Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi di Wilayah Indonesia

Bagian Tengah, Provinsi Bali yang merupakan penghubung lalu lintas darat
antara Pulau Jawa dengan Pulau Lombok menghadapi berbagai permasalahan
yang perlu dipecahkan sesuai dengan tingkat urgensi, prioritas serta
peranannya dalam pembangunan Nasional. Beberapa tahun terakhir kepadatan
lalu lintas di provinsi ini meningkat drastis. Peningkatan jumlah penduduk dan
ekonomi menghasilkan peningkatan pergerakan lalu lintas orang maupun
barang.
Salah

satu

permasalahan

yang dihadapi

adalah

permasalahan

transportasi darat sebagai akibat dari semakin meningkatnya volume lalu lintas
yang melalui Jalur Selatan Pulau Bali yaitu Gilimanuk Negara Tabanan
Denpasar - Padang Bai. Permasalahan lalu lintas yang dimaksud adalah
tundaan perjalanan, kemacetan, kecelakaan lalu lintas serta polusi udara dan
kebisingan. Permasalahan ini sering terjadi khususnya pada Ruas Jalan
Tabanan Antosari dimana pada ruas ini alinyemen jalan kurang memenuhi
persyaratan teknis oleh karena medan berbukit serta posisi jembatan yang
hanya memperhitungkan bentang terpendek. Berdasarkan data dari Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Bali, 2009, terlihat bahwa pada ruas ini volume lalulintas harian (LHR) mencapai angka 23.500 smp/hari tahun 2008, dengan
1

pertumbuhan lalu-lintas harian (LHR) mencapai 1,96 % dalam kurun waktu


lima tahun terakhir. Sementara dari catatan harian satlantas pada tahun 2007
2009 angka kecelakaan lalu lintas pada ruas ini tercatat sebesar 101 kecelakaan
dan sebagian besar lokasi kejadian pada dearah-daerah yang alinyemen vertikal
maupun alinyemen horisontal kurang memenuhi persyaratan perencanaan
geometrik jalan.
Untuk mengantisipasi permasalahan diatas Pemerintah Provinsi Bali
merasa perlu membuat suatu terobosan dengan merelokasi jalan dan jembatan
di daerah Tabanan Antosari dimana pada ruas ini terdapat 4 (empat) jembatan
yaitu Jembatan Tukad Yeh Nu, Jembatan Tukad Yeh Nusa, Jembatan Tukad
Yeh Ho

dan

Jembatan Tukad Yeh Lambuk (lampiran 2 sampai dengan

lampiran 6). Relokasi yang dimaksud adalah merencanakan trase baru (jalan
pintas) dengan alinyemen vertikal maupun horisontal yang lebih baik agar para
pengguna jalan dapat melintasi jalur tersebut lebih lancar dan nyaman
sekaligus meningkatkan kapasitas jalan.
Dengan trase baru yang direncanakan sedemikian rupa diharapkan
waktu tempuh serta biaya operasi kendaraan dari pengguna jalan dapat
diminimalkan, kenyamanan dan keamanan berkendara dapat ditingkatkan
sehingga dapat diharapkan distribusi orang, barang dan jasa semakin lancar.
Demikian pula sasaran transportasi jalan yakni penyelenggarakan transportasi
yang efektif dan efisien dapat tercapai. Sebagai bahan pertimbangan disatu sisi
perlu pengalokasian dana yang tidak kecil baik untuk pembebasan lahan, biaya
konstruksi jalan dan jembatan serta biaya perencanaan. Ketepatan pemilihan

rute sangat mempengaruhi kelayakan pembangunan berdasarkan pertimbangan


biaya yang dikeluarkan terhadap manfaat yang diterima oleh masyarakat
pengguna jalan.

1.2

Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah pokok yakni:

Bagaimanakah kelayakan ekonomi Relokasi Jalan dan Jembatan pada Ruas


Tabanan Antosari ditinjau dari Penghematan Biaya Pemakai Jalan yang
meliputi biaya operasi kendaraan, nilai waktu bagi masyarakat pengguna jalan
serta penurunan angka kecelakaan ?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis kelayakan ekonomi Relokasi Jalan dan Jembatan pada


Ruas Tabanan Antosari .

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1.

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Bali,


khususnya Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.

2.

Sebagai bahan evaluasi transparan bagi masyarakat maupun pihak yang


terlibat pada rencana relokasi Jalan dan Jembatan diatas.

3.

Bagi peneliti lainnya dapat digunakan sebagai bahan kajian studi lebih
lanjut.

1.5

Ruang Lingkup dan Pembatasan Penelitian


Oleh karena luasnya permasalahan yang sebenarnya maka pada

penelitian ini lingkup penelitian dibatasi pada :


1.

Penelitian dilakukan pada perhitungan Penghematan Biaya Operasi


Kendaraan dan Nilai Waktu Tempuh

2.

Analisis lalu-lintas didasarkan pada faktor pertumbuhan normal (normal


growth factor).

3.

Kelayakan ekonomi relokasi ditinjau dari segi ekonomi meliputi


penghematan biaya pemakai jalan (BOK, Nilai Waktu dan Penurunan
Angka Kecelakaan), tidak meninjau manfaat ekonomi dalam bentuk
berkembangannya wilayah sekitar relokasi.

4.

Tidak dilakukan analisis terhadap peningkatan keamanan dan kenyamanan


berkendara.

Anda mungkin juga menyukai