Petunjuk Praktikum Genetik Revisi 2013
Petunjuk Praktikum Genetik Revisi 2013
GENETIKA
Oleh :
Fitriyah, M.Si
Andik Wijayanto
Dr. Alvi Milliana
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
Praktikan Genetika
(...)
NIM.
DAFTAR ISI
5
TOPIK I
A. Pendahuluan
Anda akan mensimulasikan percobaan Mendel tentang
peluang dan pewarisan sifat dengan menggunakan koin
sebagai perwakilan genotipe tanaman. Kemudian Anda
bandingkan apa yang Anda harapkan dan apa yang
sebenarnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami hukum
Mendel tentang peluang dan pewarisan sifat
C. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan berupa 2 buah Koin
D. Cara Kerja
1. Dibagi menjadi beberapa kelompok dengan satu
kelompok beranggotakan 2 orang.
2. Satu orang melempar 2 koin bersamaan dan satu
orang lagi mencatat hasilnya.
E. Diskusi
1. Berapa rasio AA:AB:BB pada 4 kali lemparan? 50 kali
lemparan? 100 kali lemparan?
2. Apakah persis sama atau mendekati hukum Mendel?
Jelaskan
3. Apa yang dapat Anda pelajari pada praktikum Peluang
dan Pewarisan Sifat kali ini?
TOPIK II
PENYUSUNAN DAN ANALISIS
KARIOTIPE MANUSIA
A. Pendahuluan
Kromosom ialah struktur pembawa gen yang mirip
benang yang terdapat di dalam nukleus. Masing-masing
kromosom terdiri atas molekul DNA yang sangat panjang dan
protein terkaitnya.
Kariotipe
ialah
metode
atau
cara
untuk
pengorganisasian kromosom suatu sel dalam kaitanya dengan
jumlah, ukuran dan jenis.
Kariotipe bermanfaat untuk
mengidentifikasi abnormalitas tertentu dari kromosom. Teknisi
medis
biasanya
mempersiapkan
kariotipe
dengan
menggunakan komponen darah berupa Leukosit (sel darah
putih). Selain itu, pengambilan sampel untuk analisa
karyotiping bias diambil dari beberapa sumber berikut :
a. Bayi yang sudah lahir / manusia dewasa
1. Darah
2. Bone marrow
3. Jaringan kulit atau jaringan tubuh lainnya
b. Bayi yang belum lahir
1. Cairan amniotic
2. Extra-Embrionic cells (dari Chorionic villi)
Pada praktikum ini akan dilakukan analisa kromosom
manusia dengan menyusun gambar kariotipe-kariotipe
kromosom yang telah diacak, dengan harapan praktikan dapat
memahami macam-macam bentuk kromosom manusia dan
perananya dalam sel manusia.
B. Tujuan
1. Menyusun kariotipe kromosom
2. Belajar menganalisa hasil kariotipe
Lampiran
Studi Kasus
Riwayat Pasien
Pasien A
Pasien A adalah janin yang berusia hampir genap 40
minggu dari seorang ibu berusia 40an tahun. Kromosom
diperoleh dari cel epitel janin yang diambil melalui proses
amniocentesis.
Pasien B
Pasien B adalah seorang laki-laki berusia 28 tahun.
Pasien tersebut sedang berusaha mengetahui penyebab
mengapa dia belum memiliki anak. Kromosom diperoleh dari
sel-sel yang memiliki nukleus dari darah pasien.
Pasien C
Pasien C adalah bayi yang meninggal sesaat setelah
dilahirkan dengan beberapa kelainan termasuk polidactili dan
bibir sumbing. Kromosom diperoleh dari sampel jaringan.
Membaca kariotipe
Teknisi laboratorium akan mengkompilasi kariotipe,
kemudian dengan menggunakann notasi atau penulisan
spesifik mengkarakterisasi kariotipe.
Notasi tersebut mencakup jumlah total kromosom,
kromosom seks dan kromosom yang lebih atau hilang.
Contoh:
47, XY, +18 menunjukkan bahwa paseien tersebut memiliki
47 kromosom, seorang laki-laki dan memiliki kromosom
autosomal ekstra pada kromosom 18.
46, XX menunjukkan bahwa pasien adalah seorang wanita
dengan jumlah kromosom normal
47, XXY menunjukka bahwa pasien memiliki kromosom seks
ekstra.
Membuat diagnosa
Langkah setelah pembuatan notasi dari kariotipe
adalah membuat diagnosa dari abnormalitas yang ada pada
Klinefelter's
Syndrome
Down's Syndrome
Trisomy 13
Syndrome
Kelainan Kromosom
Penyebab masalah pada pasien
tidak disebabkan oleh kelainan
jumlah kromosom tapi disebabkan
oleh hal lain.
Terdapat satu atau lebih ekstra
kromosom seks (misal, XXY)
Trisomy 21, kromosom ekstra pada
kromosom 21
Kromosom ekstra pada kromosom
13
Laporan Sementara
1. Susunan kariotipe normal yang diperoleh, tulis notasinya
2. Pasien A, B dan C Jumlah autosom, kromosom seks dan
kelainannya jika ada (tuliskan dalam bentuk notasi)
3. Abnormalitas bentuk dan struktur yang teramati, beri
penjelasan singkat
4. Hasil diagnosa dan penjelasannya disertai referensinya.
10
TOPIK III
EKSTRAKSI DNA SEDERHANA
A. Pendahuluan
Asam nukleat berupa asam deoksiribonukleat, lebih
dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid),
umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran
DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel.
Ini berlaku umum bagi setiap organisme.
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan
basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari
ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga
DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rangka utama untai
DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui
ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu
gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu
perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya;
gula RNA adalah ribosa.
DNA dapat diisolasi, baik dari sel manusia maupun sel
tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi dari cairan darah.
Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak,
substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas
(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri
atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan
trombosit (platelet). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel
darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki
nukleus, di mana terdapat DNA di dalamnya.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi
DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA denagn
partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan
dengan berhati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan
pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat
11
12
E. DISKUSI
1. Bagaimanakah hasil praktikum kali ini? Struktur apakah
yang tampak pada hasil praktikum?
2. Apakah fungsi mengunakan detergen dalam praktikum
ini? Bagiamanakah hal ini dapat dijelaskan berdasarkan
konsep penusun membrane sel?
13
TOPIK IV
14
15
16
TOPIK V
GENETIKA POPULASI
(MELALUI KONSEP ALEL GANDA)
A. Pendahuluan
Alel adalah gen-gen berlainan yang menempati lokuslokus yang sama pada kromosom homolog. Bila sebuah lokus
dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu
seri alel maka alel demikian disebut Alel Ganda (=multiple
alleles),
atau
jika
terdapat
dua/lebih
alel
yang
mengontrol/mempengaruhi suatu sifat maka sifat tersebut
dikatakan dikontrol oleh alel ganda. Peristiwanya disebut
multiple allelomorfi. Alel ganda dapat dijumpai dalam golongan
darah manusia yang terdiri dari alel IA, IB. dan i.
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi
sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk alel. Golongan
darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel
berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan
fenotip untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin
A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat,
substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada
permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin
mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya
(tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). kesesuaian
golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika
darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap
asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang
diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul
asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah yang
disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat
membunuh resipien.
B. Tujuan
1. Mengetahui golongan darah tiap-tiap anggota populasi
(populasi = kelas)
2. Menganalisa frekuensi gen pada suatu populasi
17
18
Antigen
dalam
eritrosit
A
B
A dan B
Alel dalam
kromosom
Genotip
I
IA
IB
A
I , IB
Ii
I I atau IAi
IBIB atau IBi
I AI B
A B