SI
MATA
KULIAHISLAM
AGAMA
MATERI PERJUDIAN
Lathifatus Solikhah
4211415027
Zunita Aryani Fahma Latif
4211415030
Imam Maulana
4211415031
Eva Amellia Def
4211415032
PEMBUKAAN
Pengertian judi dalam masyarakat mengalami
berbagai macam perluasan makna. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, judi (kata
benda) adalah permainan dengan memakai uang
sebagai taruhan, seperti main dadu dan kartu.
Sedang judi dalam bentuk kata kerja, judi berarti
mempertaruhkan harta dalam permainan
tebakan berdasarkan kebetulan dengan tujuan
mendapatkan sejumlah uang atau harta yang
lebih besar dari harta atau uang semula.Dalam
pengertian lain judi adalah termasuk permainan
yang diciptakan oleh seseorang atau kelompok
orang yang kemudian tersosialisasi dengan baik
pada masyarakat.
SEBAB TERJADINYA
B. FAKTOR BELAJAR
Sangatlah masuk akal jika faktor belajar
memiliki efek yang besar terhadap perilaku
berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk
terus berjudi. Yang memang pada awalnya ia
hanya
ingin mencoba, akan tetapi karena
penasaran
dan
berkayakinana
bahwa
kemenangan bisa terjadi kepada siapapun,
termasuk dirinya dan berkeyakinan bahwa
dirinya suatu saat akan menang atau berhasil,
sehingga membuatnya melakukan perjudian
berulang kali.
LANDASAN PUSTAKA
Dalam Al-Qur'an, kata maysir disebutkan sabanyak tiga kali, yaitu dalam surat AlBaqarah ayat 219, surat Al-Maidah ayat 90 dan ayat 91. Ketiga ayat ini menyebutkan
beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa jahiliyah, yaitukhamar, almaysir, al-anshb (berkorban untuk berhala), dan al-azlam (mengundi nasib dengan
menggunakan panah).
Penjelasan tersebut dilakukan dengan menggunakan jumlah khabariyyah dan jumlah
insya`iyyah. Dengan penjelasan tersebut, sekaligus al-Qur'an sesungguhnya
menetapkan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu. Di dalam surat alBaqarah ayat 219 disebutkan sebagai berikut:
(Al-Baqarah :
219)
Mereka bertanya
kepadamu tentang khamar
dan judi (Al-Maisir),
katakanlah bahawa pada
keduanya terdapat dosa
besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari
manfaatnya
(Al-Baqarah : 219)
Allah mengabarkan bahwa dosa dan mudharat keduanya serta apa yang diakibatkan oleh
keduanya seperti hilangnya ingatan, harta dan menghalangi dari berdzikir kepada Allah, dari
shalat, (menimbulkan) permusuhan dan saling benci, adalah lebih besar Didapatkan harta
dengan berjual beli khamr atau memperolehnya dengan cara judi atau kebahagiaan hati
saat melakukannya.
Dan penjelasan ini merupakan pencegahan dari kedua perbuatan tersebut, karena seorang
yang berakal akan lebih memilih sesuatu yang kemaslahatannya lebih besar, dan ia akan
menjauhi suatu yang mudharatnya lebih besar. Akan tetapi, ketika mereka sudah begitu
terbiasa dengan kedua perkara tersebut dan sulit untuk meninggalkannya secara total pada
awal-awalnya, maka Allah memulai hal tersebut dengan ayat ini sebagai pendahuluan
menuju kepada pengharaman secara mutlak yang disebutkan dalam firman-Nya
Al-Maidah ayat 90
dan ayat 91
Dalam ayat ini ternyata bahwa judi disenafaskan dengan menyembah berhala, minum
minuman keras, dan mengundi nasib yang semuanya merusak masyarakat dan
menghancurkan budi pekerti.
Selain itu ayat di atas menjadi sebuah peringatan kepada umat manusia tentang judi,
bahwa judi adalah perbuatan syaitan yang mengajak untuk tidak mengingat Allah dan dari
shalat.Shalat dapat menyelamatkan orang dari pikiran dan tindakan yang jahat.namun jika
mereka tetap melakukan kejahatan berupa perjudian ini, maka dia tidak hanya kehilangan
petunjuk dari Allah tetapi juga akan kehilangan rahmat-Nya.
