Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama
: Ahmad Fitra
NIM
: 135040201111066
Kelas
:A
Kelompok
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2016
I . PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada
lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan
dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur
hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori
kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma,
dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai
tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta
dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang
biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai
perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia,
menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas.
Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu
yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya Dalam kurun waktu yang
panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada kerugian akibat
hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk menangani masalah gulma, maka
perlu dilakukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para
petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah
sehingga produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun
pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan
sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan,
dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama latin.
1.2.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum identifikasi gulma ini adalah untuk memberikan
diidentifikasi di herbarium.
Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan
Mencari sendiri melalui kunci identifikasi
Membandingkan dengan determinasi yang telah ada.
Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia
dan
pengaruh-pengaruh
negatif
yang
ditimbulkannya
(Tjitrosoedirjdjo, 1984).
2.4 KARAKTERISTIK GULMA
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
2.4.1 Gulma Berdaun Sempit (Grasses)
Menurut Barus (2003), gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai
berikut: daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh
tegak atau menjalar, dan memiliki pelepah serta helaian daun. Contoh-contoh
gulma berdaun sempit adalah sebagai berikut.
- Axonopus compressus
- Brachiaria miliformis
- Cynodon datylon
- Cyrtococcum accrescens
- Panicum brevifollium
2.4.2 Gulma Teki-Tekian (Sedges)
Menurut Barus (2003), gulma jenis teki-tekian mirip dengan gulma berdaun
sempit, namun memiliki batang berbentuk segitiga. Beberapa contoh jenis gulma
teki-tekian adalah sebagai berikut.
- Cyperus brevolius
- Cyperus digilatus
- Cyperus rotundus
- Lipocarpha corymbosa
- Scirpus mucronatus
2.4.3 Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)
Pada umumnya, gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua,
meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki ciri-ciri
daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Contoh-contoh jenis
gulma berdaun lebar adalah sebagai berikut.
- Ipomoea cairica
- Alocasia macrorrhiza
- Amaranthus spinosus
- Croton hirtus
- Curculigo villosa
- Pistia stratiotes
2.4.4 Gulma Pakis-Pakisan (Ferns)
No
Alat dan Bahan
Alat
1
Buku Identifikasi
2
Alat Tulis
3
Kamera
Fungsi
Untuk mengidentifikasi gulma
Untuk menulis hasil identifikasi
gulma
Sebagai
Background
saat
mendokumentasikan
Untuk mendokumentasikan gulma
Bahan
1
Spesimen gulma lengkap dan segar
3.2 ALUR KERJA
: Plantae
: Tracheobionta
: Spermatophyta
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Commelinidae
: Cyperales
: Cyperaceae
: Cyperus
: Cyperus rotundus L.
umbi
yang
banyak,
tiap
umbi
dengan
pertulangan
daun
sejajar
tidak
Habitat
Nilai Ekonomis
terutama di sawah
: Dalam persaingan dengan tanaman budidaya,
gulma menghasilkan zat allelopati yang dapat
meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman
budidaya, dan berguna sebagai bahan pakan bagi
ternak (Anonymous, 2014).
B. Cyperus iria
Kingdom :
Subkingdom :
Super Divisi :
Divisi
:
Kelas
:
Sub Kelas :
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:
Ciri Morfologinya
Plantae
Tracheobionta
Spermatophyta
Magnoliophyta
Liliopsida
Commelinidae
Cyperales
Cyperacea
Cyperus
Cyperus iria
:Batang: 3 menyudut tajam, berumbai, halus, 5-80cm tinggi. Daun: basal, kasar menyentuh di bagian
atas, linier, lembek, dengan secara bertahap
meruncing titik dan 3-8 mm lebar; selubung
cokelat kemerahan atau keunguan, membungkus
batang di pangkalan. Bunga majemuk: umbel
sederhana atau senyawa yang terdiri dari berbagai
tegak-menyebarkan 3-10 mm panjang spikelets
diratakan. Buah: tiga-siku, kacang 1,0-1,5 mm
dengan
sisi
sedikit
Habitat
Daur Hidup
Nilai Ekonomis
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Plantae
: Tracheobionta
: Spermatophyta
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Commelinidae
: Cyperales
: Cyperaceae
: Cyperus
: Cyperus kyllingia
Endl.
Ciri Morfologinya
:
Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam, dengan tinggi
antara 10 80 cm
Daun
: berisi 4 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah
daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna
hijau mengkilat, panjang daun 10 60 cm,
lebar daun 2 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis,
keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 4.
Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari- jari payung 6 9.
Bunga : Berisi 10 40, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3,
tangkai putik bercabang3
Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, segitiga berwarna
coklat, panjang lebih kurang 5 mm
Habitat
: tanaman terna, menahun.
Daur Hidup
: berkembang biak dengan menggunakan biji.
Nilai Ekonomis
: Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak
2. Golongan Gulma Air
A. Teratai (Nymphaea)
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyt
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Nymphaeales
Famili: Nymphaeaceae
Genus: Nymphaea
Spesies: Nymphaea nouchali Brum F
Ciri morfologinya
Daur Hidup
Habitat
Nilai Ekonomis
B. Ganggang hijau(Cyanophyta)
Divisio
Classsis
Ordo
Familia
Genus
Species
Daur Hidup
: Chlorophyta
: Cholrophyceae
: Ulvales
: Ulvaceae
: Ulva
: Ulva sp.
tempat.
berlangsung
berupa
Habitat
Nilai Ekonomis
secara
suatu
Reproduksi
konjugasi.Hasil
zigospora
aseksualnya
konjugasi
zigospora
tidak
O2
dari
proses
fotosintesis
yang
Ciri morfologinya
Habitat
Nilai Ekonomis
permukaan laut
: Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai larvasida alami.
Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid,
triterpenoid,
tanin,flavonoid
(eupatorin)
dan
Ciri morfologinya
Ordo:
Caryophyllales
Famili:
Portulacaceae
Genus:
Portulaca
Spesies:
P. oleracea
dan tebal.
berdaging,
dan
sulfur.Daun
tanaman
Daunnya
bunganya
krokot merupakan
kuning
daun
Nilai Ekonomis
permukaan laut
: Sebagai pakan ternak,sayur, tanaman obat, dan
Gelang biasa dapat dijadikan insektisida, karena
mengandung
zat
tanin,
fosfat,
mengandung
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Upafamili: Mimosoideae
Ciri morfologinya
Genus:
Mimosa
Spesies:
M. pudica
kecil,
bertaju
empat
seperti
selaput
(Angiospermae)
dan
berkembangbiak
dengan biji.
: Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah
yang lapang baik itu diladang, diperkebunan,
diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya
Daur hidup
Nilai Ekonomis
disekitar kita.
: berkembang biak dengan biji
: sebagai tanaman obat, dan pencegah erosi karena
memiliki akar yang kuat.
: Plantae
: Spermatophyta
: Dicotyledoneae
: Poales
: Poaceae
: Axonopus
: Axonopus compressus
(Swartz) Beauv.
Ciri morfologinya
tropis.
: Gulma tahunan ( perennial weeds ), gulma yang
umurnya lebih dari 2 tahun. Gulma ini umumnya
berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
Organ
perkembangbiakan
organ-organ
Habitat
tersebut
stolon.
biasanya
Pemotongan
terjadi
saat
pengolahan tanah.
: Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan
dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan
Nilai Ekonomis
terutama di sawah
: Sebagai pakan ternak
: Tracheobionta
: Spermatophyta
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Commelinidae
: Poales
: Poaceae
: Eleusine
: Eleusine indica (L.)
Gaertn
Ciri morfologinya
Daur Hidup
bunga.
: Semusim, Berumur pendek, Berkembangbiak
Habitat
Nilai Ekonomis
sampi 50cm.
: Rumput ini sebagai makan ternak oleh peternak
Guinea pig sejak dulu dan rumput ini juga di
berikan sebagai pakan kambing. rumput ini sangat
terbatas untuk jumlah besar. Sangat di sukai Guinea
Pig.
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Poales
: Poaceae
: Paspalum
: Paspalum conjugatum
Berg.
Ciri morfologinya
(calmus).
Permukaan
batang
berusuk
sehingga
bunga
langsung
dengan biji.
: Tumbuh sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl.
Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak
menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang
sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang
Nilai Ekonomis
: Plantae
Subkingdom
Superdivision
Division
Class
Subclass
: Tracheobionta
: Spermatophyta
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Commelinidae
Order Cyperales
Family
: Poaceae
Genus
: Melinis P. Beauv.
Species
: Melinis minutiflora
P. Beauv.
Ciri morfologinya
semacam
minyak
eteritis
yang
mayang
dengan
warna
keunguan.
cukup baik.
: Terdapat di sungaidaerah dataran rendah terbuka.
Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang
Habitat
Nilai Ekonomis
tropis
: Sebagai pakan ternak
Nees
Ciri morfologinya
Habitat
sawah
: Afrika Tenggara, dari Kenya ke Afrika Selatan,
Asia, dari India dan Sri Lanka ke Asia Tenggara,
juga China, Jepang, dan Korea, Australia, New
Nilai Ekonomis
Guinea.
: digunakan sebagai pakan untuk hewan.Biji-bijinya
dapat berfungsi sebagai makanan bencana kelaparan
di Afrika Timur.
4.2 PEMBAHASAN
Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial)
dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan
hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja,
sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai
hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan
sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan
mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang
merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi
sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat
morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi
sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok
yang sama.
Cara klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas
dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma
menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula.
Masing-masing kelompok memperlihatkan perbedaan di dalam pengendalian.
Gulma dapat dikelompokan seperti berikut ini :
a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang
menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun
atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai
memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya
hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut
sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan,
tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma
tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek,
menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji
yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia
banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa
crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis
flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.
b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan
siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun.
Pada
tahun
pertama
digunakan
untuk
pertumbuhan
vegetatif
V . KESIMPULAN
Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu
yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan
memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia.
Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari
sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:
Membandingkan gulma tersebut dengan
material
yang
diidentifikasi di herbarium.
Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan
Mencari sendiri melalui kunci identifikasi
Membandingkan dengan determinasi yang telah ada.
Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia
telah
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta
Buhman, R dkk. 1999. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Yogyakarta:
Konisius
Djafarudin. 1996.Dasar-dasar
Aksara.
Moenandir, j. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Jakarta.
Nurjanah,Uswatun dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma.
FAPERTA UNIB. Bengkulu.
Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka.
Sukman,Yernelis dan Yakup.1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.
Palembang: FAPERTA UNSRI
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian.
Jogjakarta: Kanisius