembakaran (Spuller,
2000:4).
2.3 Injektor
Pada mesin diesel, alat yang berfungsi untuk menyuplai bahan bakar
disebut injektor. Fungsi dari injektor tersebut adalah menyemprotkan bahan bakar
yang telah menjadi kabut kedalam ruang pembakaran. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh sistem injeksi adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan waktu yang layak dari injeksi bahan bakar pada saat yang
diperlukan untuk mendapatkan daya maksimum dari bahan bakar dan
penghematan bahan bakar serta pembakaran yang sempurna (Budi Santoso,
1989).
b. Kecepatan yang sesuai dari injeksi bahan bakar adalah banyaknya bahan bakar
yang dinjeksikan ke dalam ruang silinder dalam satuan waktu atau satu derajat
dari perjalanan poros engkol. Jika kecepatan tinggi, maka jumlah bahan bakar
tertentu akan diinjeksikan dalam waktu yang singkat atau dalam jumlah derajat
yang kecil dari poros engkol (Budi Santoso, 1989).
c. Pengkabutan yang baik dari bahan bakar disesuaikan dengan bentuk ruang
bakar, karena setiap bentuk ruang bakar berbeda, ada yang memerlukan kabut
yang sangat halus dan ada yang memerlukan kabut kasar. Pengkabutan yang
baik akan mempermudah pengawalan pembakaran dan menjamin bahwa setiap
butiran kecil dari bahan bakar dikelilingi oleh partikel oksigen yang dapat
bercanpur dengan bahan bakar (Budi Santoso, 1989).
d. Distribusi yang baik dari bahan bakar dalam ruang pembakaran harus
sedemikian rupa sehingga bahan bakar akan menyusup keseluruh bagian ruang
bakar yang berisi oksigen untuk pembakaran, kalau bahan bakar tidak
didistribusikan dengan baik, maka sebagian dari oksigen yang tersedia tidak
akan dimanfaatkan dan keluaran daya mesin akan rendah (Budi Santoso, 1989).
Cara kerja injektor :
a. Bahan bakar bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran
minyak pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.
b. Penginjeksian bahan bakar terjadi bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik,
sehingga menekan permukaan ujung needle. Bila tekanan bahan bakar melebihi
kekuatan pegas, maka nozzle needle akan terdorong ke atas dan menyebabkan
nozzle needle akan terlepas dari nozzle body. Kejadian ini menyebabkan nosel
menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
c. Jika pompa penginjeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, maka tekanan
bahan bakar turun dan tekanan pegas mengembalikan nozzle needle ke posisi
semula. Pada saat needle tertekan kuat, nozzle body seat akan menutup saluran
bahan bakar, sehingga proses penginjeksian akan berhenti. Sebagian bahan
bakar yang tersisa diantara nozzle needle dan nozzle body antara pressure pin
dan nozzle holder akan melumasi semua komponen dan kembali pada keadaan
awal (Budi Santoso, 1989).
sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia.
Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif (Wikipedia, 2009).
10
ataupun
peralatan-peralatan
industri
lainnya.
Agar
menghasilkan
pembakaran yang baik, solar memiliki syarat-syarat agar memenuhi standar yang
telah
ditentukan.
Berikut
persyaratan
yang
menentukan
kualitas
solar
(prosesindustri.com:2015):
1. Mudah terbakar.
2. Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.
3. Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut.
4. Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan
oleh ejector di dalam mesin.
5. Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna
dalam proses penyimpanan.
6. Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak buruk
bagi mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.
11
untuk
digunakan
pada
kendaraan
dengan
mesin
diesel
(Ariwibowo:2015).
Tabel 2.1. Hasil Uji Test Laboratorium Minyak Diesel Jasa Laboratorium
kalibrasi PT. Petrolab Service (sumber:
http://kabupatenlabuhanbatupeluangusaha.blogspot.co.id)
Merk
Minyak Diesel
Partikulat
Kandungan
Sulfur
Angka
Cetana
Rating
Biosolar
24Mg/l
0,21%
49
**
Pertamina DEX
3,5Mg/l
0,11%
48,5
******
Petronas Diesel
12Mg/l
0,21%
51,2
***
Total Diesel
80Mg/l
0,20%
48,1
**
Shell Diesel
9Mg/l
0,11%
49,5
****
Dari tabel 2.1 terlihat bahwa Pertamina Dex memiliki kualitas yang baik,
namun sayang harganya masih tergolong mahal bila dibanding minyak diesel
lokal lainnya seperti solar dan bio solar.
12
13
14
15
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai
pengganti solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan
karena biodiesel merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena
berasal dari minyak nabati dan hewani walaupun. Secara kimia, susunan
biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam
lemak. Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki kandungan
berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat mudah untuk terurai secara
alami. Dalam proses pembakarannya, bahan bakar jenis ini hanya
menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon yang relatif rendah
sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang membuat
biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar (prosesindustri, 2015).
f. Diesel Permorma Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi
jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum
lainnya. Jenis bahan bakar telah mengalami proses peningkatan kualitas dari
segi cetane number serta pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di
anjurkan bagi mesin diesel sistem injeksi common rail, untuk lebih jelasnya,
sistem injeksi common rail adalah sebuah tube bercabang yang terdapat di
dalam mesin dengan katup injektor yang dikendalikan oleh komputer dimana
masing-masing tube tersebut terdiri dari nozzle mekanis dan plunger yang
dikedalikan oleh solenoid serta actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini
memiliki jumlah bilangan cetane 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm
16
sehingga digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang
EURO 2 (prosesindustri, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
: Selasa,
tanggal
: 12 April 2016,
tempat
17
18
19
d. Menentukan variasi tekanan nozzle dan bahan bakar solar dan pertamina
dex yang akan diuji sesuai jobsheet.
e. Pengambian data dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk konsumsi
bahan bakar setiap 20 cc.
3.5 Instrumen
Sebelum melakukan praktikum, diperlukan instrumen sebagai wadah dari
data-data yang dihasilkan setelah pengujian. Berikut instrumen yang digunakan
dalam pengujian:
Tabel 3.1. Instrumen Pengujian
Tekanan
Pemb.
Nozzle (Bar)
90
110
130
150
170
1000 rpm
Konsumsi/20cc
(menit)
1
2
Rerata
1500 rpm
Konsumsi/20cc
(menit)
1
2
Rerata
2000 rpm
Konsumsi/20cc
(menit)
1
2
Rerata
20
Mulai
Tune up
Pengambilan dan
pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan dan
saran
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tekanan Pembukaan
Nozzle (Bar)
1000 rpm
1500 rpm
2000 rpm
90
0,30
0,39
0,50
110
0,27
0,39
0,53
130
0,25
0,36
0,52
150
0,25
0,37
0,56
170
0,29
0,41
0,53
40
KONSUMSI (CC/MENIT)
35
30
25
90 Bar
20
110 Bar
130 Bar
15
150 Bar
10
170 Bar
5
0
0
500
1000
1500
2000
2500
Gambar 4.1 Hasil Konsumsi Bahan Bakar Solar pada Variasi Tekanan Nozzle
21
22
Tabel 4.2 Rerata Konsumsi Bahan Bakar Pertamina Dex pada Variasi Tekanan
Nozzle (cc/detik)
Konsumsi cc/detik
Tekanan Pembukaan
Nozzle (Bar)
1000 rpm
1500 rpm
2000 rpm
90
0,21
0,32
0,42
110
0,24
0,35
0,48
130
0,25
0,33
0,46
150
0,28
0,37
0,52
170
0,26
0,35
0,43
35
30
KONSUMSI (CC/MENIT)
25
90 Bar
20
110 Bar
15
130 Bar
150 Bar
10
170 Bar
5
0
0
500
1000
1500
2000
2500
Gambar 4.2 Hasil Konsumsi Bahan Bakar Pertamina Dex pada Variasi Tekanan
Nozzle
4.2 Pembahasan
23
Bahan bakar solar memiliki nilai cetane 45 dan viskositas yang lebih
tinggi dari pertamina dex. Dari gambar 4.1 didapati bahwa konsumsi bahan bakar
solar paling irit terdapat pada tekanan nozzle 130 Bar, karena pada tekanan
tersebut pengkabutan bahan bakar solar sudah halus dan tidak memberatkan
kinerja pompa untuk menyemprotkan bahan bakar. Sehingga bahan bakar terbakar
secara merata walaupun tanpa busi (percikan api), tetapi hanya terkena tekanan
dan temperatur tinggi. Namun, konsumsi bahan bakar solar paling boros terdapat
pada tekanan nozzle 150 Bar. Seharusnya pada tekanan tersebut konsumsi menjadi
semakin irit karena pengkabutan bahan bakar menjadi lebih halus. Namun,
viskositas solar yang tinggi menyebabkan dibutuhkannya tekanan yang tinggi dan
membuat kinerja pompa menjadi lebih berat. Untuk meningkatkan kerja pompa,
kinerja mesin harus bertambah yang berdampak pada borosnya konsumsi bahan
bakar solar.
Pertamina dex memiliki bilangan cetane yang tinggi yaitu 53 dan
viskositas yang rendah bila dibanding dengan solar. Dari gambar 4.2 konsumsi
bahan bakar pertamina dex paling irit pada tekanan nozzle 90 Bar, karena
pertamina dex memiliki angka cetane yang tinggi maka proses pembakaran akan
lebih cepat serta proses pembakaran yang lebih efisien. Viskositas yang lebih
sedikit jika dibanding solar menyebabkan pada tekanan tersebut bahan bakar
sudah bisa dikabutkan secara optimal. Pompa hanya memerlukan sedikit daya
untuk mengkabutkan bahan bakar dalam ruang pembakaran. Sedangkan pada
tekanan 150 Bar, konsumsi bahan bakar menjadi paling boros. Seharusnya, jika
semakin tinggi tekanan dari nozzle maka pengkabutan akan semakin halus.
24
Namun yang terjadi ialah kinerja mesin harus ditingkatkan untuk meningkatkan
tekanan pada pompa yang menyebabkan konsumsi bahan bakar yang lebih boros.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Pengkabutan bahan bakar yang terjadi pada ruang bakar bergantung pada
variasi tekanan dari nozzle, hal tersebut mengakibatkan perbedaan tingkat
konsumsi bahan bakar.
2. Hasil pembakaran paling irit didapat dari bahan bakar pertamina dex
dengan tekanan nozzle 90 Bar karena pada tekanan tersebut kerja pompa
tidak memberatkan kinerja mesin. Dan hasil pembakaran paling boros
didapat dari bahan bakar solar dengan tekanan 150 Bar karena pada
tekanan tersebut membutuhkan kerja pompa yang lebih dan akan
memberatkan mesin dalam beroperasi.
5.2. Saran
Setelah dilakukannya penelitian ini, saran yang dapat diberikan peniliti
adalah sebagai berikut.
1. Apabila akan menggunakan menguji mesin diesel, hendaknya dipanasi
terlebih dahulu agar kompresi mesin yang dihasilkan bisa stabil dan valid.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Amazine. 2016. Ketahui Kualitas Bahan Bakar Diesel dengan Angka Cetane.
http://www.amazine.co/25897/ketahui-kualitas-bahan-bakar-dieseldengan-angka-cetane/ [diakses pada 17/04/16]
Arismunandar, Wiranto. 1994. Penggerak Mula: Motor Bakar. Jakarta: Penerbit
ITB.
Ariwibowo,
Teguh.
2015.
Tentang
Kualitas
Minyak
Solar.
http://kabupatenlabuhanbatupeluangusaha.blogspot.co.id/2015_03_01_ar
chive.html [diakses pada 14/04/16]
Ismanto. 2012. Analisis Variasi Tekanan pada Injektor terhadap Performance
(Torsi dan Daya ) pada Motor Diesel. Jurnal Teknik. 2: 25-31.
Purwanto, Finto. 2014. Analisa Pengaruh Tekanan Pembukaan Injektor (nozzle)
terhadap
Kinerja
Mesin
pada
Motor
Diesel
Injeksi
tidak
27
LAMPIRAN
28
29
30
31
32
Jawaban: karena semakin encer bahan bakar, maka kerja pompa bahan bakar
akan semakin sedikit membutuhkan tenaga. Jadi pompa hanya membutuhkan
sedikit daya dari mesin dalam bekerja.
10. Pertanyaan ketiga oleh Lukman Haqim (5212413020):
Apa perbedaan diesel common rail system dengan diesel konvensional?
Jawaban: Perbedaan Diesel Konvensional dengan Common Rail
a. Jumlah penginjeksian bahan bakar (Injection Quantity Management) :
Pada diesel konvensional jumlah injeksi diatur oleh governor pada pompa
injeksi, sedangkan diesel common rail pengaturan jumlah injeksi diatur
oleh ECU dan Injektor.
b. Pengaturan waktu injeksi (Injection Timing Management) : Pada mesin
diesel konvensional saat / waktu injeksi bahan bakar diatur oleh automatic
timer pada pompa injeksi, sedangkan diesel common rail saat injekti /
injection timing diatur oleh ECU dan Injektor.
c. Peningkatan tekanan bahan bakar (presure increase) : Pada mesin diesel
konvensional peningkatan tekanan bahan bakar dilakukan oleh pompa
injeksi (injection pump) sedangkan diesel common rail dilakukan oleh
suplly pump.
d. Distribusi bahan bakar : Pada diesel konvensional distribusi bahan bakar
ke masing-masing silinder dilakukan oleh pompa injeksi sedangkan diesel
common rail distribusi bahan bakar dilakukan oleh common rail.
e. Pengaturan tekanan bahan bakar (Injection Presure Management) : Pada
diesel konvensional pengaturan tekanan dan jumlah bahan bakar
33