Anda di halaman 1dari 4

Hati-hati Pamer Foto dan Informasi Anak di

Medsos Bisa Membahayakan


Ibu Dan Anak
Bunda Kania
Ibu dari 2 anak yang berusaha untuk terus menjadi lebih baik
Jadikan Teman | Kirim Pesan
15inShare
Hati-hati Pamer Foto dan Informasi Anak di Facebook Bisa Membahayakan
HL | 17 March 2015 | 13:36

Dibaca: 15886

Komentar: 7

22

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)
Cerita berawal dari sharing seorang ibu di sebuah Grup Komunitas Arisan di BBM.
Salah seorang ibu sebutlah namanya Ika yang berdomisili di Palembang
menceritakan kejadian yang dialaminya serta anak semata wayangnya (sebutlah
namanya Fadli) yang masih berusia 4 tahun
Suatu hari, Ika mengajak Fadli, anaknya untuk berbelanja di Ramayana
Departement Store yang berlokasi di Kawasan Bisnis Ilir Barat Permai Kota
Palembang. Sebagai tujuan pertama ia melihat-lihat kumpulan koleksi baju yang
ada di lantai 1. Sang anak pun awalnya terlihat asyik berlari-lari di sekitar koridor
etalase yang memajang aneka baju-baju tersebut. Semuanya berjalan lancar

menyenangkan sampai akhirnya si ibu mendapatkan baju pilihannya dan


membayarnya di kasir. Fadli pun terlihat senang mengikuti sang ibu.
Ika kemudian mengajak Fadli berkeliling dan melihat-lihat wahana permainan di
lantai berikutnya. Setelah agak siang karena lapar akhirnya Ika memutuskan keluar
untuk membeli makanan yang dijajakan di luar di sekitar toko. Pilihan Ika jatuh pada
sebuah gerobak penjual mie ayam. Tak jauh dari penjual mie tersebut ada seorang
pedagang mainan kapal-kapalan yang biasa dijalankan di atas air. Karena Fadli
tertarik dan merengek ingin melihatnya, akhirnya Ika mendatangi penjual kapalkapalan tersebut menemani Fadli untuk melihatnya.
Karena sudah lapar Ika menuju gerobak penjual mie untuk mulai memesan
makanannya. Ia tanpa sadar meninggalkan Fadli sendiri melihat kapal-kapalan.
Mungkin Ika berpikir karena letak penjual mie tidak jauh, hanya sepelemparan batu
saja dan juga tidak akan lama maka ia meninggalkan anaknya.
Di sinilah kemudian terjadi peristiwa yang mengagetkan Ika. Setelah ia memesan
mie ayam, ia kembali ke tukang kapal-kapalan. Terkejutlah ia begitu melihat bahwa
Fadli, anaknya tidak berada di situ. Si tukang kapal pun lantas memberi tahu kalau
anaknya baru saja pergi dengan lelaki ke arah selatan. Si tukang kapal malah
menganggap laki-laki tadi ayahnya Fadli. Ika pun bergegas mencari anaknya dan
beruntung ia melihat anaknya berjalan dengan seorang lelaki ke arah sebuah mobil.
Karena panik ia berteriak minta tolong dan sontak saja menjadi perhatian orangorang yang ada di sekitar termasuk seorang tukang parkir yang sedang berjaga di
situ.
Setelah berhasil menghampiri laki-laki itu, Ika lantas merebut Fadli dari tangan lakilaki itu. Perang mulut pun terjadi antara Ika dengan lelaki yang usianya sekitar 40an. Ika menuduh lelaki itu akan menculik anaknya. Karena ribut-ribut ini cukup
menyita perhatian, dua orang Security pun datang ke lokasi berusaha untuk melerai
dan mengamankan laki-laki tersebut. Karena takut dan tidak mau terlibat jauh si ibu
lantas memanggil taksi untuk bergegas pulang. Seorang security pun ditugaskan
untuk menemani Ika ini pulang ke rumahnya di wilayah Sukarame.
Sepanjang perjalanan Ika bertanya pada anaknya. Ika saat itu sangat merasa
waswas namun anehnya Fadli malah terlihat tenang tidak ketakutan. Meskipun
kemampuan anaknya bercerita masih terbatas namun sebagai ibu ia dapat
memahami apa yang disampaikan anaknya itu. Sungguh terkejut ia melihat respon
anaknya ketika Ika bertanya dengan nada gusar dan serius. Anaknya justru
menangis ingin kembali bertemu laki-laki tadi. Sambil menangis anaknya merengek
dengan kata-kata yang kurang jelas Ulamaan. Ulaamann (Maksudnya Ultra
Man). Menurut si anak laki-laki tersebut akan mengajaknya kepada Om Toni (Paman
dari si anak yang minggu lalu pernah membelikannya robot-robotan Ultra Man). Si
Laki-laki katanya menyodorkan robot Ultraman itu kepada Fadli dan mengajaknya
bertemu Om Toni ketika si Fadli asyik melihat kapal-kapalan.
Si ibu heran bukan kepalang. Bagaimana si laki-laki itu bisa tau bahwa anaknya
minggu lalu baru diberi robot Ultra Man dan bagaimana si laki-laki yang (akan)
menculik itu tau kalau pamannya si Fadli ini bernama Toni. Karena penasaran ia
langsung menelepon Toni menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.

Anehnya Toni sang paman pun tidak pernah tau/mengenal laki-laki sesuai yang
disebutkan ciri-cirinya. Toni pun sama sekali tidak pernah menyuruh orang untuk
membawa si Fadli bertemu dengannya. Saat ditelepon Toni sedang bertugas di
Padang. Ika pun sangat heran dengan kejadian ini namun ia mencoba menghela
napas dan menenangkan diri. Setidaknya ia merasa bersyukur anaknya selamat
dari penculikan.
Sesampainya di rumah, Ika menjamu security yang menemaninya selama di taksi.
Ika mempersilakan security tersebut untuk sebentar makan dan minum. Suami Ika
yang sebelumnya sudah ditelepon akan kejadian ini saat masih di taksi pun sudah
sampai di rumah. Ia terpaksa pulang cepat dari kantornya. Sambil menikmati sajian
makan dan minum dari Ika sang security pun terlibat percakapan dengan Ika dan
suaminya masih tentang kejadian yang baru saja dialami.
Di tengah-tengah percakapan, HP security tadi berdering. Rupanya security lainnya
yang mengamankan laki-laki tadi di toko. Ia menanyakan apakah Ika sudah sampai
di rumah dengan selamat. Kemudian security di kantor itu bercerita kalau laki-laki
itu akhirnya dibawa ke kantor polisi terdekat karena Laki-laki tersebut tidak bisa
memberikan keterangan yang memuaskan security di kantor atas kejadian yang
baru saja terjadi. Setelah didesak di kantor polisi dengan berbagai pertanyaan, lakilaki tersebut memang berniat untuk menculik Fadli anak dari Ika. Ia mengakui
mencoba merayu Fadli dengan robot-robotan Ultra Man. Beberapa hari sebelumnya
laki-laki yang berinisial RM tersebut mulai mempelajari korbannya melalui Facebook.
Si RM ini rupanyo paham nian soal komputer, ucap security kantor dari seberang
telepon sana yang terdengar karena HP di-loudspeaker. Dengan kemampuan
komputer yang dimilikinya si laki-laki ini rupanya mencoba meng-hack beberapa
akun Facebook. Ia pilih pemilik akun yang sama-sama berdomisili di Palembang.
Dari akun-akun Facebook yang sudah di-hack-nya ia mulai memilih korban yang
akan dijadikan target. Targetnya tentu adalah yang memiliki anak kecil. Cukup
mudah bagi RM untuk mengenali siapa saja yang memiliki anak kecil.
Dari Beranda ia bisa melihat siapa saja yang mem-posting foto-foto anaknya. Dan
pilihan pun jatuh pada Ika karena ia mengetahui bahwa Ika berniat mengajak
anaknya berjalan-jalan ke luar (ke Ramayana). Di situlah RM mulai intense
mempelajari seluk-beluk korban, mulai dari nama si anak (Fadli) sampai termasuk
saat Fadli diberi boneka Ultra Man oleh pamannya. Ini berguna bagi RM untuk
membuat dirinya familiar dengan si anak yang akan dijadikan korban. Dan juga
untuk mengecoh orang lainnya supaya tidak curiga. Orang akan mengira bahwa
dirinya adalah familly dari si anak.
Melalui sharing-nya di BBM Ika belum mengetahui apa motif sesungguhnya dari RM.
Apakah murni menculik untuk meminta tebusan atau ada motif lainnya. Ini masih
dalam penyelidikkan pihak yang berwajib.
Kasus ini mungkin mirip dengan kasus memasang stiker mobil yang menceritakan
tentang informasi keluarga. Namun kini si pelaku menggunakan media sosial
sebagai alat untuk memulai tindak kejahatannya. Cerita ini tentunya menambah
kembali kejadian yang tidak diinginkan akibat dari media sosial dalam hal ini

Facebook. Di samping manfaat-manfaat yang dimilikinya ternyata jika tidak hati-hati


Facebook malah bisa membahayakan penggunanya.
Fasilitias upload foto yang menceritakan aneka sisi dari hidup kita yang bisa dilihat
oleh banyak teman kadang menimbulkan keinginan untuk pamer. Mulai dari apa
yang sedang kita makan, sedang jalan-jalan ke mana, mobil baru yang kita miliki,
bahkan anak kita sendiri. Mungkin karena rasa sayang dan saking bangganya kita
kepada si anak, ada keinginan untuk meng-upload-nya di Facebook membuatnya
segera dikenal banyak orang dunia maya. Atau, karena tren pamer anak di
Facebook telah mendorong para orang tua untuk ikut meng-upload foto-foto
anaknya. Dan tak jarang foto tersebut disertai informasi-informasi tentang diri si
anak mulai dari nama, usia, sekolah atau bermain di mana, kesukaannya makan
apa, hari kemarin ngapain aja dan banyak informasi lainnya. Sebetulnya jika kita
pikir ulang untuk apa manfaatnya semua informasi tentang anak kita ini kita sharekan di Facebook.
Jika kita tidak bijak men-share semua informasi itu jor-joran tak menutup
kemungkinan informasi itu akan digunakan oleh orang-orang yang sedang
mengintai sebagai data intelijen yang digunakan untuk suatu tindak kejahatan.
Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk mengingatkan kembali terutama kita para
ibu untuk lebih berhati-hati dalam bersosial media. Bijak men-share informasi agar
informasi itu tidak disalahgunakan. Karena, bahaya selalu mengintai kapan saja
termasuk mengintai anak-anak kita.
Sayang pada anak kita? Lindungilah mereka bukan dengan jor-joran memamerkan
foto dan informasi mengenai dirinya di media sosial.
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2015/03/17/hati-hati-pamer-foto-dan-informasi-anak-difacebook-bisa-membahayakan-730777.html
Diakses tanggal 26 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai