Anda di halaman 1dari 233

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4 1.1.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 1.2.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32 1.3.
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 1
Ruang Lingkup
Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan
Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan
oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan
menengah adalah entitas yang:
(a) yang menenuhi kriteria:
(i) tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan; atau
(ii) berdasarkan peraturan perundang-undangan
digolongkan sebagai entitas kecil dan
menengah; dan
(b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum (general purpose financial statement)
kepada pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditor, dan
lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
(a) entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran,
atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada regulator pasar modal atau
regulator lainnya untuk tujuan penerbitan efek di
pasar modal; atau
(b) entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti
bank, perusahaan asuransi, pialang/pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana atau bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan atau
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak digolongkan sebagai entitas kecil dan menengah
dapat menggunakan Standar ini jika regulasi mengizinkan
penggunaan Standar ini.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.1

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 1.4. Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan


Standar ini dapat menyusun laporan keuangan tidak
2
berdasarkan Standar ini, tetapi berdasarkan PSAK untuk
3
entitas non-UKM. Entitas tersebut tidak diperkenankan
4
untuk menerapkan Standar ini untuk penyusunan laporan
5
keuangan berikutnya.
6
7
8 1.5. Entitas yang menyusun laporan keuangan menggunakan
Standar ini kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas
9
yang dapat menggunakan Standar ini maka entitas
10
tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan
11
keuangan berdasarkan Standar ini. Entitas tersebut
12
menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK untuk
13
entitas non-UKM dan tidak diperkenankan untuk
14
menerapkan Standar ini kembali.
15
16
17 1.6. Jika entitas kecil dan menengah melakukan transaksi
atau terdapat peristiwa atau kondisi lain yang tidak diatur
18
dalam SAK UKM, maka entitas kecil dan menengah
19
menerapkan PSAK lain yang relevan.
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.2

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 2
Konsep dan Prinsip Pervasif
Tujuan laporan keuangan entitas kecil dan menengah
2.1

Tujuan laporan keuangan entitas kecil dan menengah


adalah menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja dan laporan arus kas suatu entitas
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak
dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam
memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan


Dapat dipahami
2.2.

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan


keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan
keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan
informasi yang relevan harus diabaikan dengan
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk
dapat dipahami oleh pemakai tertentu .

Relevan
2.3.

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk


memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.3

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan


membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Materialitas
2.4.

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk


mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos
atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus
dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Namun
demikian, adalah tidak tepat untuk membuat, atau
meninggalkan informasi yang tidak dikoreksi, pengabaian
atas informasi yang tidak material dari SAK UKM untuk
mencapai peyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas entitas adalah tidak tepat.

Keandalan
2.5.

UKM.4

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan


keuangan harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias
dan menyajikan secara tulus atau jujur (faithfully) apa
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak
bebas dari bias jika; melalui pemilihan atau penyajian
informasi, laporan keuangan dimaksudkan untuk
memengaruhi pembuatan suatu keputusan atau
kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil atau output
tertentu.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Substansi mengungguli bentuk


2.6.

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain harus dicatat dan


disajikan sesuai substansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan
keandalan laporan keuangan.

Kehati-hatian
2.7.

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi


berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami
berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan
peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penerapan
kehati-hatian dalam menyiapkan laporan keuangan.
Kehati-hatian adalah memasukkan suatu tingkat kehatihatian dalam melaksanakan pertimbangan yang
dibutuhkan untuk membuat estimasi yang disyaratkan
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban
atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun
demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan penetapan aset atau penghasilan yang
lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang
lebih tinggi. Singkatnya, kehati-hatian tidak mengijinkan
bias.

Kelengkapan
2.8.

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan


keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
(omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar
atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan
dan kurang relevan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.5

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Dapat dibandingkan
2.9.

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan


keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan entitas lain untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas,
antar periode untuk entitas tersebut dan secara konsisten
untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pemakai
laporan keuangan harus mendapat informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan
serta pengaruh perubahan tersebut.

Tepat waktu
2.10. Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para
pemakainya. Ketepatan waktu adalah penyediaan
informasi laporan keuangan dalam kerangka waktu
pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang
tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen
mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara
pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan
keandalan, maka pemenuhan terbaik bagi pemakai dalam
mengambil keputusan bukan merupakan pertimbangan
utama.

UKM.6

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Keseimbangan antara biaya dan manfaat


2.11. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi
biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya
dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung
oleh pemakai yang memperoleh manfaat. Dalam
menerapkan suatu pengujian manfaat dan biaya, entitas
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga
dinikmati oleh pemakai lain yang lebih luas dari para
pemakai eksternal.
Posisi keuangan
2.12. Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset,
kewajiban dan ekuitas pada suatu waktu tertentu. Unsur
laporan keuangan yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban, dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai
berikut:
(a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas.
(b) Kewajiban merupakan utang entitas masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
(c) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi semua kewajiban.
2.13. Beberapa pos mungkin memenuhi definisi aset atau
kewajiban namun tidak dapat diakui sebagai aset atau
kewajiban dalam neraca karena tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam paragraf 2.24-2.29. Khususnya,
ekspektasi bahwa manfaat ekonomi di masa depan akan
mengalir ke atau dari dalam entitas harus cukup pasti

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.7

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

untuk memenuhi kriteria probabilitas sebelum suatu aset


atau kewajiban diakui.
Aset
2.14. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan
sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,
terhadap aliran kas dan setara kas pada entitas. Arus
kas tersebut dapat terjadi melalui penggunaan aset atau
pelepasan aset
2.15. Beberapa aset, misalnya, aset tetap memiliki bentuk fisik.
Namun demikian bentuk fisik tersebut tidak esensial
untuk menentukan eksistensi aset. Beberapa aset adalah
aset tidak berwujud.
2.16. Dalam menentukan eksistensi aset, hak milik tidak
esensial. Sebagai contoh, properti yang diperoleh melalui
sewa adalah aset jika entitas mengendalikan manfaat
yang diharapkan mengalir dari properti tersebut.
Kewajiban
2.17. Karakteristik esensial dari kewajiban (liabilities) adalah
bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa
kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban
secara hukum dan kewajiban konstruktif. Kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi
dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.
Suatu kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang
timbul dari suatu tindakan entitas:
(a) dengan suatu praktik masa lalu, kebijakan yang
dikeluarkan atau suatu Standar kini yang cukup
spesifik, entitas telah mengindikasikan kepada pihak
lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab
tertentu; dan

UKM.8

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) sebagai konsekuensi, entitas telah menciptakan


suatu harapan yang valid kepada pihak lain bahwa
pihak lain akan melepas tanggung jawab tertentu.
2.18. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan
pembayaran kas; penyerahan aset lain; pemberian jasa;
penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;
atau konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga
dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur
melepaskan atau mengorbankan haknya.
Ekuitas
2.19. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi semua kewajiban. Mungkin saja ekuitas
disubklasifikasikan di dalam neraca. Sebagai contoh,
dalam entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas,
subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan
oleh pemegang saham, saldo laba dan keuntungan atau
kerugian yang dilaporkan secara langsung dalam ekuitas.
Kinerja
2.20. Kinerja adalah hubungan antara penghasilan dan beban
dari suatu entitas seperti disajikan dalam laporan laba
rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau
sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat
pengembalian investasi atau laba per saham. Unsurunsur laporan keuangan yang secara langsung terkait
dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.
Penghasilan dan beban didefinisikan lebih lanjut sebagai
berikut:
(a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk
arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.9

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat


ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan
distribusi kepada penanam modal.
2.21. Pengakuan penghasilan dan beban dalam laporan laba
rugi dihasilkan secara langsung dari pengakuan dan
pengukuran aset dan kewajiban. Kriteria pengakuan
penghasilan dan beban dibahas lebih lanjut dalam
paragraf 2.24-2.29
Penghasilan
2.22. Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan
(revenues) maupun keuntungan (gains).
(a) Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas normal entitas dan mengacu
pada beberapa istilah seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
(b) Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang
memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan. Ketika keuntungan diakui dalam
laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah
karena informasi mengenai pos tersebut berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Beban
2.23. Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban
yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas normal entitas.
(a) Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
normal entitas meliputi, misalnya, beban pokok
penjualan, upah dan penyusutan. Beban tersebut
biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya
aset seperti kas dan setara kas, persediaan dan aset
tetap.

UKM.10

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi


definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak,
timbul dari aktivitas normal entitas. Ketika kerugian
diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan
secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos
tersebut berguna untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi.
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
2.24. Pengakuan (recognition) merupakan proses
pembentukan dalam neraca atau laporan laba rugi
sebagai suatu pos yang memenuhi definisi suatu unsur
dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a) kemungkinan besar (probable) bahwa manfaat
ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
(b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
2.25. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat
dikoreksi melalui pengungkapan kebijakan akuntansi
yang digunakan maupun melalui catatan atas laporan
keuangan atau materi penjelasan.
Probabilitas manfaat ekonomi masa depan
2.26. Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan
yang mengacu pada tingkat ketidakpastian bahwa
manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir ke atau dari dalam entitas.
Penilaian tingkat ketidakpastian yang melekat pada arus
manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti
yang terkait dengan kondisi yang tersedia pada akhir
periode pelaporan saat penyusunan laporan keuangan.
Penilaian itu dibuat secara individu untuk pos-pos yang
signifikan secara individu, dan untuk kelompok dari suatu

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.11

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

populasi yang besar dari pos-pos yang tidak signifikan


secara individu.
Keandalan pengukuran
2.27. Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah ada
tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos diketahui.
Dalam kasus lainnya biaya atau nilai tersebut harus
diestimasi. Penggunaan estimasi yang layak merupakan
bagian penting dalam penyusunan laporan keuangan
tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namun demikian,
jika estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, pos
tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.
2.28. Suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapat memenuhi
kriteria pengakuan dapat memenuhi syarat untuk diakui
di masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan
yang terjadi kemudian.
2.29. Suatu pos yang gagal memenuhi kriteria pengakuan tetap
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan,
materi penjelasan atau skedul tambahan. Pengungkapan
ini dapat dibenarkan jika pengetahuan mengenai pos
tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
entitas oleh pemakai laporan keuangan.
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
2.30. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang
digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban,
penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses
ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Standar ini secara spesifik menetapkan dasar pengukuran
yang harus digunakan entitas untuk setiap jenis aset,
kewajiban, penghasilan, dan beban.

UKM.12

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

2.31. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan


nilai wajar:
(a) Untuk aset, biaya historis adalah jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari
pembayaran (consideration) yang diberikan untuk
memperoleh aset pada saat akuisisi. Untuk
kewajiban, kewajiban dicatat sebesar kas atau
setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar
dari aset non-kas yang diterima dalam pertukaran
untuk kewajiban pada saat kewajiban tersebut
terjadi.
(b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan
memadai dalam suatu transaksi dengan wajar
(arms length transaction).
Pengakuan pervasif dan dasar pengukuran
2.32. Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset,
kewajiban, penghasilan dan beban dalam Standar ini
didasarkan pada prinsip pervasif dari Kerangka Dasar
Penyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan.
Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam
Standar ini untuk transaksi atau peristiwa lain, maka
entitas menetapkan kebijakan akuntansi yang sesuai
berdasarkan hirarki dalam paragraf 10.3. Tingkat kedua
dari hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk
menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran
pervasif yang dijelaskan lebih lanjut dalam paragraf 2.332.43.
Dasar akrual
2.33. Suatu entitas harus menyajikan laporan keuangan, kecuali
laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.
Dalam dasar akrual, setiap pos diakui sebagai aset,

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.13

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur


laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk pos-pos tersebut.
Pengakuan dalam laporan keuangan
Aset
2.34. Aset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitas
dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika
pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas
setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif
transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban
dalam laporan laba rugi.
Kewajiban
2.35. Kewajiban diakui dalam neraca jika besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Penghasilan
2.36. Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari
pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam
laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal.

UKM.14

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Beban
2.37. Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari
pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam
laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal.
Keuntungan atau kerugian
2.38. Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan aritmatik
antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan
merupakan suatu unsur laporan keuangan yang terpisah,
dan suatu prinsip pengakuan yang terpisah tidak
diperlukan.
2.39. Standar ini tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam
neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau kewajiban
dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut
merupakan hasil dari penerapan matching concept.
Pengukuran pada saat pengakuan awal
2.40. Pada saat pengakuan awal, suatu entitas mengukur aset
dan kewajiban pada biaya historis kecuali Standar ini
mensyaratkan pengukuran awal dengan dasar yang lain
Pengukuran setelah pengakuan awal
Aset keuangan dan kewajiban keuangan
2.41. Setelah pengakuan awal, suatu entitas mengukur aset
keuangan dan kewajiban keuangan dengan
menggunakan biaya perolehan atau biaya perolehan yang
diamortisasi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.15

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Aset non keuangan


2.42. Sebagian besar aset non-keuangan entitas pada awalnya
diakui dengan biaya historis kemudian setelah pengakuan
awal diukur dengan dasar pengukuran lain. Contoh,
entitas mengukur aset tetap dengan nilai mana yang
lebih rendah antara harga perolehan yang telah
disusutkan dengan nilai wajar dikurangi biaya penjualan,
dan mengukur persediaan dengan nilai mana yang lebih
rendah antara harga perolehan dan harga penjualan
dikurangi biaya-biaya untuk menyelesaikan dan biaya
untuk menjual. Pengukuran aset pada nilai yang lebih
rendah diharapkan untuk memastikan bahwa aset tidak
diukur pada nilai yang lebih tinggi dari harapan entitas
untuk memulihkan nilai aset tersebut dari penjualan atau
menggunakan aset tersebut.
Kewajiban non keuangan
2.43. Sebagian besar kewajiban non-keuangan diukur dengan
estimasi terbaik terhadap jumlah kewajiban yang
disyaratkan untuk diselesaikan pada tanggal pelaporan.
Saling hapus
2.44. Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan
kewajiban, atau penghasilan dengan beban, kecuali
disyaratkan atau diijinkan Standar ini.
(a) pengukuran nilai aset secara netto akibat adanya
penyisihan contoh, penyisihan persediaan atas
keusangan persediaan dan penyisihan piutang tak
tertagih tidak boleh saling hapus.
(b) Jika aktivitas normal entitas bukan pembelian dan
penjualan aset tidak lancar, namun hanya investasi
dan pengoperasian aset, maka entitas melaporkan
keuntungan dan kerugian atas penjualan aset dengan
mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat
aset dan beban-beban yang terkait dengan penjualan.

UKM.16

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 3
Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian wajar
3.1

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar, posisi


keuangan, kinerja keuangan serta perubahan arus
kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan
penyajian jujur (faithful representation) sebagai dampak
transaksi, peristiwa lain dan kondisi yang sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan atas aset, kewajiban,
penghasilan dan beban yang dijelaskan dalam Bab 2
Konsep dan Prinsip Pervasif. Penerapan Standar ini oleh
entitas kecil dan menengah, dengan pengungkapan
tambahan jika diperlukan, menghasilkan laporan keuangan
yang wajar atas posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
dari entitas kecil dan menengah. Pengungkapan
tambahan diperlukan ketika kepatuhan yang spesifik atas
Standar ini tidak cukup memungkinkan bagi pemakai
untuk memahami dampak dari transaksi tertentu,
peristiwa lain dan kondisi posisi keuangan dan kinerja
entitas.

Kepatuhan terhadap SAK UKM


3.2

Suatu entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK


UKM, membuat suatu pernyataan eksplisit yang
menyatakan menerapkan Standar ini secara penuh atas
kepatuhannya pada SAK UKM dalam catatan atas
laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh
menyatakan mematuhi SAK UKM kecuali jika mematuhi
semua persyaratan dalam Standar ini.

Kelangsungan usaha
3.3

Pada saat menyiapkan laporan keuangan, manajemen


suatu entitas yang menggunakan Standar ini harus
membuat penilaian kemampuan entitas terhadap

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.17

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

kelangsungan usaha. Suatu entitas akan terus


berlangsung kecuali jika manajemen bermaksud
melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi,
atau tidak mempunyai alternatif lain kecuali melakukan
hal-hal tersebut. Ketika manajemen menyadari hal ini,
dalam membuat penilaian tentang ketidakpastian
material terkait dengan peristiwa atau kondisi yang
mengakibatkan keraguan signifikan terhadap
kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, entitas
harus mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Ketika
entitas tidak menyiapkan laporan keuangan berdasarkan
kelangsungan usaha, fakta tersebut harus diungkapkan,
bersama dengan dasar penyiapan laporan keuangan dan
alasan mengapa entitas tidak dipandang dalam
kelangsungan usaha.
Frekuensi pelaporan
3.4

Entitas harus menyajikan secara lengkap laporan


keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu
tahun sekali. Ketika akhir periode pelaporan berubah
dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk
periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu
tahun, entitas harus mengungkapkan:
(a) fakta tersebut;
(b) alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau
lebih pendek; dan
(c) fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, Laporan laba
rugi dan saldo laba, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan yang terkait adalah tidak
dapat seluruhnya diperbandingkan.

Penyajian yang konsisten


3.5

UKM.18

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan


keuangan antar periode harus konsisten kecuali:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(a) terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi


entitas atau perubahan penyajian atau
pengklasifikasian yang menghasilkan penyajian
yang lebih tepat dengan tidak mengabaikan kriteria
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
dalam Bab 10 Kebijakan, Estimasi dan
Kesalahan Akuntansi ; atau
(b) Standar ini mensyaratkan suatu perubahan
penyajian.
3.6

Jika penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam


laporan keuangan diubah, entitas harus mereklasifikasi
jumlah komparatif kecuali jika reklasifikasi tidak
praktis. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut
jika jumlah komparatif direklasifikasi:
(a) sifat reklasifikasi;
(b) jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang
direklasifikasi; dan
(c) alasan reklasifikasi.

3.7

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis, maka


entitas harus mengungkapkan:
(a) alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak
dilakukan; dan
(b) sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah
komparatif direklasifikasi.

Informasi komparatif
3.8

Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan


periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh Standar
ini (termasuk informasi dalam laporan keuangan dan
catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukkan
informasi komparatif untuk informasi naratif dan
deskriptif apabila relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.19

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Materialitas dan agregasi


3.9

Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan


keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan
dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang
sejenis.

3.10 Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam


mencatat suatu pos dianggap material jika, baik secara
individual maupun bersama-sama, dapat memengaruhi
pengguna laporan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Untuk menentukan materialitas suatu pos maka
besaran dan sifat unsur tersebut harus dianalisis yang
masing-masing dapat menjadi faktor penentu.
Laporan keuangan lengkap
3.11 Laporan keuangan entitas meliputi:
(a) neraca
(b) laporan laba rugi
(c) laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
(i) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
(ii) perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul
dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik;
(d) laporan arus kas; dan
(e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan
kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan lainnya.
3.12 Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang
muncul dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi
kesalahan mendasar periode yang lalu, dan perubahan
kebijakan akuntansi selama periode laporan keuangan
disajikan maka entitas dapat menyajikan laporan atas
penghasilan dan saldo laba sebagai pengganti laporan
laba rugi dan laporan perubahan ekuitas.

UKM.20

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

3.13 Karena paragraf 3.12 mensyaratkan jumlah komparatif


terhadap periode sebelumnya untuk semua jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan (apakah dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan), suatu laporan keuangan lengkap berarti
bahwa suatu entitas harus menyajikan minimum dua dari
setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan catatan
atas laporan keuangan yang terkait.
3.14 Dalam suatu laporan keuangan lengkap, suatu entitas
menyajikan setiap laporan keuangan dengan keunggulan
yang sama.
3.15 Entitas dapat menggunakan judul untuk laporan keuangan
selain yang digunakan dalam Standar ini sepanjang tidak
menyesatkan
Identifikasi laporan keuangan
3.16 Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangannya
dan membedakan laporan keuangan tersebut dari
informasi lain dalam dokumen yang sama. Di samping
itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi, bilamana
perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
(a) nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama
tersebut sejak laporan periode terakhir;
(b) cakupan laporan keuangan, apakah mencakup
hanya satu entitas atau beberapa entitas;
(c) tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan
keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap
komponen laporan keuangan;
(d) mata uang pelaporan, seperti didefinisikan pada Bab
27 Transaksi dalam Mata Uang Asing; dan
(e) pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.21

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 4
Neraca
Tujuan
4.1

Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas


entitas pada suatu saat tertentu.

Informasi yang disajikan dalam neraca


4.2

UKM.22

Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut:


(a) kas dan setara kas;
(b) piutang usaha dan piutang lainnya;
(c) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang
ditunjukkan pada (a), (b) dan (h));
(d) persediaan;
(e) aset tetap;
(f) aset tidak berwujud;
(g) aset biolojik;
(h) investasi yang dicatat dengan metode ekuitas;
(i) total aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual dan aset yang dikelompokkan
dalam aset yang akan dilepaskan yang
diklasifikasikan dimiliki untuk dijual sesuai dengan
Bab 31 Operasi yang Dihentikan dan Aset yang
Dimiliki untuk Dijual;
(j) utang usaha dan utang lainnya;
(k) kewajiban keuangan (kecuali jumlah dari (j) dan
(n);
(l) aset dan kewajiban pajak kini;
(m) kewajiban yang termasuk dalam kelompok yang
akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual;
(n) Kewajiban diestimasi;
(o) hak minoritas, disajikan secara terpisah dalam
ekuitas pemilik saham induk; dan
(p) ekuitas yang terkait dengan pemilik saham induk.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

4.3

Entitas harus menyajikan pos tambahan, judul dan subtotal


dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam
rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.

4.4

Standar ini tidak menentukan format atau urutan


terhadap pos-pos yang disajikan.

Perbedaan aset lancar dan tidak lancar dan kewajiban


jangka pendek dan jangka panjang
4.5

Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak


lancar, dan kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah
dalam neraca sesuai paragraf 4.6-4.9, kecuali jika
penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan. Apabila pengecualian
tersebut diterapkan, semua aset dan kewajiban harus
disajikan berdasarkan likuiditasnya.

Aset lancar
4.6

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset


tersebut:
(a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual
atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi
normal entitas; atau
(b) dimiliki untuk diperdagangkan
(c) diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12
bulan setelah periode pelaporan; atau
(d) berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan
untuk menyelesaikan kewajiban paling lama
duabelas bulan setelah periode pelaporan.

4.7

Entitas harus mengklasifikasikan semua aset lainnya


sebagai tidak lancar. Apabila siklus operasi normal entitas
tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, siklus operasi
diasumsikan 12 bulan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.23

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kewajiban jangka pendek


4.8

Entitas harus mengklasifikasikan kewajiban sebagai


kewajiban jangka pendek, jika:
(a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi entitas;
(b) dimiliki untuk diperdagangkan
(c) kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau
(d) entitas tidak memiliki alasan untuk menunda
penyelesaian kewajiban paling lama dua belas bulan
setelah periode pelaporan.

4.9

Entitas harus mengklasifikasikan semua kewajiban lain


sebagai kewajiban jangka panjang.

Urutan pos dan format pos dalam neraca


4.10 Standar ini tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang akan disajikan. Paragraf 4.2
hanya menyediakan daftar pos-pos yang berbeda baik
sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian yang
terpisah dalam neraca. Sebagai tambahan:
(a) pos yang terpisah akan dibentuk apabila ukuran, sifat
atau fungsi dari pos atau agregasi terhadap pospos yang serupa membuat penyajian terpisah
menjadi relevan untuk memahami posisi keuangan
entitas; dan
(b) uraian yang digunakan dan urutan pos-pos atau
agregasi terhadap pos-pos yang sejenis mungkin
diamandemen sesuai sifat entitas dan transaksinya,
untuk menyediakan informasi yang relevan dalam
rangka suatu pemahaman atas posisi keuangan
entitas tersebut.
4.11 Pertimbangan apakah pos-pos tambahan disajikan
secara terpisah adalah didasarkan pada suatu penilaian
dari:

UKM.24

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(a) sifat dan likuiditas aset;


(b) fungsi aset dalam entitas; dan
(c) jumlah, sifat dan waktu kewajiban.
Informasi yang disajikan baik dalam neraca maupun
dalam catatan atas laporan keuangan
4.12 Entitas harus mengungkapkan, baik dalam neraca
maupun dalam catatan atas laporan keuangan,
subklasifikasi berikut atas pos yang disajikan terpisah:
(a) kelompok aset tetap sesuai Bab 16 Aset Tetap;
(b) jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan
dipercepat dan jumlah lainnya;
(c) kelompok persediaan sesuai Bab 12 Persediaan,
seperti barang dagangan, persediaan untuk produksi,
bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi;
(d) cadangan imbalan kerja dan penyisihan lainnya;
dan
(e) kelompok ekuitas, seperti tambahan modal disetor,
premi saham, saldo laba dan pos-pos penghasilan
dan beban yang, seperti disyaratkan dalam Standar
ini, diakui secara langsung dalam ekuitas.
4.13 Entitas dengan modal saham harus mengungkapkan halhal berikut, baik dalam neraca maupun dalam catatan
atas laporan keuangan:
(a) untuk setiap kelompok modal saham:
(i) jumlah saham yang telah diotorisasi;
(ii) jumlah saham yang telah diterbitkan dan
dibayar penuh dan yang belum dibayar penuh;
(iii) nilai nominal per lembar saham, atau bahwa
saham tidak memiliki nilai nominal;
(iv) suatu rekonsiliasi jumlah saham beredar pada
awal dan akhir periode pelaporan;
(v) hak, preferensi dan pembatasan terhadap
kelompok tersebut termasuk pembatasan
terhadap distribusi dividen dan penarikan modal;

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.25

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(vi) penyertaan dalam entitas lain yang dimiliki


1
entitas atau entitas anak atau entitas asosiasi;
2
(vii) saham yang disediakan untuk penerbitan
3
berdasarkan opsi dan perjanjian untuk menjual
4
saham, termasuk jumlah dan ketentuannya; dan
5
(b) suatu uraian setiap cadangan dalam ekuitas.
6
7
8 4.14 Entitas tanpa modal saham, seperti persekutuan atau wali
amanat, harus mengungkapkan informasi setara dengan
9
yang disyaratkan dalam paragraf 4.13(a), yang
10
menunjukkan perubahan sepanjang periode untuk setiap
11
kategori ekuitas, dan hak, preferensi dan pembatasan
12
untuk setiap kategori ekuitas.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.26

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 5
Laporan Laba Rugi
Tujuan
5.1

Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan


beban entitas untuk suatu periode.

5.2

Laporan laba rugi memasukkan semua pos beban dan


penghasilan yang diakui dalam suatu periode kecuali
Standar ini mensyaratkan lain. Standar ini memberikan
perlakuan berbeda terhadap dampak perbaikan atas
kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan
akuntansi disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode
yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi
dalam periode terjadinya perubahan (lihat Bab 10
Kebijakan, Estimasi dan Kesalahan Akuntansi); dan

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi


5.3

Laporan laba rugi entitas disajikan sebagai jumlah pospos terpisah dalam satu periode. Laporan laba rugi
minimal mencakup pos-pos berikut:
(a) pendapatan;
(b) biaya-biaya keuangan;
(c) bagian dari laba atau rugi investasi dalam entitas
asosiasi dan joint ventures yang dihitung dengan
menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) suatu jumlah total yang berisi (i) laba atau rugi
setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
(ii) pengakuan keuntungan atau kerugian setelah
pajak yang diukur pada nilai wajar setelah dikurangi
biaya penjualan atau pelepasan aset atau kelompok
yang dilepas dari operasi yang dihentikan (lihat
Bab 31 Operasi yang Dihentikan dan Aset yang
Dimiliki untuk Dijual); dan
(f) laba atau rugi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.27

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

5.4

Entitas mengungkapkan secara terpisah pos-pos berikut


dalam laporan laba rugi sebagai alokasi laba atau rugi
periode berjalan:
(a) laba atau rugi yang diatribusikan kepada hak
minoritas; dan
(b) laba atau rugi yang diatribusikan kepada pemilik
ekuitas entitas induk

5.5

Entitas menyajikan pos terpisah tambahan, judul dan


subtotal pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut
relevan untuk lebih memahami kinerja keuangan entitas.

5.6

Entitas tidak menyajikan atau mengungkapkan pos


penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa, baik
dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas
laporan keuangan.

Informasi yang disajikan baik di laporan laba rugi atau


catatan atas laporan keuangan
5.7

UKM.28

Entitas mengungkapkan secara terpisah sifat dan jumlah


komponen material dari penghasilan dan beban.
Pengungkapan tersebut meliputi:
(a) penghapusan persediaan pada harga jual dikurangi
biaya penyelesaian dan biaya untuk menjual, dan
kebalikannya;
(b) penghapusan aset tetap pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual, dan kebalikannya;
(c) restrukturisasi aktivitas entitas dan pemulihan
penyisihan untuk biaya restrukturisasi;
(d) pelepasan pos aset tetap;
(e) pelepasan investasi;
(f) operasi yang dihentikan;
(g) penyelesaian litigasi; dan
(h) pemulihan penyisihan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Analisis beban
5.8

Entitas menyajikan suatu analisis beban dengan


menggunakan suatu klasifikasi berdasarkan sifat biaya
atau fungsi biaya dalam entitas, mana yang memberikan
informasi yang lebih andal dan relevan.
Analisis menggunakan sifat beban
(a) Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam
laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh,
penyusutan, pembelian bahan baku, biaya
transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan), dan tidak
dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam
entitas.
Analisis menggunakan fungsi beban
(b) berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai
fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau,
sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau
aktivitas administrasi. Sekurang-kurangnya, entitas
harus mengungkapkan biaya penjualannya sesuai
metode ini terpisah dari beban lainnya.

5.9

Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis ini pada


laporan laba rugi. Ilustrasi laporan keuangan melengkapi
Standar ini termasuk contoh-contoh penyajian kedua
analisis di atas.

5.10 Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan


fungsi mengungkapkan informasi tambahan berdasarkan
sifat beban, termasuk penyusutan dan beban
amortisasi dan beban imbalan kerja.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.29

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 6
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi
dan Saldo Laba
Laporan perubahan ekuitas
Tujuan
6.1

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi


entitas untuk suatu periode, pos penghasilan dan beban
yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam
periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan
perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah
investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik
ekuitas selama periode tersebut.

Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas


6.2

UKM.30

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang


ditunjukkan dalam laporan:
(a) laba atau rugi untuk periode;
(b) setiap pos penghasilan dan beban beserta jumlahnya
untuk periode berjalan, sebagaimana disyaratkan
oleh Standar ini, yang dibukukan secara langsung
dalam ekuitas;
(c) total penghasilan dan beban untuk periode berjalan
(dihitung sebagai jumlah dari (a) dan (b)),
menggambarkan secara terpisah total jumlah yang
dapat diatribusikan kepada pemilik ekuitas entitas
induk dan kepada pemegang hak minoritas; dan
(d) untuk setiap komponen ekuitas,pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui sesuai Bab 10 Kebijakan, Estimasi dan
Kesalahan Akuntansi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas


atau catatan atas laporan keuangan
6.3

Entitas juga menyajikan, di laporan perubahan ekuitas


atau di catatan atas laporan keuangan:
(a) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain
kepada, pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara
terpisah penerbitan saham, transaksi saham treasuri,
dan dividen dan distribusi lain kepada pemilik ekuitas;
(b) saldo laba (akumulasi laba atau rugi) pada awal dan
akhir periode pelaporan dan perubahan selama
periode; dan
(c) rekonsiliasi antara jumlah tercatat setiap jenis
kontribusi ekuitas dan pos penghasilan dan beban
yang diakui secara langsung dalam ekuitas (lihat
paragraf 6.2(b)) pada awal dan akhir periode,
dengan tiap perubahan diungkapkan secara terpisah.

Laporan laba rugi dan saldo laba


Tujuan
6.4

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba


atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu
periode pelaporan. Paragraf 3.16 mengijinkan entitas
untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba
menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari
laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan
periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Informasi yang disajikan di laporan laba rugi dan saldo


laba
6.5

Entitas menyajikan di laporan laba rugi dan saldo laba,


pos-pos berikut sebagai tambahan atas informasi yang
disyaratkan dalam Bab 5 Laporan Laba Rugi:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.31

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.32

ED SAK UKM

(a) saldo laba pada awal periode pelaporan;


(b) dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau
terutang selama periode;
(c) penyajian kembali saldo laba untuk koreksi
kesalahan periode lalu;
(d) penyajian kembali saldo laba atas perubahan
kebijakan akuntansi; dan
(e) saldo laba pada akhir periode pelaporan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 7
Laporan Arus Kas
Tujuan
7.1

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan


historis atas kas dan setara kas entitas, yang
menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama periode dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.

7.2

Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka


pendek bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh
karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai
setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
Cerukan bank pada umumnya termasuk aktivitas
pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika
cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan
kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen
kas dan setara kas.

Isi
7.3

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan


arus kas untuk suatu periode dan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi
7.4

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari


aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh
karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain dan kondisi yang
memengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas
dari aktivitas operasi adalah:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.33

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;


1
(b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan
2
pendapatan lain;
3
(c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
4
(d) pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan
5
(e) pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan
6
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
7
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
8
investasi;
9
(f) penerimaan dan pembayaran kas dari investasi,
10
pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk
11
tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan
12
yang dimaksudkan untuk dijual kembali.
13
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik,
14
dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang
15
dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi. Tetapi,
16
arus kas yang menyangkut transaksi semacam itu
17
merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
18
19
20 Aktivitas investasi
21
22 7.5 Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
23
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
24
masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
25
investasi adalah:
26
(a) pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap
27
(termasuk aset tetap yang dibangun sendiri), aset
28
tidak berwujud (termasuk biaya pengembangan yang
29
dikapitalisasi) dan aset jangka panjang lainnya;
30
(b) penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak
31
berwujud dan aset jangka panjang lainnya;
32
(c) pembayaran kas untuk perolehan instrumen ekuitas
33
atau utang entitas lain dan bunga dalam joint
34
venture (selain pembayaran untuk instrumen yang
35
diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau
36
dimiliki untuk tujuan perdagangan);
37
38
UKM.34

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(d) penerimaan kas dari penjualan instrumen ekuitas


atau instrumen utang dari entitas lain dan bunga dari
joint venture (selain penerimaan dari instrumen
yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki
untuk tujuan perdagangan);
(e) uang muka dan pinjaman yang dilakukan dengan
pihak lain;
(f) penerimaan kas dari pembayaran kembali uang
muka dan pinjaman yang dilakukan dengan pihak
lain;
Aktivitas pendanaan
7.6

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan


adalah:
(a) penerimaan kas dari penerbitan saham atau
instrumen ekuitas lainnya;
(b) pembayaran kas kepada para pemegang saham
untuk menarik atau menebus saham entitas;
(c) penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel,
dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang
lainnya;
(d) pelunasan pinjaman; dan
(e) pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan
(finance lease).

Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi


7.7

Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi


dengan menggunakan salah satu metode berikut ini:
(a) metode langsung, dengan metode ini kelompok
utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan; atau
(b) metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau
rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh
dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral)

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.35

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas


untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan
unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan
arus kas investasi atau pendanaan.
7.8

Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas


operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi
dari dampak:
(a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang
usaha selama periode berjalan;
(b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum
direalisasi, laba entitas asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas; dan
(c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.

7.9

Sebagai alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi


disajikan dengan metode tidak langsung dengan
menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan
dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam
persediaan, piutang usaha dan utang usaha selama
periode.

Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan


pendanaan
7.10 Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang
berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah
agregat arus kas yang berasal dari akuisisi dan dari
pelepasan aentitas nak atau unit usaha lain disajikan
secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari
aktivitas operasi.

UKM.36

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bunga dan dividen


7.11 Entitas mengungkapkan secara terpisah arus kas dari
bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan (bunga
yang dibayarkan meliputi jumlah yang dikapitalisasi sesuai
kebijakan akuntansi yang dipilih dalam Bab 23 Biaya
Pinjaman). Entitas mengklasifikasikan arus kas secara
konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi,
investasi atau pendanaan.
7.12 Entitas mengklasifikasikan bunga yang dibayarkan dan
bunga dan dividen yang diterima sebagai arus kas operasi
karena termasuk laba atau rugi. Sebagai alternatif, bunga
yang dibayarkan dan bunga dan dividen yang diterima
dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan dan
arus kas investasi, karena merupakan biaya perolehan
sumber daya keuangan atau hasil investasi.
7.13 Dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasi sebagai arus
kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan
sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang
dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus
kas dari aktivitas operasi karena dividen dibayarkan dari
arus kas operasi.
Pajak penghasilan
7.14 Entitas mengungkapkan secara terpisah arus kas yang
berkaitan dengan pajak penghasilan
dan
mengklasifikasikannya sebagai arus kas aktivitas operasi
kecuali jika secara spesifik dapat diidentifikasikan
dengan aktivitas pendanaan dan investasi. Jika arus kas
pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas,
maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus
diungkapkan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.37

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Transaksi non kas


7.15 Entitas mengeluarkan dari laporan arus kas, transaksi
investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan
penggunaan kas atau setara kas. Entitas mengungkapkan
transaksi semacam itu dalam laporan keuangan
sehingga memberikan semua informasi yang relevan
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.
7.16 Banyak aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak
mempunyai dampak langsung terhadap arus kas saat ini
meskipun memengaruhi struktur aset dan modal entitas.
Tidak dimasukkannya transaksi bukan kas dalam laporan
arus kas adalah konsisten dengan tujuan laporan arus
kas sebab transaksi tersebut tidak memengaruhi arus
kas dalam periode berjalan. Contoh transaksi nonkas
adalah:
(a) perolehan aset secara kredit atau melalui sewa
pembiayaan;
(b) akuisisi entitas melalui emisi saham; dan
(c) konversi utang menjadi modal.
Komponen kas dan setara kas
7.17 Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas
dan menyajikan rekonsiliasi jumlah yang dilaporkan di
laporan arus kas dengan pos yang sama yang disajikan
di neraca.
Pengungkapan lain
7.18 Entitas mengungkapkan, bersama dengan pendapat
manajemen, jumlah kas dan setara kas yang signifikan
yang dimiliki entitas, namun tidak dapat digunakan oleh
entitas. Hal ini karena pembatasan lalu lintas devisa,
pembatasan hukum, atau alasan lainnya.

UKM.38

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 8
Catatan atas Laporan Keuangan
Tujuan
8.1

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi


sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.

Struktur
8.2

Catatan atas laporan keuangan harus:


(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
khusus yang digunakan, sesuai dengan paragraf 8.5
dan 8.6;
(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam
Standar ini tetapi tidak disajikan dalam laporan
keuangan; dan
(c) memberikan informasi tambahan yang tidak
disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan
untuk memahami laporan keuangan.

8.3

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara


sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos
dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi
terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

8.4

Secara normal urutan penyajian catatan atas laporan


keuangan adalah sebagai berikut:
(a) suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan SAK UKM (lihat paragraf
3.2);

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.39

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) ringkasan kebijakan akuntansi siginfikan yang


diterapkan (lihat paragraf 8.5);
(c) informasi yang mendukung pos-pos laporan
keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap
komponen laporan keuangan dan urutan penyajian
pos-pos tersebut.
(d) pengungkapan lain, termasuk:
(i) kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi
(lihat Bab 20 Penyisihan dan Kontinjensi)
dan komitmen kontraktual yang tidak diakui;
(ii) pengungkapan nonkeuangan;
(iii) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan
sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan, yang diotorisasi untuk diterbitkan
tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada
pemilik ekuitas selama periode, dan jumlah
dividen per saham terkait; dan
(iv) jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak
diakui.
Pengungkapan kebijakan akuntansi
8.5

Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan


harus mengungkapkan:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan;
(b) kebijakan akuntansi yang dipilih untuk suatu
peristiwa, transaksi, atau kondisi lain dalam hal
Standar ini mengijinkan pemilihan kebijakan
akuntansi; dan
(c) kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang
relevan untuk memahami laporan keuangan.

Informasi mengenai pertimbangan (judgement)


8.6

UKM.40

Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan manajemen


dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan
mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap jumlah
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

yang diakui dalam laporan keuangan, harus diungkapkan


secara terpisah dari hal-hal yang melibatkan estimasi,
dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan atau
catatan atas laporan keuangan lainnya (lihat paragraf
8.7).
Informasi mengenai sumber pokok ketidakpastian
estimasi
8.7

Informasi mengenai asumsi-asumsi pokok tentang masa


depan dan sumber-sumber pokok lain untuk mengestimasi
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan, yang
mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan adanya
suatu penyesuaian material terhadap jumlah tercatat
aset dan kewajiban dalam laporan keuangan tahun
berikutnya, harus diungkapkan entitas dalam catatan atas
laporan keuangan. Terkait aset dan kewajiban tersebut,
catatan atas laporan keuangan harus memasukkan
rincian tentang:
(a) sifat; dan
(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Informasi mengenai persyaratan modal yang


ditentukan secara eksternal
8.8

Jika entitas adalah subjek yang terkena persyaratan


modal yang ditentukan secara eksternal, sifat persyaratan
dan pengelolaannya harus diungkapkan, termasuk apakah
persyaratan tersebut telah ditaati.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.41

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 9
Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan
Keuangan Terpisah
Pengendalian
9.1

Kecuali diperkenankan oleh paragraf 9.2, entitas induk


menyajikan laporan keuangan konsolidasian atas
investasi pada entitas anak sesuai dengan Standar ini.
Laporan keuangan konsolidasian harus mencakup
seluruh entitas anak dari entitas induk tersebut.

9.2

Entitas induk tidak menyajikan laporan keuangan


konsolidasian jika:
(a) entitas induk itu sendiri merupakan entitas anak ;
dan
(b) entitas induk terakhir (ultimate parent) atau entitas
induk antara (intermediate parent) yang
menghasilkan laporan keuangan konsolidasian yang
berlaku umum atau sesuai dengan PSAK atau
sesuai dengan Standar ini.

9.3

Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh


entitas induk. Pengendalian adalah kewenangan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu
entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas
tersebut. Jika suatu entitas membuat suatu entitas
bertujuan khusus (EBK) untuk mencapai tujuan tertentu
dan ditentukan (narrow and well-defined objective),
maka entitas tersebut harus mengkonsolidasikan EBK
tersebut ketika substansi hubungan keduanya
mengindikasikan bahwa EBK tersebut dikendalikan oleh
entitas.

9.4

Pengendalian (control) dianggap ada apabila entitas


induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak, lebih dari setengah hak suara dari
suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas

UKM.42

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 9.5
21
22
23
24 9.6
25
26
27
28
29
30
31
32
33 9.7
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya


pengendalian. Pengendalian dapat juga muncul ketika
entitas induk memiliki setengah atau kurang hak suara
suatu entitas tetapi memiliki:
(a) mempunyai hak suara lebih dari setengah
berdasarkan suatu perjanjian dengan pemegang
saham lain;
(b) mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan
dan operasional berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
(c) mempunyai hak untuk menunjuk atau
memberhentikan mayoritas anggota dewan direksi
atau badan yang setara dan pengendalian entitas
dilakukan oleh oleh dewan atau badan tersebut; atau
(d) mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara
mayoritas dalam rapat dewan direksi atau badan
yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh
dewan atau badan tersebut
Entitas anak harus tetap dikonsolidasikan walaupun
pemegang saham adalah organisasi modal ventura atau
entitas yang serupa.
Entitas anak harus tetap dikonsolidasikan walaupun
entitas anak tersebut mempunyai kegiatan usaha yang
berbeda dengan kegiatan usaha entitas lain yang
dikonsolidasikan. Informasi yang relevan diperlukan
untuk pengkonsolidasian entitas anak seperti itu dan
pengungkapan informasi tambahan dalam laporan
keuangan konsolidasian tentang perbedaan kegiatan
usaha entitas anak.
Entitas anak harus tetap dikonsolidasikan walaupun
entitas anak beroperasi dalam yurisdiksi yang melakukan
pembatasan transfer kas atau aset lain keluar dari
yurisdiksi tersebut.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.43

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Prosedur konsolidasi
9.8

Laporan keuangan konsolidasian menyajikan informasi


keuangan mengenai kelompok usaha sebagai suatu
entitas ekonomi tunggal. Dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasian, entitas harus:
(a) menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan
entitas anak dengan menggabungkan pos-pos aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban;
(b) mengeliminasi jumlah tercatat penyertaan entitas
induk pada masing-masing entitas anak dan ekuitas
entitas anak yang menjadi bagian entitas induk;
(c) mengukur hak minoritas atas laba atau rugi
konsolidasian entitas anak untuk periode
pelaporan yang terpisah dari hak pemegang saham
entitas induk; dan
(d) mengukur hak minoritas atas aset bersih entitas
anak konsolidasian secara tersendiri terpisah dari
hak pemegang saham entitas induk. Hak minoritas
atas aset bersih terdiri atas:
(i) jumlah hak minoritas pada tanggal awal
penggabungan; dan
(ii) bagian pemegang saham minoritas atas
perubahan ekuitas sejak tanggal penggabungan.

Hak suara potensial


9.9

UKM.44

Ketika hak suara potensial ada (seperti hak suara akibat


dari pelaksanaan opsi saham atau waran atau dari
konversi sekuritas konvertibel), proporsi atas keuntungan
atau kerugian dan perubahan dalam ekuitas dialokasikan
ke hak pemegang saham entitas induk dan hak minoritas
dengan basis hak kepemilikan yang ada dan tidak
merefleksikan kemungkinan pelaksanaan atau konversi
hak suara potensial.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Saldo dan transaksi antar entitas


9.10 Seluruh saldo dan transaksi antar entitas dieliminasi,
termasuk pendapatan, beban dan dividen. Keuntungan
dan kerugian akibat dari transaksi antar entitas dalam
satu grup yang diakui di aset juga dieliminasi seluruhnya,
seperti persedian dan aset tetap. Namun, kerugian antar
entitas yang mengindikasikan penurunan nilai
mensyaratkan pengakuan dalam laporan keuangan
konsolidasian. Bab 26 Pajak Penghasilan diterapkan
untuk perbedaan temporer yang timbul dari eliminasi
keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi
antar entitas.
Keseragaman tanggal pelaporan
9.11 Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian adalah laporan keuangan dengan tanggal
pelaporan yang sama, kecuali jika hal tersebut tidak
praktis untuk dilakukan.
Keseragaman kebijakan akuntansi
9.12 Laporan keuangan konsolidasian harus disusun dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
transaksi dan peristiwa sejenis dalam kondisi yang sama.
Apabila suatu entitas dalam kelompok tersebut
menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda, maka
dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan entitas
tersebut dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian.
Akuisisi dan pelepasan entitas anak
9.13 Pendapatan dan beban entitas anak dimasukkan ke
laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi
sampai tanggal entitas induk melepaskan pengendalian

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.45

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

atas entitas anak tersebut. Perbedaan antara hasil


pelepasan dengan jumlah tercatat pada tanggal
pelepasan, termasuk jumlah kumulatif selisih nilai kurs
yang terkait dengan entitas anak yang diakui dalam
ekuitas sesuai Bab 27 Transaksi dalam Mata Uang
Asing, diakui dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan
atau kerugian pelepasan entitas anak.
9.14 Jika suatu entitas anak dilepas tetapi investor (entitas
induk yang lama) masih memegang sejumlah saham,
maka saham tersebut dicatat sebagai aset keuangan
sesuai dengan Bab 11 Aset Keuangan dan Kewajiban
Keuangan sejak tanggal pelepasan entitas anak tersebut,
sehingga entitas tersebut bukan merupakan entitas
asosiasi atau pengendalian bersama entitas. Jumlah
tercatat investasi pada tanggal pelepasan merupakan
biaya awal untuk mengukur aset keuangan tersebut.
Hak minoritas di entitas anak
9.15 Entitas harus menyajikan hak minoritas dalam neraca
konsolidasian di dalam ekuitas, terpisah dari ekuitas induk
seperti dipersyaratkan oleh paragraf 4.2(o).
9.16 Entitas harus mengungkapkan hak minoritas atas laba
atau rugi kelompok usaha yang disajikan terpisah di
laporan laba rugi konsolidasian sebagaimana
dipersyaratkan oleh paragraf 5.4.
9.17 Kerugian entitas anak yang dikonsolidasikan yang
ditanggung minoritas dapat melebihi hak minoritas atas
ekuitas entitas anak tersebut. Kelebihan tersebut dan
kerugian selanjutnya yang ditanggung pemegang saham
minoritas dialokasikan ke pemegang saham mayoritas,
kecuali pemegang saham minoritas memiliki kewajiban
yang mengikat dan mampu menambah investasinya
untuk mengganti kerugian tersebut. Jika entitas anak
kemudian melaporkan laba, maka laba tersebut

UKM.46

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

dialokasikan kepada hak pemegang saham mayoritas


1
sampai dipulihkannya kerugian bagian minoritas yang
2
telah dialokasikan ke pemegang saham mayoritas.
3
4
5 Laporan keuangan terpisah
6
7 9.18 Paragraf 9.1 mensyaratkan entitas induk untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasian. Standar ini
8
tidak mensyaratkan entitas induk untuk menyusun
9
laporan keuangan terpisah untuk entitas induk atau
10
entitas anak secara individual. Jika laporan keuangan
11
terpisah untuk entitas induk disusun, maka entitas induk
12
harus menerapkan kebijakan akuntansi untuk seluruh
13
investasi di entitas anak, pengendalian bersama
14
entitas dan entitas asosiasi yang tidak diklasifikasikan
15
sebagai tersedia untuk dijual sebesar;
16
(a) biaya perolehan, atau
17
(b) nilai wajar melalui laporan laba rugi.
18
19
20 9.19 Ketika entitas induk adalah venturer dengan hak
kepemilikan pada entitas dengan pengendalian bersama
21
(jointly controlled entity) atau investor dalam suatu
22
entitas asosiasi yang menyusun laporan keuangan
23
terpisah, maka harus mengungkapkan:
24
(a) bahwa laporan keuangan tersebut merupakan
25
laporan keuangan terpisah dan alasan
26
penyusunannya jika bukan atas permintaan
27
peraturan;
28
(b) daftar investasi yang signifikan di entitas anak,
29
entitas yang dikendalikan bersama dan entitas
30
asosiasi, termasuk nama, negara terkait atau
31
kedudukan, proporsi kepemilikan dan, jika berbeda,
32
proporsi hak suara; dan
33
(c) penjelasan metode yang digunakan untuk mencatat
34
investasi di huruf (b); dan identifikasi hal tersebut
35
di laporan keuangan konsolidasian.
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.47

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

9.20 Laporan keuangan suatu entitas yang tidak memiliki


entitas anak, entitas asosiasi atau entitas yang
dikendalikan bersama bukan merupakan laporan
keuangan terpisah.
Laporan keuangan gabungan
9.21 Laporan keuangan gabungan adalah laporan
keuangan dari dua atau lebih entitas yang dikendalikan
oleh suatu investor tunggal. Standar ini tidak
mensyaratkan untuk menyusun laporan keuangan
gabungan. Investor pengendali dapat menyusun laporan
keuangan gabungan karena entitas-entitas yang terafiliasi
mempunyai tujuan sama, kepentingan ekonomis dan
dikelola secara bersama.
9.22 Jika entitas menyusun laporan keuangan gabungan dan
mengungkapkannya sesuai dengan SAK UKM, laporan
keuangan tersebut harus sesuai dengan semua
persyaratan dalam Standar ini. Transaksi dan saldo antar
entitas harus dieliminasi; keuntungan atau kerugian
akibat transaksi antar entitas yang diakui di aset, seperti
persediaan dan aset tetap harus dieliminasi; laporan
keuangan entitas yang termasuk dalam laporan keuangan
gabungan harus disusun dengan tanggal pelaporan yang
sama kecuali tidak praktis; dan kebijakan akuntansi yang
seragam harus diterapkan untuk transaksi dan peristiwa
dalam keadaan yang serupa. Pengungkapan harus
mencakup fakta bahwa laporan keuangan tersebut adalah
laporan keuangan gabungan dan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa diungkapkan seperti
yang dipersyaratkan oleh Bab 29 Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istmewa.

UKM.48

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 10
Kebijakan dan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
10.1 Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi,
aturan dan praktek tertentu yang dipakai oleh suatu
entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangannya.
10.2 Jika Standar ini tidak secara spesifik mengatur suatu
transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, manajemen
harus menggunakan pertimbangannya (judgement)
untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
(a) relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan
keputusan ekonomi; dan
(b) andal, yaitu dalam laporan keuangan yang:
(i) menunjukkan dengan jujur posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas dari suatu
entitas yang terpercaya;
(ii) mencerminkan substansi ekonomi dari
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya;
(iii) netral, yaitu bebas dari bias;
(iv) bersifat hati-hati; dan
(v) bersifat lengkap dalam semua hal yang
material.
10.3 Dalam membuat pertimbangan seperti yang dijelaskan
di paragraf 10.2, manajemen harus mengacu dan
mempertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut:
(a) persyaratan dan panduan dalam Standar ini yang
berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait;
dan
(b) definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran
untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.49

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan


Prinsip Pervasif.
10.4 Dalam membuat pertimbangan seperti yang dijelaskan
di paragraf 10.2, manajemen juga mempertimbangkan
persyaratan dan panduan dalam PSAK yang
berhubungan dengan isu serupa dan terkait. Jika panduan
tambahan diperlukan untuk membuat keputusan yang
dijelaskan di paragraf 10.2, manajemen dapat
mempertimbangkan pengaturan terkini dari badan
penyusun standar lain yang menggunakan kerangka dasar
yang serupa untuk mengembangkan standar akuntansi,
literatur akuntansi lain dan praktik industri yang berterima
umum, sepanjang tidak bertentangan dengan sumbersumber yang ada di paragraf 10.3.
Konsistensi kebijakan akuntansi
10.5 Suatu entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansinya secara konsisten untuk transaksi, peristiwa
dan kondisi lainnya, kecuali Standar ini mengatur atau
mengijinkan kategorisasi pos-pos secara spesifik
sehingga kebijakan akuntansi yang berbeda adalah sesuai.
Jika Standar ini mengatur atau mengijinkan kategorisasi
semacam itu, maka suatu kebijakan akuntansi yang sesuai
dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kategori.
Perubahan kebijakan akuntansi
10.6 Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansi hanya jika
perubahan tersebut:
(a) disyaratkan berubah sesuai Standar ini; atau
(b) akan menghasilkan laporan keuangan yang
menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan
mengenai pengaruh transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan
atau arus kas.

UKM.50

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

10.7 Hal-hal berikut ini bukan merupakan perubahan


kebijakan akuntansi:
(a) penerapan kebijakan akuntansi untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lainnya yang berbeda secara
substansi dengan transaksi, peristiwa dan kondisi
lainnya yang terjadi sebelumnya; dan
(b) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lainnya yang belum terjadi
sebelumnya atau tidak material.
10.8 Jika Standar ini mengijinkan pemilihan perlakuan
akuntansi tertentu untuk transaksi atau peristiwa atau
kondisi lainnya dan entitas mengubah pilihannya, maka
hal tersebut adalah perubahan kebijakan akuntansi. Hal
yang serupa, perubahan dasar pengukuran merupakan
perubahan kebijakan akuntansi.
Penerapan perubahan kebijakan akuntansi
10.9 Entitas harus mencatat perubahan kebijakan akuntansi
sebagai berikut:
(a) akibat dari perubahan pengaturan di Standar ini
maka disesuaikan dengan pengaturan tertentu atas
perubahan tersebut di bagian masa transisinya, jika
ada, khususnya pada bagian amandemen;
(b) jika Standar ini mensyaratkan atau mengijinkan
entitas untuk mengikuti PSAK dan pengaturan
PSAK tersebut mengalami perubahan, maka entitas
harus mengubah kebijakan akuntansinya sesuai
dengan pengaturan tertentu atas perubahan tersebut
di bagian masa transisinya, jika ada; dan
(c) harus menerapkan seluruh perubahan kebijakan
akuntansi lainnya secara retrospektif.
Penerapan restropektif
10.10 Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif sesuai dengan paragraf 10.9:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.51

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(a) Jika praktis, maka entitas menerapkan kebijakan


1
akuntansi baru ke informasi komparatif untuk
2
periode-periode yang lalu seolah-olah kebijakan
3
akuntansi baru tersebut telah diterapkan
4
sebelumnya.
5
(b) Jika tidak praktis untuk menentukan periode
6
pengaruh perubahan kebijakan akuntansi secara
7
individual untuk satu atau lebih periode sajian, maka
8
entitas harus menyesuaikan saldo awal komponen
9
ekuitas yang terpengaruh untuk periode paling awal
10
dimana penerapan retrospektif adalah praktis, bisa
11
jadi periode berjalan, serta membuat penyesuaian
12
korespondensi ke saldo awal komponen ekuitas
13
yang terpengaruh.
14
15
16 Pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi
17
18 10.11 Ketika penerapan awal Standar ini, atau amandemen
Standar ini, mempunyai pengaruh ke periode berjalan
19
atau periode yang lalu atau mungkin periode mandatang,
20
entitas harus mengungkapkan:
21
(a) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
22
(b) untuk periode berjalan dan setiap periode lalu yang
23
disajikan, jika praktis, jumlah penyesuaian untuk
24
setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
25
(c) jumlah penyesuaian terkait dengan periode
26
sebelumnya yang disajikan, jika praktis; dan
27
(d) penjelasan jika tidak praktis untuk menentukan
28
jumlah yang diungkapkan di (b) atau (c) di atas.
29
Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu
30
mengulang pengungkapan-pengungkapan tersebut.
31
32
33 10.12 Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela
mempunyai pengaruh terhadap periode berjalan atau
34
periode yang lalu, atau mungkin mempunyai pengaruh
35
terhadap periode mendatang, entitas harus
36
mengungkapkan:
37
38
UKM.52

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(a) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


(b) alasan penerapan kebijakan akuntansi baru yang
menyediakan informasi yang andal dan lebih
relevan;
(c) untuk periode berjalan dan setiap periode lalu yang
disajikan, jika praktis, jumlah penyesuaian untuk
setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;
(d) jumlah penyesuaian terkait dengan periode
sebelumnya yang disajikan, jika praktis; dan
(e) penjelasan jika tidak praktis untuk menentukan
jumlah yang diungkapkan di (c) atau (d) di atas.
Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu
mengulang pengungkapan-pengungkapan tersebut.
Perubahan estimasi akuntansi
10.13 Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian
jumlah tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah
konsumsi periodik suatu aset, yang berasal dari pengujian
status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi
dan kewajiban masa mendatang yang terkait dengan,
aset dan kewajiban. Perubahan estimasi akuntansi yang
berasal dari informasi baru atau pengembangan baru
dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan.
10.14 Entitas harus mengakui pengaruh perubahan estimasi
akuntansi, kecuali perubahan dimana paragraf 10.15
diterapkan, secara prospektif dengan memasukkannya
ke laporan laba rugi di:
(a) periode terjadinya perubahan, jika hanya
berpengaruh terhadap periode tersebut; atau
(b) periode terjadi perubahan dan periode mendatang,
jika berpengaruh terhadap keduanya.
10.15 Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengubah aset
dan kewajiban, atau terkait dengan suatu pos di ekuitas,
entitas harus mengakuinya dengan menyesuaikan jumlah

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.53

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

tercatat pos aset, kewajiban atau ekuitas terkait di periode


perubahan tersebut.
Pengungkapan perubahan estimasi
10.16 Entitas harus mengungkapkan sifat dan jumlah
perubahan estimasi akuntansi yang berpengaruh di
periode berjalan atau diekspektasikan berpengaruh di
periode mendatang, kecuali tidak praktis untuk
mengestimasi pengaruh tersebut.
10.17 Jika jumlah atas pengaruh di masa mendatang tidak
diungkapkan karena tidak praktis mengestimasinya,
entitas harus mengungkapkan fakta tersebut.
Koreksi kesalahan periode lalu
10.18 Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan
kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas
untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari
kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan
penggunaan informasi yang andal:
(a) yang tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan;
dan
(b) yang diekspektasi dengan layak seharusnya
diperoleh dan dimasukkan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan tersebut.
10.19 Kesalahan seperti itu termasuk pengaruh kesalahan
matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
kekeliruanatau kesalahan interpretasi fakta, dan
kecurangan.
10.20 Jika praktis, entitas harus mengoreksi kesalahan periode
lalu secara retrospektif pada laporan keuangan yang
diterbitkan pertama kali setelah penemuan dengan cara:

UKM.54

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(a) penyajian kembali (restate) jumlah komparatif untuk


periode penyajian sebelumnya dimana kesalahan
terjadi; atau
(b) jika kesalahan terjadi sebelum periode penyajian
paling awal, saldo awal aset, kewajiban dan ekuitas
periode penyajian paling awal disajikan kembali.
10.21 Jika tidak praktis untuk menentukan periode spesifik
pengaruh kesalahan atas informasi komparatif untuk satu
atau lebih periode sebelumnya yang disajikan, entitas
harus menyajikan kembali saldo awal aset, kewajiban
dan ekuitas untuk periode paling awal dimana penyajian
kembali secara restropektif praktis dilakukan
(kemungkinan bisa periode berjalan).
10.22 Jika tidak praktis untuk menyajikan kembali periodeperiode lalu, entitas mengakui pengaruh kesalahan pada
saldo awal saldo laba pada periode berjalan.
Pengungkapan kesalahan periode lalu
10.23 Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk
kesalahan periode yang lalu:
(a) sifat dari kesalahan periode yang lalu;
(b) untuk setiap periode lalu yang disajikan, jika prakstis,
jumlah koreksi untuk setiap pos laporan keuangan
yang terpengaruh;
(c) jumlah koreksi pada awal periode yang lalu yang
disajikan paling awal; dan
(d) jika penyajian kembali secara retrospektif adalah
tidak praktis untuk periode lalu tertentu, kondisi yang
menyebabkan ketidak-praktisan tersebut dan
deskripsi bagaimana dan sejak kapan kesalahan
telah dikoreksi.
Laporan keuangan untuk periode-periode selanjutnya
tidak perlu mengulang pengungkapan tersebut.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.55

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

BAB 11
1
Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
2
3
4 Ruang lingkup
5
6 11.1 Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang
menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban
7
keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Contoh
8
umum instrumen keuangan adalah termasuk:
9
(a) kas;
10
(b) demand deposits dan deposito berjangka waktu
11
tetap;
12
(c) commercial paper dan commercial bills;
13
(d) piutang dan utang dagang, wesel tagih dan wesel
14
bayar, piutang dan utang pinjaman;
15
(e) obligasi dan instrumen utang sejenisnya;
16
(f) saham biasa dan saham preferen dan instrumen
17
ekuitas sejenisnya.
18
19
20 11.2 Bab ini diterapkan untuk seluruh instrumen keuangan
kecuali:
21
(a) penyertaan pada entitas anak (diatur oleh Bab 9
22
Laporan Keuangan Konsolidasian dan
23
Terpisah), entitas asosiasi (lihat Bab 13 Investasi
24
pada Perusahaan Asosiasi) dan joint ventures
25
(lihat Bab 14 Investasi pada Joint Ventures);
26
(b) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan
27
program imbalan kerja (lihat Bab 25 Imbalan
28
Kerja);
29
(c) hak dalam kontrak asuransi kecuali kontrak tersebut
30
menyebabkan kerugian bagi pihak lain sebagai
31
akibat dari perjanjian kontraktual yang tidak terkait
32
dengan:
33
(i) perubahan risiko yang dijamin,
34
(ii) perubahan kurs mata uang asing, atau
35
(iii) gagal bayar oleh salah satu pihak lawan;
36
37
38
UKM.56

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(d) instrumen keuangan yang memenuhi definisi sebagai


ekuitas yang dimiliki sendiri oleh entitas (lihat Bab
21 Ekuitas); dan
(e) sewa (lihat Bab 19 Sewa) kecuali sewa yang
mengakibatkan kerugian terhadap lessor atau
lessee sebagai akibat dari perjanjian kontraktual
yang tidak terkait dengan:
(i) perubahan harga aset sewaan,
(ii) perubahan kurs mata uang asing, atau
(iii) gagal bayar oleh salah satu pihak lawan.
11.3 Sebagian besar kontrak untuk membeli atau menjual aset
non-keuangan seperti komoditas, persediaan, atau aset
tetap tidak termasuk dalam Bab ini karena mereka bukan
merupakan instrumen keuangan. Namun demikian, Bab
ini diterapkan untuk seluruh kontrak yang dapat
mengakibatkan kerugian kepada pembeli atau penjual
sebagai akibat dari perjanjian kontraktual yang tidak
terkait dengan perubahan harga aset non-keuangan,
perubahan kurs mata uang asing, atau gagal bayar oleh
salah satu pihak lawan.
Pengakuan dan pengukuran awal
11.4 Entitas mengakui aset keuangan atau kewajiban
keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, entitas
tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada
kontrak instrumen tersebut.
11.5 Pada saat pengakuan awal entitas mengukur aset
keuangan atau kewajiban keuangan sebesar biaya
perolehan.
Pengukuran setelah pengakuan awal
11.6 Pada setiap tanggal neraca, entitas mengukur instrumen
keuangan berikut ini pada harga perolehan atau harga

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.57

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

perolehan diamortisasi (amortised cost) dengan


1
menggunakan metode garis lurus.
2
3
4 Penurunan nilai
5
6 11.7 Pada setiap periode pelaporan, entitas mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset
7
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
8
penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, entitas
9
mengakui penurunan nilai tersebut dalam laporan laba
10
rugi.
11
12
13 11.8 Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai meliputi data yang
14
dapat diobservasi yang menjadi perhatian dari pemegang
15
aset tersebut mengenai peristiwa-peristiwa yang
16
merugikan berikut ini:
17
(a) kesulitan keuangan yang signifikan dari penerbit atau
18
pihak peminjam;
19
(b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi
20
atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok;
21
(c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi
22
atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan
23
yang dialami pihak peminjam, memberikan
24
keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin
25
jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
26
tersebut;
27
(d) terdapat kemungkinan besar bahwa pihak
28
peminjam akan mengalami pailit atau melakukan
29
reorganisasi keuangan lainnya; atau
30
(e) data yang dapat diobservasi mengindikasikan
31
adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi
32
arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan
33
sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun
34
penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap
35
aset keuangan secara individual dalam kelompok
36
aset tersebut, seperti kondisi ekonomi nasional dan
37
lokal atau perubahan pada industri yang kurang baik.
38
UKM.58

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

11.9 Faktor lain dapat juga menjadi bukti penurunan nilai,


termasuk perubahan signifikan yang berpengaruh buruk
pada lingkungan teknologi, pasar, ekonomi atau hukum
di wilayah tempat pihak penerbit menjalankan usahanya.
11.10 Aset keuangan yang secara individu signifikan, dan
semua instrumen ekuitas tanpa memperhatikan
signifikansinya, harus dinilai secara individu untuk
penurunan nilai. Evaluasi penurunan nilai aset keuangan
lainnya dapat dilakukan secara individual atau secara
kelompok berdasarkan kesamaan karakteristik risiko
kreditnya.
11.11 Entitas mengukur kerugian penurunan nilai sebesar
selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah yang dapat
diperoleh kembali.
11.12 Kerugian penurunan nilai dapat mengurangi nilai tercatat
secara langsung atau dibentuk cadangan kerugian
penurunan nilai.
Pemulihan nilai
11.13 Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan
nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan
secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat
kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara
langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan.
Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai
tercatat aset keuangan melebihi harga perolehan yang
telah diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan
nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Entitas harus
mengakui jumlah pemulihan aset keuangan pada laporan
laba rugi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.59

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 11.14 Kerugian penurunan nilai untuk aset keuangan yang


dicatat pada biaya perolehan tidak dapat dipulihkan.
2
3
4 Penghentian pengakuan aset keuangan
5
6 11.15 Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan
hanya jika:
7
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
8
keuangan berakhir atau telah diselesaikan;
9
(b) entitas mentransfer aset keuangan kepada pihak lain
10
seluruh risiko dan manfaat signifikan yang terkait
11
dengan aset keuangan; atau
12
(c) entitas, walaupun mempertahankan risiko dan
13
manfaat signifikan yang terkait dengan aset
14
keuangan, telah mentransfer kendali atas aset
15
tersebut kepada pihak lain dan pihak lain mempunyai
16
kemampuan praktis untuk menjual aset secara
17
keseluruhan kepada pihak ketiga yang tidak
18
berkaitan dan memiliki kemampuan secara sepihak
19
dan tanpa harus memberikan pembatasan tambahan
20
dalam transfer tersebut. Dalam hal ini, entitas akan:
21
(i) menghentikan pengakuan aset, dan
22
(ii) mengakui secara terpisah setiap hak dan
23
kewajiban yang muncul atau dipertahankan dari
24
proses transfer tersebut.
25
Jumlah tercatat aset yang ditransfer harus dialokasikan
26
antara hak dan kewajiban yang ditahan dan hak dan
27
kewajiban yang ditransfer tersebut berdasarkan
28
perbandingan relatif nilai wajar pada tanggal transfer
29
dilakukan. Hak dan kewajiban baru yang tercipta harus
30
diukur pada nilai wajarnya pada tanggal transfer. Setiap
31
perbedaan antara jumlah yang diterima dan jumlah yang
32
diakui dan penghentian pengakuan sesuai paragraf ini
33
harus diakui dalam laporan laba rugi periode
34
pentransferan.
35
36
37
38
UKM.60

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 11.16 Jika transfer tidak mengakibatkan penghentian


pengakuan karena entitas secara substansial masih
2
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
3
yang ditransfer, maka entitas tetap mengakui aset yang
4
ditransfer tersebut secara keseluruhan dan mengakui
5
kewajiban keuangan atas jumlah yang diterima. Aset dan
6
kewajiban tidak boleh saling hapus. Pada periode
7
berikutnya, entitas harus mengakui setiap penghasilan
8
dari asset yang ditransfer dan setiap beban yang terjadi
9
dari kewajiban keuangan.
10
11
12 11.17 Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan bukan
kas (seperti instrumen utang atau instrumen ekuitas) pada
13
pihak penerima transfer, maka akuntansi untuk pihak
14
yang mentransfer dan pihak penerima transfer atas
15
agunan tersebut tergantung pada apakah pihak penerima
16
transfer memiliki hak untuk menjual atau mengagunkan
17
kembali agunan tersebut, dan apakah pihak yang
18
mentransfer telah wanprestasi. Kedua belah pihak
19
mencatat agunan tersebut dengan cara sebagai berikut:
20
(a) Jika pihak penerima transfer sesuai kontrak atau
21
konvensi memiliki hak untuk menjual atau
22
mengagunkan kembali agunan tersebut, maka pihak
23
yang menstransfer mereklasifikasi aset tersebut
24
dalam neracanya terpisah dari aset lainnya
25
(misalnya sebagai aset yang dipinjamkan, instrumen
26
ekuitas yang diagunkan, atau piutang pembelian
27
kembali).
28
(b) Jika pihak penerima transfer menjual agunan yang
29
diagunkan padanya, maka pihak penerima transfer
30
mengakui hasil penjualan tersebut dan mengakui
31
kewajiban yang diukur pada nilai wajar atau
32
kewajibannya untuk mengembalikan agunan
33
tersebut.
34
(c) Jika pihak yang mentransfer wanprestasi
35
berdasarkan ketentuan dalam kontrak dan tidak lagi
36
berhak untuk menarik agunannya, maka pihak yang
37
mentransfer menghentikan pengakuan agunan
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.61

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

tersebut, dan pihak penerima transfer mengakui


1
agunan tersebut sebagai asetnya yang diukur pada
2
nilai wajar pada saat pengakuan awal, atau jika
3
pihak penerima transfer sudah menjual agunan
4
tersebut, maka pihak penerima transfer harus
5
menghentikan pengakuan kewajibannya untuk
6
mengembalikan agunan tersebut.
7
(d) Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf (c),
8
pihak yang mentransfer tetap mencatat agunan
9
tersebut sebagai asetnya dan pihak penerima
10
transfer tidak diperkenankan untuk mengakui agunan
11
tersebut sebagai aset.
12
13
14 Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
15
16 11.18 Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau bagian
dari kewajiban keuangan) dari neracanya, jika dan hanya
17
jika, kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
18
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
19
dibatalkan atau berakhir.
20
21
22 11.19 Pertukaran diantara peminjam dan pemberi pinjaman
yang saat ini ada atas instrumen utang dengan
23
persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat
24
sebagai penghapusan (extinguishment) kewajiban
25
keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan
26
baru. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas
27
ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau
28
bagian dari kewajiban keuangan tersebut (terlepas ada
29
atau tidak keterkaitannya dengan kesulitan keuangan
30
debitur) dicatat sebagai penghapusan kewajiban
31
keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan
32
baru. Entitas harus mengakui dalam laporan laba rugi
33
selisih antara jumlah tercatat kewajiban keuangan (atau
34
bagian dari kewajiban keuangan) yang berakhir atau yang
35
ditransfer pada pihak lain, dengan jumlah yang
36
dibayarkan, termasuk aset non-kas yang ditransfer atau
37
kewajiban yang ditanggung.
38
UKM.62

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengungkapan
Pengungkapan kebijakan akuntansi untuk instrumen
keuangan
11.20 Sesuai dengan paragraf 8.5 dari Bab 8 Catatan atas
Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan,
dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan,
dasar pengukuran yang diterapkan untuk instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi lainnya yang
digunakan untuk instrumen keuangan, yang relevan
dengan pemahaman laporan keuangan.
Neraca kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan
11.21 Entiitas harus mengungkapkan jumlah tercatat untuk
setiap kategori aset keuangan dan kewajiban keuangan
berikut ini, secara keseluruhan dan untuk setiap jenis
aset keuangan atau kewajiban keuangan yang signifikan
pada setiap kategori, baik dalam neraca atau dalam
catatan atas laporan keuangan:
(a) aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan
yang telah diamortisasi dikurangi penurunan nilai;
(b) instrumen ekuitas yang diukur dengan harga
perolehan;
(c) komitmen memberikan pinjaman yang diukur dengan
harga perolehan dikurangi penurunan nilai;
(d) kewajiban keuangan yang diukur dengan harga
perolehan yang telah diamortisasi.
11.22 Untuk semua aset keuangan dan kewajiban keuangan
yang diukur pada nilai wajar, entitas harus
mengungkapkan dasar penentuan nilai wajar, misalnya
harga pasar yang dikuotasi dari pasar yang aktif.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.63

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

11.23 Jika ukuran yang andal dari nilai wajar tidak tersedia
untuk mengukur instrumen ekuitas pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, entitas harus mengungkapkan
fakta tersebut.
Penghentian pengakuan
11.24 Jika entitas telah mentransfer aset keuangan kepada
pihak lain dalam suatu transaksi yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan (lihat paragraf 11.1811.19), entitas harus mengungkapkan untuk setiap
kelompok aset keuangan hal-hal berikut:
(a) sifat aset;
(b) sifat risiko dan manfaat atas kepemilikan dalam hal
entitas tetap terekspos; dan
(c) jumlah tercatat dari aset dan semua kewajiban
terkait jika entitas mengakui seluruh aset tersebut
Jaminan
11.25 Ketika entitas mengagunkan aset keuangan sebagai
jaminan (collateral) atas kewajiban atau kewajiban
kontinjensi, entitas harus mengungkapkan:
(a) jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan
sebagai agunan; dan
(b) persyaratan dan kondisi terkait dengan penggadaian
aset sebagai agunan.
Gagal Bayar dan pelanggaran utang pinjaman
11.26 Untuk utang pinjaman yang diakui pada tanggal
pelaporan, entitas harus mengungkapkan:
(a) rincian setiap gagal bayar atas pelunasan pokok,
bunga, dana pelunasan, atau ketentuan penebusan
kembali yang terjadi selama periode pinjaman yang
diterima yang diakui pada tanggal pelaporan;
(b) jumlah tercatat dari utang pinjaman yang gagal bayar
pada tanggal pelaporan

UKM.64

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(c) apakah gagal bayar tersebut telah diatasi atau


persyaratan pinjaman telah dinegosiasi ulang
sebelum tanggal otorisasi penerbitan laporan
keuangan
11.27 Jika, selama periode berjalan, ada pelanggaran atas
kesepakatan pinjaman selain yang diuraikan dalam
paragraf 11.26, entitas harus mengungkapkan informasi
yang sama seperti disyaratkan dalam paragraf 11.46 jika
pelanggaran tersebut memungkinkan pemberi pinjaman
meminta percepatan pembayaran kembali (kecuali jika
pelanggaran telah diatasi, atau persyaratan pinjaman
telah dinegosiasikan ulang, baik pada tanggal pelaporan
atau sebelum tanggal pelaporan).
Laporan laba rugi dan ekuitas pos-pos pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian
11.28 Entitas harus mengungkapkan pos-pos pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian dalam laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan:
(a) laba atau rugi neto yang diakui:
(i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi;
(ii) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi;
(iii) aset keuangan yang diukur pada harga
perolehan yang telah diamortisasi dikurangi
penurunan nilai; dan
(iv) kewajiban keuangan yang diukur pada harga
perolehan yang telah diamortisasi;
(b) total penghasilan bunga dan beban bunga (dihitung
menggunakan metode bunga efektif) untuk aset
keuangan atau kewajiban keuangan yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
dan
(c) jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap
kelompok aset keuangan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.65

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Risiko yang terkait dengan instrumen keuangan yang


diukur pada harga perolehan atau harga perolehan yang
telah diamortisasi
11.29 Untuk aset keuangan yang diukur pada harga perolehan
yang telah diamortisasi dikurangi penurunan nilai, entitas
harus mengungkapkan persyaratan dan kondisi signifikan
yang dapat memengaruhi jumlah, saat dan kepastian arus
kas masa depan, termasuk risiko tingkat bunga, risiko
pertukaran mata uang dan risiko kredit.

UKM.66

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 12
Persediaan
Ruang lingkup
12.1 Persediaan adalah aset:
(a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
(b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.
Pengukuran persediaan
12.2 Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai mana
yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan harga
jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan untuk
menjual.
Biaya perolehan persediaan
12.3 Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya
pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi
untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi terkini.
Biaya pembelian
12.4 Biaya pembelian persediaan terdiri dari harga beli, pajak
impor dan pajak lainnya (kecuali dapat direstitusi), serta
biaya transportasi, penanganan dan biaya lainnya yang
dapat diatribusikan secara langsung ke perolehan barang
jadi, bahan dan jasa. Diskon, rabat dan sejenisnya
merupakan pengurang biaya pembelian.
12.5 Entitas dapat melakukan pembelian persediaan dalam
beberapa termin penyelesaian. Jika perjanjian secara
efektif mengandung adanya elemen pembiayaan, elemen
tersebut (misalnya, perbedaan antara harga beli untuk

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.67

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

masa kredit normal, dengan jumlah yang dibayar) diakui


sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
Biaya konversi
12.6 Biaya konversi persediaan mencakup biaya yang terkait
secara langsung dengan unit produksi, misalnya biaya
tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis
biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead
produksi variabel untuk mengkonversi bahan menjadi
barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya
produksi tidak langsung yang relatif konstan terhadap
volume produksi, seperti penyusutan dan pemeliharaan
bangunan dan perlengkapan pabrik, serta biaya
manajemen dan administrasi pabrik. Biaya overhead
produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung
yang berubah secara langsung (atau mendekati secara
langsung) pola volume produksi, seperti biaya bahan tidak
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Alokasi biaya overhead tetap
12.7 Entitas harus mengalokasikan biaya overhead produksi
tetap ke biaya konversi berdasarkan kapasitas produksi
normal. Kapasitas normal adalah produksi yang
diharapkan akan dicapai secara rata-rata selama jumlah
periode atau musim dalam kondisi normal, dengan
memperhitungkan kerugian kapasitas akibat perawatan
terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika
mendekati kapasitas normal. Jumlah biaya overhead
yang dialokasikan ke setiap unit produksi tidak
meningkat karena produksi yang rendah atau pabrik yang
tidak terpakai. Biaya overhead yang tidak teralokasi
diakui sebagai beban di periode terjadinya. Dalam periode
dimana produksi tinggi secara tidak normal, jumlah biaya
overhead tetap yang dialokasikan ke setiap unit produksi
adalah menurun sehingga persediaan tidak diukur lebih
tinggi dari biaya produksinya. Biaya overhead produksi

UKM.68

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

variabel dialokasikan ke setiap unit produksi dengan basis


pemakaian aktual fasilitas produksi tersebut.
Produk bersama dan produk sampingan
12.8 Suatu proses produksi dapat menghasilkan lebih dari satu
produk secara simultan. Sebagai contoh, entitas
menghasilkan produk bersama (joint product) atau
mempunyai produk utama (main product) dan produk
sampingan (by product). Ketika biaya konversi untuk
setiap produk tidak dapat didentifikasi secara terpisah,
maka biaya konversi harus dialokasikan ke produkproduk tersebut dengan dasar yang rasional dan
konsisten. Pengalokasian biaya, sebagai contoh,
didasarkan pada nilai jual relatif untuk setiap produk
dapat teridentifikasi secara terpisah pada setiap tahap
proses produksi atau pada saat penyelesaian produksi.
Sebagian besar produk sampingan, pada dasarnya
bersifat tidak material. Jika hal ini terjadi, produk
sampingan tersebut harus diukur berdasarkan harga jual
dikurangi biaya untuk menyempurnakan dan menjualnya,
serta hasilnya mengurangi biaya produk utama. Sebagai
akibatnya, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda
secara material dengan biaya perolehannya.
Biaya-biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan
12.9 Entitas harus memasukkan biaya-biaya lain ke dalam
biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut terjadi
untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi
sekarang. Sebagai contoh, biaya overhead nonproduksi
atau biaya mendesain produk untuk konsumen tertentu.
Biaya yang tidak termasuk ke dalam persediaan
12.10 Contoh-contoh biaya yang tidak termasuk dalam biaya
persediaan dan biaya tersebut diakui sebagai beban di
periode terjadinya adalah:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.69

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(a) biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya


produksi lainnya yang tidak normal;
(b) biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan
dalam proses produksi sebelum tahap produksi
selanjutnya;
(c) biaya overhead administratif yang tidak
berkontribusi untuk membuat persediaan ke kondisi
dan lokasi terkini; dan
(d) biaya penjualan.
Biaya persediaan dari penyedia jasa
12.11 Penyedia jasa yang memiliki persediaan harus mengukur
persediaan tersebut berdasarkan pada biaya
produksinya. Biaya tersebut sebagian besar adalah biaya
tenaga kerja dan biaya tenaga kerja yang secara
langsung terkait dengan penyediaan jasa, termasuk
pegawai penyelia, dan overhead yang dapat
diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang
terkait dengan personel penjualan dan administratif umum
tidak termasuk biaya persediaan, tetapi diakui sebagai
beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan dari
penyedia jasa tidak termasuk marjin keuntungan atau
overhead yang tidak dapat diatribusikan, yang seringkali
menjadi salah satu faktor harga yang dibebankan oleh
penyedia jasa.
Teknik-teknik pengukuran biaya, seperti metode biaya
standar dan metode eceran
12.12 Teknik-teknik pengukuran, seperti metode biaya standar
atau metode eceran, dapat digunakan untuk mengukur
biaya persediaan jika hasilnya dapat memperkirakan
biaya. Biaya standar menggunakan tingkat normal dari
bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, pemakaian yang
efisien dan sesuai dengan kapasitas. Jika diperlukan,
komponen-komponen tersebut ditinjau secara reguler,
dan kemudian direvisi sesuai dengan kondisi sekarang.

UKM.70

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Dalam metode eceran, biaya persediaan diukur dengan


mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase
marjin keuntungan yang sesuai.
Formula biaya
12.13 Biaya persediaan atas item-item yang normalnya tidak
dapat dipertukarkan, serta barang atau jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek-proyek tertentu
ditetapkan dengan menggunakan identifikasi khusus atas
biaya individualnya.
12.14 Entitas harus menentukan biaya persediaan, selain yang
terkait dengan paragraf 12.13, dengan menggunakan
formula biaya masuk-pertama, keluar-pertama first-in,
first out atau FIFO) atau rata-rata tertimbang (weighted
average). Formula biaya yang sama harus digunakan
untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian
yang serupa. Untuk persediaan dengan sifat atau
pemakaian yang berbeda, penggunaan formula biaya
yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk-terakhir,
keluar-pertama (last-in, first-out atau LIFO) tidak
diperkenankan oleh Standar ini.
Penurunan nilai persediaan
12.15 Paragraf 24.2-24.4 mensyaratkan entitas untuk menguji
pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan
menurun nilainya, yakni tidak dapat dipulihkan (sebagai
contoh karena kerusakan, keusangan atau penurunan
harga jual). Jika suatu jenis (atau kelompok jenis) dari
persediaan menurun nilainya, maka persediaan harus
diukur pada harga jual dikurangi biaya untuk
menyempurnakan dan menjual, serta mengakui kerugian
penurunan nilai. Paragraf-paragraf tersebut juga
mengatur pemulihan penurunan nilai terdahulu untuk
beberapa kondisi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.71

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengakuan sebagai beban


12.16 Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui
sebagai beban periode dimana pendapatan terkait diakui.
12.17 Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lain,
misalnya, persediaan yang digunakan sebagai komponen
aset tetap yang dibangun sendiri. Alokasi persediaan ke
aset lain diakui sebagai beban selama umur manfaat aset
tersebut.
Pengungkapan
12.18 Entitas harus mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk
mengukur persediaan, termasuk formula biaya yang
digunakan;
(b) total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasinya
yang tepat;
(c) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban
selama periode tersebut (beban pokok penjualan);
(d) jumlah penurunan nilai persediaan yang diakui
sebagai beban periode tersebut;
(e) jumlah pemulihan penurunan nilai yang diakui dan
deskripsi kondisi atau kejadian yang mengakibatkan
pemulihan tersebut; dan
(f) jumlah tercatat persediaan yang diagunkan.

UKM.72

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 13
Investasi pada Entitas Asosiasi
Pengertian entitas asosiasi
13.1 Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk yang
kepemilikannya tidak berbentuk saham seperti
persekutuan, dengan investor mempunyai pengaruh
signifikan serta entitas tersebut bukan suatu entitas anak
atau suatu bagian partisipasi di joint venture.
13.2 Pengaruh signifikan adalah kemampuan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan
operasi dari entitas asosiasi, tetapi bukan pengendalian
atau pengendalian bersama atas kebijakan tersebut.
(a) Jika investor memiliki secara langsung atau tidak
langsung (misalnya melalui entitas anak) 20 persen
atau lebih hak suara investee, maka investor
mempunyai pengaruh signifikan, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa tidak ada pengaruh
signifikan.
(b) Jika investor memiliki secara langsung atau tidak
langsung (misalnya melalui entitas anak) kurang dari
20 persen hak suara investee, maka investor tidak
memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa investor mempunyai
pengaruh signifikan.
(c) Suatu kepemilikan substansial atau mayoritas oleh
investor lain tidak menentukan pengaruh signifikan
yang dimiliki oleh investor.
Pengukuran setelah pengakuan awal
13.3 Investor harus mencatat investasinya di semua entitas
asosiasi menggunakan model biaya di paragraf 13.4;
13.4 Investasi pada Entitas Asosiasi harus diukur pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.73

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Investor mengakui pendapatan dari investasinya hanya


sepanjang investor menerima distribusi dari akumulasi
laba entitas asosiasi yang terjadi setelah tanggal akuisisi.
Penerimaan distribusi yang melebihi laba tersebut adalah
sebagai pemulihan investasi dan diakui sebagai
pengurang biaya investasi. Investor harus melakukan
pengungkapan yang ditentukan oleh Bab ini. Investor
harus mengakui kerugian penurunan nilai sesuai dengan
Bab 24 Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pengungkapan
13.5 Investor di entitas asosiasi harus mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi untuk investasi pada entitas
asosiasi;
(b) ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi,
termasuk jumlah total aset, kewajiban, pendapatan
dan laba atau rugi, bersama dengan persentase
kepemilikannya di entitas asosiasi; dan
(c) sifat dan luas dari pembatasan signifikan (misalnya,
perjanjian pinjaman atau persyaratan dari regulator)
atas kemampuan entitas asosiasi untuk mentransfer
dana ke investor dalam bentuk dividen kas, atau
pembayaran pinjaman atau uang muka.
Penyajian laporan keuangan
13.6 Investor harus menyajikan investasi pada entitas asosiasi
sebagai aset tidak lancar.

UKM.74

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 14
Investasi pada Joint Venture
Pengertian joint venture
14.1 Pengendalian bersama adalah kesepakatan
kontraktual berbagi pengendalian atas suatu aktivitas
ekonomi, dan ada hanya jika keputusan strategis
keuangan dan operasi terkait dengan aktivitas tersebut
mensyaratkan persetujuan pihak-pihak yang berbagi
pengendalian (venturer).
14.2 Joint venture adalah perjanjian kontraktual dimana dua
pihak atau lebih menjalankan aktivitas ekonomi yang
menjadi subyek dari pengendalian bersama. Joint
venture dapat berbentuk pengendalian bersama operasi
(jointly controlled operations), pengendalian bersama
aset (jointly controlled assets) atau pengendalian
bersama entitas (jointly controlled entities).
Pengendalian bersama operasi
14.3 Operasional beberapa joint venture meliputi
pemanfaatan aset atau sumber daya lain dari venturer
bukan pada pendirian suatu perusahaan, persekutuan atau
entitas lain; atau suatu struktur keuangan yang terpisah
dari para venturer tersebut. Setiap venturer
menggunakan aset tetap dan persediaannya sendiri.
Demikian juga beban dan kewajiban yang terjadi, serta
perolehan pendanaan sebagai kewajibannya. Aktivitas
joint venture dapat dilakukan oleh pegawai venturer
secara bersama dengan aktivitas lainnya yang serupa.
Perjanjian joint venture biasanya mencakup pengaturan
pendapatan dari penjualan produk bersama dan setiap
biaya yang terjadi secara umum dibagi antar para
venturer.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.75

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

14.4 Sesuai dengan haknya atas pengendalian bersama


operasi, venturer harus mengakui dalam laporan
keuangannya:
(a) aset yang dikendalikan dan kewajiban yang terjadi;
dan
(b) beban yang terjadi dan bagiannya atas pendapatan
yang diterima dari penjualan barang atau jasa yang
dihasilkan joint venture.
Pengendalian bersama aset
14.5 Beberapa joint venture meliputi pengendalian bersama,
dan seringkali kepemilikan bersama, oleh venturer atas
satu aset atau lebih yang dikontribusikan atau diperoleh
untuk joint venture serta didedikasikan untuk tujuan joint
venture tersebut.
14.6 Sesuai dengan haknya atas pengendalian bersama aset,
venturer harus mengakui dalam laporan keuangannya:
(a) bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat dari aset
tersebut;
(b) kewajiban yang terjadi;
(c) bagiannya atas kewajiban yang timbul bersama
dengan venturer lain dalam hubungannya dengan
joint venture;
(d) pendapatan dari penjualan atau pemakaian atas
bagian output joint venture, bersama dengan
bagiannya atas beban yang terjadi; dan
(e) beban lain yang terjadi terkait dengan bagiannya di
joint venture.
Pengendalian bersama entitas
14.7 Pengendalian bersama entitas adalah joint venture
yang melibatkan pendirian suatu perusahaan, persekutuan
atau entitas lain dimana setiap venturer memiliki bagian.
Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas

UKM.76

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer


untuk membuat pengendalian bersama atas aktivitas
ekonomi entitas tersebut.
Pengukuran setelah pengakuan awal
14.8 Venturer harus mencatat bagiannya di semua
pengendalian bersama entitas menggunakan model
biaya di paragraf 14.9;
Model biaya
14.9 Venturer harus mengukur investasinya di pengendalian
bersama entitas pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi kerugian penurunan nilai. Investor harus
mengakui pendapatan dari investasi sepanjang hanya
menerima distribusi laba dari investee yang terjadi setelah
tanggal akuisisi. Penerimaan distribusi yang melebihi laba
tersebut adalah sebagai pemulihan investasi dan diakui
sebagai pengurang biaya investasi. Venturer harus
membuat pengungkapan sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh Bab ini. Investor harus mengakui
kerugian penurunan nilai sesuai dengan Bab 24
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan.
Transaksi antara venturer dan joint venture
14.10 Ketika venturer berkontribusi atau menjual aset ke joint
venture, pengakuan porsi keuntungan atau kerugian
harus mencerminkan substansinya. Pada saat aset
dikuasai oleh joint venture, serta manfaat dan risiko
signifikan kepemilikan telah dialihkan, venturer harus
mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian yang
diatribusikan ke venturer lain. Venturer harus mengakui
seluruh jumlah kerugian ketika kontribusi atau penjualan
memberikan bukti kerugian penurunan nilai.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.77

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

14.11 Ketika venturer membeli aset dari joint venture,


venturer tidak boleh mengakui bagiannya atas
keuntungan joint venture dari transaksi tersebut sampai
aset tersebut dijual kembali ke pihak independen. Hal
yang sama berlaku untuk kerugian, kecuali ketika
mencerminkan kerugian penurunan nilai yang harus
diakui segera.
Jika investor tidak memiliki pengendalian bersama
14.12 Investor dalam joint venture yang tidak memiliki
pengendalian bersama harus mencatat investasinya
sesuai dengan Bab 11 Aset Keuangan dan Kewajiban
Keuangan atau, jika memiliki pengaruh signifikan, sesuai
dengan Bab 13 Investasi pada Entitas Asosiasi.
Pengungkapan
14.13 Investor di joint venture harus mengungkapkan jumlah
agregat kewajiban kontinjensi berikut, kecuali
kemungkinannya kecil, secara terpisah dari kewajiban
kontinjensi lain:
(a) kewajiban kontinjensi yang terjadi terkait dengan
bagiannya di joint venture dan bagiannya di setiap
kewajiban kontinjensi yang terjadi bersama dengan
venturer lain;
(b) bagiannya atas kewajiban kontinjensi dari kewajiban
kontijensi joint venture; dan
(c) kewajiban kontinjensi yang muncul karena ada
kewajiban kontijensi investor kepada venturer lain
di joint venture.
14.14 Investor juga harus mengungkapkan:
(a) jumlah agregat komitmennya terkait dengan joint
venture, termasuk bagiannya atas komitmen modal
yang telah terjadi secara bersama dengan venturer
lain, demikian juga bagiannya atas komitmen modal
dari joint venture;

UKM.78

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) daftar dan deskripsi bagiannya di joint venture yang


signifikan dan proporsi kepemilikan dalam
pengendalian bersama entitas; dan
(c) metode pengakuan bagiannya di pengendalian
bersama entitas yang digunakan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.79

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 15
Properti Investasi
15.1 Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan
atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya)
yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui
finance lease) untuk menghasilkan sewa atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
(a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
(b) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Pengukuran pada saat pengakuan awal
15.2 Pada saat pengakuan awal, properti investasi diukur pada
biaya perolehannya. Biaya perolehan dari properti
investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
seperti, biaya legal, biaya broker, biaya pajak dan biaya
transaksi lainnya. Biaya properti investasi yang
dikonstruksi sendiri harus ditentukan dengan mengikuti
pengaturan yang ada di paragraf 16.6-16.10.
Pengukuran setelah pengakuan awal
15.3 Setelah pengakuan awal, seluruh properti investasi harus
diukur dengan menggunakan model biaya di paragraf
15.4.
Model biaya
15.4 Entitas yang memilih model biaya harus mencatat
seluruh properti investasinya sebagai aset tetap sesuai
dengan ketentuan untuk model biaya di Bab 16 Aset
Tetap, dan membuat pengungkapan yang ditentukan oleh
Bab tersebut.

UKM.80

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Transfer
2
3 15.5 Entitas harus mentransfer suatu properti ke dalam atau
dari properti investasi hanya pada saat properti tersebut
4
memenuhi definisi properti investasi atau properti
5
tersebut tidak memenuhi definisi properti investasi.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.81

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 16
Aset Tetap
Pengakuan
16.1 Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
16.2 Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (servicing
equipment) biasanya dicatat sebagai persediaan dan
diakui dalam laporan laba rugi pada saat digunakan.
Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap
pakai merupakan aset tetap ketika entitas memperkirakan
akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu
periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan
pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu
aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset
tetap.
16.3 Bagian dari aset tetap tertentu mungkin perlu diganti
secara periodik. Jika diperkirakan akan meningkatkan
manfaat di masa mendatang, maka biaya penggantian
tersebut ditambahkan ke jumlah tercatat suatu aset
tetap, dan jumlah tercatat dari bagian yang diganti
tersebut dihentikan pengakuannya sesuai dengan
paragraf 16.23-16.26.
16.4 Agar suatu aset tetap dapat beroperasi secara
berkelanjutan (sebagai contoh: bis) maka perlu dilakukan
inspeksi secara teratur untuk mengetahui apakah ada
komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang
signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat
aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi
terdahulu (yang dibedakan dari komponen fisiknya)

UKM.82

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah


biaya inspeksi terdahulu telah diidentifikasi dalam
transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut.
Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan
dilakukan di masa depan dapat digunakan sebagai
indikasi komponen biaya inspeksi saat aset tersebut
diperoleh atau dibangun.
16.5 Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan
dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan
bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Pengukuran pada saat pengakuan
16.6 Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur
sebesar biaya perolehan.
Unsur biaya perolehan
16.7 Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga beli, termasuk termasuk biaya legal dan
broker, bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon pembelian
dan potongan pembelian;
(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya
penyiapan lahan, biaya pengiriman dan
pena-ngan-an awal, biaya instalasi dan perakitan,
dan biaya pengujian fungsionalitas;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset
tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan
aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan
selain untuk menghasilkan persediaan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.83

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

16.8 Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan


aset tetap dan harus diakui sebagai beban ketika terjadi:
(a) biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk
biaya aktivitas iklan dan promosi);
(c) biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau
kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan
staf); dan
(d) biaya administrasi dan overhead umum lainnya.
16.9 Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan
insidental selama masa konstruksi atau pengembangan
aset tetap diakui dalam laporan laba rugi jika operasional
tersebut tidak diperlukan untuk membawa aset tetap ke
lokasi dan kondisi operasi yang dimaksud.
Pengukuran biaya perolehan
16.10 Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunainya
pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan
lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan
adalah nilai tunai semua pembayaran masa mendatang.
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset
non-moneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar,
kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi
komersial, atau
(b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang
diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam
hal ini, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat
aset yang diserahkan.
Pengukuran setelah pengakuan awal
16.11 Entitas harus menggunakan model biaya (cost model)
dalam paragraf 16.12 sebagai kebijakan akuntansinya

UKM.84

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset


tetap dalam kelompok yang sama.
Model biaya
16.12 Aset tetap diukur pada harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Penyusutan
16.13 Jumlah pengakuan awal aset tetap dialokasikan ke bagian
aset tetap yang signifikan dan setiap bagian tersebut
disusutkan secara tersendiri. Namun, jika suatu bagian
aset tetap yang signifikan memiliki umur manfaat dan
metode penyusutan yang sama dengan bagian signifikan
lainnya, maka bagian-bagian tersebut dapat
dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan.
Dengan beberapa pengecualian, seperti galian dan lokasi
untuk pengurukan tanah, tanah mempunyai umur manfaat
yang tidak terbatas sehingga tidak disusutkan.
16.14 Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam
laporan laba rugi, kecuali beban penyusutan tersebut
termasuk ke jumlah tercatat aset lain. Misalnya,
penyusutan aset tetap manufaktur termasuk dalam biaya
persediaan (lihat Bab 12 Persediaan).
Jumlah dan periode penyusutan
16.15 Jumlah aset yang dapat disusutkan dialokasikan secara
sistematis sepanjang umur manfaatnya.
16.16 Entitas harus mengkaji ulang nilai residu dan umur
manfaat suatu aset sekurang-kurangnya pada setiap
tanggal pelaporan tahunan dan, jika diperkirakan
berbeda dengan estimasi terdahulu, maka nilai residu
atau umur manfaatnya diubah. Perubahan tersebut

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.85

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai


dengan paragraf 10.13-10.17.
16.17 Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk
digunakan, misalnya aset berada di lokasi dan kondisi
yang diperlukan sehingga mampu beroperasi
sebagaimana maksud manajemen. Penyusutan tidak
dihentikan ketika aset tidak digunakan atau dihentikan
penggunaan aktifnya, kecuali aset tersebut telah
disusutkan secara penuh. Namun, dalam penggunaan
metode penyusutan (usage method of depreciation),
beban penyusutan menjadi nol jika tidak ada produksi.
16.18 Entitas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut
dalam menentukan umur manfaat suatu aset:
(a) perkiraan daya pakai aset. Daya pakai dinilai dengan
merujuk pada perkiraan kapasitas atau keluaran
fisik;
(b) perkiraan tingkat keausan fisik, yang tergantung
kepada faktor pengoperasian seperti jumlah giliran
penggunaan, program pemeliharaan dan perawatan,
serta perawatan dan pemeliharaan aset pada saat
aset tidak digunakan (menganggur);
(c) keusangan teknis dan komersial yang diakibatkan
oleh perubahan atau peningkatan produksi, atau
perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa
yang dihasilkan oleh aset tersebut; dan
(d) pembatasan hukum atau sejenisnya atas
penggunaan aset, seperti berakhirnya waktu
sehubungan dengan sewa.
Metode penyusutan
16.19 Suatu entitas harus memilih metode penyusutan yang
mencerminkan ekspektasi dalam pola penggunaan
manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode
penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis
lurus (straight line method), metode saldo menurun

UKM.86

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(diminishing balance method) dan metode jumlah unit


produksi (sum of the unit of production method).
16.20 Metode penyusutan harus dikaji ulang sekurangkurangnya pada saat tanggal pelaporan tahunan. Jika
telah terjadi perubahan signifikan dalam pola penggunaan
manfaat ekonomi masa depan aset, maka metode
penyusutan diubah untuk mencerminkan pola baru
tersebut. Perubahan tersebut dicatat sebagai perubahan
estimasi akuntansi sesuai dengan Bab 10 Kebijakan,
Estimasi dan Kesalahan Akuntansi.
Penurunan nilai
16.21 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas
menerapkan Bab 24 Penurunan Nilai Aset NonKeuangan untuk menentukan apakah suatu atau
kelompok aset tetap telah mengalami penurunan nilai
dan, jika terjadi, bagaimana pengakuan dan pengukuran
kerugian penurunan nilai tersebut. Bab 24 Penurunan
Nilai Aset Non-Keuangan menjelaskan kapan dan
bagaimana suatu entitas meninjau ulang jumlah tercatat
asetnya, bagaimana menentukan nilai wajar aset
dikurangi biaya untuk menjualnya, dan kapan pengakuan
atau pemulihan kerugian penurunan nilai.
Kompensasi untuk penurunan nilai
16.22 Kompensasi atas aset tetap yang mengalami penurunan
nilai, hilang atau dihentikan dari pihak ketiga dicatat dalam
laporan laba rugi hanya ketika kompensasi menjadi piutang.
Penghentian-pengakuan
16.23 Aset tetap harus dihentikan pengakuannya pada saat:
(a) dilepas; atau
(b) ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.87

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

16.24 Entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian atas


penghentian pengakuan aset tetap di laporan laba rugi
ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali
Bab 19 Sewa menentukan lain untuk jual dan sewa-balik
[sale and leaseback]). Keuntungan tersebut tidak boleh
diklasifikasikan sebagai pendapatan.
16.25 Dalam penentuan tanggal pelepasan aset tetap, entitas
harus menerapkan kriteria yang ada di Bab 22
Pendapatan untuk pengakuan pendapatan dari
penjualannya. Bab 19 Sewa diterapkan untuk pelepasan
melalui jual dan sewa-balik.
16.26 Entitas harus menentukan keuntungan atau kerugian
yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap yaitu
dengan cara menghitung perbedaan antara hasil penjual
bersih (jika ada) dan jumlah tercatatnya.
Pengungkapan
16.27 Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok
aset tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan untuk
menentukan jumlah tercatat bruto;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang
digunakan;
(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(agregat dengan akumulasi kerugian penurunan nilai)
pada awal dan akhir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan:
(i) penambahan;
(ii) pelepasan;
(iii) perolehan melalui penggabungan usaha;
(iv) kerugian penurunan nilai yang diakui atau
dipulihkan dalam laporan laba rugi sesuai

UKM.88

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

dengan Bab 24 Penurunan Nilai Aset Non1


Keuangan;
2
(v) penyusutan;
3
(vi) perubahan perbedaan neto yang timbul dari
4
penjabaran laporan keuangan dari mata uang
5
fungsional ke mata uang penyajian yang
6
berbeda; dan
7
(vii) perubahan lainnya.
8
9
10 16.28 Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik,
11
dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang;
12
(b) jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset
13
tetap; dan
14
(c) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap
15
yang mengalami penurunan nilai, hilang atau
16
dihentikan yang dimasukkan dalam laporan laba rugi,
17
jika tidak diungkapkan secara terpisah di laporan
18
laba rugi.
19
20
21 16.29 Entitas menyajikan secara terpisah aset tetap yang
dimiliki untuk dijual dari aset lainnya dan menyajikan
22
kewajiban yang terkait dengan aset tetap yang dimiliki
23
untuk dijual secara terpisah dari kewajiban lainnya di
24
dalam neraca.
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.89

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 17
Aset Tidak Berwujud Selain Goodwill
17.1 Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
Suatu aset dapat diidentifikasikan jika:
(a) dapat dipisahkan, yaitu mampu dipisahkan atau
dipecahkan dari entitas dan dijual, dialihkan,
dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu
kontrak terkait, aset atau kewajiban secara individual
atau secara bersama; atau
(b) timbul dari hak kontraktual atau hak legal lainnya,
terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau
dapat dipisahkan dari entitas atau dari hak dan
kewajiban (obligation) lainnya
Pengakuan
Prinsip umum untuk pengakuan aset tidak berwujud
17.2 Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam
paragraf 2.24 untuk mengakui aset tidak berwujud. Oleh
karena itu, aset tidak berwujud diakui hanya jika:(a)
kemungkinan besar (probable) entitas akan
memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset
tersebut; dan (b) biaya perolehan aset atau nilai aset
tersebut dapat diukur dengan andal.
17.3 Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis
masa depan, entitas harus menggunakan asumsi yang
masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan, yang
merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi
ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset
tersebut.
17.4 Dalam menilai tingkat kepastian akan adanya manfaat
ekonomis masa depan yang timbul dari penggunaan aset
tidak berwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang

UKM.90

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

tersedia pada saat pengakuan awal aset tidak berwujud


dengan memberikan penekanan pada bukti eksternal.
17.5 Probabilitas kriteria pengakuan dalam paragraf 17.2(a)
harus selalu dipertimbangkan untuk dipenuhi terhadap
aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah.
Akuisisi sebagai bagian dari penggabungan usaha
17.6 Aset tidak berwujud yang diperoleh dalam penggabungan
usaha, secara normal, diakui sebagai aset karena nilai
wajarnya dapat diukur dengan cukup andal. Namun, aset
tidak berwujud tersebut tidak diakui sebagai aset jika
timbul dari hak legal atau hak kontraktual lainnya dan
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal karena
aset tersebut:
(a) tidak dapat dipisahkan dari goodwill; atau
(b) dapat dipisahkan dari goodwill, tetapi tidak ada
catatan atau bukti dari transaksi pertukaran untuk
aset yang sama atau serupa, sehingga estimasi nilai
wajar menjadi tergantung pada variabel-variabel
yang tidak dapat diukur.
Pengukuran awal
17.7 Suatu aset tidak berwujud pada awalnya harus diukur
sebesar biaya perolehan.
Perolehan terpisah
17.8 Biaya perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh
secara terpisah terdiri dari:(a) harga beli, termasuk bea
masuk (impor) dan pajak yang sifatnya tidak dapat
direstitusi (non-refunduble), setelah potongan penjualan
dan potongan dagang; dan(b) biaya-biaya yang dapat
dikaitkan langsung dalam mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap digunakan sesuai tujuannya.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.91

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Perolehan sebagai bagian dari penggabungan usaha


17.9 Jika aset tidak berwujud yang diperoleh dalam suatu
penggabungan usaha, maka biaya perolehannya adalah
nilai wajarnya pada saat perolehan.
Pertukaran aset
17.10 Satu atau lebih aset tidak berwujud mungkin diperoleh
melalui pertukaran dengan aset atau aset non-moneter,
atau kombinasi aset moneter dan aset non-meneter.
Biaya perolehan aset tidak berwujud semacam itu harus
diukur sebesar nilai wajar, kecuali:(a) transaksi
pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau(b)
nilai wajar aset yang diterima atau diberikan tidak dapat
diukur secara andal.
17.11 Jika entitas mampu menentukan nilai wajar secara andal
atas aset yang diterima atau diberikan, maka nilai wajar
aset yang diberikan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan kecuali nilai wajar aset yang diterima
mempunyai bukti yang lebih jelas.
17.12 Jika entitas tidak mampu menentukan nilai wajar yang
andal atas aset yang diperoleh, maka biaya perolehannya
diukur pada jumlah tercatat aset yang diberikan.
Aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal
17.13 Penciptaan aset tidak berwujud secara internal selain
goodwill, melibatkan tahap riset dan tahap
pengembangan. Entitas harus memilih model beban
dalam paragraf 17.14 sebagai kebijakan akuntansi
untuk biaya yang terjadi atas aktivitas riset dan
pengembangan.

UKM.92

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Model beban
17.14 Entitas harus mengakui semua biaya yang terjadi atas
aktivitas riset dan pengembangan sebagai beban pada
saat terjadinya.
Pengakuan beban
17.15 Entitas harus mengakui pengeluaran atas aset tidak
berwujud sebagai beban ketika terjadinya.
17.16 Entitas harus mengakui pengeluaran berikut ini sebagai
beban dan bukan sebagai aset tidak berwujud:
(a) merek, mastheads, judul publikasi, daftar konsumen
dan hal-hal lain yang secara substansi serupa yang
dihasilkan secara internal;
(b) pengeluaran untuk kegiatan perintisan (biaya
perintisan), kecuali apabila pengeluaran ini termasuk
dalam biaya perolehan aset tetap sebagaimana
diatur dalam Bab 16 Aset Tetap. Biaya perintisan
dapat mencakup biaya pendirian (seperti biaya
hukum dan biaya kesekretariatan/administratif yang
dikeluarkan dalam rangka mendirikan badan hukum,
pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau
fasilitas baru (biaya pra-pembukaan) atau
pengeluaran untuk memulai operasi baru atau
meluncurkan produk atau proses baru (biaya praoperasi);
(c) pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
(d) pengeluaran untuk kegiatan periklanan dan promosi;
dan
(e) pengeluaran dalam rangka relokasi atau reorganisasi
sebagian atau seluruh entitas.
17.17 Paragraf 17.16 tidak menutup kemungkinan entitas
mengakui pembayaran dimuka sebagai aset, yaitu ketika
pembayaran atas barang atau jasa dilakukan sebelum
penyerahan barang atau pelaksanaan jasa tersebut.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.93

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Beban lalu tidak diakui sebagai aset


17.18 Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya
diakui oleh entitas sebagai beban dalam laporan
keuangan tahunan atau laporan keuangan interm periode
sebelumnya tidak boleh diakui sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari.
Pengukuran setelah pengakuan kebijakan akuntansi
17.19 Entitas harus mencatat untuk setiap kelompok aset tidak
berwujud setelah pengakuan awal dengan menggunakan
model biaya dalam paragraf 17.20.
Model biaya
17.20 Entitas harus mengukur aset tidak berwujud pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi
rugi penurunan nilai. Persyaratan amortisasi diatur
dalam Bab ini. Persyaratan untuk pengakuan penurunan
nilai diatur dalam Bab 24 Penurunan Nilai Aset NonKeuangan.
Umur manfaat
17.21 Entitas harus menilai apakah umur manfaat aset tidak
berwujud terbatas atau tidak terbatas. Jika terbatas, umur
manfaatnya adalah jumlah produksi, atau unit serupa.
Entitas harus memandang aset tidak berwujud
mempunyai umur manfaat tidak terbatas apabila
berdasarkan analisis terhadap semua faktor yang relevan
tidak terlihat adanya batas periode ekspektasi aset akan
menghasilkan aliran masuk kas neto ke entitas.
17.22 Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari
hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh
melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum
tersebut, tetapi mungkin lebih pendek tergantung pada

UKM.94

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

lamanya periode ekspektasi pengunaan aset tersebut.


Jika hak kontraktual atau hak hukum lainnya untuk masa
yang terbatas dapat diperbaharui, maka umur manfaat
aset tidak berwujud harus termasuk periode yang
diperbarui hanya jika terdapat bukti yang mendukung
pembaruan oleh entitas tanpa biaya yang signifikan.
Aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas
Periode amortisasi dan metode amortisasi
17.23 Jumlah yang dapat disusutkan dari aset tidak berwujud
harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan
perkiraan terbaik dari umur manfaatnya. Amortisasi
dimulai ketika aset siap digunakan, misalnya aset tersebut
berada di lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk
mampu beroperasi sesuai keinginan manajemen. Entitas
harus memilih metode amortisasi yang mencerminkan
pola pemanfaatan aset di masa mendatang. Jika entitas
tidak dapat menetapkan pola yang andal, maka entitas
harus menggunakan metode garis lurus. Entitas harus
mengakui beban amortisasi untuk setiap periode dalam
laporan laba rugi kecuali Standar ini mengizinkan atau
mensyaratkan untuk dimasukan ke dalam jumlah tercatat
aset lain.
Nilai residu
17.24 Nilai residu suatu aset tidak berwujud seharusnya
diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
(a) ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset
tidak berwujud tersebut pada akhir umur
manfaatnya; atau
(b) ada pasar aktif bagi aset tidak berwujud tersebut
dan:
(i) nilai residu aset dapat ditentukan dengan
mengacu pada harga yang berlaku di pasar
tersebut; dan

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.95

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(ii) terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa


pasar yang aktif tersebut akan tetap ada pada
akhir umur manfaat aset tidak berwujud
Penelaahan periode amortisasi dan metode amortisasi
17.25 Periode amortisasi dan metode amortisasi aset tidak
berwujud harus ditelaah (ditinjau ulang) setidak-tidaknya
setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan umur manfaat
aset berbeda secara signifikan dengan estimasi-estimasi
sebelumnya, periode amortisasi harus disesuaikan. Jika
terjadi perubahan yang signifikan dalam perkiraan pola
konsumsi manfaat ekonomis dari aset, metode amortisasi
harus diubah untuk mencerminkan pola yang berubah
tersebut. Entitas harus mencatat perubahan tersebut
sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan
Bab 10 Kebijakan, Estimasi dan Kesalahan
Akuntansi.
Aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
Tidak ada amortisasi
17.26 Aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
tidak diamortisasi
Penghentian dan pelepasan
17.27 Entitas harus menghentikan pengakuan aset tidak
berwujud, dan mengakui keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi jika aset tidak berwujud:
(a) dilepaskan; atau
(b) ketika tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan
yang diharapkan dari penggunaannya dan
pelepasannya.

UKM.96

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Pengungkapan
2
3 17.28 Entitas harus mengungkapan hal-hal berikut untuk setiap
golongan aset tidak berwujud, dengan membedakan
4
antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara intern
5
dan aset tidak berwujud lainnya:
6
(a) umur manfaat atau tingkat amortisasi yang
7
digunakan;
8
(b) metode amortisasi yang digunakan;
9
(c) jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada
10
awal dan akhir periode;
11
(d) unsur pada laporan keuangan yang didalamnya
12
terdapat amortisasi aset tidak berwujud;
13
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir
14
periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan,
15
amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.
16
17
18 17.29 Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) untuk aset tidak berwujud dengan umur manfaat
19
tidak terbatas, jumlah tercatatnya dan alasan-alasan
20
yang mendukung penilaian ketidakterbatasan umur
21
manfaat. Dalam memberikan alasan-alasan
22
tersebut, entitas harus menjelaskan faktor-faktor
23
yang berperan signifikan dalam menentukan bahwa
24
aset tetap mempunyai umur manfaat tidak terbatas;
25
(b) penjelasan, jumlah tercatat dan periode amortisasi
26
yang tersisa dari setiap aset tidak berwujud yang
27
material bagi laporan keuangan secara
28
keseluruhan.
29
(c) keberadaan dan jumlah tercatat aset tidak berwujud
30
yang hak penggunaannya dibatasi dan jumlah
31
tercatat aset tidak berwujud yang ditentukan sebagai
32
jaminan atas utang; dan
33
(d) jumlah komitmen untuk memperoleh aset tidak
34
berwujud.
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.97

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 17.30 Entitas harus mengungkapkan jumlah agregat


pengeluaran riset dan pengembangan yang diakui sebagai
2
beban selama periode berjalan.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.98

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 18
Penggabungan Usaha dan Goodwill
18.1 Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas atau
usaha terpisah menjadi satu entitas pelaporan. Hasil dari
penggabungan usaha adalah satu entitas (pihak
pengakuisisi) yang memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih entitas lain (pihak yang diakuisisi). Tanggal
akuisisi adalah tanggal dimana pihak pengakuisisi secara
efektif memperoleh pengendalian atas pihak yang
diakuisisi.
18.2 Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai
cara untuk tujuan hukum, perpajakan atau lainnya. Hal
ini dapat meliputi pembelian oleh suatu entitas atas ekuitas
entitas lain, pembelian atas seluruh aset bersih entitas
lain, atau membeli beberapa aset bersih entitas lain yang
secara bersama membentuk satu atau lebih usaha.
18.3 Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui penerbitan
instrumen ekuitas, transfer kas, setara kas atau aset
lain atau kombinasi beberapa cara. Transaksi tersebut
dapat terjadi antara pemegang saham entitas yang
bergabung atau antara suatu entitas dengan pemegang
saham entitas lain. Hal ini mungkin melibatkan
pembentukan suatu entitas baru untuk mengendalikan
entitas-entitas yang bergabung atau aset bersih yang
ditransfer, atau restrukturisasi satu atau lebih entitasentitas yang bergabung.
18.4 Bab ini mengatur akuntansi untuk semua penggabungan
usaha, kecuali penggabungan usaha entitas sepengendali.
Sepengendali berarti entitas atau usaha yang bergabung
dikendalikan oleh pihak yang sama baik sebelum dan
sesudah penggabungan usaha, dan pengendalian tersebut
tidak bersifat sementara.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.99

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Akuntansi
18.5 Seluruh penggabungan usaha harus menggunakan
metode pembelian (purchase method).
18.6 Penggunaan metode pembelian meliputi langkah-langkah
berikut:
(a) mengidentifikasi pihak pengakuisisi;
(b) mengukur biaya penggabungan usaha;
(c) mengalokasikan, pada tanggal akuisisi, biaya
penggabungan usaha ke aset dan kewajiban yang
diperoleh, serta kewajiban kontinjensi yang
diasumsikan.
Identifikasi pihak pengakuisisi
18.7 Pihak pengakuisisi harus diidentifikasikan untuk semua
penggabungan usaha. Pihak pengakuisisi adalah entitas
yang memperoleh pengendalian atas entitas atau usaha
lain yang bergabung.
18.8 Pengendalian adalah kekuasaan untuk menentukan
kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas atau usaha
sehingga dapat menikmati manfaat dari kegiatan yang
dilakukan entitas tersebut. Pengendalian suatu entitas
oleh entitas lain dijelaskan di Bab 9 Laporan Keuangan
Konsolidasi dan Laporan Keuangan Terpisah.
18.9 Meskipun kadangkala sulit untuk mengidentifikasikan
pihak pengakuisisi, umumnya terdapat salah satu indikasi
berikut ini untuk menentukan keberadaan pihak
pengakuisisi. Sebagai contoh:
(a) jika nilai wajar suatu entitas yang bergabung lebih
besar secara signifikan dari entitas lain yang
bergabung, maka entitas yang lebih besar nilai
wajarnya adalah pihak pengakuisisi;
(b) jika pengabungan usaha dilakukan dengan
pertukaran instrumen ekuitas berhak suara dengan

UKM.100

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

kas atau aset lainnya, maka entitas yang melakukan


pembayaran dengan kas atau aset lainnya disebut
pihak pengakuisisi; dan
(c) jika penggabungan usaha mengakibatkan
manajemen dari salah satu entitas yang bergabung
mampu mendominasi pemilihan tim manajemen
entitas yang bergabung, maka entitas yang memiliki
manajemen yang mendominasi tersebut adalah
pihak pengakuisisi.
Biaya penggabungan usaha
18.10 Pihak pengakuisisi harus mengukur biaya penggabungan
usaha sebagai penjumlahan dari:
(a) nilai wajar pada tanggal pertukaran, aset yang
diberikan, kewajiban yang terjadi atau diasumsikan,
dan instrumen ekuitas yang diterbitkan; oleh pihak
pengakuisisi untuk memperoleh pengendalian
tersebut, ditambah
(b) biaya-biaya yang secara langsung dapat
diatribusikan ke penggabungan usaha.
Penyesuaian terhadap biaya penggabungan usaha yang
tergantung pada peristiwa mendatang
18.11 Jika perjanjian penggabungan usaha mengatur adanya
penyesuaian atas biaya penggabungan usaha yang
tergantung pada peristiwa mendatang, maka pihak
pengakuisisi harus memasukkan jumlah penyesuaian
tersebut ke dalam biaya penggabungan usaha pada
tanggal akuisisi jika penyesuaian tersebut adalah
probable dan dapat diukur secara andal.
18.12 Namun, jika penyesuaian tersebut tidak diakui pada
tanggal akuisisi tetapi kemudian menjadi probable dan
dapat diukur secara andal, biaya tambahan tersebut
harus diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya
penggabungan usaha.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.101

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Alokasi biaya penggabungan usaha ke aset yang diperoleh


dan kewajiban serta kewajiban kontinjensi yang
diasumsikan
18.13 Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi harus
mengalokasikan biaya penggabungan usaha dengan
mengakui aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi
dari pihak yang diakuisisi serta kewajiban kontinjensi
yang memenuhi kriteria pengakuan di paragraf 18.18
berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali
aset tidak lancar (atau kelompok usaha yang dilepas)
yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual yang
diakui pada nilai wajar dikurangi biaya penjualannya.
Perbedaan antara biaya penggabungan usaha dengan
hak pihak pengakuisisi atas nilai wajar aset dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi dan kewajiban
kontinjensi diakui sebagaimana diatur dalam paragraf
18.20-18.22.
18.14 Pihak pengakuisisi harus mengakui secara terpisah aset
dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dan kewajiban
kontinjensi pada tanggal akuisisi jika memenuhi kriteria
berikut:
(a) untuk aset selain aset tidak berwujud, adalah
probable bahwa manfaat ekonomi masa
mendatang akan mengalir ke pihak pengakuisisi, dan
nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
(b) untuk kewajiban selain kewajiban kontinjensi adalah
probable bahwa sumber daya keluar untuk
menyelesaikan kewajiban, dan nilai wajarnya dapat
diukur secara andal.
(c) untuk aset tidak berwujud atau kewajiban
kontinjensi, nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
18.15 Laporan laba rugi pihak pengakuisisi harus memasukkan
laba dan rugi pihak yang diakuisisi setelah tanggal akuisisi
dengan memasukkan pendapatan dan beban berdasarkan
biaya penggabungan usaha dari pihak pengakuisisi.

UKM.102

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Sebagai contoh, beban penyusutan di laporan laba rugi


1
pihak pengakuisisi setelah tanggal akuisisi terkait dengan
2
aset yang berasal dari pihak yang diakuisisi, berdasarkan
3
nilai wajar pada tanggal akuisisi, dan hal ini dianggap
4
biaya untuk pihak pengakuisisi.
5
6
7 18.16 Penggunaan metode pembelian dimulai sejak tanggal
akuisisi, dimana pihak pengakuisisi memperoleh
8
pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Karena
9
pengendalian adalah kekuasaan untuk menentukan
10
kebijakan keuangan dan operasi agar dapat menikmati
11
manfaat dari kegiatan yang dilakukan entitas tersebut,
12
sehingga tidak perlu suatu transaksi diselesaikan atau
13
difinalkan secara hukum sebelum pihak pengakuisisi
14
memperoleh pengendalian. Semua fakta dan kondisi yang
15
jelas terkait dengan penggabungan usaha harus
16
dipertimbangkan dalam penilaian ketika pihak
17
pengakuisisi telah memperoleh pengendalian.
18
19
20 18.17 Sesuai dengan paragraf 18.13, pihak pengakuisisi
mengakui secara terpisah hanya untuk aset dan
21
kewajiban yang dapat diidentifikasi dan kewajiban
22
kontinjensi yang ada pada tanggal akuisisi dan memenuhi
23
kriteria pengakuan di paragraf 18.14. Oleh karena itu:
24
(a) pihak pengakuisisi harus mengakui kewajiban untuk
25
pemutusan atau pengurangan kegiatan pihak yang
26
diakuisisi sebagai bab alokasi biaya penggabungan
27
hanya jika pada tanggal akuisisi pihak yang diakuisisi
28
mempunyai kewajiban atas restrukturisasi yang
29
diakui sesuai dengan Bab 20 Kewajiban Diestimasi
30
dan Kontinjensi; dan
31
(b) pihak pengakuisisi, ketika mengalokasikan biaya
32
penggabungan, tidak boleh mengakui kewajiban atas
33
kerugian masa mendatang atau biaya lainnya yang
34
diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari
35
penggabungan usaha.
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.103

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kewajiban kontinjensi
18.18 Paragraf 18.14 menjelaskan bahwa pihak pengakuisisi
mengakui secara terpisah kewajiban kontinjensi dari
pihak yang diakuisisi hanya jika nilai wajarnya dapat
diukur secara andal. Jika tdak dapat diukur secara andal
maka:
(a) akan mempengaruhi jumlah yang diakui sebagai
goodwill atau dihitung sesuai paragraf 18.22; dan
(b) pihak pengakuisisi harus mengungkapkan mengenai
kewajiban kontinjensi tersebut sebagaimana
ditentukan dalam Bab 20 Kewajiban Diestimasi
dan Kewajiban Kontinjensi.
18.19 Setelah pengakuan awal, pengakuisisi harus mengukur
kewajiban kontinjensi yang diakui secara terpisah sesuai
dengan paragraf 18.13 pada nilai yang lebih tinggi antara:
(a) jumlah yang diakui sesuai dengan Bab 20
Kewajiban Diestimasi dan Kewajiban
Kontinjensi, dan
(b) jumlah pengakuan awal dikurangi, jika sesuai,
akumulasi amortisasi yang diakui sesuai dengan Bab
22 Pendapatan.
Goodwill
18.20 Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi harus:
(a) mengakui goodwill yang diperoleh dari
penggabungan usaha sebagai aset; dan
(b) mengukur goodwill pada awalnya berdasarkan pada
harga perolehan, kemudian kelebihan biaya
penggabungan usaha atas kepemilikan pihak
pengakuisisi terhadap nilai wajar bersih, aset dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi dan kewajiban
kontinjensi diakui sesuai dengan paragraf 18.13.

UKM.104

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

18.21 Setelah pengakuan awal, goodwill harus diamortisasi


sebagai beban selama masa manfaatnya. Amortisasi
goodwill menggunakan metode garis lurus. Periode
amortiasasi goodwil tidak boleh lebih dari lima tahun,
kecuali periode yang lebih panjang tetapi tidak lebih dari
20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar yang
tepat (justifiable)
Kelebihan biaya perolehan atas kepemilikan pihak
pengakuisisi terhadap nilai wajar bersih atas aset, dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi dan kewajiban
kontinjensi
18.22 Jika kepemilikan pihak pengakuisisi terhadap nilai wajar
bersih, aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dan
kewajiban kontinjensi yang diakui sesuai dengan paragraf
18.13 melebihi biaya penggabungan usaha (kadangkala
disebut sebagai goodwill negatif), maka pihak
pengakuisisi harus:
(a) menilai ulang pengidentifikasian dan pengukuran
aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dan
kewajiban kontinjensi, serta mengukur biaya
penggabungan; dan
(b) mengakui segera keuntungan atau kerugian yang
tersisa setelah penilaian ulang tersebut.
Pengungkapan
Untuk penggabungan usaha dilakukan selama periode
pelaporan
18.23 Untuk setiap penggabungan usaha yang dilakukan
selama periode pelaporan (atau gabungan dari beberapa
penggabungan usaha yang tidak material secara
individual), pihak pengakuisisi harus mengungkapkan halhal berikut:
(a) nama dan penjelasan tentang entitas atau usaha
yang bergabung;

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.105

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.106

ED SAK UKM

(b) tanggal akuisisi;


(c) persentase hak suara instrumen ekuitas yang
diperoleh;
(d) biaya penggabungan dan penjelasan atas komponenkomponennya, termasuk biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung ke penggabungan.
Ketika instrumen ekuitas yang diterbitkan atau dapat
diterbitkan merupakan bagian dari biaya tersebut,
hal-hal berikut harus diungkapkan:
(i) jumlah instrumen ekuitas yang diterbitkan atau
dapat diterbitkan; dan
(ii) nilai wajar dari instrumen tersebut dan dasar
penentuan nilai wajarnya.
(e) rincian operasi entitas yang telah diputuskan untuk
dilepaskan sebagai akibat dari penggabungan usaha.
(f) jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap
kelompok aset, kewajiban dan kewajiban kontinjensi
dari pihak yang diakuisisi, termasuk goodwill.
(g) jumlah selisih yang diakui dalam laporan laba rugi
sesuai dengan paragraf 18.22, dan posnya di laporan
laba rugi di mana selisih tersebut diakui.
(h) Penjelasan faktor-faktor yang berkontribusi pada
biaya yang menyebabkan timbulnya pengakuan
goodwill suatu penjelasan untuk setiap aset tidak
berwujud yang tidak diakui secara terpisah dari
goodwill dan penjelasan alasan nilai wajar aset
tidak berwujud tidak dapat diukur secara andal atau
penjelasan dari sifat selisih lebih yang diakui pada
laporan laba rugi sesuai dengan paragraf 18.22.
(i) jumlah laba atau rugi pihak yang diakuisisi sejak
tanggal akuisisi yang masuk pada laba atau rugi
pihak pengakuisisi untuk periode pelaporan, kecuali
jika pengungkapan tersebut tidak praktis. Jika
pengungkapan tersebut tidak praktis, maka fakta
tersebut harus diungkapkan, bersama dengan
penjelasannya.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Untuk penggabungan usaha yang dilakukan setelah akhir


periode pelaporan tetapi sebelum menyelesaikan laporan
keuangan
18.24 Untuk setiap penggabungan usaha yang dilakukan
setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum
laporan keuangan, pihak pengakuisisi harus
mengungkapkan yang dipersyaratkan dalam paragraf
18.23, kecuali jika pengungkapan tersebut tidak praktis.
Jika tidak praktis, fakta tersebut harus diungkapkan
bersama dengan penjelasannya.
Untuk semua penggabungan usaha
18.25 Pengakuisisi harus mengungkapkan rekonsiliasi jumlah
tercatat goodwill pada awal dan akhir periode
pelaporan, yang menunjukkan perubahan secara terpisah
dari penggabungan usaha baru, kerugian penurunan nilai,
pelepasan usaha yang sebelumnya diakuisisi; dan
perubahan lainnya. Pengakuisisi juga harus
mengungkapkan jumlah bruto dan akumulasi penurunan
nilai pada akhir periode.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.107

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 19
1
Sewa
2
3
4 19.1 Bab ini diterapkan dalam akuntansi untuk semua sewa
kecuali:
5
(a) Sewa untuk mengekplorasi atau menggunakan
6
mineral-mineral, minyak bumi, gas alam dan sumber
7
daya yang tidak dapat diperbaharui lainnya (lihat
8
Bab 30 Industri Khusus);
9
(b) Perjanjian lisensi seperti film, rekaman video, karya
10
panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten, dan
11
hak cipta (lihat Bab 17 Aset Tidak Berwujud selain
12
Goodwill);
13
(c) Properti yang dikuasai oleh lessee yang diperlakukan
14
sebagai Properti Investasi (lihat Bab 15 Properti
15
Investasi);
16
(d) Properti Investasi yang disediakan oleh lessor dalam
17
sewa-menyewa biasa (operating leases) (lihat Bab
18
15); dan
19
(e) Sewa yang dapat merugikan lessee maupun lessor
20
sebagai akibat dari ketentuan-ketentuan dalam
21
kontrak yang tidak terkait dengan: perubahan harga
22
aset yang disewakan, perubahan nilai tukar mata
23
uang asing, atau ketidakmampuan salah satu pihak
24
untuk memenuhi perjanjian kontrak (lihat paragraf
25
11.(2)e pada Bab 11 Aset Keuangan dan
26
Kewajiban Keuangan).
27
28
29 19.2 Bab ini diterapkan pada perjanjian yang mengalihkan hak
untuk menggunakan aset, meskipun jasa yang siginifikan
30
dari lessor mungkin masih diperlukan sehubungan dengan
31
pengoperasian atau pemeliharaan aset dimaksud. Bab
32
ini tidak diterapkan untuk perjanjian kontrak yang tidak
33
menyatakan adanya pengalihan hak untuk menggunakan
34
aset dari satu pihak ke pihak lain.
35
36
37
38
UKM.108

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Klasifikasi sewa
19.3 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
(finance lease) apabila dipenuhi semua kriteria berikut
ini:
(a) lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang
disewa pada akhir masa sewa dengan harga yang
telah disetujui bersama pada saat dimulainya sewa.
(b) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh
lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup
pengembalian harga perolehan barang modal yang
disewa serta bunganya, sebagai keuntungan
perusahaan lessor.
(c) Masa sewa minimum 2 (dua) tahun.
Jika salah satu kriteria tersebut diatas tidak terpenuhi
maka transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa
operasi (operating lease).
19.4 Sewa dinyatakan sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi, didasarkan pada bentuk perjanjian kontraknya.
19.5 Klasifikasi sewa ditentukan pada awal transaksi sewa
dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan
lessor memutuskan untuk mengubah ketentuan dalam
perjanjian sewa (bukan sekedar memperpanjang masa
sewa), sehingga dalam hal ini klasifikasi sewa harus
dievaluasi kembali.
Laporan keuangan lessee sewa pembiayaan
Pengakuan awal
19.6 Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa, lessee
harus mengakui hak dan kewajiban sebagai aset dan
kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar dari properti
yang disewakan, yang besarnya ditentukan pada awal
masa sewa. Biaya langsung lainnya yang dikeluarkan

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.109

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

oleh lessee pada awal transaksi (biaya-biaya tambahan


[incremental costs] yang dapat dihubungkan langsung
dengan negosiasi dan perjanjian sewa) ditambahkan pada
nilai aset yang disewakan.
Pengukuran selanjutnya
19.7 Lessee harus mengalokasikan pembayaran sewa
sebagai beban dan pengurang atas saldo kewajiban.
Lessee mengalokasikan beban ke masing-masing periode
dalam masa sewa sedemikian rupa sehingga
menghasilkan tingkat bunga periodik yang tetap atas
saldo kewajiban yang tersisa. Lessee harus mengakui
sewa kontinjensi sebagai beban pada periode terjadinya.
19.8 Dalam mengalokasikan beban selama masa sewa, lessee
diperbolehkan untuk melakukan pembulatan untuk
memudahkan perhitungan.
19.9 Dalam sewa pembiayaan, lessee harus membebankan
penyusutan atas aset sewaan sesuai dengan Bab 16 Aset
Tetap. Apabila tidak ada kepastian mengenai
kemungkinan pengalihan kepemilikan aset kepada lessee
di akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan
berdasarkan umur manfaat yang lebih singkat antara
masa sewa atau umur aset sewaan.
Pengungkapan
19.10 Dalam sewa pembiayaan, lessee harus mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut:
(a) jumlah nilai tercatat bersih (net carrying amount)
akhir periode untuk masing-masing golongan aset.
(b) total nilai pembayaran minimum sewa pada akhir
periode untuk setiap tahun ke depan.
(c) sewa kontinjensi diakui sebagai beban.
(d) total pembayaran minimum dari sewa-lanjut
(sublease) yang diharapkan akan diterima dari

UKM.110

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

transaksi sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan


yang dinilai pada akhir periode pelaporan.
(e) gambaran umum dari perjanjian sewa termasuk,
namun tidak terbatas pada:
(i) dasar penentuan utang sewa kontinjensi;
(ii) klausul berkenaan dengan keberadaan maupun
ketentuan mengenai pembaruan, hak opsi
pembelian, dan peningkatan; dan
(iii) batasan dalam perjanjian sewa, misalnya yang
berhubungan dengan dividen, penambahan
utang, dan sewa selanjutnya.
Laporan keuangan lessee sewa operasi
Pengakuan dan pengukuran
19.11 Dalam sewa operasi, lessee mengakui pembayaran sewa
(selain biaya untuk jasa seperti asuransi dan perawatan)
sebagai beban dengan menggunakan dasar metode garis
lurus kecuali ada metode pengalokasian lain yang lebih
representatif seiring dengan waktu dari manfaat
penggunaan aset, walaupun metode pembayarannya
tidak menggunakan dasar tersebut.
Pengungkapan
19.12 Dalam sewa operasi, lessee harus mengungkapkan halhal sebagai berikut:
(a) total pembayaran minimum sewa, dari sewa operasi
yang tidak dapat dibatalkan, untuk setiap tahun
mendatang.
(b) total pembayaran minimum sewa-lanjut yang
diharapkan akan diterima dari sewa-lanjut yang tidak
dapat dibatalkan, yang dinilai pada akhir periode
pelaporan.
(c) pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui
sebagai beban, dipisahkan antara pembayaran sewa,
sewa kontinjensi, dan sewa-lanjut .

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.111

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(d) gambaran umum dari perjanjian sewa yang signifikan


termasuk, namun tidak terbatas pada:
(i) dasar penentuan utang sewa kontinjensi;
(ii) klausul berkenaan dengan keberadaan maupun
ketentuan mengenai pembaruan, hak opsi
pembelian, dan peningkatan; dan
(iii) batasan dalam perjanjian sewa, misalnya yang
berhubungan dengan dividen, penambahan
utang, dan sewa lanjutan.
Laporan keuangan lessor sewa operasi
Pengakuan dan Pengukuran
19.13 Dalam sewa operasi, lessor harus menyajikan aset pada
neraca sesuai dengan sifat dari aset tersebut.
19.14 Dalam sewa operasi, lessor harus mengakui pendapatan
sewa pada laporan laba rugi berdasarkan metode garis
lurus selama masa sewa, kecuali terdapat metode
pengalokasian lain yang lebih representatif seiring dengan
waktu dimana manfaat yang diterima dari aset tersebut
berkurang.
19.15 Lessor harus mengakui sebagai beban atas biaya-biaya
yang terjadi, termasuk penyusutan dalam rangka
memperoleh pendapatan sewa. Lessor harus mengakui
pendapatan sewa (kecuali penerimaan dari jasa yang
diberikan seperti jasa asuransi dan jasa pemeliharaan)
berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa
meskipun penerimaannya tidak sesuai dengan metode
tersebut, kecuali terdapat metode pengalokasian lain
yang lebih representatif seiring dengan waktu dimana
manfaat yang diterima dari aset tersebut berkurang.
19.16 Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam
proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke
jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai

UKM.112

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

beban selama masa sewa atas dasar yang sama dengan


pendapatan sewa.
19.17 Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten
dengan kebijakan penyusutan normal untuk aset sejenis,
dan penyusutan tersebut dihitung sesuai Bab 16 Aset
Tetap dan Bab 17 Aset tidak berwujud.
19.18 Untuk menentukan apakah aset yang disewakan telah
mengalami penurunan nilai, lessor harus menerapkan
Bab 24 Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan.
19.19 Lessor pabrikan atau dealer tidak mengakui laba
penjualan atas suatu sewa operasi karena transaksi
tersebut tidak setara dengan penjualan.
Pengungkapan
19.20 Lessor diharuskan membuat pengungkapan atas sewa
operasi sebagai berikut:
(a) Jumlah pembayaran sewa dalam perjanjian sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan secara agregat
dan untuk masing-masing tahun yang akan datang;
(b) Jumlah sewa kontinjensi yang diakui sebagai laba;
dan
(c) Deskripsi umum atas penrjanjian sewa .
Transaksi Jual dan Sewa-balik
19.21 Transaksi jual dan sewa-balik melibatkan penjualan aset
dan penyewaan kembali aset yang sama. Pembayaran
sewa dan harga jual aset biasanya saling bergantung
satu sama lain karena dinegosiasikan dalam satu paket.
Perlakuan akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik
bergantung pada jenis dari sewa.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.113

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Transaksi jual dan sewa-balik yang menghasilkan sewa


pembiayaan
19.22 Apabila suatu transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan
suatu sewa pembiayaan, penjual yang juga merupakan
lessee dilarang untuk mengakui secepatnya, sebagai laba,
selisih lebih penerimaan penjualan terhadap nilai buku.
Sebaliknya, penjual yang juga lessee diharuskan untuk
menangguhkan selisih lebih seperti itu dan
mengamortisasinya selama masa sewa.
Transaksi jual dan sewa-balik yang menghasilkan sewa
operasi
19.23 Apabila suatu transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan
suatu sewa menyewa biasa, dan sudah jelas bahwa
transaksi tersebut dilakukan pada nilai pasar, penjual
yang juga lessee diharuskan untuk mengakui keuntungan
dan kerugian secepatnya. Apabila harga jual lebih rendah
dari nilai pasarnya, penjual yang juga lessee diharuskan
untuk mengakui keuntungan dan kerugian secepatnya
kecuali kerugian dikompensasikan terhadap pembayaran
sewa masa depan pada nilai di bawah harga pasar. Dalam
kondisi seperti ini, penjual yang juga lessee diharuskan
untuk menangguhkan dan mengamortisasi kerugian
tersebut secara proporsional terhadap pembayaran sewa
selama periode dimana aset tersebut diharapkan akan
digunakan. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai
pasarnya, penjual yang juga lessee diharuskan untuk
menangguhkan selisih lebih atas nilai pasar tersebut dan
mengamortisasinya selama periode dimana aset tersebut
diharapkan untuk digunakan.
Pengungkapan
19.24 Persyaratan pengungkapan untuk lessee dan lessor juga
diaplikasikan untuk transaksi jual dan sewa-balik.
Penjelasan yang disyaratkan atas perjanjian sewa

UKM.114

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

meliputi penjelasan atas pencadangan yang unik atau


tidak biasa dari perjanjian atau termin transaksi jual dan
sewa-balik.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.115

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 20
Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
20.1 Kewajiban diestimasi (provision) adalah kewajiban
yang waktu atau jumlahnya belum pasti.
20.2 Persyaratan dalam Bab ini tidak berlaku untuk
Kewajiban diestimasi yang dibahas dalam bab lain standar
ini. Termasuk di dalamnya adalah:
(a) Sewa (Bab 19 Sewa);
(b) Kontrak Konstruksi (Bab 22 Pendapatan); dan
(c) Kewajiban imbalan kerja (Bab 27 Imbalan Kerja).
20.3 Kata kewajiban diestimasi (provision) terkadang
digunakan dalam konteks seperti penyusutan, penurunan
nilai aset, dan piutang tak tertagih. Konteks tersebut
merupakan penyesuaian terhadap jumlah tercatat dari
aset, bukan pengakuan kewajiban, sehingga tidak
termasuk dalam pembahasan di Bab ini.
Pengakuan awal
20.4 Suatu entitas diharuskan untuk mengakui suatu kewajiban
diestimasi hanya ketika:
(a) entitas memiliki kewajiban kini sebagai akibat dari
transaksi masa lalu, dan
(b) besar kemungkinan (probable) bahwa entitas akan
disyaratkan untuk mentransfer manfaat ekonomis
pada saat penyelesaian; dan
(c) nilai kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan
andal.
20.5 Dalam situasi yang jarang terjadi, terdapat ketidakjelasan
apakah terdapat kewajiban kini. Dalam kasus seperti
ini, peristiwa yang terjadi di masa lalu akan menyebabkan
adanya kewajiban kini apabila, setelah
mempertimbangkan seluruh bukti yang ada, terdapat

UKM.116

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

kemungkinan besar bahwa kewajiban kini tersebut telah


1
ada pada tanggal pelaporan.
2
3
4 20.6 Entitas mengakui kewajiban diestimasi tersebut sebagai
kewajiban dalam neraca dan mengakui jumlah dari
5
kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam
6
laporan laba rugi kecuali jika (a) merupakan bagian dari
7
biaya memproduksi persediaan (lihat paragraf 12) atau
8
(b) termasuk dalam nilai aset tetap sesuai dengan
9
Paragraf 16.7.
10
11
12 20.7 Kondisi pada paragraf 20.4(a) (kewajiban kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu) berarti bahwa entitas
13
tidak memiliki alternatif yang realistis untuk
14
menyelesaikan kewajiban tersebut. Hal ini dapat terjadi
15
ketika kewajiban dapat ditegakkan secara hukum atau
16
ketika entitas memiliki kewajiban konstruktif karena
17
peristiwa masa lalu telah menimbulkan ekspektasi kuat
18
dan sah kepada pihak lain bahwa entitas akan
19
melaksanakan kewajiban tersebut. Kewajiban yang
20
akan timbul dari tindakan entitas di masa yang akan
21
datang (contohnya bagaimana menjalankan usaha di
22
masa yang akan datang) tidak termasuk dalam kondisi
23
yang diatur pada paragraf 20.4(a), tanpa mempedulikan
24
kemungkinan keterjadiannya dan meskipun kewajiban
25
tersebut adalah kewajiban kontraktual. Sebagai ilustrasi,
26
karena tekanan komersial atau persyaratan legal, entitas
27
dapat memiliki intensi atau kebutuhan untuk melakukan
28
pengeluaran operasional dengan cara tertentu di masa
29
yang akan datang (sebagai contoh, dengan menggunakan
30
saringan asap pada pabrik tertentu). Karena entitas dapat
31
menghindari pengeluaran masa depan dengan pilihan
32
tindakannya di masa yang akan datang, misalnya dengan
33
mengubah metode operasinya, maka entitas tidak
34
memiliki kewajiban kini untuk pengeluaran masa depan
35
tersebut dan tidak ada pengakuan kewajiban diestimasi.
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.117

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Pengukuran awal
2
3 20.8 Entitas harus mengukur kewajiban diestimasi pada suatu
jumlah berdasarkan estimasi terbaik atas nilai kewajiban
4
yang disyaratkan untuk diselesaikan pada tanggal
5
pelaporan
6
(a) Ketika kewajiban diestimasi meliputi populasi yang
7
banyak, estimasi nilai penyisihan merefleksikan
8
bobot tertimbang dari seluruh kemungkinan hasil
9
oleh kewajiban terkaitnya.
10
(b) Ketika kewajiban diestimasi timbul dari suatu
11
kewajiban tunggal, perhitungan individu yang
12
kemungkinan besar akan terjadi dapat merupakan
13
estimasi terbaik dari jumlah kewajiban yang
14
disyaratkan untuk diselesaikan. Meskipun demikian,
15
bahkan pada kasus seperti ini, entitas perlu
16
mempertimbangkan kemungkinan hasil lainnya.
17
Apabila kemungkinan hasil lainnya adalah
18
cenderung lebih tinggi atau cenderung lebih rendah
19
dari hasil yang kemungkinan besar akan terjadi
20
tersebut, maka estimasi terbaiknya adalah nilai yang
21
lebih tinggi atau lebih rendah.
22
Ketika dampak dari nilai waktu terhadap uang (time
23
value of money) material, jumlah kewajiban diestimasi
24
harus merupakan nilai kini dari jumlah yang diharapkan
25
yang disyaratkan untuk diselesaikan. tingkat diskonto
26
merupakan tarif sebelum pajak yang merefleksikan
27
penilaian pasar saat ini atas nilai waktu terhadap uang.
28
Risiko spesifik dari kewajiban harus direfleksikan pada
29
tingkat diskonto atau pada estimasi jumlah kewajiban
30
yang disyaratkan untuk diselesaikan, tetapi tidak pada
31
keduanya.
32
33
34 20.9 Ketika sebagian atau seluruh nilai yang disyaratkan untuk
diselesaikan suatu penyisihan dapat diganti oleh pihak
35
lain (misalnya melalui klaim asuransi), entitas harus
36
mengakui penggantian tersebut sebagai aset yang
37
terpisah hanya ketika terdapat kepastian bahwa entitas
38
UKM.118

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

akan menerima penggantian pada saat pelunasan


kewajiban. Piutang penggantian akan disajikan dalam
neraca sebagai aset dan tidak boleh saling hapus
terhadap kewajiban diestimasi yang ada. Dalam laporan
laba rugi, entitas diperbolehkan untuk melakukan saling
hapus atas penggantian dari pihak lain terhadap beban
yang berkaitan dengan kewajiban diestimasi tersebut.
Entitas harus mengeluarkan keuntungan atas ekspektasi
pelepasan aset dari perhitungan kewajiban diestimasi.
Pengukuran selanjutnya
20.10 Entitas membebankan atas kewajiban diestimasi hanya
jika pengeluaran-pengeluaran untuk kewajiban diestimasi
yang telah diakui pada awalnya.
20.11 Entitas harus mereview kewajiban diestimasi pada setiap
tanggal pelaporan dan melakukan penyesuaian
seperlunya untuk merefleksikan estimasi terbaik kini atas
jumlah kewajiban yang disyaratkan untuk dilunasi pada
tanggal pelaporan. Kewajiban diestimasi atas jumlah yang
sebelumnya telah diakui harus dicatat dalam laporan laba
rugi kecuali jika kewajiban diestimasi tersebut pada
awalnya diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau
aset tetap (lihat paragraf 20.6). Ketika kewajiban
diestimasi diukur pada nilai kini dari jumlah kewajiban
yang diharapkan disyaratkan untuk diselesaikan, maka
pelepasan diskonto harus diakui sebagai biaya pinjaman.
Kewajiban kontinjensi
20.12 Kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban potensial
yang belum pasti atau kewajiban kini yang tidak diakui
karena tidak memenuhi salah satu atau kedua kondisi
(b) dan (c) pada paragraf 20.4. Entitas tidak
diperbolehkan untuk mengakui kewajiban kontinjensi
sebagai kewajiban, kecuali untuk kewajiban kontinjensi
atas pihak yang diakuisisi dalam penggabungan usaha

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.119

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(lihat paragraf 18.18 dan 18.19). Pengungkapan


tambahan mungkin diperlukan sesuai dengan paragraf
20.15.
Aset kontinjensi
20.13 Entitas tidak diperbolehkan untuk mengakui aset
kontinjensi sebagai aset. Pengungkapan mungkin
disyaratkan sesuai dengan paragraf 20.16.
Pengungkapan
Pengungkapan atas penyisihan
20.14 Untuk masing-masing kelompok kewajiban diestimasi,
entitas harus mengungkapkan:
(a) Jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
(b) kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat pada
periode berjalan, termasuk peningkatan atas
penyisihan yang ada.
(c) Jumlah yang digunakan (terjadi dan dikurangi dari
kewajiban diestimasi) selama periode tersebut.
(d) Jumlah yang tidak digunakan yang dikembalikan
selama periode tersebut.
(e) Peningkatan jumlah diskonto yang timbul dari
berjalannya waktu dan dampak dari perubahan
tingkat diskonto selama periode tersebut.
(f) Penjelasan singkat tentang sifat dari kewajiban dan
ekspektasi waktu terjadinya arus pembayaran
manfaat ekonomis.
(g) Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah dan saat
arus pengeluaran kas diperlukan.
(h) Jumlah ekspektasi penggantian, dengan
menyebutkan aset yang telah diakui atas ekspektasi
penggantian tersebut. Informasi komparatif tidak
diperlukan.

