Anda di halaman 1dari 28

OBAT JAMUR

INFEKSI SISTEMIK
INFEKSI DALAM(internal) : aspergilosis,
blastomikosis,koksidiodomikosis,
kriptokokosis, histooplasmikosis, kandidiasis.
INFEKSI SUBKUTAN : kromomikosis,
misetoma, dan sporotrikosis

INFEKSI DERMATOFIT
Trichophyton, epidermophyton dan
microsporum

INFEKSI MUKOKUTAN
Kandida, menyerang mukosa dan daerah
lipatan kulit dalam keadaan kronis.
Umumnya mengenai mukosa kulit dan kuku

INFEKSI SISTEMIK
AMFOTERISIN B
Asal dan kimia
Hasil fermentasi streptomyces nodosus
Kristal jarum atau prisma kuning jingga, tidak berbau dan
tidak berasa, bersifat basa lemah, tidak larut dalam air,
tidak stabil,tidak tahan suhu >37 c

Aktivitas antijamur
Sel tumbuh dan sel matang (ph 6-7,5) Dengan kadar 0,31,0 g/mL antibiotik ini dapat menghambat
aktivitasHistoplasma capsulaium, Cryptococcus
neoformans, Coccidioides immitis,dan beberapa
spesiesCandida, Tondopsis glabrata, Rhodotorula,
Blastomyces dermatitidis, Paracoccidioides
braziliensis,beberapa spesiesAspergillus
Sinergis dengan rifampisin atau minosiklin

Mekanisme kerja
Berikatan dengan ergosterol(gugus sterol) pada
membran sel jamur. Ikatan menyebabkan membran
bocor dan merusak sel.

Farmakokinetik
Sedikit sekali diserap saluran cerna cerna
Injeksi 1,5mg/hari lalu ditingkatkan 0,4-0,6mg/kgbb/hari akan
memberikan kadar puncak.
Waktu paruh 24-48 jam
Didistribusikan luas ke seluruh jaringan, 95% obat beredar dalam
plasma terikat pada lipoprotein
Dalam cairan pleura,peritoneal,sinovial, dan akuosa hanya 2/3
dar kadar terendah dalam plasma
Menembus sawar urin, css, humor vitreus,amnion.
Eksresi obat melalui ginjal lambat (3%) selama 24 jam

Efek samping
Kulit panas, keringatan,sakit kepala,demam(50% IV,hidrokortison
25-50mg), menggigil ,lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis(heparin),
kejang, fungsi ginjal berkurang(80%,flusitosin), asidosis tubuler
dan hipokalemia(kalium). Anemia normositik normokrom.

Indikasi
Spektrum luas bersifat fungisidal. Korneal dan keratitis
mikotik(tetes). Dirawat!

Sediaan dan posologi


Vial 50mg bubuk liofilik, 0,5mg + 5ml cairan
spinal(meningitis,coccidiodies)
0,3-0,5mg/kgbb cukup efektif
Krim, losio, salep 3%

INFEKSI SISTEMIK
FLUSITOSIN
Asal dan kimia
antijamur sintetik yang berasal dari fluorinasi pirimidin, dan mempunyai persamaan
struktur dengan fluorourasil dan floksuridin. Obat ini berbentuk kristal putih tidak
berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.

Aktivitas antijamur
Spektrum antijamur flusitosin agak sempit. Obat ini efektif untuk pengobatan
kriptokokosis, kandidiasis, kromomikosis, torulopsis dan aspergilosis.
Cryptococcus danCandidadapat menjadi resisten selama pengobatan dengan
flusitosin. 40 50% Candidasudah resisten sejak semula pada kadar100 g/mL
flusitosin. Infeksi saluran kemih bagian bawah oleh Candidayang sensitif dapat
diobati dengan flusitosin saja karena kadar obat ini dalam urin sangat tinggi.
Invitropemberian flusitosin bersama amfoterisin B akan menghasilkan efek
supraaditif terhadap C. neoformans, C. tropicalisdanC. albicansyang sensitif.

Mekanisme kerja
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam
sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5fluorourasil dan fosforilasi. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil. Keadaan initidak
terjadi pada sel mamalia karena dalam tubuh mamalia flusitosin tidak diubah
menjadi fluorourasi

Farmakokinetik
Diserap baik oleh saluran cerna. Bersama makanan
memperlambat tapi jumlah tetap
Kadar puncak setelah 1-2 jam pemberian 37,5mg/kgbb
Kadar dalam cairan otak 60-90% kadar dalam plasma
Masa paruh eliminasi obat 3-6jam, 90% dikeluarkan

Efek samping
Kurang toksik dibandingkan amfoterisin B
Anemia, leikopenia, trombositopenia, mual, muntah, sgot
sgpt meningkat(5%),hepatomegali.
Tidak bersifat nefrotoksik
Hamil jangan!!!

Indikasi
Diberikan peroral tapi cepat resisten
Criptokokus neoformans,candida dan kromoblastomikosis
Kombinasi dapat dengan amfoterisin B dan itrakonazol

posologi
Kapsul 250 dan 500mg, dosis dianjurkan 50-150mg/hari
dlm 4x

INFEKSI SISTEMIK

IMIDAZOL & TRIAZOL


KETOKONAZOL

Imidazol sintetik, bersifat liofilik dan larut dalam air pada ph asam
Ketokonazol aktif sebagai antijamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif
terhadapCandida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. capsulatum, B.
dermatitidis, AspergillusdanSporothrix spp.
penyerapan saluran cerna berkurang pada pasien dengan ph lambung tinggi, antasida
atau antagonis H2. makanan tidak berpengaruh
84% berikatan dengan protein plasma(albumin), 15% dengan eritrosit, 1% dalam
bentuk bebas.
Eksresi bersama cairan empedu ke lumen usus, sedikit ke urin. Ginjal dan hati tidak
mempengaruhi kadar dalam plasma
Efek toksik ringan daripada amfoterisin B. Lebih baik bersama makanan, mnegurangi
mual dan muntah
Hepatotoksik, ginekomastia pada pria, haid tidak teratur. Wanita hamil dan menyusui
JANGAN!!
Ketokonazol murah, histoplasmosis paru,sendi, tulang, jaringan lemak.
Rifampizin, isoniazid, fenitoin menurunkan kadar ketokonazol
Siklosporin,warfarin,midazolam, indinavir meningkatkan kadar obat
Penggunaan bersama terfenadin, astemizol/ sisaprid dpt menyebabkan aritmia
ventrikel jantung
Tab 200mg, krim 2%, shampo 2%. Dosis dewasa 1 x 200-400mg, anak 3,36,6mg/kgbb/hari

IMIDAZOL & TRIAZOL


ITRAKONAZOL
IV atau Oral
Spektrum lebih luas dan efek samping lebih
kecil dibandingkan ketokonazol
Diserap lebih sempurna bersama makanan
Rifampizin mengurangi kadar plasma
itrakonazol
Kapsul 100mg, dosis dianjurkan 200mg perhari.
Suspensi 10mg/ml dan larutan iv 10mg/ml
Mual, muntah, kemerahan, pruritus, lesu,
pusing, edem kaki
Indikasi pada blastomikosis, koksidiodomikosis,
sariawan pada mulut dan tenggorokan, tinea
versikolor

IMIDAZOL & TRIAZOL


FLUKONAZOL
Diserap sempurna pada saluran cerna tanpa pengaruh
makanan atau ph lambung
Tersebar rata pada plasma cairan tubuh, saliva ,
sputum.
Waktu paruh eliminasi 25jam. Ekskresi 90% meallui
ginjal.
Dosis disarankan 100-400mg perhari, sediaan oral
kapus 50,100,150,200mg.
Gangguan saluran cema merupakan efek samping
yang paling banyak ditemukan. Pada pasien AIDS
ditemukan urtikaria, eosinofilia, sindrome StevensJohnson, gangguan fungsi hati yang tersembunyi dan
trombositopenia.
Flukonazol berguna untuk mencegah relaps meningitis
yang disebabkan oleh Cryptococcuspada pasien AIDS
setelah pengobatan dengan amfoterisin B. Juga efektif
untuk pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan
pada pasien AIDS.

IMIDAZOL & TRIAZOL


VORIKONAZOL
Obat ini adalah antijamur baru golongan triazol yang diindikasika,
untuk aspergiiosis sistemik dan Infeksi jamur berat yang disebabkan
olehScedosporium apiosperrnundan Fusarium sp. Obat ini juga
mempunyai efektivitas yang baik terhadapCandida sp,Cryptococcus
sp danDermatophyte sp, termasuk untuk infeksi kandida yang
resisten terhadap flukonazol
Pengobatan yang dimulai dengan pemberian IV ini, secepatnya harus
dialihkan ke pemberian oral.
Dosis muat oral untuk pasien dengan berat badan >40 kg ialah
400mg dan untuk pasien yang beratnya < 40 kg diberikan 200 mg.
Dosis muat oral juga diberikan hanya 2 kali dengan interval 12 jam.
Pengobatan lalu dilanjutkandengan pemberian oral 200 mg tiap 12
jam bagi pasien dengan berat badan >40 kg.Untuk pasien dengan
berat badan kurang dari 40 kg diberikan dosis pemeliharaan 2 kali
100 mg sehari
Paling aman dan diharuskan berupa pemberian oral
Efeksamping berupa fotofobia dan penglihatan kabur(30%)
Tidak dibolehkan diberikan bersama rifampisin, karbamazepin,
kuinidin, sirolimus
Pemberian bersama
rifabutin,ranitidin,omeprazol,fenitoin,benzodiazepin, golongan statin
diperlukan penyesuaian dosis
Tab 50 dan 200mg, suspensi oral 40mg/ml

INFEKSI SISTEMIK
KASPOFUNGIN
Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari suatu kelas baru
yang disebut ekinokandin. Obat ini bekerja dengan
menghambat sintesis beta (1,3)-Dglukan, suatu komponen
esensial yang membentuk dinding sel jamur.
Dalam darah 97% obat terikat protein dan masa paruh
eliminasinya 9-11 jam.Obat ini dimetabolisme secara lambat
dengan cara hidrolisis dan asetilasi.Ekskresinya melalui urin
hanya sedikit sekali.
Kaspofungin diindikasikan untuk infeksi jamur sebagai berikut:
Kandidiasis invasif, termasuk kandidemia pada pasien neutropenia atau nonneutropenia.
Kandidiasis esofagus.
Kandidiasis orofarings.
Aspergilosis invasif yang sudah refrakter terhadap antijamur lainnya.

Pengobatan umumnya diberikan selama 14 hari. Keamanan


obat ini belum diketahui pada wanita hamil dan anak berumur
kurang dari 18 tahun.
Pemberian bersama dexa, efaviren, nevirapin, fenitoin,
rifampisin mengurangi kadar kaspo
Dosis dewasa 70mg iv, dilanjutkan single dose 50mg sehari.dpt
ditingkatkan hingga 70mg bila kurang responsif

INFEKSI SISTEMIK
TERBINAFIN
Asal dan kimia
Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengans
truktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi
dermatofitosis, terutama onikomikosis. Namun, pada
pengobatan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor,terbinafin
biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol atau triazol
karena penggunaannya sebagai monoterapi kurang efektif

Farmakokinetik
Terbinafin diserap baik melalui saluran cerna, tetapi
bioavailabilitasnya menurun hingga 40% karena mengalami
metabolisme lintas pertama di hati. Obat ini terikat dengan
protein plasma lebih dari 99% dan terakumulasi di kulit, kuku
dan jaringan lemak.
Waktu paruh awalnya adalah sekitar 12 jam dan berkisar antara
200 sampai 400 jam bila telah mencapai kadar mantap. Obat ini
masih dapat ditemukan dalam plasma hingga 4-8 minggu
setelah pengobatan yang lama.
Terbinafin dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang tidak
aktif dan diekskresikan di urin. Terbinafin tidak di indikasikan
untuk pasien azotemia atau gagal hati karena dapat terjadi
peningkatan kadar terbinafin yang sulit diperkirakan.

Aktivitas antijamur
Bersifat keratofilik dan fungisidal
Mempengaruhi biosintesis ergosterol
dinding sel jamur

Efek samping
Rash, sakit kepala, gangguan saluran cerna
Hepatotoksisitas, netropenia berat, SSJ
atau nekrolisis epidermal toksik
Jangan pada ibu mengandung dan
menyususi

posologi
Tab oral 250mg

INFEKSI SISTEMIK
Infeksi oleh jamur patogen yang terinhalasi
dapat sembuh spontan. Histoplasmosis,
koksidioidomikosis, blastomikosis dan
kriptokokosis pada paru yang sehat tidak
membutuhkan pengobatan. Kemoterapi
baru dibutuhkan bila ditemukan pneumonia
yang berat, infeksi cenderung menjadi
kronis, atau bila disangsikan terjadi
penyebaran atau adanya risiko penyakit
akan menjadi lebih parah. Pasien AIDS atau
pasien penyakit imunosupresi lain biasanya
membutuhkan kemoterapi untuk mengatasi
pneumonia karena jamur atau oleh sebab
lain.

INFEKSI SISTEMIK
Aspergilosis
Invasi aspergilosis paru sering terjadi pada pasien
penyakit imunosupresi yang berat dan tidak memberi
respons yang memuaskan terhadap pengobatan
dengan antijamur. Obat pilihan adalah amfoterisin B
IV dengan dosis 0,5-1,0 mg/kgBB setiap hari dalam
infus lambat. Untuk infeksi berat, dosis dapat
ditingkatkan sampai dua kalinya. Bila penyakit
progresif, dosis obat dapat ditingkatkan.

Blastomikosis
Obat terpilih untuk kasus ini adalah ketokonazol per
oral 400 mg sehari selama 6 12 bulan. Itrakonazol
juga efektif dengan dosis 200 400 mg sekali sehari
pada beberapa kasus. Amfoterisin B dicadangkan
untuk pasien yang tidak dapat menerima ketokonazol,
infeksinya sangat progresif atau infeksi menyerang
SSP. Dosis yang dianjurkan 0,4 mg/kgBB/hari selama
10 minggu. Kadangkala dibutuhkan tindakan operatif
untuk mengalirkan nanah dari sekitar lesi.

INFEKSI SISTEMIK
Kandidiasis
Kateterisasi ataupun manipulasi instrument lain dapat
memperburuk kandidiasis. Bila invasi tidak mengenai
parenkim ginjal pengobatan cukup dengan amfoterisin B 50
g/mL dalam air steril selama 5 7 hari. Bila ada kelainan
parenkim ginjal, pasien harus diobati dengan amfoterisin B IV
seperti mengobati kandidiasisberat pada organ lain.

Koksidiodomikosis
Ditemukannya kavitas tunggal di paru atau adanya
infiltrasifibrokavitas yang tidak responsif terkadap kemoterapi
merupakan ciri yang khas dari penyakit kronis
koksidioidomikosis; yang membutuhkan tindakan reseksi. Bila
terdapat penyebaran ekstrapulmonar, amfoterisin B IV
bermanfaat untuk penyakit berat ini, juga pada pasien
dengan penyakit imunosupresi dan AIDS.
Ketokonazol diberikan untuk terapi supresi jangka panjang
terhadap lesi kulit, tulang dan jaringan lunak pada pasien
dengan fungsi imunologik normal. Hasil serupa juga dapat
dicapai dengan pemberian itrakonazol 200-400 mg sekali
sehari. Untuk meningitis yang disebabkan oleh
Coccidioidesobat terpilih ialah amfoterisin B yang diberikan
secara intratekal.

INFEKSI SISTEMIK
Kriptokokosis
Obat terpilih adalah amfoterisin B IV dengan
dosis 0,4-0,5mg/kgBB/hari. Pengobatan
dilanjutkan sampai hasil pemeriksaan kultur
negatif. Penambahan flusitosin dapat
mengurangi pemakaian amfoterisin B menjadi
0,3mg/kgBB/hari.
Di samping penyebarannya yang lebih baik ke
dalam jaringan sakit,flusitosin diduga bekerja
aditif terhadap amfoterisin sehingga dosis
amfoterisin B dapat dikurangi dan dapat
mengurangi terjadinya resistensi terhadap
flusitosin. Flukonazol banyak digunakan untuk
terapi supresi pada pasien AIDS.

INFEKSI SISTEMIK
Histoplasmosis
Pasien dengan histoplasmosis paru kronis sebagian
besar dapat diobati dengan ketokonazol 400 mg per hari
selama 6-12 bulan. Itrakonazol 200-400mg sekali sehari
juga cukup efektif. Amfoterisin B IV juga dapat diberikan
selama 10 minggu. Untuk mencegah kekambuhan
penyebaran histoplasmosis pada pasien AIDS yang
sudah diobati dengan ketokonazol dapat ditambahkan
pemberian amfoterisin B IVsekali seminggu.

Mukormikosis
Amfoterisin B merupakan obat pilihan untuk
mukormikosis paru kronis. Mukormikosis kraniofasial
juga diberikan amfoterisin B IV di samping melakukan
debri dementdan kontrol diabetes melitus yang sering
menyertainya.

Parakoksidiodomikosis
Ketokonazol 400 mg per hari merupakan obat pilihan
yang diberikan selama 6-12 bulan. Pada keadaan yang
berat dapat ditambahkan amfoterisin B.

INFEKSI DERMATOFIT &


MUKOKUTAN

GRISEOFULVIN
Asal dan kimia

Griseofulvin diisolasi dariPenicillium griseovulyum dierckx

Aktivitas antijamur
Griseofulvinin vitroefektif terhadap berbagai jenis jamur dermatofit
sepertiTrichophyton, Epidermophytondan Microsporum.Terhadap sel muda
yang sedang berkembang griseofulvin bersifat fungisidal. Obat ini tidak efektif
terhadap bakteri, jamur lain dan ragi,Actinomyces dan Nocardia.

Farmakokinetik
Kurang baik penyerapan pada saluran cerna atas karena tidak larut dalam air.
Absorpsi meningkat diberikan bersaam dengan makanan berlemak
Waktu paruh 24jam. 50% dosis oral dikeluarkan selama 5hari bersama urin.
Ditemukan 4-8jam dalam lapisan tanduk setelah pemberian

Efek samping
Sakit kepala, leukopenia, artalgia, demam, pandangan kabur, pusing, mual
muntah, diare,dll

Indikasi
Jamur di kulit,kuku dan rambut, penyembuhan lama
Kandidiasis / tinea versikolor tidak dapat
Dosis tinggi bersifat karsinogenik dan teratogenik

Posologi
Tab 125mg dan 500mg. Tab ultramikro 330mg
Dosis anak 5-15mg/kgbb/hari
Dewasa 500-1000mg/kgbb/hari

INFEKSI DERMATOFIT &


MUKOKUTAN

IMIDAZOL & TRIAZOL(spektrum luas)


MIKONAZOL

ASAL DAN KIMIA. Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang


relatif stabil, mempunyai spektrum antijamur yang lebar terhadap
jamur dermatofit. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak bewama dan
tidak berbau, sebagian kecil larut dalam air tapi lebih larut dalam
pelarut organik.
AKTIVITAS ANTIJAMUR. Mikonazol menghambat aktivitas jamur
Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum, Candida danMalassezia
furfur.Mikonazolin vitro efektif terhadap beberapa kuman Gram positif.
Mekanisme kerja obat ini belum diketahui sepenuhnya. Mikonazol
masuk kedalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel
sehingga permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.
Mungkin pula terjadi gangguan sintesis asam nukleat atau penimbunan
peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan kerusakan. Obat
yang sudah menembus ke dalam lapisan tanduk kulit akan menetap di
sana sampai 4 hari.
Mikonazol topikal diindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor
dan kandidiasis mukokutan. Untuk dermatofitosis sedang atau berat
yang mengenai kulit kepala, telapak dan kuku sebaiknya dipakai
griseofulvin.
Efek samping berupa iritasi,rasa terbakar,kehamilan trimester pertama
dihindari!
Sediaan bentuk krim 2%, gel 2% kandidiasis oral, dan bedak tabur.
Tidak boleh dibubuhkan pada mata!

INFEKSI DERMATOFIT &


MUKOKUTAN

IMIDAZOL & TRIAZOL(spektrum luas)


KLOTRIMAZOL

Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis


tidak larut dalamair, larut dalam alkohol dan kloroform,
sedikit larut dalam eter.
Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibakteri
dengan mekanisme kerja mirip mikonazol dan secara topikal
digunakan untuk pengobatan tinea pedis, kruris dan korporis
yang disebabkan olehT. rubrum, T. mentagrophytes,
E.floccosum danM. canisdan untuk tinea versikolor. Juga
untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan
olehC. albicans.

TOLNAFTAT & TOLSIKLAT


TOLNAFTAT. Tolnaftat adalah suatu tiokarbamat yang
efektif untuk pengobatan sebagian besar dermatofitosis
tapi tidak efektif terhadap kandida.
TOLSIKLAT. Tolsiklat merupakan antijamur topikal yang
diturunkan dari tiokarbamat. Namun karena spektrumnya
yang sempit, antijamur ini tidak banyak digunakan lagi.

INFEKSI DERMATOFIT &


MUKOKUTAN

NISTATIN
Asal dan kimia

Nistatin merupakan suatu antibiotik polien yang


dihasilkan olehStreptomyces noursei. Obat yang
berupa bubuk wama kuning kemerahan ini
bersifat higroskopis, berbau khas, sukar larut
dalam kloroform dan eter. Larutannya mudah
terurai dalam air atau plasma.
Sekalipun nistatin mempunyai struktur kimia dan
mekanisme kerja mirip dengan amfoterisin B,
nistatin lebih toksik sehingga tidak digunakan
sebagai obat sistemik. Nistatin tidak diserap
melalui saluran cema, kulit maupun vagina.

Aktivitas antijamur
Nistatin menghambat pertumbuhan berbagai
jamur dan ragi tetapi tidak aktif terhadap bakteri,
protozoa dan virus.

INFEKSI DERMATOFIT &


MUKOKUTAN

Mekanisme kerja

Nistatin hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yang sensitif.
Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan
sterol pada membran sel jamur atau ragi terutama sekali
ergosterol. Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan
antibiotik ini akan terjadi perubahan permeabilitas membran
sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil.
Candida albicanshampir tidak memperlihatkan resistensti
terhadap nistatin, tetapi C. tropicalis,. C. guillermondidan
C.stellatiodesmulai resisten

Indikasi
Infeksi kandida di kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
Paronikia, vaginitis, dan kandidiasis oral cukup secara topikal

Efek samping
Jarang ditemukan mual muntah dan diare. Tidak superinfeksi

Posologi
Krim, bubuk, salep, suspensi dan obat tetes. Dosis 500ribu1juta unit. 3 x atau 4 x sehari

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN


Asam benzoat dan asam salisilat
Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dalam
perbandingannya 2 : 1(biasanya 6% dan 3%) ini dikenal
sebagai salepWhitfield.
Asam benzoat memberikan efek fungistatik sedangkan
asam Salisilat memberikan efek keratolitik. Karena asam
benzoat hanya bersifat fungistatik maka penyembuhan
baru tercapai setelah lapisan tanduk yang menderita
infeksi terkelupas seluruhnya, sehingga pemakaian obat
ini membutuhkan waktu beberapa minggu sampai
bulanan.
Salep ini banyak digunakan untuk pengobatan tinea
pedis dan kadang-kadang juga untuk tinea kapitis. Dapat
terjadi iritasi ringan pada tempat pemakaian, juga ada
keluhan kurang menyenangkan dari para pemakainya
karena salep ini berlemak.

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN


Asam undesilenat
Asam undesilenat merupakan cairan kuning
dengan bau khas yang tajam. Dosis biasa
dari asam ini hanya menimbulkan efek
fungistatik tetapi dalam dosis tinggi dan
pemakaian yang lama dapat memberikan
efek fungisidal. Dalam hal ini seng berperan
untuk menekan luasnya peradangan.
Obat ini dapat menghambat pertumbuhan
jamur pada tinea pedis, tetapi
efektivitasnya tidak sebaik mikonazol,
haloprogin atau tolnaftat.

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN


Haloprogin
Haloprogin merupakan suatu antijamur sintetik,
berbentuk kristal putih kekuningan, sukar larut
dalam air tetapi larut dalam alkohol. Obat ini bersifat
fungisidal terhadapEpidermophyton, Trichophyton,
Miciosporumdan Malassezia furfur. Haloprogin
sedikit sekali diserap melalui kulit, dalam tubuh akan
terurai menjadi triklorofenol.
Selama pemakaian obat ini dapat timbul iritasi lokal,
rasa terbakar, vesikel, meluasnya maserasi dan
sensitisasi. Sensitisasi mungkin merupakan pertanda
cepatnya respons pengobatan sebab toksin yang
dilepaskan kadang-kadang memperburuk lesi. Di
samping itu obat ini juga digunakan untuk tinea
versikolor.

ANTI JAMUR TOPIKAL LAIN


Siklopiroks olamin
Obat ini merupakan antijamur topikal berspektrum
luas. Penggunaan kliniknya ialah untuk dermatofitosis,
kandidiasis dan tinea versikolor. Siklopiroksolamin
tersedia dalam bentuk krim 1% yang dioleskan pada
lesi 2 kali sehari. Reaksi iritatif dapat terjadi walaupun
jarang.

Terbinafin
Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik
dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan
untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis;
dan juga digunakan secara topikal untuk
dermatofitosis. Terbinafin topikal tersedia dalam
bentuk krim 1 % dan gel 1%. Terbinafin topikal
digunakan untuk pengobatan tinea kruris dan korporis
yang diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu.

PEMILIHAN PREPARAT
Dermatofitosis : tolnaftat / asam
undesilenat
Lesi hiperkeratosis : asam salisilat
Infeksi pada kepala, telapak, dan kuku
biasanya griseofulvin
Tinea versikolor selenium sulfida, natrium
tiosulfat 25% dengan asam salisilat 1%
Kandidiasis : topikal nistatin, amfoterisin
B, mikonazol dan imidazol. Bila tidak
memuaskan ketokonazol oral

Anda mungkin juga menyukai