Berdasarkan hadits nabiBarangsiapa berkata kepada saudaranya marilah kita bermain
judi, maka hendaklah dia bersedekah. (Riwayat Al-Bukhari & Muslim)
UPAYA MENGATASI
UPAYA MENGATASI
UPAYA MENGATASI
8. Hendaknya memahami bahwa bila penghasilannya haram maka do'anya tidak akan
diterima atau dikabulkan oleh Alloh Subhana wa Ta'ala. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu
'Anhu ia berkata: Rosululloh Shollallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda,
"Sesungguhnya Alloh itu baik. Dia tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagimana
perintah-Nya kepada para Rosul. Alloh berfirman, 'Wahai para rosul, makanlah dari segala
sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih.' (QS. al-Mukminun [23]: 51). Dan Dia
berfirman, 'Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah
Kami berikan kepada kalian.' (QS. al-Baqoroh [2]: 172). Kemudian beliau menceritakan
kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu.
Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo'a, "Wahai Robbku, wahai
Robbku," sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan
(perutnya) dikenyangkan dengan hal yang haram, maka bagaimana mungkin orang
seperti ini dikabulkan do'anya." (HR. Muslim 3/85)
9. Memahami bahwa penghasilannya dari hasil judinya itu tidak akan berbarokah.
KESIMPULAN
1. Individu yang melakukan tindakan berjudi terdorong oleh motif menyejahterakan dirinya.
Dampak dari perilaku tersebut akan berefek pada tindakan tindakan yang menyimpang
lainnya. Tindakan tersebut dapat berupa tidak mematuhi pranata-pranata sosial, norma
maupun nilai dalam masyarakat. Sehingga, individu tersebut dapat justru akan menjadi
virus dalam masyarakat.
2. Perjudian merupakan penyakit sosial yang berimplikasi buruk terhadap lngkungan sosial
masyarakat.Perilaku tersebut justru akan berakibat pada pengrusakan karakter dalam
kehidupan, dan tidak menutup kemungkinan akan mengganggu keselarasan kehidupan
sosial masyarakat.
3. Sebab berbagai keburukan yang ditimbulkanmya maka diperlukan suatu perencanaan
yang strategis antar komponen, baik instansi pemerintah, aparat penegak hukum , dan
tokoh-tokoh masyarakat untuk berikhtiar meminimalisir ,maupun mengeliminir perilaku
berjudi dan berbagai media perjudian dengan berbagai tindakan.
SARAN
1. Melakukan berbagai upaya preventif dalam mengantisipasi perjudin. Hal tersebut harus
dilakukan terlebih dahulu dalam lingkup keluarga, yang merupakan media pembelajaran
pertama yang mendasari pola pikir dari individu. Contohnya :
. Melakukan pendidikan serta menanamkan dasar agama yang kuat sejak dini agar
terhindar dari perilaku yang tidak sesuai dengan kaidah agama,
. Membina keluarga yang harmonis, sikap saling terbuka dan menjaga satu dengan
yang lain dari hal-hal yang buruk,
. Menanamkan pola pikir akan dampak buruk dari perilaku menyimpang (seperti
perjudian), agar tidak melakukan hal tersebut.
SARAN
2. Melibatkan masyarakat dalam upaya penanggulangan maupun pemberantasan
penyakit sosial seperti perjudian. Hal tersebut dapat berupa partisipasi dengan
melaporkan pelanggaran, dalam hal ini aktivitas perjudian ke pihak yang
berwajib. Selain itu juga perlu adanya hukuman sosial dari masyarakat kepada
individu maupun pihak yang melanggar apabila upaya penanganannya tidak
membuahkan hasil.
3. Pembenahan dan penegakkan peraturan hukum yang jelas, serta
menindaklanjuti bila justru dari pihak penegak hukum itu sendiri terlibat dalam
perjudian. Mengenai hal tersebut harus ada penanganan nyata, dan penyetaraan
penegakan hukum bagi siapapun pihak yang terlibat dalam suatu pelanggaran.
Karena berkenaan dengan ketidaksesuaian terhadap kode etik maupun pranata
sosial.