UKM.120

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengungkapan atas kewajiban kontinjensi


20.15 Kecuali kemungkinan terjadinya arus pengeluaran untuk
pelunasan adalah amat kecil, entitas harus
mengungkapkan, untuk masing-masing kelompok
kewajiban kontinjensi pada tanggal pelaporan, penjelasan
dari sifat kewajiban kontinjensi dan, jika praktis
dilakukan:
(a) Estimasi dampak keuangan, yang diukur sesuai
dengan paragraf 20.8 20.11;
(b) Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah atau
waktu dari pengeluaran; dan
(c) Kemungkinan terjadinya penggantian.
Jika entitas menganggap tidak praktis membuat
pengungkapan salah satu atau lebih di atas, fakta ini harus
dinyatakan.
Pengungkapan atas aset kontinjensi
20.16 Jika arus masuk dari manfaat ekonomi besar
kemungkinannya terjadi namun belum ada kepastiannya,
entitas harus mengungkapkan penjelasan dari sifat aset
kontinjensi pada akhir tanggal pelaporan, dan, ketika
praktis dilakukan, estimasi atas dampak keuangannya,
yang diukur dengan menggunakan prinsip-prinsip pada
paragraf 20.8 20.11. Apabila pengungkapan ini tidak
dapat dilakukan, fakta ini harus dinyatakan.
Pengungkapan yang dapat menimbulkan bias hukum
(prejudicia)
20.17 Dalam kasus yang benar-benar jarang terjadi,
pengungkapan atas sebagian atau seluruh informasi yang
disyaratkan oleh paragraf 20.14 20.16 dapat
diekspektasi akan menimbulkan ancaman serius bagi
posisi entitas yang sedang dalam kasus dengan pihak
lain mengenai kewajiban diestimasi, kewajiban
kontinjensi, atau aset kontinjensi. Dalam kasus seperti

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.121

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.122

ED SAK UKM

ini, entitas tidak diharuskan untuk mengungkapkan


informasi tersebut, tetapi harus mengungkapkan sifat
umum dari kasus yang ada, bersama dengan fakta, dan
alasan mengapa, informasi tersebut tidak diungkapkan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Lampiran atas Bab 20


Pedoman Implementasi Bab 20
Lampiran ini merupakan tambahan, tetapi bukan bagian,
dari Bab 20. Lampiran ini memberikan panduan untuk
mengaplikasikan persyaratan dari Bab 20 dalam
mengakui dan mengukur kewajiban diestimasi.
Contoh 1. Kerugian Operasi Masa Depan
20A.1Suatu entitas menentukan bahwa kemungkinan besar
salah satu segmen operasinya akan mengalami kerugian
operasi selama beberapa tahun di masa depan.
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
tidak ada peristiwa masa lalu yang dapat mewajibkan
entitas untuk mengeluarkan sumber daya.
Kesimpulan Entitas tersebut tidak mengakui kewajiban
diestimasi untuk kerugian operasi di masa depan.
Kerugian yang diekspektasi akan terjadi di masa depan
tidak memenuhi definisi kewajiban. Ekspektasi kerugian
operasi di masa depan dapat menjadi indikator bahwa
satu atau lebih aset telah mengalami penurunan nilai lihat
Bab 26 Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan.
Contoh 2. Kontrak Memberatkan (Onerous Contract)
20A.2Suatu kontrak memberatkan adalah kontrak dimana
biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs) untuk
memenuhi kewajiban kontraknya melebihi manfaat
ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut.
Sebagai contoh, suatu entitas dapat mempunyai
kewajiban dalam transaksi sewa operasi untuk
melakukan pembayaran guna menyewa suatu aset yang
tidak lagi memiliki nilai manfaat.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.123

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa yang


1
mewajibkan di masa lalu Entitas tersebut secara
2
kontraktual berkewajiban untuk mengeluarkan sumber
3
daya tetapi tidak ada manfaat yang akan diterima.
4
Kesimpulan Apabila suatu entitas memiliki kontrak
5
yang memberatkan, entitas tersebut mengakui dan
6
mengukur kewajiban kini dalam kontrak tersebut sebagai
7
suatu kewajiban diestimasi.
8
9
10 Contoh 3. Restrukturisasi
11
12 20A.3 Suatu restrukturisasi adalah sebuah program yang
direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen, dan
13
perubahan yang material adalah:
14
(a) cakupan usaha yang dijalankan oleh suatu entitas;
15
atau
16
(b) cara usaha tersebut dilaksanakan.
17
18
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa yang
19
mewajibkan di masa lalu Suatu kewajiban konstruktif
20
untuk melakukan restrukturisasi hanya akan timbul
21
apabila suatu entitas:
22
(a) Memiliki rincian rencana formal untuk melakukan
23
restrukturisasi yang mengidentifikasikan setidaknya:
24
(i) Usaha atau bagian usaha yang akan
25
terpengaruh oleh restrukturisasi;
26
(ii) Lokasi-lokasi utama yang akan terpengaruh
27
oleh restrukturisasi;
28
(iii) Lokasi, fungsi, dan jumlah pekerja yang akan
29
diberikan kompensasi sebagai akibat dari
30
pemberhentian hubungan kerja;
31
(iv) Pengeluaran yang akan terjadi; dan
32
(v) Waktu pelaksanaan rencana restrukturisasi;
33
dan
34
(b) Telah menimbulkan ekspektasi yang akurat (valid)
35
bagi mereka yang terpengaruh oleh rencana ini
36
bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi
37
dengan mulai mengimplementasikan rencana
38
UKM.124

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

tersebut atau mengumumkan fitur-fitur utamanya


1
kepada mereka yang terpengaruh oleh rencana ini.
2
Kesimpulan Suatu entitas hanya akan mengakui
3
kewajiban diestimasi untuk biaya restrukturisasi ketika
4
entitas tersebut memiliki kewajiban legal dan konstruktif
5
untuk melaksanakan restrukturisasi.
6
7
8 Contoh 4. Garansi
9
10 20A.4 Suatu perusahaan manufaktur memberikan garansi pada
saat penjualan kepada para pembeli produknya. Sesuai
11
dengan termin perjanjian penjualan, perusahaan
12
manufaktur memperbaiki kesalahan produksi yang
13
terdeteksi dalam tiga tahun sejak tanggal penjualan, baik
14
dengan perbaikan maupun penggantian. Berdasarkan
15
pengalaman masa lalu, besar kemungkinan akan adanya
16
beberapa klaim garansi.
17
18
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
19
peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban adalah
20
penjualan produk dengan garansi, yang menyebabkan
21
adanya kewajiban legal.
22
23
Adanya arus pengeluaran sumber daya dalam bentuk
24
manfaat ekonomis yang dibayarkan kemungkinannya
25
besar terjadi pemberian garansi secara keseluruhan.
26
27
Kesimpulan Entitas tersebut mengakui kewajiban
28
diestimasi sebesar esti-masi terbaik dari biaya garansi
29
untuk memperbaiki produk yang terjual sebelum tanggal
30
pelaporan.
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.125

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.126

ED SAK UKM

Ilustrasi perhitungan:
Pada tahun 20X0, produk dijual dengan harga 1.000.000.
Pengalaman masa lalu mengindikasikan bahwa 90
persen dari produk yang terjual tidak akan membutuhkan
garansi perbaikan. 6% dari produk yang terjual akan
membutuhkan garansi perbaikan kecil senilai 30% dari
harga jual; dan 4% dari produk yang terjual akan
membutuhkan garansi perbaikan atau penggantian besar
senilai 70% dari harga jual. Karena itu, estimasi biaya
garansi adalah sebagai berikut:
1.000.000 x 90% x 0 = 0
1.000.000 x 6% x 30% = 18.000
1.000.000 x 4% x 70% = 28.000
Jumlah = 46.000
Pengeluaran untuk garansi perbaikan dan penggantian
untuk produk yang terjual di tahun 20X0 diekspektasikan
untuk terjadi sebesar 60% di tahun 20X1, 30% di tahun
20X2, dan 10% di tahun 20X3. Karena estimasi arus
kas sudah merefleksikan kemungkinan adanya arus kas
keluar, dan dengan asumsi tidak ada risiko atau
ketidakpastian lainnya yang harus direfleksikan, untuk
menentukan nilai kini dari arus kas tersebut, entitas
menggunakan tingkat diskonto bebas-risiko berdasarkan
tingkat bunga obligasi pemerintah yang memiliki jangka
waktu sama dengan ekspektasi arus kas keluar
(misalnya, 6% untuk obligasi satu tahun dan 7% untuk
obligasi dua tahun dan tiga tahun). Perhitungan dari nilai
kini, pada akhir tahun 20X0, dari estimasi arus kas yang
berkaitan dengan pemberian garansi atas produk yang
terjual di tahun 20X0 adalah sebagai berikut:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Tahun

Taksiran
Tingkat
Pembayaran Diskonto

Diskon
Faktor

1. 160% x
46.000

27.600

6%

0,9434
26.038
(6% untuk
1 tahun)

2. 30% x
46.000

13.800

7%

0,8734
12.053
(7% untuk
2 tahun)

4.600

7%

0,8163
3.755
(7% untuk
3 tahun)

10% x
46,000

Jumlah

Nilai
Kini

41.846

Entitas akan mengakui kewajiban garansi sebesar 41.846


pada akhir tahun 20X0 untuk produk yang terjual di tahun
20X0.
Contoh 5. Kebijakan Pengembalian Dana
20A.5Suatu toko retail memiliki kebijakan pengembalian dana
atas pembelian yang tidak memberikan kepuasan bagi
konsumennya, meskipun kebijakan tersebut tidak
merupakan kewajiban legal yang harus dilakukan.
Kebijakan untuk memberikan pengembalian dana sudah
diketahui secara umum.
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Kejadian yang menimbulkan kewajiban adalah
penjualan produk, yang menimbulkan suatu kewajiban
konstruktif karena tindakan toko tersebut telah
menciptakan ekspektasi yang sah di pihak para
konsumennya bahwa toko akan melakukan
pengembalian dana.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.127

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Adanya arus pengeluaran sumber daya dalam bentuk


manfaat ekonomis yang dibayarkan besar
kemungkinan bahwa sebagian produk akan dikembalikan
untuk mendapatkan pengembalian dana.
Kesimpulan Entitas tersebut mengakui kewajiban
diestimasi sebesar estimasi terbaik dari jumlah yang
diperlukan untuk melakukan pengembalian dana.
Contoh 6. Penutupan suatu divisi tidak ada
implementasi sebelum akhir periode pelaporan
20A.6Pada tanggal 12 Desember 20X0 dewan direksi suatu
entitas memutuskan untuk menutup salah satu divisinya.
Sebelum akhir periode pelaporan (31 Desember 20X0)
keputusan tersebut tidak dikomunikasikan pada mereka
yang akan terpengaruh oleh keputusan itu dan tidak ada
langkah lain yang diambil untuk mengimplementasikan
keputusan tersebut.
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Tidak ada peristiwa masa lalu yang menimbulkan
kewajiban, sehingga tidak ada kewajiban.
Kesimpulan Entitas tersebut tidak mengakui adanya
kewajiban diestimasi.
Contoh 7. Penutupan suatu divisi komunikasi dan
implementasi sebelum akhir periode pelaporan
20A.7Pada tanggal 12 Desember 20X0 dewan direksi suatu
entitas memutuskan untuk menutup salah satu divisi yang
membuat suatu produk tertentu. Pada tanggal 20
Desember 20X0 sebuah rencana mendetil untuk menutup
divisi tersebut telah disetujui oleh dewan direksi. Surat
pemberitahuan dikirimkan kepada konsumen untuk
memperingatkan mereka agar mencari alternatif
pengadaan lain dan pemberitahuan pemutusan hubungan
kerja disebarkan kepada pekerja divisi tersebut.

UKM.128

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu Peristiwa yang menimbulkan kewajiban adalah adanya
komunikasi keputusan tersebut kepada konsumen dan
pekerja, yang menimbulkan adanya kewajiban konstruktif
sejak tanggal tersebut, karena telah menciptakan
ekspektasi yang sah bahwa divisi tersebut akan ditutup.
Adanya arus pengeluaran sumber daya dalam bentuk
manfaat ekonomis yang dibayarkan kemungkinannya
amat besar.
Kesimpulan Entitas tersebut mengakui adanya
kewajiban diestimasi pada tanggal 31 Desember 20X0
sebesar estimasi terbaik dari biaya yang mungkin terjadi
untuk menutup divisi pada tanggal pelaporan.
Contoh 8. Pelatihan kembali bagi pekerja sebagai akibat
perubahan sistem pajak penghasilan
20A.8Pemerintah memperkenalkan beberapa perubahan pada
sistem pajak penghasilan. Sebagai akibat dari perubahan
ini, suatu entitas dalam sektor jasa keuangan perlu
melakukan pelatihan kembali sebagian besar tenaga
administratif dan penjualan mereka untuk memastikan
ketaatan yang berkelanjutan atas peraturan jasa
keuangan. Pada akhir periode pelaporan tidak ada
pelatihan kembali atas staf entitas tersebut.
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Tidak ada kewajiban karena peristiwa yang
menimbulkan kewajiban (pelatihan kembali) tidak terjadi.
Kesimpulan Entitas tersebut tidak mengakui adanya
kewajiban diestimasi.
Contoh 9. Kasus Pengadilan
20A.9Seorang konsumen telah menuntut Entitas X, atas
penyakit yang diderita akibat penggunaan produk yang
dijual oleh Entitas X. Entitas X menolak adanya

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.129

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.130

ED SAK UKM

kewajiban berdasarkan alasan bahwa penyakit tersebut


diderita konsumen karena konsumen lalai membaca
petunjuk penggunaan produk. Sampai dengan tanggal
persetujuan dari dewan direksi untuk mempublikasikan
laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 20X1, pengacara entitas memberikan opini
bahwa ada kemungkinan besar entitas akan dibebaskan
dari tuntutan tersebut. Meskipun demikian, ketika entitas
mempersiapkan laporan keuangan untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 20X2, para pengacara
memberikan opini bahwa, berdasarkan perkembangan
terakhir dari kasus ini, sekarang terdapat kemungkinan
yang besar bahwa entitas akan diputuskan bersalah.
(a) Pada tanggal 31 Desember 20X1 kewajiban kini
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu berdasarkan
bukti yang ada pada tanggal persetujuan laporan
keuangan, tidak ada kewajiban yang ditimbulkan
akibat peristiwa masa lalu.
Kesimpulan Tidak ada kewajiban diestimasi yang
diakui. Hal ini diungkapkan sebagai kewajiban
kontinjensi kecuali kemungkinan dari arus
pengeluaran dinilai amat rendah.
(b) Pada tanggal 31 Desember 20X2
Kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu berdasarkan bukti yang ada, terdapat
kewajiban kini.
Adanya arus pengeluaran sumber daya dalam
bentuk manfaat ekonomis yang dibayarkan
kemungkinannya amat besar.
Kesimpulan Suatu kewajiban diestimasi akan
diakui sebesar estimasi terbaik dari jumlah yang
dibutuhkan untuk melunasi kewajiban pada tanggal
pelaporan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 21
1
Ekuitas
2
3
4 21.1 Ekuitas adalah hak sisa pada aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Ekuitas meliputi
5
investasi pemilik entitas, ditambah dengan hasil atas
6
investasi yang diperoleh melalui operasi yang
7
menguntungkan dan hasil yang ditahan kembali untuk
8
digunakan dalam operasi entitas tersebut, dikurangi
9
dengan penurunan atas investasi pemilik sebagai akibat
10
dari operasi yang tidak menguntungkan dan alokasi
11
kepada pemilik. Bab ini mencakup akuntansi instrumen
12
ekuitas yang diterbitkan bagi individu atau pihak-pihak
13
lain dalam kapasitas mereka sebagai investor dalam
14
instrumen ekuitas.
15
16
17 Penerbitan awal saham atau instrumen ekuitas lainnya
18
19 21.2 Suatu entitas harus mengakui penerbitan saham atau
instrumen ekuitas lainnya sebagai ekuitas ketika entitas
20
tersebut menerbitkan instrumen itu dan pihak lain
21
berkewajiban untuk memberikan kas atau sumber daya
22
lain kepada entitas tersebut sebagai pengganti instrumen
23
tersebut.
24
(a) Apabila instrumen diterbitkan sebelum kas atau
25
sumber daya lain diterima, entitas harus menyajikan
26
jumlah tersebut sebagai suatu piutang sebagai akun
27
lawan dari ekuitas dalam neraca, bukan sebagai
28
aset.
29
(b) Apabila kas atau sumber daya lainnya diterima
30
sebelum instrumen diterbitkan, dan entitas tidak bisa
31
disyaratkan untuk mengembalikan kas atau sumber
32
daya lain yang telah diterima tersebut, entitas
33
tersebut harus mengakui peningkatan pada ekuitas
34
sebesar nilai yang telah diterima.
35
(c) Apabila instrumen telah dipesan tetapi kas atau
36
sumber daya lainnya belum diterima, maka entitas
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.131

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

tersebut tidak boleh mengakui peningkatan dalam


ekuitas.
21.3 Entitas harus mengukur instrumen ekuitas pada nilai
wajar dari kas atau sumber daya lain yang diterima atau
piutang, setelah dikurangi dengan biaya langsung dari
penerbitan instrumen ekuitas tersebut. Apabila
pembayaran ditangguhkan dan bunga cukup signifikan,
maka pengukuran awal harus dilakukan dengan
menggunakan basis nilai kini (present value).
21.4 Penyajian peningkatan tambahan ekuitas yang timbul
akibat penerbitan saham atau instrumen ekuitas lainnya
dalam neraca ditentukan oleh peraturan perundangan
yang berlaku. Sebagai contoh, nilai pari (atau nominal
lainnya) dari saham dan agio saham disajikan secara
terpisah.
Penjualan opsi, rights, dan waran
21.5 Entitas harus menerapkan prinsip-prinsip dalam paragraf
21.2 dan 21.3 pada ekuitas yang diterbitkan melalui
penjualan opsi, rights, waran, dan instrumen ekuitas
lainnya yang serupa.
Kapitalisasi atau penerbitan saham bonus dan
pemecahan saham
21.6 Kapitalisasi atau penerbitan saham bonus (terkadang
disebut sebagai dividen saham) adalah penerbitan saham
baru kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi
kepemilikan mereka atas ekuitas entitas saat itu. Sebagai
contoh, suatu entitas bisa memberikan satu dividen atau
saham bonus untuk setiap lima saham yang dimiliki.Suatu
pemecahan saham (stock split) adalah membagi suatu
saham entitas menjadi beberapa lembar saham baru.
Sebagai contoh, dalam pemecahan saham 1 menjadi 2,
masing-masing pemegang saham menerima satu

UKM.132

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

tambahan saham untuk setiap saham yang dimiliki. Pada


beberapa kasus, saham yang sebelumnya telah beredar
dibatalkan dan diganti dengan saham baru. Kapitalisasi
dan penerbitan saham bonus dan pemecaham saham
tidak mengubah jumlah total ekuitas. Entitas harus
melakukan reklasifikasi jumlah dalam komponen ekuitas
yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan yang berlaku.
Kepemilikan minoritas dan transaksi saham entitas anak
yang dikonsolidasi
21.7 Pada laporan keuangan konsolidasi, kepemilikan
minoritas (kepemilikan yang tidak memiliki kendali) atas
aset bersih entitas anak termasuk dalam ekuitas. Entitas
harus memperlakukan perubahan dalam kepemilikan
entitas induk atas entitas anak yang tidak menyebabkan
hilangnya kendali atas transaksi dengan pemilik ekuitas
dalam kapasitas mereka sebagai pemegang ekuitas.
Entitas tidak diperbolehkan untuk mengakui keuntungan
dan kerugian atas perubahan- perubahan tersebut dalam
laporan laba rugi konsolidasi. Entitas juga tidak
diperbolehkan untuk mengakui perubahan apapun pada
jumlah tercatat aset (termasuk goodwill) atau kewajiban
sebagai akibat dari transaksi seperti tersebut di atas.
Pengungkapan
21.8 Paragraf 4.13(a)(iv) mensyaratkan suatu entitas dengan
modal saham mengungkapkan baik pada neraca maupun
pada catatan atas laporan keuangan, untuk masingmasing kelas modal saham, rekonsiliasi dari jumlah saham
beredar (atau pengukuran kuantitas lainnya) pada awal
dan akhir periode.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.133

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 22
Pendapatan
22.1 Bab ini diterapkan dalam akuntansi untuk pendapatan
yang muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian
berikut:
(a) Penjualan barang (baik diproduksi oleh entitas untuk
tujuan produksi atau dibeli untuk dijual kembali);
(b) Pemberian jasa; dan
(c) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti atau dividen.
22.2 Pendapatan yang muncul sebagai akibat transaksi dan
kejadian lain diatur pada Bab lain dalam standar ini:
(a) perjanjian sewa (lihat Bab 19 Sewa);
(b) dividen yang timbul dari investasi yang dihitung
dengan menggunakan metode ekuitas (lihat Bab 13
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Bab 14
Investasi dalam Joint Ventures); dan
(c) perubahan nilai wajar aset keuangan dan kewajiban
keuangan, atau pelepasannya (lihat Bab 11 Aset
Keuangan dan Kewajiban Keuangan);
Pengukuran atas pendapatan
22.3 Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai
wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus
diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah
diskon penjualan dan volume pengembalian yang
diperbolehkan oleh entitas.
22.4 Entitas hanya boleh memasukkan arus pendapatan kotor
dari manfaat ekonomi yang diterima atau masih harus
diterima oleh entitas dari usahanya sendiri ke dalam nilai
pendapatannya. Entitas harus mengeluarkan dari
pendapatannya sejumlah nilai yang menjadi bagian pihak
ketiga seperti pajak pertambahan nilai serta pajak-pajak
lain terkait. Dalam hubungan keagenan, entitas

UKM.134

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

diperbolehkan hanya memasukkan komisi dalam


pendapatan. Jumlah yang diperoleh sebagai bagian dari
pokok bukan merupakan pendapatan entitas.
Pembayaran yang ditangguhkan
22.5 Apabila aliran penerimaan kas atau setara kas
ditangguhkan, dan perjanjian dapat diklasifikasikan
sebagai transaksi keuangan, nilai wajar atas pembayaran
adalah nilai kini dari seluruh penerimaan masa depan
yang ditentukan berdasarkan tingkat bunga yang
terkait. Suatu transaksi pembiayaan muncul ketika,
sebagai contoh, suatu entitas menyediakan kredit bebas
bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih
dengan tingkat bunga di bawah tingkat bunga pasar dari
pembeli sebagai pembayaran penjualan barang. Tingkat
bunga terkait adalah mana yang lebih jelas ditentukan
dari pilihan berikut ini:
(a) tingkat bunga yang berlaku atas instrumen serupa
yang dikeluarkan oleh penerbit dengan peringkat
kredit yang sama; atau
(b) tingkat bunga yang mendiskontokan nilai nominal
instrumen menjadi harga jual tunai barang dan jasa
pada masa kini.
Suatu entitas harus mengakui perbedaan antara nilai kini
dari seluruh penerimaan masa depan dan nilai nominal
pembayaran sebagai pendapatan bunga sesuai dengan
paragraf 22.15 dan 22.16.
Pertukaran barang atau jasa
22.6 Entitas tidak dapat mengakui pendapatan apabila barang
atau jasa ditukar atau diganti oleh barang atau jasa yang
sejenis dan bernilai sama. Meskipun demikian, entitas
harus mengakui pendapatan ketika barang telah dijual
atau jasa diberikan dalam pertukaran barang atau jasa
yang tidak serupa. Dalam kasus ini, entitas harus
mengukur transaksi pada nilai wajar kecuali (a) transaksi

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.135

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

pertukaran tidak memiliki substansi komersial atau (b)


nilai wajar dari aset yang diterima ataupun aset yang
dilepas tidak dapat diandalkan. Apabila transaksi tidak
bisa diukur pada nilai wajar, maka entitas harus
mengukurnya pada jumlah tercatat dari aset yang
dilepas.
Identifikasi transaksi pendapatan
22.7 Entitas biasanya menerapkan kriteria pengakuan
pendapatan dalam Bab ini secara terpisah untuk setiap
transaksi. Meskipun demikian, suatu entitas dapat
menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda pada tiap
komponen yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi
tunggal apabila hal ini diperlukan untuk merefleksikan
substansi dari transaksi. Sebagai contoh, suatu entitas
menerapkan kriteria pengakuan kepada tiap komponen
yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi tunggal
ketika harga jual suatu produk meliputi jumlah yang dapat
diidentifikasi atas pemberian jasa lanjutan. Sebaliknya,
suatu entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua
transaksi atau lebih secara bersama-sama ketika
keduanya terhubungkan sedemikian rupa sehingga efek
komersial tidak dapat dipahami tanpa mengacu pada
rangkaian transaksi secara keseluruhan. Sebagai contoh,
suatu entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua
transaksi atau lebih ketika entitas tersebut menjual
barang dan, pada saat yang sama, membuat perjanjian
yang terpisah untuk pembelian kembali barang pada
periode selanjutnya, maka hal tersebut meniadakan efek
substantif dari transaksi.
Penjualan barang
22.8 Suatu entitas harus mengakui pendapatan dari suatu
penjualan barang apabila semua kondisi berikut terpenuhi:
(a) Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli;

UKM.136

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik


1
keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat
2
dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan
3
maupun kontrol efektif atas barang yang terjual;
4
(c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
5
(d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
6
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk
7
ke dalam entitas; dan
8
(e) Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan
9
dengan transaksi dapat diukur secara andal.
10
11
12 22.9 Penentuan bahwa suatu entitas telah mengalihkan risiko
dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan kepada
13
pembeli membutuhkan pengujian kondisi transaksi. Pada
14
umumnya, pengalihan risiko dan manfaat dari kepemilikan
15
terjadi bersamaan dengan pengalihan status legal atau
16
penyerahan kepemilikan kepada pembeli. Inilah yang
17
terjadi pada hampir semua penjualan eceran. Pada kasus
18
yang lainnya, pengalihan risiko dan manfaat dari
19
kepemilikan muncul pada waktu yang berbeda dari
20
pengalihan status legal atau penyerahan kepemilikan.
21
22
23 22.10 Entitas tidak diperbolehkan untuk mengakui pendapatan
apabila ia mempertahankan risiko kepemilikan yang
24
signifikan. Contoh dari situasi dimana entitas
25
diperbolehkan mempertahankan risiko dan manfaat yang
26
signifikan dari kepemilikan adalah sebagai berikut:
27
(a) Ketika entitas mempertahankan kewajiban atas
28
kinerja yang tidak memuaskan yang tidak tercakup
29
dalam kewajiban diestimasi untuk garansi normal;
30
(b) Ketika penerimaan pendapatan dari penjualan
31
tertentu adalah kontinjen pada pembeli yang menjual
32
barang;
33
(c) Ketika barang yang dikirimkan memerlukan instalasi
34
dan instalasi tersebut adalah bagian signifikan dari
35
kontrak dan belum dikerjakan; dan
36
(d) Ketika pembeli memiliki hak untuk membatalkan
37
pembelian dengan alasan yang dicantumkan dalam
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.137

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

kontrak penjualan dan entitas tidak yakin dengan


1
kemungkinan pengembalian.
2
3
4 22.11 Apabila suatu entitas hanya mempertahankan risiko
kepemilikan yang tidak signifikan, maka transaksi dapat
5
dianggap sebagai suatu transaksi penjualan dan entitas
6
diperbolehkan untuk mengakui pendapatan. Sebagai
7
contoh, penjual mengakui pendapatan ketika penjual
8
mempertahankan status legal barang semata-mata untuk
9
melindungi tingkat kolektibilitas piutang. Demikian pula
10
suatu entitas mengakui pendapatan ketika entitas tersebut
11
menawarkan pengembalian dana apabila pelanggan
12
mengalami ketidakpuasan. Dalam kasus seperti ini,
13
entitas akan mengakui adanya penyisihan untuk
14
pengembalian sesuai dengan Bab 20 Kewajiban
15
Diestimasi dan Kontinjensi.
16
17
18 Penyediaan jasa
19
20 22.12 Ketika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa
dapat diestimasi secara andal, suatu entitas harus
21
mengakui pendapatan yang berhubungan dengan
22
transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari
23
transaksi pada akhir periode pelaporan (terkadang
24
dimaksudkan sebagai metode persentase penyelesaian).
25
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal
26
apabila memenuhi semua kondisi berikut:
27
(a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
28
(b) Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis
29
yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
30
kepada entitas;
31
(c) Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode
32
pelaporan dapat diukur secara andal; dan
33
(d) Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya
34
penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.
35
Paragraf 22.21 22.27 memberikan panduan untuk
36
menerapkan metode persentase penyelesaian.
37
38
UKM.138

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

22.13 Ketika dalam periode waktu tertentu jasa diberikan


melalui beberapa tindakan yang tidak ditentukan
jumlahnya, maka entitas mengakui pendapatan
berdasarkan basis garis lurus selama periode tersebut
kecuali terdapat bukti bahwa metode lain dapat lebih
baik untuk menunjukkan tingkat penyelesaian. Ketika
suatu tindakan spesifik menjadi lebih signifikan
dibandingkan dengan tindakan lainnya, entitas menunda
pengakuan pendapatan sampai tindakan signifikan
tersebut dilaksanakan.
22.14 Ketika hasil transaksi melibatkan penyediaan jasa tidak
dapat diestimasikan secara andal, entitas harus mengakui
pendapatan hanya sampai pada tingkat beban yang dapat
dipulihkan.
Bunga, royalti dan dividen
22.15 Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari
penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan
dalam paragraf 22.16 ketika:
(a) ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis
yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas; dan
(b) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara
andal.
22.16 Suatu entitas harus mengakui pendapatan atas dasar
berikut:
(a) bunga harus diakui secara akrual;
(b) royalti harus diakui dengan menggunakan dasar
akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang
relevan; dan
(c) dividen harus diakui ketika hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran telah terjadi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.139

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kontrak konstruksi
22.17 Ketika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan
kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan
dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian
aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (seringkali
dimaksudkan sebagai metode persentase penyelesaian).
Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas
tagihan yang andal. Paragraf 22.21 22.27 memberikan
pengarahan untuk aplikasi persentase metode
penyelesaian.
22.18 Persyaratan dalam Bab ini biasanya diberlakukan secara
terpisah pada setiap kontrak konstruksi. Meskipun
demikian, dalam beberapa hal, penting untuk menerapkan
bagian ini terhadap komponen yang dapat
diidentifikasikan secara terpisah dalam suatu kontrak
tunggal atau terhadap suatu kelompok kontrak dalam
rangka merefleksikan substansi dari suatu kontrak atau
suatu kelompok kontrak.
22.19 Ketika suatu kontrak meliputi sejumlah aset, konstruksi
dari setiap aset harus diperlakukan sebagai suatu kontrak
konstruksi yang terpisah apabila:
(a) proposal yang terpisah telah diserahkan untuk setiap
aset;
(b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan
kontraktor dan pelanggan telah menerima atau
menolak bagian kontrak tersebut yang berhubungan
dengan setiap aset; dan
(c) biaya dan pendapatan setiap aset dapat
diidentifikasi.

UKM.140

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

22.20 Suatu kontrak gabungan, baik dengan pelanggan tunggal


maupun dengan beberapa pelanggan, harus diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi tunggal ketika:
(a) kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai
paket tunggal;
(b) kontrak-kontrak tersebut saling berhubungan erat
sehingga mereka, sebagai akibatnya, menjadi bagian
dari suatu proyek tunggal dengan suatu marjin laba
keseluruhan; dan
(c) kontrak-kontrak tersebut dikerjakan bersama-sama
atau dalam urutan yang berkesinambungan.
Metode persentase penyelesaian
22.21 Entitas melakukan penelaahan dan, apabila perlu,
mengubah estimasi pendapatan dan biaya saat transaksi
jasa atau kontrak konstruksi berlangsung.
22.22 Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu
transaksi atau kontrak dengan menggunakan metode
yang dapat mengukur dengan andal sebagian besar
pekerjaan yang dilaksanakan. Metode yang mungkin
mencakup:
(a) proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sampai sekarang dibandingkan dengan
total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang
tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan
aktivitas masa depan, seperti untuk material atau
pembayaran di muka;
(b) survey atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau
(c) penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau
kontrak kerja. Pembayaran tahapan pekerjaan dan
pembayaran di muka yang diterima dari pelanggan
seringkali tidak mencerminkan pekerjaan yang telah
selesai sampai sekarang.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.141

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

22.23 Entitas harus mengenali biaya yang berhubungan dengan


aktivitas masa depan atas transaksi atau kontrak, seperti
untuk material atau pembayaran di muka, sebagai suatu
aset apabila biaya tersebut memiliki kemungkinan besar
untuk dipulihkan. Biaya seperti itu menandakan suatu
jumlah yang terutang dari pelanggan dan tergolong
sebagai pekerjaan yang sedang berjalan.
22.24 Entitas harus secepatnya mengakui sebagai beban, biaya
apapun yang tidak mungkin dipulihkan.
22.25 Ketika hasil dari kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi
secara andal:
(a) entitas harus mengakui pendapatan hanya sebesar
nilai biaya kontrak yang memiliki kemungkinan besar
untuk dipulihkan; dan
(b) entitas harus mengakui biaya/nilai perolehan kontrak
sebagai beban sesuai periode terjadinya
22.26 Ketika ada kemungkinan besar bahwa harga perolehan
kontrak akan melebihi jumlah pendapatan kontrak dalam
kontrak konstruksi, ekspektasi kerugian harus
secepatnya diakui sebagai beban
22.27 Apabila kolektibilitas dari suatu jumlah yang telah diakui
sebagai pendapatan kontrak tidak lagi memiliki
kemungkinan yang besar, entitas harus mengakui jumlah
yang tidak tertagih tersebut sebagai beban daripada
melakukan suatu penyesuaian atas jumlah pendapatan
kontrak.
Pengungkapan
Pengungkapan umum terkait dengan pendapatan
22.28 Suatu entitas harus mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi yang diterapkan sebagai dasar
pengakuan pendapatan, termasuk metode yang

UKM.142

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

diterapkan untuk menentukan tingkat penyelesaian


transaksi yang melibatkan penyediaan jasa;
(b) jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui
selama periode, termasuk pendapatan yang timbul
dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penyediaan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
(c) Jumlah pendapatan yang muncul dari pertukaran
barang atau jasa yang termasuk dalam kategori
pendapatan.
Pengungkapan yang terkait dengan pendapatan dari
kontrak konstruksi
22.29 Entitas harus mengungkapkan:
(a) jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai
pendapatan dalam periode yang bersangkutan/
pelaporan;
(b) metode yang digunakan untuk menentukan
pendapatan kontrak yang diakui dalam periode
pelaporan;
(c) metode yang digunakan untuk menentukan tingkat
penyelesaian kontrak yang sedang berjalan.
22.30 Entitas harus mengungkapkan setiap hal berikut ini untuk
kontrak yang sedang berjalan pada tanggal pelaporan:
(a) jumlah keseluruhan biaya perolehan yang terjadi dan
laba yang diakui (dikurangi dengan kerugian yang
diakui) yang terjadi sampai saat ini;
(b) jumlah pembayaran di muka yang diterima; dan
(c) jumlah retensi (tagihan atas tahapan pekerjaan yang
tidak dibayar sampai pemenuhan kondisi yang
dicantumkan dalam kontrak untuk pembayaran
jumlah tertentu atau sampai perbaikan kerusakan).

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.143

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 22.31 Suatu entitas harus menyajikan:


(a) jumlah bruto kontrak pekerjaan yang sudah menjadi
2
hak sebagai suatu aset; dan
3
(b) jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada
4
pelanggan sebagai suatu kewajiban.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.144

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Lampiran Bab 22
Contoh pengakuan pendapatan yang diatur sesuai
prinsip-prinsip dalam Bab 22
Lampiran ini merupakan tambahan tetapi bukan bagian
dari Bab 22 Pendapatan Lampiran ini memberikan pedoman
untuk mengaplikasikan ketentuan dalam Bab 22
Pendapatan dalam mengakui dan mengukur pendapatan.
22A.1Contoh berikut difokuskan pada aspek tertentu dalam
transaksi dan bukan pada suatu diskusi yang menyeluruh
tentang seluruh faktor terkait yang dapat mempengaruhi
pengakuan pendapatan. Contoh ini secara umum
mengasumsikan bahwa jumlah pendapatan dapat diukur
secara andal, terdapat kemungkinan yang besar bahwa
manfaat ekonomis akan mengalir ke dalam entitas dan
biaya yang terjadi dapat diukur secara andal.
Penjualan barang
22A.2Undang-undang di negara yang berbeda-beda dapat
menyebabkan kriteria pengakuan dalam Bab 22
Pendapatan ditemui pada saat yang berbeda pula.
Secara khusus, undang-undang dapat menentukan satu
titik waktu dimana entitas mengalihkan risiko dan manfaat
yang signifikan dari kepemilikan. Maka dari itu, contoh
dalam lampiran ini harus dibaca dalam konteks hukum
terkait dengan penjualan barang di negara dimana
transaksi berlangsung.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.145

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 1. Penjualan jenis tagih dan tahan (bill and


hold), dimana pengiriman ditunda atas permintaan
pembeli namun pembeli menerima pengalihan
kepemilikan dan menerima tagihan
22A.3 Penjual mengakui pendapatan ketika pembeli menerima
kepemilikan, dengan syarat:
(a) terdapat kemungkinan besar bahwa pengiriman akan
diadakan;
(b) barang telah di tangan, teridentifikasi dan siap untuk
dikirim kepada pembeli pada waktu penjualan diakui;
(c) pembeli secara spesifik memahami instruksi
penundaan pengiriman; dan
(d) berlaku ketentuan pembayaran umum.
Pendapatan tidak diakui ketika baru timbul keinginan
untuk memperoleh atau memproduksi barang agar dapat
memenuhi jadwal pengiriman
Contoh 2. Barang kiriman tergantung pada syarat:
pemasangan dan inspeksi
22A4.Lazimnya penjual mengakui pendapatan ketika pembeli
telah menerima kiriman, dan pemasangan serta inspeksi
barang telah selesai dilakukan. Akan tetapi pendapatan
diakui segera setelah pembeli menerima kiriman apabila:
(a) proses pemasangannya sederhana, contohnya
pemasangan perangkat televisi yang telah lolos uji
pabrik, dimana hanya membutuhkan proses
membuka kemasan dan proses pemasangan listrik
dan antena.
(b) inspeksi dilakukan semata-mata dengan tujuan
penentuan akhir harga kontrak, contohnya
pengiriman bijih besi, gula, atau kacang kedelai.

UKM.146

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 3. Barang kiriman tergantung kepada syarat:


disetujui, dimana pembeli telah menegosiasikan hak
retur terbatas sebelumnya.
22A5.Jika terdapat ketidakpastian mengenai kemungkinan
adanya retur, penjual mengakui pendapatan ketika
pengiriman telah diterima oleh pembeli secara resmi, atau
ketika barang kiriman telah diterima oleh pembeli dan
jangka waktu pengembalian telah lewat waktu
Contoh 4. Barang kiriman tergantung kepada syarat:
penjualan konsinyasi dimana pembeli akan mewakili
penjual untuk menjual barang tersebut.
22A.6Pengirim barang mengakui pendapatan ketika barang
telah dijual oleh penerima barang kepada pihak ketiga.
Contoh 5. Barang kiriman tergantung syarat penjualan
dengan pembayaran tunai saat barang diterima oleh
pembeli.
22A.7Penjual mengakui pendapatan ketika barang telah
diterima pembeli dan pembayaran tunai telah diterima
oleh penjual atau perwakilannya.
Contoh 6. Penjualan layaway dimana barang dikirim
hanya jika pembeli telah melunasi pembayaran terakhir
dari cicilan pembayaran.
22A.8Penjual mengakui pendapatan dari penjualan seperti ini
ketika barang telah dikirim. Akan tetapi ketika
pengalaman menunjukkan bahwa hampir semua pembeli
dengan penjualan seperti ini melunasi pembayaran
mereka, maka pendapatan dapat diakui ketika pembeli
membayar cicilan dengan jumlah yang berarti, dengan
syarat barang tersebut ada dalam kepemilikan penjual,
telah diidenfikasikan, dan siap dikirim kepada pembeli.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.147

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 7. Pemesanan ketika pembayaran (atau sebagian


pembayaran) telah diterima di muka untuk barang yang
belum masuk kedalam persediaan, contohnya barang
tersebut belum dibuat, atau akan dikirim langsung
kepada pembeli oleh pihak ketiga.
22A.9. Penjual mengakui pendapatan ketika barang telah
diterima oleh pembeli.
Contoh 8. Perjanjian penjualan dan pembelian kembali
(repurchase agreement selain transaksi swap) dimana
penjual pada saat yang bersamaan setuju untuk membeli
kembali barang yang sama di masa datang, atau dimana
penjual mempunyai opsi untuk membeli kembali (call
option), atau pembeli mempunyai opsi untuk menjual
kembali (put option) barang yang telah dibeli kepada
penjual.
22A.10 Untuk perjanjian penjualan dan pembelian kembali asetaset selain aset keuangan, penjual harus melakukan
analisis terhadap butir-butir perjanjian untuk memastikan
bahwa risiko dan manfaat kepemilikan dalam hakikatnya
telah berpindah ke tangan pembeli. Apabila keduanya
telah berpindah ke tangan pembeli, penjual mengakui
pendapatan. Ketika penjual masih menanggung risiko
dan manfaat kepemilikan, meskipun secara hukum
barang telah berpindah, maka transaksi tetap dianggap
merupakan transaksi keuangan dan tidak menambah
pendapatan. Untuk perjanjian penjualan dan pembelian
kembali aset keuangan, diberlakukan aturan-aturan
pada Bab 11. Aset Keuangan dan Kewajiban
Keuangan

UKM.148

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 9. Penjualan kepada pihak perantara, seperti


distributor, dealer, atau pihak lain untuk melakukan
penjualan kembali.
22A.11 Penjual umumnya mengakui pendapatan dari penjualan
seperti ini ketika risiko dan manfaat kepemilikan telah
dipindahtangankan. Akan tetapi, jika pembeli bertindak
sebagai perwakilan (agen) dalam hakikatnya, maka
penjualan tersebut diperlakukan sebagai penjualan
konsinyasi.
Contoh 10. Berlangganan media publikasi dan yang
serupa
22A.12 Ketika barang-barang yang terkait memiliki nilai yang
sama pada tiap periode, penjual mengakui pendapatan
dengan metode garis lurus selama periode dimana
barang-barang tersebut dikirim. Jika barang-barang
tersebut mempunyai nilai yang berbeda antara tiap
periode, penjual mengakui manfaat berdasarkan nilai
jual barang yang dikirim sesuai dengan total perkiraan
nilai penjualan untuk seluruh barang yang telah dipesan.
Contoh 11. Penjualan cicilan, dimana pertimbangannya
adalah piutang cicilan.
22A.13 Penjual mengakui pendapatan dikaitkan dengan harga
jual, tanpa menghitung nilai bunga, pada tanggal
penjualan. Harga jual adalah nilai kini (present value)
dari kepentingan tersebut, dihitung dengan
mendiskontokan piutang cicilan dengan tingkat suku
bunga. Penjual mengakui elemen suku bunga sebagai
pendapatan menggunakan metode suku bunga efektif
(effective interest method).

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.149

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Contoh 12. Penjualan perumahan (real estate)


2
3 22A.14 Penjual biasanya mengakui pendapatan ketika
kepemilikan secara hukum telah berpindah kepada
4
pembeli. Akan tetapi pada beberapa wilayah yurisdiksi
5
tertentu pembeli mungkin memiliki kepentingan yang
6
sama terhadap sebuah properti sebelum kepemilikan
7
secara hukum berpindah, karena itu risiko dan manfaat
8
kepemilikan telah berpindah pada tahap tersebut. Untuk
9
kasus semacam ini, apabila penjual tidak lagi memiliki
10
sisa kewajiban berarti yang tertuang dalam kontrak,
11
maka penjual dapat mengakui pendapatan. Dalam kasus
12
yang lain, jika penjual diharuskan untuk melakukan suatu
13
kewajiban setelah pemindahan kepentingan atau
14
kepemilikan secara hukum, maka pendapatan diakui saat
15
kewajiban tersebut dilakukan. Sebagai contoh adalah
16
bangunan atau fasilitas lain dimana sedang dalam proses
17
konstruksi.
18
19
20 22A.15 Dalam beberapa kasus tertentu, perumahan (real
estate) dapat dijual dengan sebuah tingkat
21
kesinambungan keterlibatan penjual dimana risiko dan
22
manfaat kepemilikan belum berpindah tangan dari
23
penjual ke pembeli. Contohnya adalah perjanjian
24
penjualan dan pembelian kembali termasuk opsi untuk
25
menjual dan opsi untuk membeli (put dan call option),
26
dan perjanjian-perjanjian dimana penjual menjamin
27
properti yang dimaksud akan digunakan dalam periode
28
yang disepakati, atau menjamin hasil dari investasi
29
pembeli untuk jangka waktu yang disepakati. Dalam
30
kasus seperti ini, sifat dan sampai sejauh mana kelanjutan
31
keterlibatan penjual akan menentukan bagaimana
32
transaksi tersebut akan dicatat. Transaksi dapat dicatat
33
sebagai penjualan, atau sebagai pembiayaan, sewa
34
(leasing), atau kesepakatan bagi hasil yang lain. Jika
35
dicatat sebagai penjualan, maka kelanjutan keterlibatan
36
penjual dapat mengundurkan pengakuan pendapatan.
37
38
UKM.150

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

22A.16 Seorang penjual juga dapat mempertimbangkan alat


pembayaran dan bukti komitmen pembeli untuk melunasi
pembayaran. Sebagai contoh, jika agregat pembayaran
yang telah diterima termasuk uang muka yang telah
dibayar pembeli, atau kontinyuitas pembayaran oleh
pembeli tidak menyediakan cukup bukti komitmen
pembeli untuk melunasi pembayaran, maka penjual
hanya mengakui pendapatan sebatas jumlah
pembayaran yang telah diterima.
Penyediaan Jasa
Contoh 13. Upah/jasa pemasangan
22A.17 Penjual mengakui upah/jasa pemasangan sebagai
pendapatan sesuai dengan tingkat penyelesaian
pemasangan yang dilakukan, kecuali jika penerimaan
tersebut bersifat insidental terhadap penjualan sebuah
produk, maka penerimaan diakui saat barang terjual.
Contoh 14. Uang jasa termasuk didalam harga produk
22A.18 Jika harga jual sebuah produk mencakup uang jasa
tambahan yang dapat ditentukan besarnya (contohnya
layanan purna jual dan menaikkan kualitas produk dari
penjualan perangkat lunak (software), penjual
menangguhkan nilai pendapatan tersebut dan
mengakuinya sebagai pendapatan sepanjang periode
dimana jasa dilakukan. Jumlah nilai yang ditangguhkan
adalah nilai yang mencakup perkiraan beban jasa yang
ada dalam kesepakatan, berikut keuntungan atas jasa
yang diberikan tersebut.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.151

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 15. Komisi periklanan


22A.19 Komisi untuk media diakui ketika iklan atau pesan
komersial yang bersangkutan muncul di hadapan publik.
Komisi produksi diakui sesuai dengan tahap
penyelesaian proyek yang bersangkutan.
Contoh 16. Komisi agen asuransi
22A.20 Komisi agen asuransi yang telah diterima atau yang
dapat diterima, yang tidak memerlukan agen yang
dimaksud untuk menyediakan jasa lebih lanjut diakui
sebagai pendapatan oleh agen tersebut pada saat
berlakunya atau tanggal diperbaharuinya polis yang
dimaksud. Akan tetapi jika ada kemungkinan bahwa
agen akan memberikan layanan lebih lanjut dalam
periode polis asuransi tersebut, maka agen
menangguhkan seluruh bagian atau sebagian dari
komisi, dan mengakuinya sebagai pendapatan sepanjang
periode berlakunya polis tersebut.
Contoh 17. Pendapatan tiket
22A.21 Penjual mengakui pendapatan dari penampilan seni,
perjamuan, dan acara special lainnya ketika acara
tersebut diadakan. Ketika langganan terhadap beberapa
acara terjual, penjual mengalokasikan uang masuk untuk
tiap acara menggunakan dasar yang mencerminkan
sejauh mana layanan jasa dilakukan pada masing-masing
acara.
Contoh 18. Iuran pendidikan
22A.22 Penjual mangakui pendapatan sepanjang periode
pelaksanaan pendidikan/pelatihan.

UKM.152

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 19. Iuran awal, iuran masuk, dan iuran anggota


22A.23 Pengakuan pendapatan bergantung pada sifat dari jasa
yang disediakan. Jika iuran hanya untuk membayar
keanggotaan sementara jasa dan produk lain dibayar
secara terpisah, atau terdapat langganan tahunan
terpisah, iuran diakui sebagai pendapatan jika tidak ada
keraguan yang berarti mengenai kemungkinan
pelunasannya. Jika iuran memberi hak kepada anggota,
untuk mendapat jasa atau publikasi selama periode
keanggotaan, atau untuk membeli barang atau jasa
dengan harga yang lebih murah dari harga yang
dikenakan kepada selain anggota, iuran tersebut diakui
dengan dasar yang mencerminkan dimensi waktu, sifat,
dan nilai dari kemudahan yang disediakan.
Biaya waralaba
22A.24 Biaya waralaba dapat meliputi penyediaan jasa awal
dan jasa selanjutnya, peralatan dan aset berwujud
lainnya, serta pengetahuan. Sejalan dengan itu biaya
waralaba diakui sebagai pendapatan menggunakan dasar
yang mencerminkan tujuan dari biaya waralaba tersebut
dikenakan. Metode berikut dipandang sesuai berkaitan
dengan pengakuan biaya waralaba.
Contoh 20. Biaya waralaba: Penyediaan peralatan dan
aset berwujud lainnya
22A.25 Pemilik waralaba mengakui nilai yang pantas dari aset
yang dijual sebagai pendapatan ketika unit-unit telah
diterima pembeli atau telah berganti kepemilikan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.153

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Contoh 2. Biaya waralaba: Penyediaan jasa awal dan jasa


selanjutnya
22A.26 Pemilik waralaba mengakui iuran untuk cadangan
penyediaan jasa secara berkelanjutan, baik bagian dari
iuran awal atau iuran berbeda, sebagai pendapatan,
ketika jasa yang berkaitan telah disediakan. Ketika iuran
yang berbeda itu tidak mencakup beban penyediaan jasa
secara berkelanjutan bersama keuntungan yang layak,
sebagian dari iuran awal yang cukup untuk menutupi
beban penyediaan jasa secara berkelanjutan dan untuk
memberikan keuntungan yang layak atas jasa tersebut
dapat ditangguhkan dan pengakuannya sebagai
pendapatan dilakukan ketika jasa telah dilakukan.
22A.27 Dalam perjanjian waralaba, pemilik waralaba
diharuskan menyediakan peralatan, persedian, atau aset
berwujud lain dengan harga yang lebih rendah dari yang
dikenakan kepada pihak lain, atau harga yang tidak
memuat keuntungan yang layak untuk penjualan
tersebut. Pada keadaan ini, sebagian dari iuran awal
yang cukup untuk menutup perkiraan biaya yang lebih
dari harga tersebut dan untuk memberikan keuntungan
yang layak untuk penjualan tersebut, ditangguhkan dan
diakui setelah periode dimana barang-barang tersebut
kemungkinan besar akan dijual kepada pengguna hak
waralaba. Saldo dari iuran awal diakui sebagai
pendapatan ketika seluruh penyediaan jasa awal dan
kewajiban pemilik waralaba yang lain (seperti bantuan
memilih lokasi, pelatihan pegawai, pembiayaan, dan
iklan) telah dilaksanakan secara substansial.
22A.28 Penyediaan jasa awal dan kewajiban lain di sebuah
area perjanjian waralaba dapat bergantung dari jumlah
outlet individu yang telah ada di area tersebut. Pada
kasus seperti ini, iuran yang berkenaan dengan
penyediaan jasa awal diakui sebagai pendapatan sesuai

UKM.154

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dengan proporsinya terhadap jumlah outlet yang telah


selesai menerima penyediaan jasa awal.
22A.29 Jika iuran awal dapat dikumpulkan dalam jangka waktu
yang lebih lama dan terdapat ketidakpastian yang berarti
mengenai kemungkinan pelunasannya secara
menyeluruh, iuran diakui sebagai pendapatan ketika
cicilan tunai telah diterima.
Contoh 22. Biaya waralaba: pembayaran untuk
melanjutkan waralaba
22A.30 Bayaran yang dikenakan atas penggunaan hak
melanjutkan waralaba yang dituangkan dalam perjanjian,
atau untuk jenis jasa lainnya yang disediakan selama
periode perjanjian, diakui sebagai pendapatan ketika jasa
telah selesai diberikan atau hak telah dipakai.
Contoh 23.

Biaya waralaba: transaksi agensi

22A.31 Transaksi dapat terjadi antara pemilik waralaba dan


pengguna hak waralaba yang dalam hakikatnya pemilik
waralaba adalah agen dari pengguna hak waralaba.
Sebagai contoh pemilik waralaba dapat memesan
persediaan dan mengatur pengiriman kepada pengguna
hak waralaba tanpa keuntungan. Transaksi seperti ini
tidak menambah jumlah pendapatan.
Contoh 24. Bayaran atas pengembangan perangkat lunak
(software) yang dirancang sesuai pesanan
22A.32 Pengembang perangkat lunak mengakui pembayaran
dari pengembangan perangkat lunak sesuai pesanan
sebagai pendapatan berdasarkan tingkat penyelesaian
pengembangan, termasuk penyelesaian penyediaan jasa
pendukung pasca penjualan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.155

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bunga, royalti, dan dividen


Contoh 25. Pembayaran lisensi dan royalti
22A.33 Pemilik lisensi mengakui penerimaan pembayaran
lisensi dan royalti untuk penggunaan aset entitas (seperti
merk dagang, hak paten, perangkat lunak, hak cipta
musik, record masters, dan film) menurut esensi dari
perjanjian. Dalam praktiknya, ini dapat dilakukan dengan
dasar garis lurus sepanjang jangka waktu perjanjian,
sebagai contohnya ketika pembeli lisensi mendapatkan
hak guna teknologi tertentu untuk jangka waktu tertentu.
22A.34 Penyerahan hak guna atas pembayaran tetap atau
jaminan yang tidak dapat dikembalikan dalam sebuah
kontrak yang tidak dapat dibatalkan, dimana pembeli
hak lisensi diberikan kebebasan untuk mengeksploitasi
hak tersebut dan dimana pemilik lisensi tidak mempunyai
kewajiban lebih lanjut yang harus dilakukan, dalam
hakikatnya adalah sebuah penjualan. Contohnya adalah
perjanjian lisensi untuk penggunaan perangkat lunak
dimana pemilik lisensi tidak mempunyai kewajiban
setelah pengiriman. Contoh lain adalah pemberian hak
untuk menayangkan film di pasaran dimana pemilik
lisensi tidak mempunyai pengendalian terhadap
distributor dan tidak mengharapkan untuk mendapat
pendapatan lebih lanjut dari tiket masuk. Untuk kasuskasus seperti ini, pendapatan diakui pada saat penjualan.
22A.35 Dalam beberapa kasus, apakah pembayaran lisensi
atau royalti akan dibayar atau tidak, tergantung kepada
apa yang akan terjadi di masa depan. Untuk kasus-kasus
seperti ini, pendapatan diakui hanya ketika pembayaran
uang lisensi atau royalti memungkinkan untuk diterima,
yang secara normal diterima ketika peristiwa tersebut
terjadi.

UKM.156

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 23
Biaya Pinjaman
23.1 Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya-biaya lainnya
yang timbul dari kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya
pinjaman mencakup:
(a) bunga untuk bank overdraft dan pinjaman jangka
pendek dan jangka panjang
(b) amortisasi diskonto atau premium yang terkait
dengan pinjaman;
(c) amortisasi biaya tambahan yang timbul sehubungan
dengan proses pengaturan peminjaman;
(d) beban pembiayaan sesuai dengan pembiayaan sewa
pembiayaan yang diakui sesuai dengan Bab 19
Sewa; dan
(e) perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman
dalam mata uang asing dimana perbedaan ini
dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.
Pengakuan
23.2 Entitas harus menghitung seluruh biaya pinjaman dengan
menggunakan model beban.
23.3 Model beban mensyaratkan entitas mengakui seluruh
biaya pinjaman sebagai suatu beban dalam laba rugi pada
periode dimana beban tersebut terjadi.
Pengungkapan
23.4 Suatu entitas harus mengungkapkan kebijakan
akuntansi yang digunakan untuk biaya pinjaman.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.157

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 24
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
24.1 Bab ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk
penurunan nilai semua Aset, kecuali yang disebutkan
berikut, di mana bab lain dari standar ini memberikan
persyaratan untuk pengakuan penurunan nilai:
(a) Aset yang muncul dari imbalan kerja (lihat Bab
27 Imbalan Kerja)
(b) Aset keuangan yang termasuk dalam lingkup Bab
11 Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
(c) Properti investasi yang diukur pada nilai wajar
(lihat Bab 15 Properti Investasi)
Penurunan nilai persediaan
Harga jual dikurangi biaya-biaya untuk menyelesaikan
dan menjual
24.2 Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan
apakah ada kemungkinan persediaan turun nilainya.
Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan
jumlah tercatat masing-masing jenis persediaan (atau
kelompok persediaan yang sama lihat paragraf 24.3)
dengan harga jual dikurangi biaya-biaya untuk
menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut. Jika
jenis persediaan (atau kelompok) diputuskan turun
nilainya, entitas harus mengakui kerugian dalam laporan
laba rugi atas perbedaan antara jumlah tercatat dan harga
jual dikurangi biaya-biaya untuk menyelesaikan dan
menjual.
24.3 Jika tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi
biaya-biaya untuk menyelesaikan dan menjual satu demi
satu item persediaan, entitas diperbolehkan
mengelompokkan jenis persediaan yang sama
kegunaannya atau pengguna akhirnya, yang diproduksi

UKM.158

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dan dipasarkan dalam area geografis yang sama untuk


tujuan menilai penurunan nilai.
Pemulihan penurunan nilai
24.4 Entitas harus membuat penilaian baru atas harga jual
dikurangi biaya-biaya untuk menyelesaikan dan menjual
dalam setiap periode berikutnya. Ketika situasi di periode
sebelumnya menyebabkan persediaan turun nilainya tidak
ada lagi atau relevan atau ketika terbukti secara nyata
kenaikan dari harga jual dikurangi biaya-biaya untuk
menyelesaikan dan menjual karena perubahan kondisi
ekonomi, entitas harus memulihkan jumlah penurunan
nilai sebelumnya (pemulihan dibatasi sebesar jumlah awal
kerugian penurunan nilai) sehingga jumlah tercatat baru
adalah nilai yang lebih rendah antara harga perolehan
dan harga jual dikurangi biaya-biaya untuk menyelesaikan
dan menjual yang telah direvisi.
Penurunan nilai aset non keuangan selain persediaan
Indikasi penurunan nilai
24.5 Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan
apakah terdapat indikasi bahwa ada aset yang turun
nilainya. Jika indikasi tersebut ada, entitas harus
mengestimasi nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk
menjual aset tersebut. Jika tidak terdapat indikasi
penurunan nilai, tidak diperlukan untuk mengestimasi nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual. Bab ini
menggunakan istilah aset secara individu tapi dalam
situasi tertentu nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
harus diestimasi untuk kelompok aset (lihat paragraf
24.9).
24.6. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset
kemungkinan diturunkan nilainya, entitas harus

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.159

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.160

ED SAK UKM

memperhitungkan, setidaknya, indikasi-indikasi, sebagai


berikut:
Sumber informasi eksternal
(a) Selama periode tertentu, nilai pasar aset menurun
secara signifikan lebih dari yang diharapkan akibat
berlalunya waktu atau penggunaan normal.
(b) Terjadi perubahan yang signifikan dengan pengaruh
negatif dalam periode tertentu atau dalam waktu
dekat dalam bidang lingkungan teknologi, pasar,
ekonomi atau hukum dimana entitas beroperasi atau
dalam pasar di mana aset tersebut diperuntukkan.
(c) Tingkat suku bunga pasar atau tingkat kembalian
investasi pasar mengalami kenaikan selama periode
berjalan, dan kenaikan tersebut akan berpengaruh
secara material terhadap tingkat diskonto untuk
menghitung nilai aset dan menurunkan nilai wajar
aset dikurangi biaya-biaya untuk menjual.
(d) Jumlah tercatat dari aset bersih entitas lebih besar
dibandingkan kapitalisasi pasarnya.
Sumber informasi internal
(a) Tersedianya bukti keusangan atau kerusakan fisik
dari aset.
(b) Terjadi perubahan yang signifikan dengan pengaruh
negatif pada periode tertentu atau dalam waktu
dekat atas cara dan bagaimana aset digunakan atau
diharapkan akan digunakan. Perubahan ini termasuk
aset yang menjadi menganggur, pabrik yang berhenti
beroperasi atau restrukturisasi operasional dimana
aset tersebut berlokasi, rencana untuk melepaskan
aset sebelum tanggal yang diharapkan sebelumnya,
dan penilaian ulang umur aset menjadi terbatas dari
tidak terbatas.
(c) Tersedianya bukti dari pelaporan internal yang
mengindikasikan bahwa kinerja ekonomis dari aset
(atau akan) memburuk dari yang diharapkan. Dalam

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

konteks kinerja ekonomis ini termasuk hasil operasi


dan arus kas.
24.7 Jika terdapat indikasi bahwa aset kemungkinan turun
nilainya, secara otomatis juga mengindikasikan bahwa
entitas harus mereview sisa umur manfaat aset, metode
penyusutan (amortisasi) atau nilai residu untuk aset
dan penyesuiannya sesuai dengan bab standar yang
berlaku untuk aset (misalnya Bab 16 Aset Tetap, dan
Bab 17 Aset Tidak Berwujud selain Goodwill), bahkan
jika tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui untuk
aset tersebut.
Mengukur nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
24.8 Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah jumlah
yang bisa diperoleh dari penjualan sebuah atau kelompok
aset antara pihak-pihak yang paham dan berkeinginan
melakukan transaksi dengan wajar (arms length
transaction), dikurangi dengan biaya penghentian aset
tersebut.
24.9 Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar aset
tunggal, maka entitas harus mengukur nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual untuk kelompok aset.
Untuk tujuan ini, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
harus diestimasi untuk kelompok aset paling kecil yang
bisa diidentifikasi.
(a) termasuk aset yang terindikasi penurunan nilai dan
(b) memiliki nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
yang dapat diestimasi.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
24.10 Entitas harus menentukan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual berdasarkan hirarki keandalan bukti,
sebagai berikut:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.161

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(a) harga perjanjian penjualan dalam transaksi antara


1
pihak-pihak yang paham dan berkeinginan
2
melakukan transaksi dengan wajar (arms length
3
transaction), disesuaikan dengan biaya-biaya
4
tambahan yang terkait langsung dengan penghentian
5
aset.
6
(b) Jika tidak terdapat harga perjanjian penjualan tapi
7
aset diperdagangkan dalam pasar aktif, nilai wajar
8
dikurangi biaya untuk menjual adalah harga pasar
9
aset dikurangi dengan biaya untuk menghentikannya
10
- biasanya berdasarkan harga penawaran sekarang
11
(c) Jika harga perjanjian penjualan tidak tersedia, harga
12
dari transaksi terkini bisa menjadi dasar untuk
13
mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk
14
menjual
15
(d) Jika tidak terdapat harga penawaran sekarang atau
16
pasar aktif untuk aset tersebut, nilai wajar dikurangi
17
biaya menjual berdasarkan informasi terbaik yang
18
tersedia untuk merefleksikan jumlah yang bisa
19
diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan,
20
dari pelepasan aset pada transaksi antara pihak21
pihak yang paham dan berkeinginan melakukan
22
transaksi dengan wajar (arms length transaction)
23
setelah dikurangi biaya-biaya untuk menghentikan.
24
Dalam menentukan jumlah ini, entitas
25
mempertimbangkan hasil dari transaksi paling baru
26
untuk aset yang sejenis dalam industri yang sama.
27
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak
28
merefleksikan penjualan yang dipaksa, kecuali
29
manajemen dipaksa untuk menjual secepatnya.
30
31
32 24.11 Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sebuah
aset (atau kelompok aset - lihat paragraf 24.9) kurang
33
dari jumlah tercatatnya, maka entitas harus menurunkan
34
jumlah tercatat aset tersebut pada nilai wajar dikurangi
35
biaya untuk menjual. Penurunan ini diakui sebagai rugi
36
penurunan nilai.
37
38
UKM.162

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

24.12 Entitas harus mengakui rugi penurunan nilai sesegera


mungkin dalam laporan laba rugi
24.13 Jika jumlah taksiran kerugian penurunan nilai aset lebih
besar dari jumlah tercatat aset, entitas harus mengakui
kewajiban (liability) hanya jika hal tersebut
dipersyaratkan oleh standar ini (lihat terutama Bab 20
Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi).
24.14 Setelah rugi penurunan nilai diakui, beban penyusutan
(amortisasi) aset untuk periode mendatang harus
disesuaikan untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset
yang telah direvisi, dikurangi dengan nilai residunya (jika
ada), secara sistematis selama sisa umur manfaat aset.
Pemulihan rugi penurunan nilai
24.15 Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai
apakah terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai
yang telah diakui pada periode sebelumnya untuk aset
masih ada atau berkurang. Jika indikasi seperti ini ada,
entitas harus mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual aset. Indikasi bahwa kerugian penurunan
nilai berkurang atau tidak ada lagi secara umum
merupakan kebalikan atas indikasi yang disebutkan dalam
paragraf 24.6
24.16 Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
melebihi jumlah tercatat aset, maka entitas harus
menaikkan jumlah tercatat aset tersebut ke nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, tergantung dengan
pembatasan yang dijelaskan dalam paragraf 24.17.
Kenaikan tersebut adalah pemulihan rugi penurunan nilai
aset.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.163

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

24.17 Kenaikan jumlah tercatat aset yang bisa diatribusikan


pada pemulihan rugi penurunan nilai aset tidak boleh
melebihi jumlah tercatat yang telah ditentukan (nilai bersih
dari amortisasi atau penyusutan) tanpa rugi penurunan
nilai yang diakui pada periode-periode sebelumnya.
24.18 Entitas harus mengakui pemulihan kerugian penurunan
nilai untuk aset sesegera mungkin dalam laporan laba
rugi.
24.19 Setelah pemulihan kerugian penurunan nilai diakui, beban
penyusutan (amortisasi) aset untuk periode mendatang
harus disesuaikan untuk mengalokasikan jumlah tercatat
aset yang telah direvisi, dikurangi nilai residu (jika ada),
secara sistematis selama sisa umur manfaat aset.
Pengungkapan
24.20 Entitas harus mengungkapkan untuk masing-masing
kelompok aset, sebagai berikut:
(a) Jumlah kerugian penurunan nilai yang diakui dalam
laporan laba rugi selama periode tersebut dan pos
dari laporan laba rugi di mana kerugian penurunan
nilai tersebut termasuk di dalamnya.
(b) Jumlah dari pemulihan kerugian penurunan nilai yang
diakui dalam laporan laba rugi selama periode dan
pos dari laporan laba rugi di mana kerugian
penurunan nilai tersebut dipulihkan.
24.21 Entitas harus mengungkapkan total kerugian penurunan
nilai dan total pemulihan penurunan nilai yang diakui
selama periode berjalan untuk informasi yang tidak
dipisahkan yang diungkapkan, sebagai berikut:
(a) Kelompok utama aset yang dipengaruhi oleh
kerugian penurunan nilai dan kelompok utama aset
yang dipengaruhi oleh pemulihan kerugian penurun
nilai.

UKM.164

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) Kejadian dan kondisi utama yang menyebabkan


pengakuan kerugian penurunan nilai dan pemulihan
kerugian penurunan nilai tersebut.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.165

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 25
1
Imbalan Kerja
2
3
4 25.1 Imbalan kerja adalah semua bentuk yang diserahkan
oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan
5
oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen. Bab ini
6
diterapkan untuk empat jenis imbalan kerja:
7
(a) Imbalan kerja jangka pendek, adalah imbalan kerja
8
(selain imbalan pemutusan kerja) yang jatuh tempo
9
seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir
10
periode pekerja tersebut memberikan jasanya
11
(b) Imbalan pasca-kerja, adalah imbalan kerja (selain
12
imbalan pemutusan kerja) yang terutang setelah
13
penyelesaian masa kerja.
14
(c) Imbalan kerja jangka panjang lainnya, adalah
15
imbalan kerja (selain imbalan pasca-kerja dan
16
imbalan pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya
17
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah pekerja
18
tersebut memberikan jasanya, dan
19
(d) Imbalan pemutusan kerja, adalah imbalan kerja yang
20
terutang akibat:
21
(i) Keputusan entitas untuk memutus masa kerja
22
pekerja sebelum tanggal pensiun normal, atau
23
(ii) Keputusan pekerja untuk menerima
24
pemberhentian sukarela dengan pertukaran
25
berbagai imbalan.
26
27
28 25.2 Imbalan kerja juga termasuk kompensasi berbasis saham
(share-based payments) baik dalam bentuk instrumen
29
ekuitas (seperti saham atau opsi saham) atau kas atau
30
bentuk aset entitas lainnya dalam jumlah berdasarkan
31
harga saham entitas atau instrumen ekuitas entitas,
32
dengan kondisi spesifik tertentu yang dipenuhi, jika ada.
33
34
35
36
37
38
UKM.166

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Prinsip pengakuan umum untuk seluruh imbalan kerja


25. 3 Entitas harus mengakui biaya atas seluruh imbalan kerja
yang menjadi hak pekerja kepada entitas selama periode
berjalan:
(a) Sebagai kewajiban, setelah dikurangi jumlah yang
telah dibayar baik secara langsung kepada pekerja
atau sebagai kontribusi kepada dana imbalan kerja.
Jika pembayaran kontribusi melebihi kewajiban yang
timbul dari jasa sebelum tanggal pelaporan, entitas
harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset
dibayar dimuka yang akan mengurangi pembayaran
masa datang atau sebagai pengembalian kas.
(b) Sebagai beban, kecuali jika biaya:
(i) adalah termasuk biaya produksi persediaan
sesuai dengan Bab 12 Persediaan, atau
(ii) adalah termasuk biaya perolehan aset tetap
sesuai dengan Bab 16 Aset Tetap.
Imbalan kerja jangka pendek
Contoh
25.4 Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka
pendek seperti:
(a) Upah, gaji, dan kontribusi jaminan sosial;
(b) Kompensasi cuti jangka pendek (seperti cuti tahunan
dan cuti sakit) ketika cuti diprediksi akan terjadi
dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja
memberikan jasa terkait;
(c) Bagian keuntungan dan bonus yang terutang dalam
waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja
memberikan jasa terkait; dan
(d) Imbalan non-moneter (seperti perawatan kesehatan,
perumahan, mobil serta barang dan jasa gratis atau
subsidi) untuk pekerja saat ini.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.167

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengukuran imbalan kerja jangka pendek secara umum


25.5 Ketika pekerja memberikan jasa kepada entitas selama
periode pelaporan, entitas harus mengukur nilai yang
diakui sesuai dengan paragraf 25.3 pada nilai imbalan
kerja jangka pendek tanpa didiskonto yang diprediksi
akan dibayar sebagai pertukaran jasa kerja tersebut.
Pengakuan dan pengukuran kompensasi cuti jangka
pendek
25.6 Beberapa kompensasi cuti
jangka pendek
diakumulasikan. Contohnya cuti tahunan dan cuti sakit
yang bisa digeser ke periode berikutnya dan digunakan
untuk periode masa datang jika pekerja tidak
menggunakannya secara penuh pada periode berjalan.
Entitas harus mengakui taksiran biaya cuti berimbalan
yang dapat diakumulasi ketika pekerja memberikan
jasa yang meningkatkan hak mereka atas kompensasi
cuti masa datang. Entitas harus mengukur taksiran
akumulasi biaya kompensasi cuti pada jumlah tambahan
yang diperkirakan akan dibayar sebagai hasil tidak
digunakannya hak yang terakumulasi pada akhir periode
pelaporan. Entitas harus menyajikan cuti berimbalan yang
dapat diakumulasi yang tidak digunakan yang diprediksi
akan digunakan sebagai kewajiban lancar pada tanggal
pelaporan.
25.7 Entitas harus mengakui biaya kompensasi cuti (yang
tidak dapat diakumulasi) pada saat cuti terjadi. Entitas
harus mengukur biaya ini pada jumlah tanpa didiskonto
atas gaji dan upah yang dibayarkan atau terutang untuk
periode cuti .

UKM.168

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengakuan - bagi hasil (Profit-sharing) dan program


bonus
25.8 Entitas harus mengakui taksiran biaya untuk bagi hasil
dan pembayaran bonus hanya jika:
(a) entitas telah menyajikan kewajiban legal atau
kewajiban konstruktif untuk membuat
pembayaran sebagai hasil kejadian masa lalu (yang
berarti entitas tidak memiliki alternatif realistis
lainnya kecuali untuk melakukan pembayaran); dan
(b) estimasi kewajiban yang bisa diandalkan (reliable
estimate) dapat dilakukan
Imbalan pasca-kerja: perbedaan antara program iuran
pasti dan imbalan pasti
25.9 Imbalan pasca-kerja meliputi, misalnya:
(a) imbalan pemutusan kerja, seperti pensiun, dan
(b) imbalan pasca-kerja lainnya, seperti asuransi jiwa
dan perawatan kesehatan pasca-kerja
Perjanjian dimana entitas memberikan imbalan pascakerja adalah program imbalan pasca-kerja. Entitas harus
menerapkan bagian ini untuk semua perjanjian seperti
itu baik mereka terlibat atau tidak terlibat pendirian entitas
terpisah yang menerima iuran dan membayar imbalan.
Dalam beberapa kasus, perjanjian ini diwajibkan oleh
hukum dan bukan sekadar inisiatif entitas.
25.10 Program imbalan pasca-kerja diklasifikasikan sebagai
program iuran pasti atau program imbalan pasti,
tergantung substansi ekonomis atas program sebagai
turunan dari syarat dan kondisi pemberi kerja
(principal).
(a) iuran pasti adalah program imbalan pasca-kerja di
mana entitas membayar iuran tetap (fixed) ke dalam
(dana) entitas yang terpisah dan tidak memiliki
kewajiban legal atau konstruktif untuk membayar
iuran berikutnya atau melakukan pembayaran

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.169

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

langsung ke pekerja jika dana yang ada tidak cukup


1
untuk membayar seluruh imbalan pekerja terkait
2
dengan jasa mereka sekarang dan masa lampau.
3
Sehingga, jumlah imbalan pasca-kerja yang diterima
4
pekerja ditentukan atas jumlah iuran yang dibayar
5
entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) ke program
6
imbalan pasca-kerja atau perusahaan asuransi,
7
ditambah dengan hasil investasi yang ada atas iuran
8
tersebut.
9
(b) imbalan pasti adalah program imbalan pasca-kerja
10
selain iuran pasti. Dengan imbalan pasti, kewajiban
11
entitas adalah menyediakan imbalan yang telah
12
disepakati kepada pekerja sekarang dan
13
sebelumnya, dan risiko aktuarial (di mana imbalan
14
akan lebih besar dibandingkan yang diharapkan) dan
15
risiko investasi, secara substantif, ada pada entitas.
16
Jika aktuaris atau investasi lebih buruk dibandingkan
17
yang diharapkan, maka kewajiban entitas akan
18
meningkat.
19
20
21 Program multi-pekerja dan program pemerintah
22
23 25.11 Program multi-pekerja dan program pemerintah
diklasifikasikan sebagai iuran pasti atau imbalan pasti
24
berdasarkan persyaratan dari program tersebut, termasuk
25
setiap kewajiban konstruktif di luar persyaratan formal.
26
Akan tetapi, jika informasi yang memadai tidak tersedia
27
untuk menggunakan akuntansi imbalan pasti atas
28
program multi-pekerja yang ditentukan sebagai imbalan
29
pasti, entitas harus:
30
(a) mencatat program tersebut sesuai dengan paragraf
31
27.13 jika program tersebut ditentukan iuran pasti;
32
dan
33
(b) mengungkapkan fakta bahwa program tersebut
34
ditentukan sebagai imbalan pasti dan alasan
35
mengapa program tersebut di catat sebagai iuran
36
pasti, bersama dengan setiap informasi yang tersedia
37
38
UKM.170

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

tentang surplus atau defisit dan implikasinya, jika


ada, terhadap entitas.
Imbalan yang diasuransikan
25.12 Entitas boleh membayar premi asuransi untuk dana
program imbalan pasca-kerja. Entitas harus
memperlakukan program seperti ini sebagai iuran pasti,
kecuali entitas memiliki kewajiban legal atau konstruktif,
baik:
(a) untuk membayar imbalan kerja secara langsung
ketika jatuh tempo, atau
(b) untuk membayar jumlah tambahan jika perusahan
asuransi tidak membayar seluruh imbalan kerja masa
datang terkait dengan jasa pekerja sekarang dan
periode sebelumnya.
Kewajiban konstruktif dapat muncul secara tidak
langsung melalui program, melalui mekanisme untuk
penentuan premi masa datang, atau melalui pihak yang
mempunyai hubungan istimewa yang memiliki
hubungan dengan perusahaan asuransi. Jika entitas
memiliki kewajiban legal atau konstruktif seperti ini,
entitas harus memperlakukan program tersebut sebagai
imbalan pasti.
Imbalan pasca-kerja: Iuran pasti
Pengakuan dan pengukuran
25.13 Entitas harus mengakui utang iuran untuk periode
berjalan:
(a) sebagai kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah
yang telah dibayar. Jika pembayaran iuran melebihi
iuran yang terutang sebelum tanggal pelaporan,
entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai
aset.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.171

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) sebagai beban, kecuali biaya-biaya:


(i) adalah termasuk dalam biaya memproduksi
persediaan sesuai dengan Bab 12 Persediaan;
atau
(ii) adalah termasuk biaya aset tetap sesuai dengan
Bab 16 Aset Tetap.
Imbalan pasca-kerja: Imbalan pasti
Pengakuan
25.14 Dalam menerapkan prinsip pengakuan umum dalam
paragraf 25.3 untuk imbalan pasti, entitas:
(a) mengakui utang atas kewajiban imbalan pasti pada
nilai bersih asetpada kewajiban imbalan pasti
(lihat paragraf 25.15-25.20); dan
(b) mengakui perubahan bersih dalam kewajiban
tersebut selama periode sebagai biaya imbalan pasti
selama periode tersebut (lihat paragraf 25.21-25.25)
Pengukuran kewajiban imbalan pasti
25.15 Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti untuk
kewajiban di bawah program imbalan pasti pada nilai
bersih dari total jumlah-jumlah berikut:
(a) nilai kini atas kewajiban dibawah imbalan pasti
(disebut kewajiban imbalan pasti) pada tanggal
pelaporan (paragraf 25.17 memberikan petunjuk
cara mendiskonto), dikurangi;
(b) nilai wajar pada tanggal pelaporan aset program
(jika ada) yang digunakan untuk menutup secara
langsung kewajiban tersebut. Paragraf 11.14-11.17
memberikan persyaratan untuk menentukan nilai
wajar aset program yang berbentuk aset keuangan.

UKM.172

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Diskonto
25.16 Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti dengan
menggunakan nilai kini yang didiskontokan. Entitas harus
menentukan tingkat suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan pembayaran masa datang berdasarkan
referensi suku bunga pasar obligasi perusahaan dengan
kualitas tinggi pada tanggal pelaporan. Di negara yang
tidak terdapat pasar untuk obligasi sejenis itu, entitas
harus menggunakan suku bunga pasar obligasi
pemerintah pada tanggal pelaporan. Mata uang dan
persyaratan obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah
harus konsisten dengan mata uang dan periode estimasi
pembayaran masa datang.
Metode penilaian aktuaria
25.17 Entitas menerapkan metode penilaian aktuaria
dengan menggunakan upah kini dan dialokasikan
secara garis lurus dalam menentukan kewajiban
imbalan pasti dan terkait dengan biaya jasa sekarang
dan, jika ada, biaya jasa masa lalu.
Pengumuman program, perubahan, pengurangan, dan
penyelesaian
25.18 Jika imbalan pasti sudah diumumkan atau diubah dalam
periode sekarang, entitas harus menaikkan atau
menurunkan kewajiban imbalan pastinya untuk
merefleksikan perubahan, dan harus mengakui kenaikan
(penurunan) sebagai beban (penghasilan) dalam
mengukur laba rugi. Sebaliknya, jika program mengalami
penurunan (misalnya imbalan atau kelompok pekerja
yang dilindungi berkurang) atau diselesaikan (kewajiban
pemberi kerja telah selesai dilaksanakan), kewajiban
imbalan pasti harus diturunkan atau dieliminasi, dan
entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.173

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Aset program imbalan pasti


25.19 Jika kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan lebih
kecil dibandingkan nilai wajar aset program pada tanggal
tersebut, maka program mengalami surplus. Entitas
harus mengakui surplus tersebut sebagai aset program
imbalan pasti hanya jika surplus tersebut bisa dipulihkan
melalui pengurangan iuran masa datang atau melalui
pengembalian dana.
Biaya program imbalan pasti
25.20 Entitas harus mengakui perubahan bersih atas kewajiban
imbalan pasti selama periode berjalan, selain perubahan
yang terkait dengan imbalan yang dibayarkan kepada
pekerja selama periode atau iuran yang jatuh tempo dari
pemberi kerja, sebagai biaya imbalan pasti selama
periode berjalan. Biaya tersebut diakui dalam laba rugi,
kecuali:
(a) termasuk dalam biaya memproduksi persediaan
sesuai dengan Bab 12 Persediaan; atau
(b) termasuk aset tetap sesuai dengan Bab 16 Aset
Tetap
25.21 Perubahan bersih dalam kewajiban imbalan pasti yang
diakui sebagai biaya program imbalan pasti termasuk:
(a) perubahan dalam kewajiban imbalan pasti yang
muncul dari jasa yang diberikan pekerja selama
periode pelaporan;
(b) bunga atas kewajiban imbalan pasti (defined
benefit obligation) selama periode pelaporan;
(c) pendapatan atas setiap aset program dan perubahan
bersih dalam nilai wajar atas hak penggantian yang
diakui (lihat paragraf 27.26) selama periode
pelaporan;
(d) keuntungan dan kerugian aktuarial selama periode
pelaporan;

UKM.174

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(e) kenaikan atau penurunan dalam kewajiban imbalan


1
pasti akibat dari pengenalan program baru atau
2
merubah program yang telah ada selama periode
3
pelaporan (lihat paragraf 27.19); dan
4
(f) penurunan dalam kewajiban imbalan pasti akibat dari
5
pengurangan atau penyelesaian program yang telah
6
ada selama periode pelaporan (lihat paragraf 27.19)
7
8
9 25.22 Jasa pekerja akan memberikan kenaikan pada kewajiban
program imbalan pasti meskipun imbalan tersebut
10
bersifat kondisional terhadap pekerjaan pada masa
11
datang (dengan kata lain, belum pasti vested). Jasa
12
pekerja sebelum tanggal tertentu memberikan kenaikan
13
pada kewajiban konstruktif karena, pada setiap tanggal
14
pelaporan, jumlah atas jasa masa mendatang yang
15
pekerja akan diberikan sebelum menjadi imbalan
16
berkurang. Dalam mengukur kewajiban imbalan pasti17
nya, entitas harus memperhatikan kemungkinan bahwa
18
sebagian pekerja tidak puas dengan persyaratan tertentu.
19
Sama halnya, meski sebagian imbalan pasca-kerja,
20
sebagai contoh, imbalan kesehatan pasca-kerja, menjadi
21
terutang hanya jika kejadian spesifik terjadi ketika pekerja
22
tidak lagi dipekerjakan, maka suatu kewajiban dibentuk
23
ketika pekerja memberikan jasanya yang akan
24
menyediakan hak atas imbalan tersebut jika kejadian
25
spesifiknya terjadi. Kemungkinan bahwa kejadian
26
spesifik akan terjadi mempengaruhi pengukuran
27
kewajiban, tapi tidak menentukan apakah kewajiban itu
28
ada atau tidak.
29
30
31 25.23 Jika imbalan pasti didasarkan pada gaji masa datang,
entitas harus mengukur kewajban imbalan pastinya
32
berdasarkan basis yang merefleksikan estimasi kenaikan
33
gaji masa datang.
34
35
36 25.24 Jika imbalan pasti berkurang sejumlah yang dibayarkan
kepada pekerja dalam program yang disponsori
37
pemerintah, entitas harus mengukur kewajiban imbalan
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.175

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

pastinya berdasarkan basis yang merefleksikan utang di


bawah program pemerintah, tapi hanya jika:
(a) program tersebut diluncurkan sebelum tanggal
pelaporan; atau
(b) kejadian masa lampau, atau bukti lainnya yang bisa
diandalkan, menunjukkan bahwa imbalan dari
pemerintah akan berubah, sebagai contoh, terkait
dengan perubahan masa datang dalam level harga
atau level gaji.
Penggantian
25.25 Jika entitas secara nyata yakin bahwa pihak lain akan
mengganti sebagian atau seluruh biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan kewajiban imbalan pasti, entitas
harus mengakui haknya untuk mendapatkan penggantian
sebagai aset yang terpisah. Entitas harus mengukur aset
tersebut pada nilai wajar. Dalam laporan laba rugi, beban
yang terkait dengan imbalan pasti akan disajikan sejumlah
nilai bersih yang diakui untuk penggantian.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
25.26 Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka
panjang lainnya, sebagai contoh:
(a) kompensasi cuti jangka panjang seperti cuti
pengabdian atau cuti perayaan hari raya;
(b) perayaan hari ulang tahun entitas atau imbalan jasa
jangka panjang lainnya;
(c) imbalan cacat jangka panjang;
(d) bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau
lebih setelah akhir periode di mana pekerja
memberikan jasa terkait; dan
(e) kompensasi yang ditunda yang dibayar 12 bulan atau
lebih setelah akhir periode kompensasi tersebut
diperoleh

UKM.176

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

25.27 Entitas harus mengakui kewajiban untuk imbalan kerja


jangka panjang lainnya yang diukur pada nilai bersih dari
total jumlah berikut:
(a) nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal
pelaporan, dikurangi
(b) nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan
(jika ada) diluar kewajiban yang akan diselesaikan
secara langsung. Entitas harus mengakui perubahan
dalam kewajiban sesuai dengan paragraf 27.21
Imbalan pemutusan kerja
25.28 Entitas mungkin saja diwajibkan, oleh undang-undang,
oleh kontrak atau oleh perjanjian lainnya dengan pekerja
atau perwakilan pekerja atau oleh kewajiban konstruktif
berdasarkan praktik bisnis, kebiasaan atau keinginan
untuk bertindak adil, untuk melakukan pembayaran (atau
menyediakan imbalan lainnya) pada pekerja ketika
memutus masa kerja mereka. Pembayaran seperti ini
adalah imbalan pemutusan kerja.
Pengakuan
25.29 Karena imbalan pemutusan kerja tidak memberikan
entitas manfaat ekonomis masa datang, entitas harus
segera mengakuinya sebagai beban dalam laba dan rugi.
25.30 Ketika entitas mengakui imbalan pemutusan kerja, entitas
juga mencatat pengurangan atas imbalan pensiun atau
imbalan kerja lainnya.
25.31 Entitas harus mengakui imbalan pemutusan kerja sebagai
kewajiban dan beban hanya ketika entitas mampu
menunjukkan komitmen, baik:
(a) memutus masa kerja pekerja atau sekelompok
pekerja sebelum masa pensiun normal mereka; atau

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.177

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) memberikan imbalan pemutusan kerja sebagai akibat


penawaran yang dibuat dalam rangka pengurangan
jumlah pekerja secara sukarela.
25.32 Entitas dianggap mampu menunjukkan komitmen untuk
melakukan pemutusan hanya ketika entitas memiliki
program formal yang detail untuk melakukan pemutusan
kerja dan tanpa kemungkinan realistis penarikan program
tersebut.
Pengukuran
25.33 Entitas harus mengukur imbalan pemutusan kerja pada
estimasi terbaik beban yang akan dibutuhkan untuk
menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Dalam
kasus penawaran pengurangan pekerja secara sukarela,
pengukuran imbalan pemutusan kerja harus berdasarkan
jumlah pekerja yang diharapkan akan menerima tawaran
tersebut.
25.34 Ketika imbalan pemutusan kerja terutang lebih dari 12
bulan setelah akhir periode pelaporan, nilainya harus
diukur pada nilai kini yang didiskontokan.
Pengungkapan
Pengungkapan imbalan kerja jangka pendek
25.35 Bagian ini tidak mensyaratkan secara spesifik
pengungkapan imbalan kerja jangka pendek.
Pengungkapan program iuran pasti
25.36 Entitas harus mengungkapkan jumlah biaya iuran pasti
untuk periode dan jumlah (a) yang diakui dalam laporan
laba rugi sebagai beban dan (b) termasuk dalam biaya
aset.

UKM.178

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Pengungkapan program imbalan pasti


2
3 25.37 Entitas harus mengungkapkan informasi berikut tentang
imbalan pasti:
4
(a) penjelasan umum jenis program, termasuk kebijakan
5
pendanaan;
6
(b) kebijakan akuntansi entitas untuk mengakui
7
keuntungan dan kerugian aktuarial dan jumlah atas
8
keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui
9
selama periode berjalan;
10
(c) rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kewajiban
11
imbalan pasti yang menunjukkan keuntungan dan
12
kerugian aktuarial yang diakui selama periode;
13
(d) analisis kewajiban imbalan pasti hingga jumlah14
jumlah yang muncul dari program yang seluruhnya
15
belum didanai dan jumlah-jumlah yang muncul dari
16
program yang semuanya atau sebagian sudah
17
didanai.
18
(e) rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir atas nilai
19
wajar aset program dan saldo awal dan saldo akhir
20
setiap hak reimbursement yang diakui sebagai aset,
21
ditunjukkan secara terpisah, jika ada:
22
(i) iuran oleh pemberi kerja;
23
(ii) iuran oleh peserta program;
24
(iii) imbalan yang dibayarkan; dan
25
(iv) perubahan lainnya dalam aset program.
26
(f) total biaya terkait imbalan pasti yang diakui dalam
27
laba rugi sebagai beban untuk periode berjalan, dan
28
pos-pos yang terkait
29
(g) total biaya terkait dengan program imbalan pasti
30
selama periode berjalan yang:
31
(i) termasuk dalam biaya memproduksi persediaan
32
sesuai dengan Bab 12;
33
(ii) termasuk biaya aset tetap sesuai dengan Bab
34
16.
35
(h) untuk setiap kategori besar aset program, dimana
36
seharusnya termasuk, tapi tidak terbatas, instrumen
37
ekuitas, instrumen utang, properti, dan semua aset
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.179

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

lainnya, persentase dan jumlah masing-masing


kategori tersebut berdasarkan nilai wajar aset
program.
(i) Jumlah-jumlah yang termasuk nilai wajar aset
program untuk:
(i) Masing-masing kategori instrumen keuangan
yang dimiliki entitas; dan
(ii) Setiap properti yang dikuasai oleh, atau aset
lainnya yang digunakan oleh, entitas;
(j) Pengembalian aktual aset program; dan
(k) Asumsi aktuarial prinsipal yang digunakan,
termasuk, jika ada:
(i) suku bunga diskonto;
(ii) tingkat pengembalian yang diharapkan atas
setiap aset program untuk periode yang disajikan
dalam laporan keuangan;
(iii) perkiraan tingkat kenaikan gaji; dan
(iv) tingkat kecenderungan kenaikan biaya
kesehatan.
Pengungkapan imbalan jangka panjang lainnya
25.38 Untuk setiap kategori imbalan jangka panjang lainnya
yang diberikan oleh entitas kepada pekerja, entitas harus
mengungkapkan sifat imbalan, jumlah atas kewajiban
tersebut dan status pendanaan pada tanggal pelaporan,
dan jumlah setiap keuntungan atau kerugian aktuarial
yang muncul dalam periode sekarang dan kebijakan
akuntansi untuk semacam keuntungan dan kerugian
aktuarial tersebut.
Pengungkapan imbalan pemutusan kerja
25.39 Untuk setiap kategori imbalan pemutusan kerja yang
entitas berikan kepada pekerja, entitas harus
mengungkapkan sifat, kebijakan akuntansinya, dan jumlah
atas kewajiban dan status pendanaan pada tanggal
pelaporan.

UKM.180

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 25.40 Ketika terdapat ketidakpastian tentang jumlah pekerja


yang akan menerima tawaran imbalan pemutusan kerja,
2
maka kewajiban kontinjen muncul. Bab 20 Penyisihan
3
dan Kontijensi mensyaratkan entitas untuk
4
mengungkapkan informasi tentang kewajiban kontijensi
5
kecuali kemungkinan terjadinya penyelesaian kecil sekali
6
(remote).
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.181

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 26
Pajak Penghasilan
26.1 Untuk tujuan Standar ini, pajak penghasilan termasuk
seluruh pajak domestik dan luar negeri sebagai dasar
penghasilan kena pajak. Pajak penghasilan juga
termasuk pajak-pajak, seperti pemungutan pajak
penghasilan, yang terutang oleh entitas anak, entitas
asosiasi atau joint venture sama dalam pembagian
penghasilan ke entitas pelapor.
Pengakuan kewajiban pajak kini dan aset pajak kini
26.2 Suatu entitas harus mengakui suatu kewajiban atas
seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah
dibayar untuk periode berjalan dan periode sebelumnya
melebihi jumlah yang terutang untuk periode tersebut,
entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset.
26.3 Suatu entitas harus mengakui suatu aset untuk manfaat
terkait atas saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan
untuk kewajiban pajak kini dan periode sebelumnya.
Pengukuran
Pengukuran aset dan kewajiban pajak kini
26.4 Suatu entitas harus mengukur kewajiban (aset) pajak
kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya, dan
beban (manfaat) pajak terkait, pada jumlah yang
diharapkan akan dibayar kepada (dipulihkan oleh) otoritas
pajak, dengan menggunakan tarif pajak (dan undangundang pajak) yang berlaku atau secara substantif pada
tanggal pelaporan.

UKM.182

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Pengungkapan
2
3 26.5 Suatu entitas harus mengungkapkan secara terpisah
komponen-komponen besar beban (manfaat) pajak.
4
Komponen tersebut, termasuk:
5
(a) beban (manfaat) pajak kini;
6
(b) setiap penyesuaian yang diakui dalam periode
7
berjalan dan untuk periode sebelumnya; dan
8
(d) jumlah beban (manfaat) terkait pada perubahan
9
dalam tarif pajak atau pemberlakuan pajak baru.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.183

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 27
Transaksi dalam Mata Uang Asing
27.1. Bab ini mengatur bagaimana menyajikan transaksi dalam
mata uang asing. Akuntansi untuk instrumen
keuangan yang didenominasi dalam mata uang asing.
Pelaporan transaksi mata uang asing dalam mata uang
fungsional
Pengakuan awal
27.2 Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang
didenominasi atau harus diselesaikan dalam mata uang
asing, yang meliputi transaksi yang timbul pada saat
entitas:
(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang
harganya didenominasi dalam mata uang asing;
(b) meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah
utang atau piutang yang didenominasi dalam mata
uang asing; atau
(c) memperoleh atau melepas aset, atau terjadinya atau
penyelesaian kewajiban, yang didenominasi dalam
mata uang asing.
27.3 Entitas harus mencatat transaksi mata uang asing, pada
pengakuan awal dalam mata uang fungsional, untuk
sejumlah mata uang asing dengan menggunakan kurs
tukar spot antara mata uang fungsional dan mata uang
asing tersebut pada tanggal transaksi.
27.4 Tanggal transaksi adalah tanggal dimana transaksi
pertama kali memenuhi syarat pengakuan sesuai dengan
Standar ini. Untuk tujuan praktis, kurs tukar yang
mendekati kurs sebenarnya pada tanggal transaksi sering
digunakan, sebagai contoh, kurs rata-rata selama
seminggu atau sebulan dapat digunakan untuk seluruh
transaksi dalam setiap transaksi mata uang asing yang

UKM.184

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

terjadi selama periode tersebut. Namun demikian, jika


kurs tukar berfluktuasi secara signifikan, penggunaan
kurs rata-rata untuk periode tersebut kurang tepat.
Pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya
27.5 Pada akhir setiap periode pelaporan, entitas harus:
(a) menjabarkan transaksi moneter dalam mata uang
asing meng-gunakan kurs penutup;
(b) menjabarkan transaksi non-moneter yang diukur
dengan biaya perolehan historis dalam mata uang
asing menggunakan kurs tukar pada tanggal
transaksi; dan
(c) menjabarkan transaksi non-moneter yang diukur
dengan nilai wajar dalam mata uang asing
menggunakan nilai tukar pada saat nilai wajar
ditentukan.
27.6 Entitas harus mengakui, laba atau rugi pada periode
terjadinya, selisih kurs yang timbul atas penyelesaian
transaksi moneter atau atas penjabaran transaksi
moneter pada kurs yang berbeda dengan kurs
penjabaran pada pengakuan awal selama periode
berjalan atau dalam laporan keuangan sebelumnya.
27.7 Pada saat keuntungan atau kerugian transaksi nonmoneter diakui secara langsung dalam ekuitas, entitas
harus mengakui komponen keuntungan atau kerugian
dari pertukaran secara langsung dalam ekuitas.
Sebaliknya, pada saat keuntungan atau kerugian
transaksi non-moneter diakui dalam laba atau rugi, entitas
harus mengakui komponen keuntungan atau kerugian
dari pertukaran tersebut dalam laba atau rugi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.185

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 Pengungkapan
2
3 27.8 Entitas harus mengungkapkan:
(a) mata uang yang disajikan dalam laporan keuangan;
4
dan
5
(b) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba atau rugi
6
kecuali yang timbul atas instrumen keuangan yang
7
diukur berdasarkan nilai wajar melalui laporan laba
8
rugi sesuai dengan Bab 11.
9
10
11 27.9 Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau
informasi keuangan lainnya dalam mata uang yang
12
berbeda dengan mata uang fungsional atau mata uang
13
penyajiannya (sebagai contoh, suatu penjabaran yang
14
memadai atas semua nilai yang menggunakan kurs
15
penutupan), maka entitas harus:
16
(a) secara jelas mengidentifikasi informasi sebagai
17
tambahan informasi untuk membedakan hal tersebut
18
dengan informasi yang sesuai dengan Standar ini;
19
(b) mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam
20
informasi tambahan yang diberikan; dan
21
(c) mengungkapkan mata uang fungsional dan metode
22
penjabaran yang digunakan untuk menentukan
23
informasi tambahan.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.186

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 28
Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan
28.1 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan adalah
peristiwa peristiwa, baik yang menguntungkan maupun
yang menimbulkan kerugian yang terjadi setelah akhir
periode pelaporan, tetapi sebelum laporan keuangan
diterbitkan. Ada dua jenis peristiwa setelah akhir periode
pelaporan, yaitu:
(a) Peristiwa-peristiwa yang memberikan bukti atas
kondisi yang telah terjadi pada akhir periode
pelaporan (peristiwa-peristiwa setelah akhir periode
pelaporan yang memerlukan penyesuaian).
(b) Peristiwaperistiwa yang memberikan bukti atas
kondisi yang tidak terdapat pada akhir periode
pelaporan, namun terdapat setelah akhir periode
pelaporan (peristiwa-peristiwa setelah akhir periode
pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian).
28.2 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan meliputi seluruh
peristiwa yang terjadi hingga ketika laporan keuangan
diterbitkan, sekalipun peristiwa-peristiwa tersebut terjadi
setelah tanggal pengumuman laba atau informasi
informasi keuangan tertentu lainnya ke publik.
Pengakuan dan Pengukuran
Penyesuaian atas peristiwa setelah akhir periode
pelaporan
28.3 Entitas harus membuat penyesuaian terhadap nilai-nilai
dalam laporan keuangan termasuk pengungkapanpengungkapan tertentu, untuk mencerminkan
penyesuaian atas peristiwa setelah akhir periode
pelaporan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.187

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

1 28.4 Contoh-contoh berikut ini adalah penyesuaian atas


peristiwa setelah tanggal laporan keuangan yang
2
mengharuskan adanya penyesuaian atas jumlah yang
3
diakui dalam laporan keuangan, atau diakui jika
4
sebelumnya belum diakui:
5
(a) penyelesaian kasus pengadilan yang terjadi setelah
6
akhir periode pelaporan, yang memutuskan entitas
7
memiliki kewajiban dengan nilai kini pada akhir
8
periode pelaporan. Penyesuaian dilakukan atas
9
penyisihan terkait untuk kasus pengadilan tersebut
10
sesuai dengan Bab 20 Penyisihan dan Kontinjensi
11
atau penyisihan yang baru diakui. Entitas tidak hanya
12
mengungkapkan kewajiban kontinjensi karena
13
penyelesaian tersebut memberikan tambahan bukti
14
yang harus dipertimbangkan sesuai dengan Bab 20
15
(b) penerimaan informasi setelah akhir periode
16
pelaporan yang mengindikasikan suatu aset telah
17
mengalami penurunan nilai pada akhir periode
18
pelaporan, atau jumlah pengakuan kerugian
19
penurunan nilai sebelumnya harus disesuaikan.
20
Misalnya:
21
(i) kebangkrutan suatu pelanggan yang terjadi
22
setelah tanggal laporaan keuangan biasanya
23
menegaskan kerugian piutang dagang yang ada
24
pada tanggal laporan keuangan dan jumlah
25
tercatat piutang dagang harus disesuaikan; dan
26
(ii) penjualan persediaan setelah akhir periode
27
pelaporan yang dapat memberikan bukti
28
tentang harga jual pada akhir periode pelaporan.
29
(c) penentuan biaya perolehan aset yang dibeli atau
30
hasil penjualan aset sebelum akhir periode pelaporan
31
(d) penentuan jumlah bagi hasil atau pembayaran bonus,
32
jika entitas memiliki kewajiban hukum atau
33
kewajiban konstruktif pada akhir periode
34
pelaporan, dimana pembayaran tersebut sebagai
35
akibat dari peristiwa sebelum tanggal pelaporan
36
(lihat Bab 26 Imbalan Kerja).
37
38
UKM.188

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(e) penemuan kecurangan atau kesalahan yang


menunjukkan kesalahan laporan keuangan.
(f) Permulaan tuntutan hukum yang besar yang timbul
semata-mata setelah akhir periode pelaporan.
Peristiwaperistiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
setelah akhir periode pelaporan
28.5 Jumlah-jumlah yang diakui atas peristiwa yang tidak
memerlukan penyesuaian setelah akhir periode pelaporan
tidak boleh diakui dalam laporan keuangan
28.6 Contoh dari peristiwa-peristiwa yang tidak memerlukan
penyesuaian setelah akhir periode pelaporan adalah
penurunan harga pasar investasi antara akhir periode
pelaporan dan akhir periode pelaporan diterbitkan.
Penurunan harga pasar tidak selalu secara normal
berhubungan dengan kondisi investasi pada akhir periode
pelaporan, tetapi mungkin saja menggambarkan kondisi
yang timbul setelahnya. Oleh karena itu entitas tidak boleh
melakukan penyesuaian atas jumlah-jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan atas investasi tersebut.
Demikian halnya entitas juga tidak diperkenankan
memutahirkan pengungkapan jumlah-jumlah investasi
tersebut pada akhir periode pelaporan, walupun mungkin
perlu membuat pengungkapan tambahan sehubungan
dengan paragraf 32.9
Dividen
28.7 Apabila entitas mengumumkan dividen kepada
pemegang saham pada akhir periode pelaporan, entitas
tidak diperkenankan mengakui pengumuman dividen
tersebut sebagai kewajiban pada akhir periode pelaporan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.189

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengungkapan
Tanggal penyelesaian laporan keuangan
28.8 Entitas harus mengungkapkan tanggal penyelesaian
laporan keuangan.
Peristiwa-peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
setelah tanggal laporaan keuangan
28.9 Entitas harus mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang
tidak memerlukan penyesuaian setelah akhir periode
pelaporan sebagai berikut:
(a) sifat-sifat dari peristiwa tersebut; dan
(b) estimasi dampak keuangan peristiwa tersebut atau
Pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat
dilakukan.
28.10 Berikut ini adalah contoh-contoh peristiwa yang tidak
memerlukan penyesuaian setelah akhir periode pelaporan
yang pada umumnya memerlukan pengungkapan:
(a) penggabungan usaha utama (Bab 18
Penggabungan
Usaha
menghendaki
pengungkapan khusus dalam kasus tersebut) atau
pelepasan entitas anak yang utama.
(b) pengumuman rencana penghentian operasi.
(c) pembelian aset utama, pelepasan aset lainnya, atau
pengambilalihan aset utama oleh pemerintah.
(d) kerusakan pabrik produksi utama akibat kebakaran.
(e) pengumuman atau implementasi awal atas
restrukturisasi utama.
(f) transaksi saham yang biasa atau transaksi saham
yang biasanya potensial.
(g) perubahan harga aset atau kurs valas secara tidak
normal.
(h) Kewajiban atas komitmen atau kewajiban kontinjensi
yang signifikan, misalnya dengan penerbitan garansi
yang signifikan

UKM.190

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 29
1
Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan
2
Istimewa
3
4
5 29.1 Bab ini mensyaratkan entitas untuk memberikan
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan
6
keuangannya untuk memberi perhatian pada
7
kemungkinan posisi keuangan dan laba atau rugi
8
entitas dipengaruhi oleh adanya pihak yang
9
mempunyai hubungan istimewa serta oleh transaksi
10
dan saldo yang belum diselesaikan dengan pihak-pihak
11
seperti itu.
12
13
14 29.2 Dalam mempertimbangkan setiap kemungkinan
hubungan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
15
istimewa, entitas harus menilai dari substansi hubungan
16
dan bukan semata-mata dari bentuk hukum.
17
18
19 29.3 Dalam konteks Standar ini, pihak-pihak berikut tidak
dianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan
20
istimewa:
21
(a) dua entitas yang memiliki satu direktur atau anggota
22
personel manajemen kunci secara umum, tetapi tidak
23
memenuhi ketentuan (d) dan (f) dalam definisi
24
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
25
(b) dua pengusaha (venturer) karena mereka berbagi
26
pengendalian bersama atas usaha bersama
27
(joint venture).
28
(c) pihak-pihak berikut dalam pelaksanaan urusan
29
normal dengan entitas (meskipun pihak-pihak
30
tersebut dapat memengaruhi kebebasan entitas atau
31
ikut serta dalam proses pengambilan keputusan):
32
(i) penyandang dana;
33
(ii) serikat dagang;
34
(iii) entitas pelayanan umum (public utilities); dan
35
(iv) departemen dan instansi pemerintah.
36
(d) satu pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba
37
(franchise), distributor atau perwakilan/agen umum
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.191

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

dengan siapa suatu entitas mengadakan transaksi


usaha dengan volume yang signifikan, semata-mata
berdasar atas akibat ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh kondisi tertentu.
Pengungkapan
Pengungkapan hubungan
29.4 Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus
diungkapkan, walaupun ada atau tidak terdapat transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Nama entitas induk dan pihak pengendali harus
diungkapkan dan, jika berbeda, maka diungkapkan pihak
pengendali terakhir. Jika entitas induk dan pihak
pengendali tidak membuat laporan keuangan yang
tersedia untuk publik, maka nama entitas induk
berikutnya yang menyediakan laporan keuangan untuk
publik (jika ada) harus diungkapkan
Pengungkapan kompensasi manajemen kunci
29.5 Personel manajemen kunci adalah orang yang memiliki
otoritas dan tanggung jawab untuk merencanakan,
mengarahkan dan mengendalikan aktivitas entitas, secara
langsung atau tidak langsung, termasuk direksi entitas
tersebut. Kompensasi meliputi semua imbalan kerja
(seperti yang didefinisikan di Bab 26 Imbalan Kerja).
Imbalan kerja termasuk semua bentuk beban yang
dibayarkan, terutang atau disediakan oleh entitas, atau
atas nama entitas (contoh, oleh entitas induknya atau
oleh pemegang sahamnya) dalam pertukaran untuk jasa
yang diberikan kepada entitas. Juga termasuk beban yang
dibayarkan atas nama entitas induk.
29.6 Kompensasi personel manajemen kunci harus
diungkapkan secara total dan untuk setiap kategori
berikut:

UKM.192

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

(a)
(b)
(c)
(d)

ED SAK UKM

imbalan kerja jangka pendek;


imbalan pascakerja;
imbalan kerja jangka panjang lainnya; dan
imbalan pemutusan kerja.

Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
29.7 Transaksi pihak yang mempunyai hubungan
istimewa adalah pengalihan sumber daya, jasa atau
kewajiban antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, terlepas dari harga yang dibebankan. Contohcontoh berikut adalah transaksi pihak yang mempunyai
hubungan istimewa yang biasanya terjadi pada UKM,
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
(a) transaksi antara suatu entitas dengan pemilik
utamanya.
(b) transaksi antara suatu entitas dengan entitas lain
dimana kedua entitas tersebut di bawah
pengendalian bersama dari suatu entitas atau
individu.
(c) transaksi dimana suatu entitas atau individu yang
mengendalikan entitas pelapor, yang menyebabkan
terjadinya beban secara langsung, bukan ditanggung
oleh entitas pelapor.
29.8 Jika terdapat transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, harus diungkapkan sifat
dari hubungan tersebut, juga informasi yang diperlukan
tentang transaksi tersebut dan saldonya untuk memahami
akibat potensial hubungan tersebut terhadap laporan
keuangan. Persyaratan pengungkapan ini merupakan
tambahan persyaratan pengungkapan dalam paragraf
33.6 untuk mengungkapkan kompensasi personel
manajemen kunci. Sekurang-kurangnya, pengungkapan
harus meliputi:
(a) jumlah transaksi;
(b) jumlah saldo dan:

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.193

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(i) syarat dan kondisinya, meliputi apakah dijamin,


1
dan sifat beban yang disediakan dalam
2
penyelesaian; dan
3
(ii) rincian jaminan yang diberikan atau diterima;
4
(c) penyisihan kerugian piutang tidak tertagih terkait
5
dengan jumlah saldo piutang; dan
6
(d) beban diakui dalam periode yang berkaitan dengan
7
piutang ragu-ragu yang jatuh tempo dari pihak yang
8
mempunyai hubungan istimewa.
9
10
11 29.9 Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam paragraf 33.8
harus dibuat secara terpisah untuk setiap kategori:
12
(a) entitas induk;
13
(b) entitas yang memiliki pengendalian bersama atau
14
pengaruh signifikan atas entitas tersebut;
15
(c) entitas anak;
16
(d) entitas asosiasi;
17
(e) joint venture;
18
(f) personel manajemen kunci entitas dan entitas
19
induknya (secara agregat); dan
20
(g) pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.
21
22
23 29.10 Contoh-contoh transaksi berikut harus diungkapkan jika
dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan
24
istimewa:
25
(a) pembelian atau penjualan barang (jadi atau belum
26
jadi);
27
(b) pembelian atau penjualan properti dan aset lainnya;
28
(c) pemberian atau penerimaan jasa;
29
(d) sewa (lease);
30
(e) pengalihan riset dan pengembangan;
31
(f) pengalihan dalam perjanjian lisensi;
32
(g) pengalihan dalam perjanjian keuangan (termasuk
33
pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk kas
34
atau bentuk lainnya);
35
(h) ketentuan penjaminan atau agunan;
36
(i) penyelesaian kewajiban atas nama entitas atau oleh
37
entitas atas nama pihak lain; dan
38
UKM.194

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

(j) partisipasi oleh entitas induk atau entitas anak dalam


1
program manfaat pasti yang berbagi risiko antar
2
kelompok entitas.
3
4
5 29.11 Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dibuat dalam syarat
6
yang ekuivalen dengan transaksi pertukaran antara pihak
7
yang paham dan berkeinginan melakukan transaksi
8
dengan wajar (arms length transactions) kecuali dapat
9
dibenarkan.
10
11
12 29.12 Hal-hal yang sejenis dapat diungkapkan secara agregat
kecuali diperlukan pengungkapan terpisah untuk
13
pemahaman akibat transaksi pihak yang mempunyai
14
hubungan istimewa dalam laporan keuangan.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.195

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 30
Industri Khusus
Agrikultur
30.1 Entitas yang menggunakan Standar ini yang terlibat dalam
aktivitas agrikultur harus menentukan untuk setiap aset
biolojiknya apakah nilai wajarnya tersedia untuk dapat
ditentukan tanpa memperhatikan biaya atau usahanya:
(a) Entitas harus mengukur biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Pengungkapan berikut harus
dilakukan untuk aset biolojik:
(i) deskripsi aset biolojik;
(ii) metode penyusutan yang digunakan;
(iii) umur manfaat atau tarif penyusutan yang
digunakan; dan
(iv) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(secara agregat dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
Hasil agrikultur yang dipanen dari aset biolojik harus
diukur pada nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya untuk
menjualnya pada saat panen.
Industri ekstraktif
30.2 Entitas yang menggunakan Standar ini yang terlibat dalam
eksplorasi, evaluasi atau ekstraksi sumber daya mineral
harus mengakui pengeluaran eksplorasi sebagai beban pada
periode terjadinya.
Asuransi
30.3 Karena suatu asuransi memegang aset dalam kapasitas
fiduciary capacity untuk suatu kelompok luas pihak luar,
maka asuransi mempunyai tanggung jawab publik, sehingga
tidak termasuk dalam definisi UKM. Standar ini tidak
ditujukan untuk, dan tidak boleh digunakan oleh asuransi.

UKM.196

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Bab 31
Operasi yang Dihentikan dan Aset yang Dimiliki untuk
Dijual
Operasi yang dihentikan
31.1 Suatu operasi yang dihentikan adalah komponen suatu
entitas yang akan dilepaskan, atau diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual, dan
(a) mencerminkan suatu lini usaha utama atau wilayah
operasi geografis utama yang terpisah;
(b) merupakan bagian dari suatu rencana tunggal
tertentu yang terkoordinasi untuk melepas suatu lini
usaha utama atau wilayah operasi geografis; atau
(c) adalah entitas anak yang diperoleh secara eksklusif
untuk dijual kembali.
Penyajian dan pengungkapan
31.2 Entitas harus mengungkapkan:
(a) suatu jumlah pada laporan laba rugi yang berisi total
dari:
(i) keuntungan atau kerugian setelah pajak dari
suatu operasi yang dihentikan; dan
(ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang
diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi
biaya-biaya penjualan atau pada saat pelepasan
aset atau kelompok aset dan kewajiban yang
termasuk operasi yang dihentikan.
(b) suatu analisis dari jumlah:
(i) pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian
sebelum pajak dan beban pajak penghasilan dari
suatu operasi yang dihentikan;
(ii) keuntungan atau kerugian yang diakui dengan
pengukuran nilai wajar dikurangi biaya-biaya
penjualan atau pada saat pelepasan aset atau
kelompok aset yang termasuk operasi yang

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.197

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

(c)

ED SAK UKM

dihentikan dan terkait dengan beban pajak


penghasilan.
Analisis tersebut dapat disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan atau dalam laporan laba rugi. Jika
analisis tersebut disajikan dalam laporan laba rugi
maka harus disajikan dalam suatu bagian yang
diidentifikasi sebagai sesuatu yang terkait dengan
operasi yang dihentikan, yaitu dipisahkan dari
operasi normal yang tetap berlangsung.
arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan suatu operasi yang dihentikan.
Pengungkapan ini dapat disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan atau dalam neraca dari laporan
keuangan.

31.3 Apabila tidak praktis, entitas harus menyatakan


kembali pengungkapan tersebut pada paragraf awal
untuk periode lalu yang disajikan dalam laporan keuangan
sehingga pengungkapan yang berkaitan dengan semua
operasi yang telah dihentikan pada akhir periode
pelaporan untuk periode terakhir telah disajikan.
31.4 Jika entitas berhenti mengklasifikasikan komponen suatu
entitas sebagai dimiliki untuk dijual, maka entitas harus
mengklasifikasikan kembali hasil operasi dari komponen
yang sebelumnya disajikan dalam operasi yang dihentikan
dan menyajikannya dalam penghasilan dari operasi
normal untuk semua periode sajian. Jumlah untuk periode
sebelumnya harus diuraikan sebagai suatu yang harus
dinyatakan kembali.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
31.5 Entitas harus mengklasifikasi aset tidak lancar (termasuk
aset tetap, aset tidak berwujud, dan investasi di entitas
anak, entitas asosiasi dan usaha joint ventures) sebagai
aset yang dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya
akan dipulihkan melalui suatu transaksi penjualan

UKM.198

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

daripada digunakan lebih lanjut. Dalam kasus seperti ini,


aset (kelompok yang akan dilepaskan) harus tersedia
untuk segera dijual pada kondisi sekarang hanya untuk
kondisi yang umum dan biasa untuk penjualan aset
tersebut, penjualan tersebut harus sangat mungkin terjadi
(probable), dan entitas harus memprakirakan akan
menuntaskan penjualan tersebut dalam waktu satu tahun
dari tanggal klasifikasi aset sebagai dimiliki untuk dijual.
31.6 Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok
aset yang akan dilepaskan) yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual pada nilai yang lebih rendah antara
jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biayabiaya penjualan.
31.7 Entitas tidak boleh menyusutkan (atau mengamortisasi)
aset tidak lancar selama diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual atau selama aset tersebut merupakan bagian
dari kelompok aset yang akan dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Beban bunga
dan beban lainnya yang terkait dengan kewajiban
kelompok aset yang akan dilepaskan diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual harus terus diakui.
Pengungkapan
31.8 Entitas harus mengungkapkan informasi berikut pada
periode dimana aset tidak lancar yang telah
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau telah
terjual:
(a) uraian aset atau kelompok aset yang akan
dilepaskan;
(b) uraian tentang kondisi dan bukti penjualan, atau
mendorong ke arah pelepasan yang diharapkan, dan
prakiraan waktu dan cara pelepasan tersebut; dan
(c) keuntungan atau kerugian diakui, apabila tidak
disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.199

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 32
1
Pelaporan Keuangan Interim
2
3
4 32.1 Entitas yang menerbitkan laporan keuangan interim
boleh menggunakan laporan keuangan tahunan periode
5
sebelumnya sebagai informasi pembanding apabila untuk
6
menerbitkan laporan keuangan dengan perbandingan
7
periode interim sebelumnya dianggap tidak praktis.
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.200

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 33
1
Ketentuan Transisi
2
3
4 33.1 Entitas menerapkan SAK UKM secara prospektif,
namun entitas diperkenankan untuk menerapkan standar
5
ini secara retrospektif.
6
7
8 33.2 Entitas yang menerapkan secara prospektif dan
sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka:
9
(a) mengakui semua aset dan kewajiban yang
10
pengakuannya dipersyaratkan dalam Standar ini
11
(b) tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban
12
jika standar ini tidak mengijinkan pengakuan
13
tersebut;
14
(c) mereklasifikasikan pos-pos yang diakui dalam
15
kerangka pelaporan keuangan sebelumnya sebagai
16
satu jenis aset, kewajiban atau komponen ekuitas,
17
tetapi merupakan jenis yang berbeda dari aset,
18
kewajiban, atau komponen ekuitas berdasarkan
19
Standar ini;
20
(d) menerapkan Standar ini dalam pengukuran seluruh
21
aset dan kewajiban yang diakui.
22
23
24 33.3 Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada
saldo awal neracanya berdasarkan Standar ini mungkin
25
berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama
26
dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan
27
sebelumnya. Hasil penyesuaian yang muncul dari
28
transaksi, kondisi atau kejadian lain sebelum tanggal
29
efektif standar ini diakui secara langsung pada saldo laba
30
pada tanggal efektif Standar ini.
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.201

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

BAB 34
1
Tanggal Efektif
2
3
4 34.1 Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan
yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010.
5
Penerapan lebih dini dianjurkan.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
UKM.202

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Daftar Istilah
Aktivitas agrikultur: Pengelolaan oleh entitas dalam
transformasi biolojik atas aset biolojik untuk dijual, menjadi
produk agrikultur, atau menambah aset biolojik.
Aktivitas investasi: Perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang, serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas operasi: Aktivitas penghasil pendapatan utama dari
entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi atau pendanaan.
Aktivitas pendanaan: Aktivitas yang menimbulkan perubahan
dalam ukuran dan komposisi setoran ekuitas dan pinjaman
entitas.
Akuntabilitas publik yang signifikan: Akuntabilitas terhadap
pihak kini atau potensial yang menyediakan sumber daya dan
pihak eksternal lain yang membuat keputusan ekonomi, tetapi
tidak dalam posisi meminta laporan secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu mereka. Entitas
mempunyai pertanggungjawaban terhadap publik apabila:
(a) entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau
dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada
regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
(b) entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank,
perusahaan asuransi, pialang/pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana atau bank investasi.
Akuntasi dasar akrual: Pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui ketika terjadi (dan bukan pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayarkan), serta dicatat dalam catatan
akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang terkait.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.203

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Amortisasi: Alokasi sistematik dari jumlah yang dapat


disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Arus kas: Arus masuk dan keluar kas atau setara kas.
Aset tidak berwujud: Aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasikan dan tanpa mempunyai substansi fisik. Aset
tersebut dapat diidentifikasikan ketika aset:
(a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dipecah dari
entitas, dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau
ditukar, baik secara individual atau bersama dengan
kontrak, aset, atau kewajiban yang terkait; atau
(b) terjadi dari hak kontraktual atau hak hukum lain, tanpa
memperhatikan apakah hak tersebut dapat dialihkan atau
dapat dipisahkan dari entitas atau dari hak atau kewajiban
lain.
Aset biolojik: Hewan atau tanaman hidup.
Aset dimiliki untuk dijual: Aset yang jumlah tercatatnya
secara prinsip akan terpulihkan melalui transaksi penjualan
daripada pemakaian lebih lanjut.
Aset keuangan: Aset keuangan: Setiap aset yang berbentuk:
(a) kas;
(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
(c) hak kontraktual:
(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari
entitas lain; atau
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi menguntungkan entitas tersebut, atau
(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh
entitas dan:
(i) entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau

UKM.204

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(ii) yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan


mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini,
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut
tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak
untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.
Aset kontinjensi: Aset potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Aset program (dari program imbalan kerja):
(a) aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang;
dan
(b) polis asuransi yang memenuhi syarat.
Aset tetap: Aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan
barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aset: Sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di
masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
Beban pajak (pajak penghasilan): Jumlah agregat yang
termasuk dalam penentuan laba atau rugi untuk periode pajak
kini.
Beban: Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar,
berkurangnya aset, atau terjadinya kewajiban yang

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.205

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut


pembagian kepada penanam modal.
Biaya pinjaman: Bunga dan biaya lainnya yang harus
ditanggung oleh suatu entitas sehubungan dengan peminjaman
dana.
Catatan atas laporan keuangan: Catatan atas laporan
keuangan berisi informasi tambahan terhadap pos-pos yang
disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
memberikan uraian naratif atau pemisahan pos-pos yang
diungkapkan dalam laporan keuangan, serta informasi tentang
pos-pos yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan dalam
laporan keuangan tersebut.
Cuti berimbalan yang boleh diakumulasi: Cuti berimbalan
yang dapat dialihkan ke depan dan digunakan pada periode
mendatang jika hak cuti periode berjalan tidak digunakan
seluruhnya.
Dapat dipahami: Kualitas informasi dalam suatu cara yang
membuatnya dapat dipahami oleh pemakai yang memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.
Dasar pengenaan pajak: Pengukuran, berdasarkan peraturan
perpajakan yang dapat diterapkan, terhadap aset, kewajiban,
instrumen ekuitas. Aset, kewajiban, atau instrumen ekuitas
mungkin diakui untuk tujuan pelaporan pajak dan pelaporan
keuangan, untuk tujuan perpajakan namun tidak untuk pelaporan
keuangan, atau untuk pelaporan keuangan namun tidak untuk
pelaporan pajak.
Ekuitas: Hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajibannya.

UKM.206

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Entitas anak: Suatu entitas, termasuk suatu entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas
lain (dikenal sebagai entitas induk).
Entitas asosiasi: Suatu entitas, termasuk entitas non-korporasi
seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh
signifikan dan bukan merupakan entitas anak maupun joint
venture.
Entitas Induk: Entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas
anak.
Entitas usaha kecil dan menengah: Usaha kecil dan
menengah (UKM) adalah entitas yang:
(a) tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; atau
(b) berdasarkan peraturan perundang-undangan digolongkan
sebagai entitas kecil dan menengah; dan
(c) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) kepada pengguna
eksternal.
Goodwill: Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset
yang tidak dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara
terpisah.
Imbalan kerja: Seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas
atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
Imbalan pasca kerja (post-employment benefits): Imbalan
kerja (selain pesangon PKK dan imbalan berbasis ekuitas) yang
terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
Imbalan yang telah menjadi hak: Hak imbalan atas suatu
program manfaat pensiun, yang tidak bergantung pada aktif
atau tidaknya pekerja pada masa depan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.207

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Instrumen keuangan: Kontrak yang menambah nilai aset


keuangan suatu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen
ekuitas entitas lain.
Joint ventures: Suatu perjanjian kontraktual antara dua pihak
atau lebih untuk melaksanakan aktivitas ekonomi yang
dikendalikan bersama. Joint ventures dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk pengendalian bersama operasi, aset, atau
entitas.
Jumlah tercatat: Jumlah dimana suatu aset atau kewajiban
diakui dalam neraca.
Jumlah yang dapat disusutkan: Biaya perolehan suatu aset,
atau jumlah lain yang menjadi pengganti biaya perolehan,
dikurangi nilai residunya.
Kas: Kas (cash on hand) dan rekening giro.
Keandalan: Kualitas informasi yang membuatnya bebas dari
kesalahan material dan pengertian yang menyesatkan, serta
menyajikan secara jujur dari yang seharusnya disajikan atau
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Kebijakan akuntansi: Prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan
praktik tertentu yang digunakan oleh entitas dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan.
Kehati-hatian: Memasukkan suatu tingkat peringatan dalam
melaksanakan petimbangan yang dibutuhkan untuk membuat
estimasi yang disyaratkan dalam kondisi ketidakpastian,
semacam aset atau pendapatan yang tidak lebih saji dan beban
atau kewajiban yang tidak kurang saji.
Kelangsungan usaha: Suatu entitas memenuhi asumsi
kelangsungan usaha kecuali manajemen bermaksud melikuidasi
atau menutup usaha perdagangan, atau tidak memiliki alternatif
yang realistik kecuali melakukan hal tersebut.

UKM.208

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kelompok aset: Sekelompok aset yang memiliki sifat dan


pemakaian yang serupa dalam operasi entitas.
Kelompok yang dilepas: Kelompok aset yang akan dilepaskan
melalui penjualan atau cara lain, sebagai suatu kelompok dalam
suatu transaksi, serta kewajiban yang terkait secara langsung
dengan aset yang akan dialihkan.
Kemungkinan besar terjadi: Secara signifikan lebih besar
terjadi daripada mungkin (probable).
Kepentingan minoritas: Bagian dari laba atau rugi dan aset
neto dari suatu entitas anak yang dapat diatribusikan pada
kepemilikan ekuitas yang tidak dimiliki oleh entitas induk secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak-entitas anak.
Kerugian Penurunan Nilai: Jumlah nilai tercatat suatu aset
yang melebihi
(a) harga jual dikurang biaya untuk menyelesaikan dan menjual,
dalam hal persediaan, atau
(b) nilai wajar dikurang biaya untuk menjual, dalam hal aset
non-keuangan lainnya.
Kesalahan: Kelalaian dalam mencantumkan dari, dan
kesalahan dalam mencatat pada, laporan keuangan untuk satu
atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan penggunaan,
atau kesalahan penggunaan dari, informasi yang dapat
diandalkan yang:
(a) tersedia ketika laporan keuangan untuk periode tersebut
diselesaikan; dan
(b) dapat diekspektasikan secara wajar untuk diperoleh dan
dimasukkan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
Keuntungan: Kenaikan manfaat ekonomi yang memenuhi
definisi penghasilan tetapi bukan pendapatan.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.209

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Kewajiban diestimasi (provision): Kewajiban yang waktu


atau jumlahnya belum pasti.
Kewajiban imbalan pasti: Nilai kini dari kewajiban imbalan
pasti pada tanggal pelaporan dikurang nilai wajar aset program
pada tanggal pelaporan (jika ada) yang akan digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung.
Kewajiban Keuangan: Setiap kewajiban yang berupa:
(a) kewajiban kontraktual:
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
kepada entitas lain; atau
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
(b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
dan:
(i) dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
(ii) yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini,
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut
tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak
untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.
Kewajiban konstruktif: Kewajiban yang timbul dari tindakan
entitas yang dalam hal ini: adalah kewajiban yang timbul dari
tindakan perusahaan yang dalam hal ini:
(a) berdasarkan praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah
dipublikasi atau pernyataan baru yang cukup spesifik,
entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa
entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan

UKM.210

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(b) akibatnya, perusahaan telah menimbulkan ekspektasi kuat


dan sah kepada pihak lain bahwa entitas akan
melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Kewajiban kontinjensi:
(a) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
(b) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tetapi tidak diakui karena:
(i) tidak terdapat kemungkinan besar (not probable)
entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomis untuk menyelesaikan
kewajibannya; atau
(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
Kewajiban: Kewajiban (obligation) kini entitas yang timbul
dari peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan
arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.
Kinerja: Hubungan antara penghasilan dan beban suatu entitas,
sebagaimana dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Komitmen pasti: Perjanjian yang mengikat untuk
mempertukarkan sumber daya dalam kuantitas tertentu pada
tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggal-tanggal
tertentu di masa depan.
Komponen entitas: Operasi dan arus kas yang dapat
dibedakan secara jelas, secara operasional dan untuk tujuan
pelaporan keuangan, dari bagian lain entitas.
Kontrak asuransi: Suatu kontrak di mana satu pihak
(penjamin) menerima risiko asuransi yang signifikan dari pihak
lain (pemegang polis) dengan persetujuan untuk mengganti

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.211

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

kerugian pemegang polis jika terjadi suatu peristiwa masa depan


yang tidak pasti (peristiwa yang dijamin) yang berpengaruh
buruk kepada pemegang polis.
Kontrak Konstruksi: Suatu kontrak yang dinegosiasikan
secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau kombinasi aset
yang berhubungan secara erat atau saling tergantung dalam
hal desain, teknologi, dan fungsi, atau tujuan atau pemakaian.
Laba yang dapat dikenakan pajak (kerugian pajak): Laba
(rugi) untuk suatu periode, yang ditentukan sesuai dengan
peraturan perpajakan, atas pajak penghasilan yang harus
dibayar (dapat dipulihkan).
Laba: Jumlah residual yang tersisa setelah beban dikurangkan
dari penghasilan.
Laporan arus kas: Laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai perubahan kas dan setara kas entitas
selama periode tertentu, menunjukkan secara terpisah
perubahan dalam periode tersebut dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
Laporan keuangan gabungan: Laporan keuangan dari dua
atau lebih entitas yang dikendalikan oleh satu pemegang saham
Laporan keuangan konsolidasian: Laporan keuangan dari
suatu kelompok entitas meliputi entitas induk dan satu atau
lebih entitas anak.
Laporan keuangan terpisah: Laporan keuangan terpisah
disajikan oleh entitas induk, investor dalam entitas asosiasi, atau
venturer dalam entitas yang dikendalikan bersama, dimana
investasi dicatat berdasarkan bagian ekuitas langsung daripada
berdasarkan hasil dan aset neto yang dilaporkan dari investee.
Jika investor dalam entitas asosasi atau venturer dalam joint
venturer bukan entitas induk, maka laporan keuangannya bukan
merupakan laporan keuangan terpisah.

UKM.212

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Laporan keuangan untuk tujuan umum: Laporan keuangan


yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan keuangan, misalnya, pemegang saham,
kreditor, pekerja, dan masyarakat dalam arti luas.
Laporan keuangan: Laporan yang menggambarkan posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.
Laporan keuangn interim: Laporan keuangan berisi bagian
dari laporan keuangan tahunan atau ringkasan laporan
keuangan dalam periode interim. Periode pelaporan keuangan
lebih pendek daripada laporan keuangan tahunan.
Laporan laba rugi dan saldo laba: Laporan keuangan yang
menyajikan laba atau rugi dan perubahan saldo laba untuk suatu
periode.
Laporan laba rugi: Laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai kinerja entitas selama satu periode, yaitu
hubungan penghasilan dengan beban.
Laporan perubahan ekuitas: Laporan keuangan yang
menyajikan laba atau rugi untuk suatu periode, pos penghasilan
dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas pada
periode, dampak perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan pada periode, dan (tergantung format laporan
perubahan ekuitas yang dipilih entitas) jumlah transaksi dengan
pemilik dalam kapasitas sebagai pemilik selama periode.
Laporan program (imbalan kerja): Program imbalan kerja
yang dibentuk melalui perundang-undangan untuk semua entitas
(atau semua entitas dalam kategori tertentu, misalnya suatu
industri spesifik) dan dioperasikan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, atau badan lain (misalnya badan otonom
yang diciptakan secara spesifik untuk tujuan ini) dimana tidak
dikendalikan atau dipengaruhi oleh entitas pelapor.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.213

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Mata uang fungsional: Mata uang dari lingkungan ekonomi


utama dimana entitas beroperasi.
Mata uang penyajian: Mata uang yang digunakan dalam
penyajian laporan keuangan.
Material: Kelalaian untuk mencantumkan (omissions) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi dipandang
material jika hal tersebut dapat, secara individual atau kolektif,
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas
dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besar
dan sifat kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement) dinilai sesuai dengan
situasi yang ada di sekitarnya. Besar dan sifat informasi, atau
gabungan keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
Metode suku bunga efektif: Metode yang digunakan untuk
menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan
atau kewajiban keuangan (atau kelompok aset keuangan atau
kewajiban keuangan) dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang
relevan.
Neraca: Laporan keuangan yang menyajikan hubungan aset,
kewajiban dan ekuitas entitas pada waktu tertentu.
Nilai intrinsik: Selisih antara nilai wajar saham dimana pihak
lawan memiliki, dengan atau tanpa syarat, hak untuk memesan
atau hak untuk menerima; dengan harga (jika ada) pihak lawan
disyaratkan (atau akan disyaratkan) untuk membayar atas
saham tersebut. Misalnya, opsi saham dengan harga eksekusi
Rp.15.000 atas saham dengan nilai wajar Rp.20.000, memiliki
nilai intrinsik Rp.5.000 (yaitu Rp.20.000-Rp.15.000).
Nilai kini kewajiban imbalan pasti: Nilai kini, tanpa dikurang
aset program, ekspektasi pembayaran masa depan yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban yang terjadi dari
jasa pekerja pada periode berjalan dan periode lalu.

UKM.214

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Nilai kini: Estimasi kini dari nilai diskonto kini atas arus kas
neto masa depan dalam kegiatan usaha normal.
Nilai residu (dari suatu aset): Jumlah yang diperkirakan akan
diperoleh saat ini oleh entitas dari pelepasan aset, setelah
dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut telah
mencapai umur dan kondisi yang diharapkan, pada akhir umur
manfaatnya.
Nilai wajar: Jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan,
suatu kewajiban diselesaikan, atau suatu instrumen ekuitas dapat
dipertukarkan, antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
Operasi yang dihentikan: Komponen dari entitas yang akan
dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,
dan
(a) disajikan secara terpisah dalam lini usaha atau wilayah
geografis utama,
(b) merupakan bagian dari suatu rencana yang terkoordinasi
untuk melepaskan lini usaha atau wilayah geografis utama,
atau
(c) entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan maksud
untuk dijual kembali.
Pajak kini: Jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas
penghasilan kena pajak (rugi pajak) untuk periode berjalan.
Pajak penghasilan: Seluruh pajak domestik dan asing yang
didasarkan pada laba kena pajak. Pajak penghasilan juga
termasuk pajak-pajak, seperti pajak yang dipotong dan dipungut
(witholding taxes), yang terutang oleh entitas anak, entitas
asosiasi atau joint ventures atas distribusi kepada entitas
pelapor.
Pendapatan: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode ketika

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.215

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak


berasal dari kontribusi penanam modal.
Penerapan prospektif (dari perubahan kebijakan
akuntansi): Penerapan kebijakan akuntansi baru untuk
transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal
kebijakan tersebut diubah.
Penerapan retrospektif (dari perubahan kebijakan
akuntansi): Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru
untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan
tersebut telah digunakan sebelumnya.
Pengakuan: Pengakuan: Proses pemasukan dalam neraca
atau laporan laba rugi terhadap seluruh pos yang sesuai definisi
unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a) besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan
pos tersebut akan mengalir dari atau ke entitas; dan
(b) pos tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan andal.
Pengembangan: Penerapan temuan riset atau pengetahuan
lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku,
alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau
yang mengalami perbaikan yang substansial, sebelum
dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Pengendalian (atas suatu entitas): Kemampuan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasi dari suatu entitas
untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan entitas tersebut.
Pengendalian bersama entitas: Suatu joint venture yang
melibatkan pendirian dari korporasi, persekutuan, atau entitas
lain dimana setiap venturer mempunyai kepemilikan. Entitas
tersebut beroperasi dalam cara yang sama dengan entitas lain,
kecuali adanya suatu perjanjian kontraktual antar venturer untuk
membentuk pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi
entitas tersebut.

UKM.216

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Pengendalian bersama: Pembagian kendali atas suatu


aktivitas ekonomi yang disetujui secara kontraktual. Hal ini
terjadi hanya ketika keputusan keuangan dan operasi stratejik
yang terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan persetujuan
bulat pihak-pihak berbagi pengendalian (venturer).
Penggabungan usaha: Penyatuan entitas atau usaha terpisah
menjadi satu entitas pelaporan.
Penghasilan: Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aset, atau penurunan kewajiban, yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghentian pengakuan: Pengeluaran dari neraca entitas
suatu aset atau kewajiban yang sebelumnya diakui.
Pengukuran: Proses penentuan jumlah moneter dimana
unsur-unsur laporan keuangan diakui dan dimasukkan pada
neraca dan laporan laba rugi.
Penyajian wajar: Penyajian yang jujur dari pengaruh transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk aset, kewajiban dan beban.
Penyusutan: Alokasi sistematis dari jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Perdagangan umum: tercatat dalam komisi atau organisasi
pangatur efek untuk tujuan dijual di pasar publik.
Periode interim: Periode laporan keuangan yang lebih pendek
daripada periode satu tahun.
Periode pelaporan: Periode yang tercakup oleh laporan
keuangan atau laporan keuangan interim.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.217

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Perkiraan transaksi: Transaksi di masa datang yang belum


mengikat namun telah diantisipasi.
Persediaan: Aset:
(a) yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
(b) dalam proses produksi untuk penjualan semacan itu; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Perubahan estimasi akuntansi: Penyesuaian jumlah tercatat
dari suatu aset atau kewajiban, atau jumlah pemakaian periodik
dari suatu aset, sebagai hasil dari penilaian atas status kini dari,
dan ekspektasi manfaat dan kewajiban masa depan yang terkait
dengan, aset dan kewajiban. Perubahan estimasi akuntansi
sebagai hasil dari adanya informasi atau perkembangan baru
dan, sehubungan dengan itu, bukan merupakan koreksi
kesalahan.
Pesangon pemutusan kontrak kerja: Imbalan kerja terutang
sebagai hasil dari:
(a) keputusan entitas untuk memberhentikan seseorang
sebelum tanggal pensiun normal; atau
(b) keputusan entitas memutuskan menyediakan pesangon
bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan
diri secara sukarela.
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Suatu pihak
mempunyai hubungan istimewa dengan entitas jika:
(a) secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih
perantara, pihak tersebut:
(i) mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di
bawah pengendalian bersama dengan, entitas
(termasuk entitas induk, entitas anak, dan fellow
subsidiaries);
(ii) memiliki kepemilikan di entitas yang memberikan
pengaruh signifikan atas entitas; atau
(iii) memiliki pengendalian bersama atas entitas;
(b) pihak tersebut adalah entitas asosiasi dari entitas;

UKM.218

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

(c) pihak tersebut adalah joint ventures dimana entitas


tersebut merupakan venturer;
(d) pihak tersebut adalah personel manajemen kunci entitas
atau entitas induknya;
(e) pihak tersebut adalah keluarga dekat dari setiap orang yang
diuraikan dalam (a) atau (d);
(f) pihak tersebut adalah entitas yang dikendalikan,
dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan
oleh, atau memiliki hak suara secara signifikan, secara
langsung atau tidak langsung, setiap orang yang diuraikan
dalam (d) atau (e); atau
(g) pihak tersebut adalah program imbalan pasca kerja untuk
imbalan pekerja entitas, atau setiap entitas yang
mempunyai hubungan istimewa dengan entitas tersebut.
Posisi keuangan: Hubungan aset, kewajiban, dan ekuitas
entitas yang dilaporkan dalam neraca.
Probable: Kemungkinan terjadi daripada tidak.
Produk agrikultur: Produk yang dipanen dari aset biolojik.
Program imbalan pasca-kerja: Pengaturan formal atau
informal dimana entitas memberikan imbalan pascakerja bagi
satu atau lebih pekerja.
Program imbalan pasti: Program imbalan pasca-kerja yang
bukan merupakan program iuran pasti.
Program iuran pasti: Program imbalan pasca-kerja dimana
entitas membayar sejumlah iuran tertentu kepada suatu entitas
terpisah (dana), sehingga entitas tidak memiliki kewajiban hukum
atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut
atau pembayaran manfaat langsung jika dana tidak memiliki
aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan pasca kerja
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pekerja pada periode
berjalan dan lalu.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.219

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Program multi-pemberi-kerja: Program iuran pasti atau


program imbalan pasti (selain program jaminan sosial nasional)
yang:
(a) menyatukan aset yang dikontribusi dari beberapa entitas
yang tidak berada di bawah pengendalian yang sama; dan
(b) menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan
kepada para pekerja yang berasal lebih dari satu entitas,
berdasarkan tingkat iuran dan imbalan yang ditentukan
tanpa memperhatikan identitas entitas yang
mempekerjakan pekerjanya.
Properti investasi: Properti (tanah atau bangunan, bagian
bangunan, atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan sewa,
kenaikan nilai, keduanya, dan tidak untuk:
(a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, atau tujuan administratif; atau
(b) dijual dalam kegiatan usaha biasa.
PSAK non-UKM: PSAK yang memiliki kriteria:
(1) PSAK yang mengatur perlakuan akuntansi atas suatu
transaksi atau peristiwa lain yang juga diatur dalam SAK
UKM, dan
(2) PSAK tersebut yang diterapkan untuk entitas non-UKM.
Relevan: Kualitas informasi yang dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa lalu, kini atau mendatang, atau
menegaskan atau mengkoreksi evaluasi lalu.
Riset: Penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh ilmu atau pengetahuan dan
pemahaman teknis yang baru.
Segmen usaha: Segmen usaha adalah komponen dari entitas:
(a) yang digunakan dalam aktivitas usaha yang menghasilkan
pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk

UKM.220

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

pendapatan dan beban yang terkait transaksi dengan


komponen lain pada entitas yang sama),
(b) hasil operasinya dikaji ulang secara teratur oleh pengambil
keputusan dalam entitas tersebut untuk membuat keputusan
tentang sumber daya yang dialokasikan ke segmen
tersebut dan menilai kinerjanya, dan
(c) tersedianya informasi keuangan yang terpisah.
Setara kas: Investasi jangka pendek, bersifat sangat likuid
yang siap diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui
dengan risiko yang tidak signifikan atas perubahan nilai.
Sewa operasi: Sewa yang tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset. Sewa selain sewa operasi adalah sewa
pembiayaan.
Sewa pembiayaan: Sewa yang mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan,
dapat juga tidak dialihkan. Sewa selain sewa pembiayaan
adalah sewa operasi.
Sewa: Suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu
yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan
pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.
Standar Akuntansi Keuangan: Pernyataan dan Interpretasi
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia yang terdiri dari:
(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan; dan
(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan.
Tanggal pelaporan:. Akhir dari periode terakhir yang tercakup
oleh laporan keuangan atau laporan keuangan interim.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.221

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Tepat waktu: Penyediaan informasi dalam laporan keuangan


dalam batasan waktu keputusan.
Tidak praktis: Penerapan suatu persyaratan dinyatakan tidak
praktis ketika entitas tidak bisa menerapkan hal tersebut setelah
melakukan setiap usaha yang wajar.
Tingkat bunga efektif: Tingkat bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas
masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan,
atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk
memperoleh jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan.
Tingkat bunga tersirat: Untuk lebih jelas dapat ditentukan
salah satu dari:
(a) tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa
dari penerbit dengan penilaian kredit yang serupa; atau
(b) suatu tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal
instrumen ke harga jual tunai kini dari barang atau jasa.
Transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
Suatu pengalihan sumber daya, jasa, atau kewajiban antara
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa
memperhatikan apakah suatu harga dibebankan.
Tujuan laporan keuangan: Untuk menyediakan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh
sejumlah besar pengguna dimana tidak dalam posisi meminta
laporan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu yang mereka butuhkan.
Umur manfaat: Periode selama suatu aset diharapkan tersedia
untuk digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diekspektasikan akan diperoleh dari aset.

UKM.222

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED SAK UKM

Unsur laporan keuangan: Kelompok yang luas dari pengaruh


keuangan transaksi dan peristiwa dan kondisi lain.
(a) Unsur-unsur yang terkait secara langsung dengan
pengukuran posisi keuangan yaitu aset, kewajiban, dan
ekuitas.
(b) Unsur-unsur yang terkait secara langsung dengan
pengukuran kinerja, yaitu penghasilan dan beban.
Usaha: Suatu serangkaian aktivitas dan aset terintegrasi yang
diatur dan dikelola untuk tujuan menyediakan:
(a) imbal hasil bagi investor; atau
(b) biaya lebih rendah atau manfaat ekonomi lain bagi
pemegang kebijakan atau partisipan secara langsung dan
proporsional.
Suatu usaha umumnya meliputi masukan, memproses masukan,
dan menghasilkan keluaran yang, atau akan digunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Jika terdapat goodwill dalam
serangkaian aktivitas dan aset yang dialihkan, maka aset yang
dialihkan tersebut dianggap menjadi suatu usaha.
Utang pinjaman yang diterima: Kewajiban keuangan selain
dari utang jangka pendek dalam persyaratan kredit normal.

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

UKM.223

EXPOSURE DRAFT

ED SAK UKM

Desember 2008

EXPOSURE DRAFT
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

USAHA KECIL &


MENENGAH
Exposure draft ini diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat
diterima paling lambat tanggal 31 Maret 2009 oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan

IKATANAKUNTANINDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK.
UKM

ED SAK UKM

EXPOSURE DRAFT
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Usaha K
ecil & Meneng
ah
Kecil
Menengah

Hak cipta 2008, Ikatan Akuntan Indonesia

Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telp. (021) 319 04232
Fax. (021) 724 5078
Homepage: www.iaiglobal.or.id
Email: iai-info@iaiglobal.or.id & dsak@iaiglobal.or.id

ii

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi


Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran saran dan masukkan untuk menyempurnakan draft ini masih
dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan.
Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada
31 Maret 2009. Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No.1,
Menteng,
Jakarta 10310
Fax: 62-21 724-5078
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id & dsak@iaiglobal.or.id
Hak Cipta 2008 Ikatan Akuntan Indonesia
Kopi dari Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan
untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan
dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Penggandaan ED ini oleh individu/organisasi/lembaga
dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan
tidak untuk di perjualbelikan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan
Indonesia, Jl. Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta
10310. Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078,
Website
www.iaiglobal.or.id;
Email:
iaiinfo@iaiglobal.or.id & dsak@iaiglobal.or.id

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

iii

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Pengantar
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah dalam rapatnya
pada tanggal 16 Desember 2008 untuk disebarluaskan dan
ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK,
Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi, organisasi
profesi, asosiasi bisnis, dan individu/organisasi/lembaga lain yang
berminat.
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan
secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan.
Exposure draft SAK UKM ini merupakan adopsi IFRS for
Small and Medium-sized entities dengan beberapa modifikasi
yang diperlukan.
Exposure draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan
dokumen dalam majalah Akuntansi Indonesia dan homepage
IAI: www.iaiglobal.or.id.
Jakarta, 16 Desember 2008
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
M. Jusuf Wibisana
Jan Hoesada
Dudi M. Kurniawan
Siddharta Utama
Agus Edy Siregar
Etty Retno Wulandari
Roy Iman Wirahardja
Riza Noor Karim
Merliyana Syamsul
Meidyah Indreswari
Budi Susanto
Ferdinand D. Purba
Irsan Gunawan
Jumadi
L. Sensi Wondabio
Rosita Uli Sinaga
Saptoto Agustomo
Setiyono Miharjo

iv

Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

DAFTAR ISI
Hal
Daftar Istilah... i
Undangan untuk berkomentar . iii
Bab 1. Ruang lingkup ..... 1
Bab 2. Konsep dan Prinsip Pervasif ..... 3
Bab 3. Penyajian Laporan Keuangan 17
Bab 4. Neraca ..... 22
Bab 5. Laporan Laba Rugi . 27
Bab 6. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan
Laba Rugi dan Saldo Laba ................. 30
Bab 7. Laporan Arus Kas ...... 33
Bab 8. Catatan Atas Laporan Keuangan ..... 39
Bab 9. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan
Keuangan Terpisah ....................... 42
Bab 10. Kebijakan dan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan .......... . 49
Bab 11. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan .. 56
Bab 12. Persediaan 67
Bab 13. Investasi pada Entitas Asosiasi ...... . 73
Bab 14. Investasi pada Joint Venture .......... 75
Bab 15. Investasi ...... 80
Bab 16. Aset Tetap ....... 82
Bab 17. Aset Tidak berwujud selain Goodwilli .. 90
Bab 18. Penggabungan Usaha dan Goodwill ...... 99
Bab 19. Sewa ......... 108
Bab 20. Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi .... 116
Bab 21. Ekuitas ........ 131
Bab 22. Pendapatan .......... 134
Bab 23. Biaya Pinjaman ... 157
Bab 24. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan ...... 158
Bab 25. Imbalan Kerja ..........166
Bab 26. Pajak Penghasilan . . 182
Bab 27. Transaksi dalam Mata Uang Asing ... 184
Bab 28. Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan ........ 187
Bab 29. Pengungkapan Pihak yang mempunyai
Hubungan Istimewa .......................... 191
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Bab 30. Industri Khusus..


Bab 31. Operasi yang Dihentikan dan Aset yang
Dimiliki untuk Dijual ............
Bab 32. Pelaporan Keuangan Interim ...
Bab 33. Ketentuan Transisi ....
Bab 34. Tanggal Efektif ...
Daftar Istilah ......

vi

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

196
197
200
201
202
203

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Undangan berkomentar
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK-IAI) mengundang komentar-komentar di setiap aspek
atas eksposur draft untuk SAK UKM. Komentar terutama
sekali diterima atas jawaban pertanyaan-pertanyaan yang
tertulis dibawah ini. Komentar akan sangat membantu jika
mengacu pada paragaraf atau kelompok paragraf tertentu yang
berhubungan dengan isi rasional yang jelas dan jika dapat
diterapkan menyediakan saran untuk kalimat alternatif.
Komentar atas draf pernyataan ini dan dokumen-dokumen yang
mendukung harus dikirim dalam bentuk tertulis paling lambat
tanggal 31 Maret 2009.
Pertanyaan 1: Pernyataan Standar yang berdiri sendiri
Dalam memutuskan isi dari PSAK untuk UKM, DSAK-IAI
mefokuskan pada jenis transaksi, kejadian dan kondisi lain yang
secara khusus dihadapi UKM dengan 50 karyawan. Untuk
entitas seperti itu, PSAK yang diajukan dimaksudkan sebagai
Standar yang berdiri sendiri. Terkait dengan tujuan dari Standar
yang berdiri sendiri, apakah ada transaksi, kejadian dan kondisi
lainnya yang seharusnya dicakup dalam Standar ini namun
belum ada didalamnya ataukah ada yang harus dibuang karena
tidak relevan dengan UKM?
Pertanyaan 2: Pengakuan dan pengukuran sederhana
yang diadopsi Dewan
Pernyataan PSAK untuk UKM ini dikembangkan dengan:
(a) Menguraikan konsep dasar dari Kerangka Dasar
Konseptual, Prinsip-prinsip dan Pedoman yang terkait dari
PSAK (termasuk interpretasi);
(b) mempertimbangkan modifikasi yang tepat atas kebutuhan
pengguna dan pertimbangan biaya-manfaat;
(c) Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
yang terkait dengan UKM.
Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

vii

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Apakah ada pengakuan dan pengukuran sederhana lainnya yang


harus Dewan pertimbangkan? Dalam menjawabnya, mohon
disebutkan:
(a) transaksi, kejadian atau kondisi lain tertentu yang
menimbulkan masalah pengakuan atau pengukuran untuk
SAK UKM?
(b) Mengapa hal tersebut bermasalah?
(c) Bagaimana memecahkan masalah tersebut?
Pertanyaan 3: Pengakuan dan pengukuran sederhana
yang dipertimbangkan Dewan tetapi tidak diadopsi dari
IFRS for private entities yang dikeluarkan IASB
Hal-hal yang dipertimbangkan oleh Dewan namun tidak diadopsi
adalah:
1. Aset keuangan dan kewajiban keuangan terkait dengan
efek derivative, efek beragun aset, Akuntansi lindung nilai
dan penggunaan nilai wajar tidak menggunakan teknik
penilaian.
2. persediaan produk agrikultur.
3. Investasi pada perusahaan asosiasi yang menggunakan
penilaian nilai wajar.
4. Investasi pada joint venture yang menggunakan metode
ekuitas, konsolidasi proporsional dan penilaian
menggunakan nilai wajar.
5. Properti investasi yang menggunakan metode nilai wajar.
6. Aset tetap yang menggunakan model revaluasi.
7. Aset tidak berwujud yang menggunakan model revaluasi
dan kapitalisasi.
8. Ekuitas untuk instrumen majemuk dan saham treasuri.
9. Biaya pinjaman untuk model kapitalisasi.
10. Penurunan nilai aset keuangan untuk pembalikan kerugian
penurunan nilai dan goodwill.
11. Pajak penghasilan untuk pajak tangguhan.
12. Transaksi dalam mata uang asing untuk investasi di luar
negeri dan transaksi lindung nilai dalam mata uang asing.
13. Industri khusus untuk metode nilai wajar.
14. Transisi penerapan SAK UKM
viii

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Usaha Kecil & Menengah

ED SAK UKM

Haruskah Dewan mempertimbangkan ulang atas hal-hal diatas,


jika iya berikan alasannya?
Pertanyaan 4 Apakah semua opsi untuk PSAK secara
penuh harus tersedia di SAK UKM?
Di SAK UKM ini tidak ada pilihan untuk mengacu pada PSAK
untuk mengacu pada PSAK Komersial secara penuh. Apakah
aada setuju dengan hal ini atau haruskah pilihan untuk mengacu
ke PSAK penuh disediakan di Standar ini?
Pertanyaan 5 Topik yang tidak diatur dalam SAK UKM
Ada beberapa topik yang tidak diatur dalam PSAK ini jika
dibandingkan dengan PSAK komersial, yaitu:
1. Kompensasi berbasis saham tidak diatur.
2. Pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi.
3. Pelaporan segmen tidak diatur
4. Laporan keuangan interim tidak diatur.
Menurut Anda, apakah PSAK tersebut diatas harus diatur atau
hanya mengacu pada PSAK komersial?
Pertanyaan 6 Pedoman transisi
Bab 32 menyediakan pedoman transisi untuk UKM yang pindah
dari
(a) PSAK Komersial ke SAK UKM
(b) SAK UKM ke PSAK komersial
Apakah anda yakin pedoman tersebut telah cukup? Jika
tidak bagaimana perbaikannya?

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

vii

Usaha Kecil & Menengah

viii

ED SAK UKM

Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai