Anda di halaman 1dari 2

Pemahaman Pancasila dalam Masyarakat

Oleh Tiza Meidrina, 1206213555


Judul

: "Pancasila Dalam Kehidupan Sosial"

Pengarang

: Selo Soemardjan

Data Publikasi

: Alfian dan Oesman, Oetojo. 1990. Pancasila Sebagai Ideologi.


Jakarta: BP - 7 Pusat.

Bagaimanakah cara untuk meningkatkan pemahaman pada nilai-nilai Pancasila


dalam masyarakat? Pertanyaan ini muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat
pada nilai-nilai Pancasila yang berpengaruh pada penghayatan dan pengamalan nilainilainya. Selo Soemardjan, seorang sosiolog, menjelaskan tentang Pancasila dalam
kehidupan sosial dan masyarakat.
Menurut Soemardjan, awal pembentukan Pancasila bukan untuk menjadi dasar
filsafat kehidupan bermasyarakat, hal ini dikarenakan kondisi yang tidak stabil pada masa
pembentukan Pancasila. Seiring berjalannya waktu, Pancasila diwujudkan sebagai
kesediaan suku-suku di Indonesia untuk bersatu menjadi bangsa Indonesia dan menerima
Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara, berarti turut mengatur
kehidupan sosial dan masyarakat Indonesia.
Soemardjan menjelaskan, bahwa dalam masyarakat terdapat hubungan antar manusia
dan antar kelompok di dalamnya. Hubungan inilah yang kemudian menciptakan nilainilai sosial untuk mempertahakan keharmonisan kelompok. Kesinambungan dari
dilaksanakannya nilai-nilai sosial akan membentuk lembaga-lembaga sosial. Selanjutnya,
pembentukan atribut pada masyarakat inilah yang kemudian menumbuhkan kebudayaan
dengan fungsi menciptakan kebahagiaan bersama.
Kebudayaan sebagai hasil kerja dari masyarakat, berarti saling terkait dalam
meningkatkan pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat. Peningkatan
pemahaman tersebut dilakakukan dengan dua cara. (1) Pembudayaan Pancasila, didasari
pada usaha untuk menyatukan keanekaragaman budaya di Indonesia dengan berlandaskan
lima sila dan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya. Pembudayaan ini bertujuan

agar dapat dipahami, dihayati dan diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia; (2)
Penyebaran Pancasila, bertujuan untuk menyebarluaskan nilai-nilai yang terdapat dalam
Pancasila. Penyebaran Pancasila dilakukan melalui empat saluran pokok dalam
masyarakat yaitu, pemerintah, sekolah, masyarakat dan keluarga. Penyebaran Pancasila
akan efektif apabila diikuti dengan pendirian sistem terpadu dan meningkatnya kegiatan
penyebaran tersebut. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat
memberi manfaat sehingga pembudayaan dan penyebaran Pancasila dapat dipahami,
dihayati dan diamalkan.
Tantangan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat pada nilai-nilai Pancasila
terjadi karena pembangunan yang membawa perubahan dan periode anomie dalam
masyarakat. Perubahan sosial tersebut melewati tiga tahap. (1) tahap terintegrasi, pada
tahap ini hubungan antar lembaga berjalan selaras, serasi dan seimbang; (2) tahap
disintegrasi, pada tahap ini masyarakat sulit membedakan nilai-nilai yang dianggap baik
dan yang dianggap tidak baik. Tahap ini dikatakan juga sebagai tahap anomie; (3) tahap
re-integrasi, merupakan tahap kembali pada kondisi awal. Menurut Soemardjan, pada
tahap-tahap tersebutlah, Pancasila berperan untuk menyediakan nilai-nilai yang luhur
agar dapat membawa masyarakat pada masa depan yang lebih baik.
Menyimpulkan uraian di atas, dapat kita pahami bahwa masyarakat sebagai
pembentuk kebudayaan saling terkait dalam meningkatkan pemahaman nilai-nilai
Pancasila. Peningkatan nilai-nilai tersebut dilakukan dengan dua cara yaitu, pembudayaan
Pancasila dan penyebaran Pancasila. Selain itu, Pancasila diperlukan untuk menghadapi
perubahan sosial dan gejala anomie, sebagai pedoman nilai yang kuat dalam masyarakat.
Terdapat hal yang masih menjadi pertanyaan pada pembahasan ini. Apakah masyarakat
heterogen yang terus bergerak dengan dinamikanya dapat mencapai tahap integrasi yang
dimaksud oleh Soemardjan? Penjelasan ini penting dengan tujuan agar masyarakat
Indonesia yang heterogen dapat mencapai tahap integrasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai