Anda di halaman 1dari 14

1.

Bagaimana prosedur pembuatan dental implant

1. Prosedur Pemasangan Dental Implant


Pada perawatan ini, biasanya dibutuhkan dua kali tindakan operasi. Operasi
pertama dilakukan untuk memasang implant ke dalam tulang alveolar. Kemudian
tindakan operasi kedua dilakukan untuk memasang bagian atas dari implant. Tindakan
operasi kedua dilakukan 3-6 bulan setelah tindakan operasi pertama selesai.
Prosedur dengan satu kali tahapa juga dapat dilakasanakan. Pada prosedur ini,
dokter gigi dapat memasang implant dan bar pendukung pada satu tahapan sekaligus.
Tingkat kesuksesan prosedur ini juga cukup tinggi.
a. Konsultasi Awal
Selama pemeriksaan pada tahap ini, dokter gigi seharusnya memeriksa riwayat
medis, mengambil foto rontgen, dan membuat model cetakan pasien. Jika pasien tidak
memiliki gigi tiruan sementara, dokter gigi akan membuatkannya terlebih dahulu.
Gigi tiruan sementara ini dipakai hingga implant-supported denture dapat
dipasangkan kemudian. Untuk menekan biaya, gigi tiruan sementara ini juga dapat
digunakan sebagai gigi tiruan akhir yang akan dipasang pada implant. Dengan
membuat gigi tiruan sementara ini, akan sangat memungkinkan bagi dokter gigi untuk
menentukan posisi akhir pemasangan implant-supported denture.
b. Operasi Pertama
Untuk memasang dental implant, buat insisi pada gingiva agar permukaan
tulang dapat terlihat. Kemudian buat lubang dengan menggunakan drill dan
tempatkan implant ke dalam lubang. Foto rontgen pasien jika diperlukan, untuk
memastikan area pemasangan implant sudah benar. Selanjutnya tutup dan jahit
gingiva pasien hingga implant tertutupi. Jika implant berada pada bagian depan mulut,
berikan pasien gigi tiruan sementara agar pasien tetap dapat menggunakan giginya
untuk beraktivitas.

Setelah pelaksanaan operasi ini, pasien diinstruksikan untuk menghindari


adanya penekanan pada implant. Gigi tiruan sementara dapat dibuat sehingga tekaan
dapat dialihkan ke bagian lain, bukan pada implant. Selanjutnya dokter gigi akan
menunggu selama 3 sampai 4 bulan untuk jika implant terpasang pada rahang bawah,
dan 5 sampai 6 bulan jika implant terpasang pada rahang atas, sebelum menjadwalkan
tindakan operasi kedua. Selama rentang waktu tersebut, akan terjadi fusi antara
tulang alveolar dan implant.
c. Operasi Kedua
Setelah implant berfusi dengan tulang alveolar, tindakan operasi kedua dapat
dilaksanakan. Hal ini dapat diketahui melalui foto rontgen. Tindakan operasi kedua ini
lebih sederhana daripada operasi pertama. Inisisi berukuran kecil dibuat pada gingiva
agar bagian atas dari implant dapat terlihat.
Healing cap (collar) ditempatkan pada kepala implant segera setelah implant
terlihat. Collar ini berupa logam berbentuk bundar yang berfungsi menjauhkan
gingiva dari kepala implant. Emasangan collar ini dilakukan selama 10-14 hari.
Selajutnya dokter gigi akan mengatur kembali gigi tiruan sementara dan akan
memberikan reline jika diperlukan.
Sekitar 2 minggu setelah tindakan operasi kedua, healing caps akan digantikan
dengan sandaran. Pada periode ini, gingiva pasien seharusnya sudah dalam keadaan
cukup sehat untuk dilakukan pencetakan jaringan gusi dan sandaran. Model yag
didapatkan dari pencetakan akan digunakan sebagai kerangka gigi tiruan.

Standard abutments connected to the tops of the implants

d. Try in dan Insersi Gigi Tiruan


Pada tahap ini, bar logam dipasang di atas sandaran. Pasien akan menjalani
proses try in pertama dari kerangka gigi tiruan setelah bar logam logam
terpasang dengan baik.

Bar secured to abutment with screws

Fitting side (inside) of the denture showing the attachments (clips)

Jika bar logam dan kerangka gigi tiruan telah terpasang dengan tepat, selanjutnya untuk
sementara gigi ditempatkan kedalam kerangka dari wax. Seluruh gigi tiruan dapat dicobakan ke
dalam mulut pasien. Apabia berjalan dengan baik, gigi dapat dipasangkan ke dalam kerangka gigi
tiruan secara permanen. Bar atau ball attachment juga akan dipasangkan selanjutnya.
Pasien dapat kembali ke dokter gigi dalam kunjungan selanjutnya untuk pemasangan gigi
tiruan lengkap. Gigi tiruan dapat dipasangkan pada bar atau pada perlekatan yang berbentuk bola
(ball attachment).
Pada tahap ini, gigi tiruan sementara pasien akan dilakukan relining. Hal ini dimaksudkan
apabila overdenture pasien hilang ataupun patah, pasien dapat menggunakan gigi tiruan sementara
tersebut sebagai overdenture. Apabila kita menggunakan gigi tiruan sementara untuk dijadikan gigi
tiruan permanen, maka bar atau bar attachment dapat ditempatkan pada gigi tiruan sementara
tersebut.

2. Bagaimana cara kerja dental implant dalam proses remodeling /


osseointegrasi

Branemark dkk. (1983) membagi osseintegrasi ke dalam tiga tahapan : fiksasi primer,
pembentukan kalus, dan remodelling menuju tulang lamellar yang dewasa. Nonintegrasi pada
implan gigi terjadi ketika urutan kejadian ini terganggu (Branemark 1985). Etiologi potensial
untuk nonintegrasi implan gigi termasuk trauma preparasi, infeksi, beban oklusal yang
prematur dan kelebihan beban setelah oklusi.6 (Drago, 2005)

Bahan implan
Kebanyakan sistem implan menggunakan logam sebagai bahan dasarnya, bahan
logam yang sering digunakan adalah titanium. Titanium dan logam paduannya (Ti-Al-V)
memiliki

lapisan oksida pada permukaannya. Lapisan tersebut akan berikatan dengan

reseptor yang terdapat pada tulang dan pada area tersebut terjadi proses peletakan matriks
tulang secara in vivo. Mekanisme inilah yang menjadi salah satu faktor penting dalam
penggunaan titanium pada implan gigi.Bahan-bahan yang dapat memenuhi sifat diatas telah
dipergunakan untuk implan gigi dapat berupa titanium yang dipadukan dengan tantalum,
campuran antara titanium, vanadium dan aluminium alloy. Campuran antara Ferum,
Chromium dan nikel. Serta campuran antara cobalt, chromium dan molybdenum. Dari segi
material titanium menempati urutan pertama. Sukses titanium di bidang ortopedik sudah tidak

dapat diragukan lagi, sehingga rasional apabila titanium juga bersifat biologically inert pada
maksila dan mandibular7 (Babbush, 1991).
Bahan baku untuk pembuatan implan gigi secara umum disebut biomaterial adalah
suatu bahan bukan obat yang dipakai atau dimasukkan ke dalam tubuh yang bertujuan untuk
menambah atau mengganti fungsi jaringan tubuh atau organ. Karena dimasukkan ke dalam
salah satu organ tubuh manusia maka biomaterial ini harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:2
1. Bahan / Material yang biokompatibel
2. Adaptasi presisi implan pada tulang
3. Pembedahan yang minimal (atraumatic) untuk meminimalisir kerusakan jaringan
4. Fase penyembuhan tidak terganggu.
Sifat-sifat Titanium sebagai bahan implan
Titanium digunakan dalam perawatan fraktur pada orthopedi sejak kurang lebih 20
tahun, sebagai bahan yang bersifat bioaktif, titanium sebanding dengan bahan keramik
aluminium oksida. Titanium digunakan unruk implan gigi dengan beberapa pertimbangan
yaitu:8 (Steinemann, 1996) :
1. Titanium adalah logam yang reaktif, dalam hal ini udara, air dan beberapa elektrolit
yang berperan dalam oksidasi secara spontan terbentuk pada permukaan logam.
Oksida dikenal sebagai mineral yang sangat resisten yang melindungi logam dari
reaksi kimia termasuk terhadap cairan tubuh yang agresif.
2. Titanium dapat diterima oleh tubuh, lapisan oksida yang berkontak dengan jaringan
sebagian tidak larut. Tidak ada pelepasan ion sebab langsung bereaksi dengan molekul
organik.
3. Titanium memiliki sifat mekanik yang baik. Tensile Strength nya sangat tertutup
dibanding stainless steel. Titanium kadang lebih kuat dibanding kortikal tulang atau
dentin.
4. Titanium tidak bersifat pasif terhadap jaringan lunak dan tulang. Tulang akan tumbuh
dipermukaan yang kasar dari logam yang disebut bahan yang bioaktif. Ini merupakan
penjangkaran ankilotik yang biasa disebut osseointegrasi
Proses osseointegrasi implan

Tahap awal setelah pemasangan implan gigi ke dalam tulang rahang, kerusakan yang
terjadi akan diisi oleh jalinan fibrin yang berasal dari pembuluh darah yang rusak. Bekuan
darah merupakan sumber growth factors dan sitokin yang diperlukan untuk migrasi sel-sel.
Setelah 6 sampai 10 jam, sel-sel granulasi akan muncul di sekitar luka. Setelah 3 sampai 4
hari, eritrosit melakukan perfusi ke sekitar defek dan membangun sirkulasi darah (Gambar
1).5

Gambar 1. Bekuan darah di sekitar implan gigi5


Kemudian sel-sel granulasi akan berhenti bergerak didalam luka dan membentuk
jalinan sel yang masih terus diperfusi oleh eritrosit dari pembuluh darah. Setelah 5 sampai 6
hari, akan terbentuk jalinan kapiler baru yang tipis. Dalam 3 sampai 4 minggu kemudian,
pembuluh darah baru akan berkurang dalam jumlah dan diameter, membentuk jalinan kapiler
untuk jaringan ikat (Gambar 2).5

Gambar 2. Pembentukan pembuluh darah baru dan jaringan ikat.5


Melalui jalinan kapiler, fibroblas yang berasal dari periosteum, endosteum dan
sumsum tulang akan membentuk jalinan kolagen. Dalam jalinan ini, kondrosit akan
mengubah sel-sel osteogenik untuk menghasilkan kalus fibrokartilago. Proses ini berlangsung
selama 3 minggu. Sel-sel osteogenik akan berkembang menjadi osteoblas yang mulai
memproduksi trabekula tulang sebagai kalus tulang dalam kurun waktu 3 sampai 4 bulan.
Setelah 4 bulan, tulang spongious berangsur-angsur digantikan oleh tulang kompak (Gambar
3.A).6

Gambar 3. Proses osseointegrasi berdasarkan tahapan waktu6


Tulang yang terbentuk dapat berupa tulang lamelar, woven bone, tulang komposit dan
bundel tulang. Tulang komposit adalah kombinasi tulang lamelar dan woven bone, terbentuk
pada permukaan endosteal dan periosteal tulang kortikal. Tulang lamelar adalah tulang yang
telah terorganisasi dengan baik, mineralisasi tinggi dan kuat. Woven bone, disebut juga tulang
imatur, kurang terorganisasi, mineralisasi rendah dan kekuatannya lemah. Stabilitas implan
gigi dicapai dengan melekatnya elemen-elemen normal tulang sehingga daya dapat diabsorbsi
dan didistribusikan ke jaringan sekeliling implan.6
Secara histologis osseointegrasi ditandai dengan adanya regenerasi tulang sepanjang
permukaan logam. Struktur pada daerah yang menjadi tempat kontak dapat dipelajari secara
mendetail dengan menggunakan mikroanalisis sinar-X. Interaksi antara jaringan atau tulang
dengan biomaterial selalu merupakan proses fisika-kimiawi dan ultra structural.8,9
Respon tulang kortikal terhadap keberadaan implan meliputi 5 tahapan fisiologis:6
1. Pembentukan kalus, ditandai dengan respon sitokin terhadap stabilitas fixture (15 hari)

2. Pematangan kalus, lamellar tulang menjadi lebih kompak, remodeling dan


pengurangan kalus (25 hari sampai 1,5 bulan)
3. Fenomena penyesuaian regional (RAP), terjadi proses remodeling antara permukaan
yang non vital dengan tulang pendukung (1,5 bulan sampai 12 bulan)
4. Pematangan proses osseointegrasi : Proses penyesuaian berlangsung secara lengkap,
mineralisasi sekunder dari tulang yang baru terbentuk dan peningkatan hubungan
langsung dengan tulang melalui permukaan bahan (4 12 bulan)
5. Mempertahankan osseointegrasi dalam waktu yang lama. Berkelanjutan, remodeling
yang sifatnya lokal jika terjadi sesuatu kerusakan yang membutuhkan perbaikan pada
dua permukaan dan tulang pendukung (lebih dari 12 bulan)
Menurut Branemark, waktu penyembuhan implan gigi berkisar antara 4 sampai 6
bulan untuk rahang atas dan 3 sampai 4 bulan untuk rahang bawah. Mekanisme
osseointegrasi sangat mirip dengan mekanisme penyembuhan fraktur tulang. Penyembuhan di
sekitar implan dimulai saat gap antara implan dengan tulang terisi bekuan darah sesaat
setelah pemasangan implan gigi yang kemudian bekuan darah akan digantikan dengan tulang
trabekular yang akan berubah menjadi tulang lamelar. Pada akhir proses penyembuhan,
tulang yang matur akan berkontak secara langsung terhadap permukaan implan dimana akan
dicapai stabilitas implan yang baik.5
3. Apa saja faktor keberhasilan dental impant

KRITERIA KEBERHASILAN IMPLAN :


Setelah kita melakukan implantasi, maka kita harus mengetahui apakah implan yang
telah ditanam telah mengikuti kriteria keberhasilan atau belum. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu implan diantaranya (Pedlar dan Frame, 2001):
1. Biokompatibilitas dari implan material
2. Desain implan
3. Karakteristik permukaan implan
4. Kesehatan fisik dari pasien
5. Kondisi anatomi yang baik
6. Kooperasi pasien, status oral hygiene, kebiasaan merokok
7. Pengalaman operator
8. Beban implan setelah osseointegrasi.

Secara lokal pemeriksaan visual dan palpasi akan dijumpai keadaan-keadaan yang
dapat mengganggu pemasangan implan, misalnya jaringan lunak flabby yang berlebihan,
ridge yang sempit atau tajam, atau adanya undercut. Tetapi hal-hal tersebut akan tersamar
bila jaringan lunak yang menutupi tulang sangat padat, immobile

dan

tibious. Untuk

berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan keadaan-keadaan dibawah ini


(Karasutisna, 2002):
1. Ketebalan tulang di lingual ku rang lebih 1 mm dan 0,5 mm di sisi fasial dari implan
2. Jarak antar implan minimal 3 mm
3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm
4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm
5. Ketinggian tulang yang adekuat umumnya dijumpai diantara nasal cavity dan sinus
maksilaris
6. Jarak antara implan dan canalis alveolaris inferior minimal 2 mm
Menurut Schnitman dan Schulman (1979)

kriteria keberhasilan suatu implan meliputi

(Anusavice, 2003):
1. Pada pemeriksaan klinis, mobilitas implan kurang dari 1 mm
2. Tidak terdapat radiolusensi
3. Bone loss harus kurang dari satu per tiga tinggi implan.
4. Tidak terdapat infe ksi dan kerusakan struktur. Bila terdapat inflamasi harus
dilakukan perawatan
5. Tingkat kesuksesan implan 75% atau lebih setelah 5 tahun fungsi.
Sedangkan menurut Albrektsson,et. al., (1986) diantaranya:
1. Pada pemeriksaan klinis unattached implan tidak mobile
2. Secara radiograf tidak menunjukkan adanya periapikal radiolusen
3. Vertical bone loss kurang dari 0,2 mm pada tahun pertama pemakaian implan
4. Tidak terdapat gejala seperti nyeri, infeksi, neuropathy, parestesi, dan kelainan pada
canalis mandibularis
5. Tingkat kesuksesan 85% atau lebih padaakhir 5 tahun periode observasi dan 80% pada
akhir periode 10 tahun sebagai kriteria minimal kesuksesan impla
4. Komplikasi yang terjadi akibat pemakaian dental implant

Setiap operasi membawa kemungkinan komplikasi. Masalah yang dapat terjadi


dengan operasi implan meliputi:
Perdarahan
Infeksi
Cedera pada saraf, sinus (terletak di atas gigi atas Anda) atau rongga hidung
1.Pembengkakan merupakan sebuah reaksi normal terhadap setiap prosedur bedah dan jumlah
pembengkakan tergantung pada seberapa luas bedah tersebut. Pembengkakan normal akan
mencapai puncaknya pada 48 jam, kemudian sembuh secara perlahan. Jika pembengkakan
memburuk setelah 48 jam, hubungi dokter.
2.Luka memar terkadang terjadi di daerah-daerah yang berdekatan dengan tempat bedah.
Setiap dislokasi akibat luka memar akan hilang dalam beberapa hari setelah bedah.
3.Nyeri sedang umum terjadi selama 24-48 jam setelah bedah, dan pengobatan nyeri
mungkin diperlukan. Jika nyeri parah terus menerus yang tidak bisa diredakan dengan obat
nyeri yang diresepkan, segera hubungi dokter.
4.Trismus, atau kekakuan otot-otot rahang, bisa diakibatkan oleh pembengkakan setelah
bedah. Ketika pembengkakan berkurang, maka trismus akan hilang.
5.Infeksi sangat jarang terjadi setelah bedah implant tapi terkadang terjadi sebuah infeksi.
Jika demam, pembengkakan terus-menerus, nyeri atau pus terjadi setelah bedah, segera
hubungi ahli-bedah.
6.Selalu ada potensi kegagalan implant. Ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adlaah penolakan oleh tubuh atau perawatan yang tidak meamdai oleh pasien
setelah bedah.
7.Injury berpotensi terjadi pada gigi dan akar sekitarnya, isian atau bridgework.
8.Kehilangan atau perubahan sensasi saraf, yang menghasilkan mati-rasa atau sensasi gatal
pada bibir bawah, lidah, pipi, dagu, gusi atau gigi jarang terjadi jika implant ditempatkan
dalam rahang bawah dan saraf di dekatnya teriritasi. Biasanya ini hanya berlangsung
sementara, walaupun sangat jarang bisa permanen. Setiap tindakan pencegahan dilakukan
oleh dokter untuk menghindari saraf-saraf ini.
9.Komplikasi sinus, seperti drainase atau nyeri (sinusitis), terkadan terjadi jika implant
dipasang dalam rahang atas dan sinus menjadi terlibat. Ini bisa memelrukan perawatan lebih
lanjut atua juga tiga, tapi setiap gejala sinus harus dilaporkan kepada dokter.
10.Perdarahan bisa terjadi setelah dilakukannya bedah tipe apapun, tapi harus dikontrol
dengan mudah dan terdiri dari perdarahan sesekali selama 24-48 jam pertama. Jarang terjadi
perdarahan tersebut berlebihan atau berlangsung lama, jika ini terjadi segera hubungi dokter.
11.Nyeri TMJ (sendi rahang) atau fungsi abnormal jarang terjadi setelah bedah implant, tapi
ini bisa terjadi. Jika benar-benar terjadi, perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan.
12.Kehilangan tulang jarang terjadi, tapi bisa terjadi di sekitar implant jika kesehatan mulut
yang baik dipertahankan atau jika tekanan berlebihan diberikan pada implant.
13.Fraktur rahang sangat jarang diperlukan manipulasi untuk pemasangan implant pada
rahang bawah yang dapat menyebabkan fraktur pada tulang-rahang, khususnya jika rahang

tipis. Sinar-X akan menunjnukkan lokasi fraktur, dan ahli-bedah mulut dan maxillofacial bisa
mengatasi masalah tersebut.
5. Pertimbangan dalam penempatan / placement pada implan supported
denture
a. Pemasangan implant supported denture biasanya penempatanya lebih
sering dipasang pada alveolar bagian anterior karena tulang yang
berada pada bagian depan bisanya lebih tebal dan juga tulang alveolar
pada bagian depan tidak mengenai banyak saraf atau struktur lain
yang akan mengganggu penanaman implant
b. Urutan berdasarkan kualitas / dentisitas dari yang terbaik:
1) Anterior mandibula
2) Posterior mandibula
3) Anterior maxila
4) Posterior maxila

Umumnya waktu yang diperlukan untuk integrasi implan yang adekuat di


maksila adala 6 bulan (Tabel 1)2
Regio implan ditempatkan
Anterior Mandibula

Lama masa integrasi minimum


3 bulan

Posterior Mandibula

4 bulan

Anterior Maksila

6 bulan

Posterior Maksila

6 bulan

Bone graft

6 9 bulan

Dalam penilaian terhadap perencanaan letak implan, parameter dimensi harus


diingat untuk mengurangi komplikasi antara lain:
1

Paling sedikit 1 mm tulang tersisa pada lingual dan bukal atau sisi labial setelah
pertimbangan rencana penempatan implan.

Idealnya paling sedikit 2 mm tulang yang tersisa pada sisi mesial atau distal
implan dan dari gigi sebelahnya.

Tinggi ideal ridge vertical harus 1 atau 2 mm pada margin untuk keamanan
kanalis alveolar inferior mandibula, sinus maksilaris dan struktur vital terdekat.
4

Harus dipastikan ruang vertical yang cukup diantara puncak ridge dengan

oklusal gigi lawan sebagai tempat implan, abutmen dan mahkota. Umumnya
dibutuhkan 8 mm tinggi vertikal (Dymm, 2001).
Penempatan implant pada maksila posterior memiliki dua ketentuan khusus,
pertama kualitas tulang maksila, terutama bagian posterior memiliki kortek tulang lebih
tipis daripada bagian posterior mandibula. Ruang marrow yang lebih lebar dan tipis,
sehingga bagian kortikal menjadi kurang padat, sehingga perlu waktu lebih lama untuk

terjadinya osteointegrasi implant. Umumnya membutuhkan waktu 6 bulan untuk


terjadinya integrasi adekuat pada pemasangan implant pada derah maksila (Peterson,
1998).

6. Penatalaksanaan gigi tiruan pada ridge yang rendah selain menggunakan


dental implan
Beberapa teknik pembedahan diajukan untuk memperbaiki keadaan
tulang yang tidak adekuat, diantaranya
autogenus bone graft (ABG)
vertical- guided bone regeneration (GBR)
osteogensis distraksi (OD).
Bone graft dikenal sebagai upaya untuk menanggulangi resorpsi tulang
alveolar yang berlebihan dengan teknik pencangkokan tulang
sehingga diharapkan dapat mengembalikan tulang alveolar pada kondisi
yang ideal untuk penempatan implan.
GBR merupakan teknik bedah untuk meningkatkan formasi sel-sel tulang
baru dalam upaya penambahan tulang alveolar. Teknik tersebut
membutuhkan keterampilan yang cukup tinggi sebab teknik ini sangat
sensitif.
OD merupakan metode untuk mempersiapkan volume tulang yang
memadai untuk implan dengan cara memotong tulang pada regio yang
akan ditinggikan lalu segmen tulang yang terpisah dipasangi alat distraksi,
dan diberi gaya secara bertahap
Vestibuloplasty untuk mendalamkan vestibulum
7. Bagaimana pandangan islam dalam pemakaian dental implan
Undang-undang yang berkaitan dengan pemasangan implan gigi terdapat pada Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009 yaitu :
Pasal 1
(5) Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi
organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan
rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
Jika ditinjau dari aspek hukum implan di perbolehkan karena dapat bermanfaat
memulihkan kesehatan pasien dan membentuk struktur serta memeprbaiki fungsi yang telah
hilang. Impan ini pun harus dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya.

2.2 BIOETIKA
Bioetik berasal dari bahasa Yunani, bios berarti hidup atau kehidupan sedangkan ethos
berarti ilmu atau studi tentang isu-isu etik yang timbul dalam praktik biologi. Bioetika atau
bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini
dan masa mendatang (Bertens,2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti : abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan dan rekayasa genetik membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi dan sebagainya. Bioetika
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan
percobaan.
Penggunaan implant dalam aspek bioetika, sebenarnya bukan sesuatu yang di larang selama
pemasangannya merujuk pada empat kaidah dasar bioetik, yaitu autonomy, beneficiene, justice, dan
non-malificiene. Hal ini karena,tujuan pemasangan dental implant sendiri membantu orang- orang
yang memang sudah tidakpunya gigi bisa membpunyai gigi sehingga fungsi gigi yang dahulunya
tidak ada menjadi ada. Kelebihan dental implant di banding dengan denture yaitu:
1. Meningkatkan Kenyamanan : Gigi Implant dapat menghilangkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan yang diakibat kan karena pemakaian gigi palsu lepasan. tidak seperti gigi
palsu yang terpasang diatas gusi dan tulang rahang, implan tertanam kuat di dalam tulang
rahang, sehingga dapat mencegah timbulnya iritasi gusi dan rasa sakit yang diakibatkan
karena gigi palsu konvensional.
2. Meningkatkan Penampilan : Apabila anda kehilangan gigi, tulang rahang mulai mengecil dan
membuat wajah kelihatan lebih tua. Dengan Dental Implant bisa menghentikan semua proses
tersebut.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri : Dental Implant dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
anda akan merasa bangga akan diri sendiri. Banyak pasien yang telah menjalani perawatan ini
juga mengungkapkan hal yang sama. anda bisa mendapatkan hampir semua hal-hal yang bisa
anda lakukan dengan gigi asli.
4. Kemampuan Bicara Yang Lebih Baik : Pemasangan gigi palsu yang tidak benar, sering
mengakibatkan pasien berbicara seperti bergumam, mengeluarkan ucapan yang tidak jelas,
atau terdengar bunyi klik yang menggangu. Ditambah lagi, otot wajah menjadi lebih tegang
disebabkan oleh usaha untuk mempertahankan gigi pada tempatnya. Gigi implan
memudahkan pasien untuk berbicara dan makan dengan nyaman sehingga pasien lebih
percaya diri.

5. Mengunyah Dengan Lebih Efisien : Gigi implan dapat memperbaiki kemampuan mengunyah
yang sebanding dengan kemampuan gigi asli. Gigi palsu lepasan rahang atas menutupi langitlangit mulut sehingga kemampuan untuk merasakan makanan berkurang. Dengan gigi implan,
langit-langit mulut tidak tertutup, sehingga pasien dapat merasakan dan menikmati makanan
lebih baik.
6. Memberikan Perlindungan Pada Gigi Asli Yang Tersisa : Gigi implan tidak mengurangi
kualitas dari gigi yang berdekatan seperti halnya pada protesa gigi jembatan, karena gigi
tetangga tidak berubah posisinya untuk menyangga gigi . Dengan kata lain, gigi yang
berdekatan, tidak tersentuh sama sekali.Gigi implan tidak mengurangi kualitas dari gigi yang
berdekatan seperti halnya pada protesa gigi jembatan, karena gigi tetangga tidak berubah
posisinya untuk menyangga gigi . Dengan kata lain, gigi yang berdekatan, tidak tersentuh
sama sekali.
7. Dapat Diandalkan : Gigi implan dianggap sebagai sebuah pilihan terbaik untuk
menggantikan gigi dan terbukti dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Selain dari segi etik, Pemasangan dental implan menurut segi sosial,ekonomi dan budaya
antara lain:
1. Dari segi sosial implan gigi perlu karena dapat menggantikan gigi yang telah tanggal
(ompong) atau gigi yang berlubang tanpa akar. Selain mengembalikan fungsi gigi dan
memperbaiki fungsi pengunyahan, kepercayaan diri seseorang yang sempat hilang karena
gigi tanggal juga bisa kembali.
2. Dari segi ekonomi,implan gigi memakan biaya tidak sedikit,dapat di katakan mahal dan
Dokter gigi yang mampu melakukan perawatan ini pun relatif masih sedikit dan umumnya
adalah dokter gigi yang memperdalam ilmunya di luar negeri.Tapi dengan biaya yang mahal
itu sebanding dengan hasil yang di dapat.
3. Dari segi budaya,dari segi agama di perbolehkan asal tujuannya untuk kesehatan bukan untuk
pamer,implan gigi masih di jadikan pergunjingan karena dilihat dari segi agama pemakaian
implan gigi,tato gigi,berlian itu harus dilepas jika pemakai telah meninggal dunia.Karena
masih dianggap sebagai hiasan dan merupakan sesuatu yang asalnya bukan dari tubuh secara
alami.
8. Apakah ra juga bisa dilakukan implan dan jelaskan
Boleh laah, kalau ompong dirahang atas atau gtl rahang atas ga stabil dan
retensi mau dibiarin aja wkwkwk, ati ati aja sama sinus
9. Apa perbedaan antara overdenture dengan gtl konvesional

Anda mungkin juga menyukai