Oleh :
Yessi Setianegari
1461050001
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi dan klasifikasi kelainan kongenital GI
tract
2. Embriologi GI tract
3. Etiologi kelainan kongenital GI tract
4. Manifestasi klinis (sesuai skenario)
5. Patofisiologi manifestasi klinis pada skenario
6. Pemeriksaan
7. Diagnosis kerja dan Diagnosis banding
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi dan prognosis
Lambung intratorak
Definisi :
ada bagian lambung yang berada di cavum toraks
Etiologi :
esofagus pendek akibat kegagalan kongenital yaitu
kegagalan elongasi fore gut antara hari ke 30 dan
hari ke 39 perkembangan janin
Manifestasi klinis :
nyeri perut epigastrium
nyeri perut setelah makan dan muntah
Disfagia
rasa panas akibat refluks cairan lambung
Stenosis pilorus
Definisi : penyempitan (stenosis) pada bagian distal lambung
(pilorus)
Etiologi :
Hipertrofi otot pilorus setelah lahir obstruksi pintu keluar lambung
Manifestasi klinis :
Muntah proyektil non biliosa setelah usia 3 minggu, 20% bayi
simtomatik sejak lahir
Dehidrasi penurunan BB alkalosis hipokloremik
Atresia bilier
Definisi :
adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di
dalam maupun di luar hati berupa penyempitan saluran
empedu ?
Etiologi :
tidak diketahui secara pasti. Sebagian kasus disebabkan
peradangan progresif yg menyebabkan sklerosis parsial
atau total saluran empedu ekstra- dan intra hepatika
Manifestasi klinis :
urin bayi berwarna gelap
tinja berwarna pucat
penambahan BB berlangsung lambat atau tidak bertambah
hepatomegali
Etiologi :
Intrinsik : kegagalan rekanalisasi usus,
terganggunya suplai darah sehingga 1 segmen
usus tdk berkembang penyempitan/ hilang
menjadi atresia
Ekstrinsik : pankreas anular
Divertikulum meckel
Definisi :
Sisa embrionik duktus vetelinus yang menghubungkan usus
tengah ke sulkus vitelinus pada janin
kelainan bawaan yg merupakan suatu kantung
(divertikula)yang menonjol dari dinding usus halus. Divertikula
ini mengandung jaringan lambung atau jaringan pankreas
Hirschsprung
(megakolon kongenital)
Definisi :
Penyebab tersering obstruksi saluran cerna bagian
bawah pada neonatus
Etiologi :
tidak adanya sel-sel ganglion submukosa dan pleksus
mienterikus dari intestin distal kolon sempit dan tidak
dapat mengembang defekasi terganggu
Manifestasi klinis :
Gangguan defekasi 24 jam setelah lahir
Mekonium keluar terlambat
Muntah hijau
Perut membuncit seluruhnya
Gejala obstipasi kronik diiringi diare berat dengan feses
berbau khas karena enterokolitis
Etiologi :
putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
anus sehingga bayi lahir tanpa anus
Kegagalan pertumbuhan masa gestasi usia 12 minggu.
Adanya gangguan/ berhentinya perkembangan
embriologik di daerah usus, rektum bagian distal, serta
traktus urogenital
Manifestasi klinis :
Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran
Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada
bayi
Mekonium keluar melalui fistula atau anus yang
salah letaknya
Perut kembung
Klasifikasi :
Anal stenosis : penyempitan anus (feses tidak bisa
keluar)
Membranosus atresia : terdapat membran pada anus
Anal agenesis : ada anus tapi antara rektum dan
anus tidak menyatu (ada pemisah)
Rektal atresia : tidak memilihi rektum
Embriologi gastrointestinal
Tracheoesofageal fistula
Lambung
Anular
pancreas
Atresia dan
stenosis
duodenale
Derivat midgut:
Usus halus
(termasuk
duodenum didistal
muara ductus
biliaris).
Caecum, appendix,
colon
ascendens,dan 1/2
- 2/3 colon
transversum).
Omphalocoele
kongenital
Derivat hindgut :
1/3 to kiri colon transversum, colon
descendens dan colon sigmoid, rectum
dan bagian superior canalis analis
Epitel vesika urinaria dan sebagian
besar urethra.
Persarafan
Persarafan
parasimpatis
Sistem parasimpatis
memungkinkan
seseorang untuk
istirahat dan mencerna
melalui N. vagus
Persarafan simpatis
post ganglionnya
membentuk Nn.
Splanik untuk
mempersarafi usus
dan berhubungan
dengan sistem saraf
enterik
Nurotransmitter
utama post
ganglionik :
norepinefrin
(neurotransmitter
inhibitor traktus GI yg
menurunkan motilitas
& fungsi sekresi dan
pencernaan)
Manifestasi klinis
(sesuai skenario)
Kesulitan menghisap putting susu ibu
Muntah setiap habis menyusu, sering
tersedak dan keluar sisa susu dari
hidung
Buang air besar tidak setiap hari
Sianosis sirkum oral
Tanda meteorismus (+)
Patofisiologi gejala
Kegagalan
rekanaisasi
duodenum
Penumpukan
asi & udara
Tekanan
intraabdomen
naik
Isi usus
mengalir
balik ke
esofagus
Obstruksi
usus
(duodenum)
Udara
terperangkap
Meteorismus
Double
bubble
Muntah
Tersedak
Aspirasi
cairan
Cairan
aspirasi diam
Mekonium
terlambat
keluar
Kurangnya
asupan
makanan
(susu)
Mendesak
saluran
napas
Jarang
BAB
Peristaltik
usus turun
sesak
Tidak bisa
menghisap
putting susu
ibu
Pertukaran
udara
sianosis
Pemeriksaan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Vital sign : suhu demam, RR
cepat/normal, nadi cepat/normal,
TD : hipotensi (dehidrasi),
kesadaran menurun (dehidrasi)
Warna kulit bayi (ikhterik/sianosis)
Pemeriksaan abdomen :
inspeksi : meteorismus +
palpasi : distensi abdomen/ diffence
muscular
auskultasi : bising usus menurun
perkusi (jarang dilakukan perkusi
pada bayi)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
radiologi :
didapatkan
gambaran double
bubble
(khas pada atresia
duodenal)
Manifestasi
klinis
Atresia
/stenosis
duodenum
Muntah
Setiap habis
menyusu,
kehijauan
Sesak
Sulit menghisap
putting susu ibu
Tersedak, susu
keluar melalui
hidung
Ya
Dehidrasi
Ya
Sianosis
Ya
Meteorismus
Ya
Hasil radiologi
Double bubble
Stenosis
pilorik
Proyektil
nonbilosa
Hirschsprung
disease
kehijauan
Ya
Penebalan &
pemanjangan otot
pilorus
Penatalaksanaan
Diagnosis : atresia duodenale
Penatalaksanaan awal
Kosongkan lambung
Kompresi gastrik dengan memasang
orogastric tube (OGT)
Operasi :
duodenoduodenostomi atau duodenoyeyunostomi
Pasca operasi :
NPT (Nutrisi Perenteral Total)
Prognosis :
Angka harapan hidup bayi dengan atresia duodenale
90-95%
Mortalitas tinggi karna prematuritas serta abnormalitas
kongenital multiple
Komplikasi
DISTRESS PERNAPASAN
Akumulasi
gas dan
cairan pada
abdomen
Meteorism
us
Menekan
Diafragma
Ekspansi
Paru
Terbatas
Gangguan
pada
Ventilasi
Paru
Gagal
napas
ALKALOSIS METABOLIK
Distensi Abdomen
Muntah
ALKALOSIS
METABOLIK
Dehidrasi
KEBOCORAN ANASTOMOSIS
An anastomosis is a surgical
connection between two structures.
It usually means a connection that is
created between tubular structures,
such as blood vessels or loops of
intestine
A leaking
anastomosis may
cause bleeding and
infection
Referensi
1. Rudolph MA, Hoffman JIE, Rudolph C. BUKU AJAR
PEDIATRI RUDOLPH. Ed 20. Vol 2. Jakarta :
EGC;2014. Chapter 15, Gastroenterologi dan nutrisi;
P.1176-1231
2. Webster S, Whreede RD. Embryology at a Glance.
Oxford: WILEY-BLACLWELL; 2012. chapter 31,
Digestive system; P.70-74
3. Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman
Edisi 7. Jakarta : EGC
4. Karrer FM. Pediatric Duodenal Atresia. Medscape J
Med. 2014
5. www.ncbi.nlm.gov/pubmed/24940857